com/2012/12/06/anastesiblok-pada-maksila-dan-mandibula/
Anastesi Blok Pada Maksila dan Mandibula
Desember 6, 2012
BY RICARDO 7N@G@
PEMBAHASAN
Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani an-tidak, tanpa dan
aesthtos, persepsi, kemampuan untuk merasa), secara umum
berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan
pembedahan dan berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa
sakit pada tubuh. Istilah anestesi digunakan pertama kali oleh Oliver
Wendel Holmes Sr pada tahun 1846.
Dua Kelompok Anastesi
Obat untuk menghilangkan nyeri terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu
analgetik dan anestesi. Analgetik adalah obat pereda nyeri tanpa
disertai hilangnya perasaan secara total. seseorang yang
mengkonsumsi analgetik tetap berada dalam keadaan sadar. Analgetik
tidak selalu menghilangkan seluruh rasa nyeri, tetapi selalu
meringankan rasa nyeri. Beberapa jenis anestesi menyebabkan
hilangnya kesadaran, sedangkan jenis yang lainnya hanya
menghilangkan nyeri dari bagian tubuh tertentu dan pemakainya tetap
sadar.
Tipe Anastesi
Beberapa tipe anestesi adalah:
1. Pembiusan total hilangnya kesadaran total
2. Pembiusan lokal hilangnya rasa pada daerah tertentu yang
diinginkan (pada sebagian kecil daerah tubuh).
3. Pembiusan regional hilangnya rasa pada bagian yang lebih luas
dari tubuh oleh blokade selektif pada jaringan spinal atau saraf yang
berhubungan dengannya
Pembiusan lokal atau anestesi lokal adalah salah satu jenis anestesi
yang hanya melumpuhkan sebagian tubuh manusia dan tanpa
menyebabkan manusia kehilangan kesadaran. Obat bius jenis ini bila
digunakan dalam operasi pembedahan, maka setelah selesai operasi
tidak membuat lama waktu penyembuhan operasi.
untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi saraf yang layak. Hal ini
disebabkan adanya persaingan dengan ion-kalsium yang berada
berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membrane neuron.
Pada waktu bersamaan, akibat turunnya laju depolarisasi, ambang
kepekaan terhadap rangsangan listrik lambat laun meningkat,
sehingga akhirnya terjadi kehilangan rasa setempat secara reversible.
Ketika diinjeksikan ke jaringan lunak, anestesi lokal memiliki aksi
farmakologik pada pembuluh darah. Semua anestesi lokal memiliki
derajar vasoaktivitas, kebanyakan menghasilkan dilatasi pembuluh
kapiler di tempat larutan diinjeksikan dan beberapa dapat
menyebabkan vasokonstriksi.
Anestesi lokal jenis ester merupakan obat vasodilatasi yang poten.
Prokain, vasodilator paling poten digunakan secara klinis ketika aliran
darah perifer terganggu karena injeksi intraarterial tidak sengaja
(misalnya tiopental). Tetrakain, klorprokain dan propoksikain juga
mempunyai sifat vasodilator yang bervariasi meski tidak sepoten
prokain. Kokain adalah satu-satunya anestesi lokal yang mempunyai
sidaf vasokonstriksi. Aksi inisiasi kokain tetapi dimulai dengan
vasodilatasi yang diikuti dengan vasokonstriksi yang memanjang.
Efek klinis vasodilatasi adalah meningkatkan kecepatan absorpsi ke
dalam darah yang kemudian dapat meningkatkan potensi overdosis
atau toksisitas. Kecepatan anestesi lokal diabsorpsi ke peredaran darah
sistemik dan mencapak level puncak bervariasi tergantung cara
pemberian obatnya.
