Anda di halaman 1dari 18

UDG RADIOLOGI

Joceline Angela
1406575600

Penguji:
Prof. Dr. drg. Hanna H. Bachtiar Iskandar, Sp.RKG(K)
drg. Bramma Kiwanjaya, Ph.D
GIGI 37
INFORMASI DIAGNOSTIK

Pasien laki-laki usia 43 tahun (kemungkinan metabolisme tidak seimbang) datang


dengan keluhan gigi belakang bawah kiri berlubang besar (kemungkinan lesi
berasal dari pulpoperiapikal) dan terasa sakit bila digunakan mengunyah
(kemungkinan terdapat inflamasi akut di periapikal) dan sering terselip makanan
sejak ± 6 bulan yang lalu (kemungkinan inflamasi telah mencapai pulpa).

Pemeriksaan Klinis dan Objektif


Gigi 37 🡪 karies Perkusi (+) 🡪 Palpasi (-) 🡪 tidak Vitalitas (-) 🡪
mencapai pulpa kemungkinan terdapat terjadi pembengkakan kemungkinan sudah
(kemungkinan lesi inflamasi akut di nekrosis pulpa
berasal dari periapikal
pulpoperiapikal)
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

• D/ Abses apikalis kronis eksaserbasi akut e.c nekrosis pulpa disertai severe
chronic adult marginal localized periodontitis e.c retensi makanan diperberat
TFO dan unfavorable condition

• DD/ Granuloma terinfeksi e.c nekrosis pulpa disertai severe chronic adult
marginal localized periodontitis e.c retensi makanan diperberat TFO dan
unfavorable condition
JELASKAN ALASAN PEMILIHAN DIAGNOSIS DAN
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
ALASAN DIAGNOSIS

• D/ Abses Apikalis Kronis karena berdasarkan anamnesa, pasien mengeluhkan gigi bawah belakang
kiri berlubang (kemungkinan lesi berasal dari pulpoperiapikal). Pasien merasa sakit saat giginya
dipakai mengunyah makanan (kemungkinan terjadi inflamasi akut di periapikal) dan sering terselip
makanan sejak ± 6 bulan yang lalu (kemungkinan inflamasi telah mencapai pulpa).
• Pada pemeriksaan klinis ditemukan:
• Perkusi (+) Kemungkinan terjadi inflamasi akut di periapikal
• Palpasi (-) Kemungkinan tidak ada pembengkakan
• Vitalitas (-) Kemungkinan gigi sudah nekrosis
• Berdasarkan gambaran radiografis, terlihat gambaran radiolusensi pada mahkota meluas dari
mesiooklusal dan proksimal distal mencapai tanduk pulpa dan ini menjadi kemungkinan penyebab
munculnya lesi periapikal. Pada periapikal gigi 37 terdapat lesi radiolusen dengan struktur interna
radiolusen berkabut dengan batas tepi tidak jelas (diffuse) dan diameter ± 4 mm sehingga dapat
ditegakkan diagnosisnya abses apikalis
ALASAN DIAGNOSIS

• Kronis dikarenakan perjalanan penyakit sudah berjalan lama (± 6


bulan)
• Eksaserbasi Akut karena perkusi (+) menandakan adanya inflamasi
akut di periapikal
• Nekrosis Pulpa karena tes vitalitas (-) menandakan gigi sudah non-
vital
• Disertai karena terdapat 2 kelainan pada gigi namun tidak saling
berhubungan, yaitu pulpoperiapikal disertai periodontal
ALASAN DIAGNOSIS

• Severe karena kehilangan tulang telah mencapai bifurkasi


• Chronic karena pola kerusakan tulang sudah berlangsung lama
• Adult karena usia pasien 43 tahun
• Marginal karena kerusakan tulang alveolar dimulai dari marginal meluas ke 1/3 apikal
• Localized karena tidak terdapat foto lain untuk mendiagnosa regio lainnya
• Periodontitis karena terdapat kerusakan jaringan periodontal dan kehilangan tulang
• e.c retensi makanan karena pasien mengeluhkan giginya sering terselip makanan dan
pada pemeriksaan radiograf terlihat titik kontak yang buruk pada mesial gigi 37
• TFO karena garis oklusi tidak sebidang dengan adanya unfavorable condition (akar
runcing, bengkok dan mahkota tabung)
ALASAN DD

• Alasan DD/:
Granuloma terinfeksi, karena berdasarkan anamnesis pasien mengeluhkan gigi kiri
belakang bawah berlubang sejak 6 bulan yang lalu (kemungkinan kelainan berasal
dari pulpoperiapikal). Pasien merasa sakit saat giginya dipakai mengunyah makanan
(kemungkinan terjadi inflamasi akut di periapikal) dan sering terselip makanan sejak
± 6 bulan yang lalu (kemungkinan inflamasi telah mencapai pulpa).
Pada pemeriksaan objektif diketahui vitalitas (-) (kemungkinan gigi sudah nekrosis),
perkusi (+) (kemungkinan terdapat inflamasi akut di periapikal), palpasi (-)
(kemungkinan tidak terjadi pembengkakan).
Pada pemeriksaan radiografis, terdapat lesi radiolusen berbentuk bulat, batas tidak
jelas dengan struktur interna radiolusen berkabut dengan diameter 4 mm. Terdapat
peningkatan densitas di sekitar lesi sebagai bentuk pertahanan tubuh.
PERTANYAAN UJIAN

1. Bagaimana memprakirakan tinggi tulang bukal dan lingual pada kasus ini?
2. Apa pengaruh larutan developer pada gambaran radiografik?
3. Apa pengaruh cairan fixer pada kejelasan gambaran radiografik?
4. Jelaskan prinsip-prinsip dasar pemeriksaan radiografik?
5. Pada kasus ini apakah tulang alveolar di marginal antara gigi 35 dan 36nya
normal?
1 BAGAIMANA MEMPRAKIRAKAN TINGGI TULANG BUKAL
DAN LINGUAL PADA KASUS INI?

• Dengan cara melihat radiodensitas dari tulang bukal dan lingual,


semakin dekat ke film maka semakin radioopak (yang lebih dekat ke
film yaitu tulang palatal, maka tulang palatal terlihat lebih radioopak
dibandingkan tulang bukal)
• Gambar radiograf blurred di bukal (karena apabila palatal gambarannya
harus jelas) dan karena di bukal blurred karena tulang di bukal tipis dan
tidak terlihat secara radiograf 2D (dimensi ke 3)
Panah Kuning: Tinggi tulang
lingual
Panah Putih: Tinggi tulang bukal
2 APA PENGARUH LARUTAN DEVELOPER
PADA GAMBARAN RADIOGRAFIS?

* Larutan Developer berfungsi mengubah AgBr yang terekspos menjadi black


metallic silver grain (radiolusen). Ketika film yang sudah terekspos masuk ke
developer, awalnya tidak terdapat efek yang terlihat (initial phase)
* Lalu densitas mulai bertambah (awalnya cepat, lalu lama kelamaan melambat).
Akhirnya semua kristal yang terekspos akan terdevelop (berupan menjadi metallic
silver)
* Namun Jika proses developing diteruskan (film dalam developer terlalu lama) maka
semua kristal Agbr yang tidak terekspos juga berubah menjadi black metallic silver,
maka developer juga akan mereduksi kristal yang tidak terekspos sehingga
menyebabkan film menjadi lebih gelap dan foggy dengan detail dan ketajaman yang
buruk.
3 APA PENGARUH CAIRAN FIXER PADA
KEJELASAN GAMBARAN RADIOGRAFIK?

* Larutan fixer menghilangkan kristal silver halida yg underdeveloped dari


emulsi, kalau tidak hilang maka radiograf akan hitam dan tidak bernilai
diagnostik
* Fixer juga mengeraskan dan mengerutkan emulsi film.

* Proses perendaman dalam larutan fixer yang tidak sempurna dapat


menyebabkan gambaran film tampak lebih kehijauan/ tampak kekuningan
atau berembun/keputihan/milky karena residu emulsi, dalam jangka waktu
tertentu foto radiograf dapat berubah warna film menjadi coklat
4 JELASKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
PEMERIKSAAN RADIOGRAFIK?

Justifikasi
• Setiap penggunaan radiasi harus berdasarkan prinsip Risk vs Benefit: manfaat yang diterima
harus lebih besar dibanding risiko yang dapat terjadi
Optimasi
• Dosis penyinaran harus serendah-rendahnya dengan menggunakan prinsip ALARA ( As Low
As Reasonably Achievable), mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial yang dirancang
serta dioperasikan untuk menjamin agar paparan radiasi rendah rendahnya
• Dokter gigi harus mengurangi eksposur terhadap tenaga radiasi, pasien, dan dirinya sendiri
4 JELASKAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
PEMERIKSAAN RADIOGRAFIK?

3. Limitasi
• Dosis yang diterima tidak boleh melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang telah ditentukan untuk
mencegah efek deterministik dan mengurangi munculnya efek stokastik
• Dental: 2-5 mikro sV
• Panoramik: 9-20 mikro sV
• Masyarakat: 5mSv/thn
• Ibu Hamil: 10mSv selama hamil
• Pekerja: 50mSv/tahun, dimana seumur hidup 10mSv x usia
• Dosis efektif adalah dosis dalam proteksi radiasi untuk mencerminkan resiko terkait dosis radiasi,
besarnya adalah jumlah perkalian dosis ekivalen yang diterima Jaringan dengan faktor bobot
jaringan
5 PADA KASUS INI APAKAH TULANG ALVEOLAR DI
MARGINAL ANTARA GIGI 35 DAN 36NYA NORMAL?

• Pada kasus ini tulang alveolar di marginal antara gigi 35 dan 36 tidak
normal, dapat terlihat pada foto radiograf bahwa terjadi:
• Penurunan tulang alveolar
• Alveolar Crest tampak ireguler
• Lamina Dura tampak menebal
• Ruang periodontal tampak melebar
Sedangkan usia pasien 43 tahun sehingga pada tulang alveolar marginal gigi 35
dan 36 berupa kondisi patologis
DAFTAR PUSTAKA

• Mallya SM, Lam EWN. White and Pharoah Oral Radiology Principles and
Interpretation, 8th ed. Elsevier. 2019.
• Whaites E. Essential of Dental Radiography and Radiology 5th ed. Churcill
Livingstone. 2013.

Anda mungkin juga menyukai