Absorbsi Anastesi Lokal
Oral
Semua anestesi lokal tidak baik diabsorpsi di saluran cerna setelah
pemakaian secara oral, kecuali untuk kokain. Hampir semua anestesi
lokal mengalami first-pass effect di hepar sehingga obat
Otak 14 %
Kulit 6 %
Hepar 6 %
Tulang 5 %
Otot jantung 3 %
Lain-lain 8 %.6
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar anestesi lokal dalam darah:
Kecepatan absorpsi
Kecepatan distribusi obat (lebih cepat pada orang sehat daripada
pada pasien medically compromised)
Eliminasi obat melalui proses metabolisme dan ekskresi.5
Metabolisme tubuh terhadap Anastesi Lokal
Toksisitas tergantung pada keseimbangan absorpsi dengan
metabolisme
Ester: hidrolisis di plasma dengan bantuan enzim
pseudokolinesterase
Sebagai contoh klorprokain, prokain dan tetrakain berturut-turut
mempunyai kecepatan hidrolisis 4,7; 1,1 dan 0,3 (hmol/ ml/ hr)
Makin cepat kecepatan hidrolisis, makin kecil potensi toksisitas
anestesi lokal
Biotransformasi anestesi lokal amida lebih kompleks daripada
golongan ester
Organ metabolisme lidokain, mepivakain, artikain, etidokain,
bupivakain: hepar sedangkan prilokain dimetabolisme di hepar dan
paru-paru
Fungsi hati yang normal merupakan faktor penting pada proses
metabolisme
topikal
Efektif bila tanpa vasokonstriktor, kec absorpsi & tox , masa kerja lbh
pendek
b. Farmakokinetik
Mudah diserap dr tmpt injeksi
Dapat tembus sawar darah otak
Metab : hati; eks : urin
c. Indikasi
Injeksi : anestesi infiltrasi, blokade saraf, anest epidural, anest
kaudal, anest mukosa
Anest infiltrat : lar 0,25-0,50% dg atau tanpa adrenalin
Kedok gigi : lar 1-2% lido dg adrenalin
Anest permukaan , anest kornea mata (lidokain 2% + adrenalin)
Turunkan iritabilitas jantung.1
Anastesi Blok Mandibula
Anestesi blok rahang bawah biasanya dilakukan apabila kita
memerlukan daerah yang teranestesi luas misalnya pada waktu
pencabutan gigi posterior rahang bawah atau pencabutan beberapa
gigi pada satu quadran. Saraf yang dituju pada anestesi blok teknik
Gow-Gates adalah N. Mandibularis sedangkan pada Teknik Akinosi dan
Teknik Fisher saraf yang dituju adalah :N. Alveolaris inferior dan N.
Lingualis Dengan teknik Gow- Gates daerah yang teranestesi adalah :
Gigi mandibula setengah quadran, mukoperiosteum bukal dan
membrane mukosa pada daerah penyuntikan , dua pertiga anterior
lidah dan dasar mulut, jaringan lunak lingual dan periosteum, korpus
mandibula dan bagian bawah ramus serta kulit diatas zigoma , bagian
posterior pipi dan region temporal. Sedangkan daerah yang teranestesi
pada teknik Akinosi dan Teknik Fisher adalah : gigi gigi mandibula
setengah quadran, badan mandibula dan ramus bagian bawah,
injeksi jarum.
4. Gambaran anatomi :
Mucogingival junction dari molar kedua dan molar ketiga maksila
Tuberositas maksila
5. Daerah insersi jarum diberi antiseptic kalau perlu beri topikal
anestesi.
6. Pasien diminta mengoklusikan rahang, otot pipi dan pengunyahan
rileks.
7. Jarum suntik diletakkan sejajar dengan bidang oklusal maksila,
jarum diinsersikan posterior dan sedikit lateral dari mucogingival
junction molar kedua dan ketiga maksila.
8. Arahkan ujung jarum menjauhi ramus mandibula dan jarum
dibelokkan mendekati ramus dan jarum akan tetap didekat N.
Alveolaris inferior.
9. Kedalaman jarum sekitar 25 mm diukur dari tuberositas maksila.
10. Aspirasi, bila negatif depositkan anestetikum sebanyak 1,5 1,8 ml
secara perlahan-lahan. Setelah selesai , spuit tarik kembali.
Kelumpuhan saraf motoris akan terjadi lebih cepat daripada saraf
sensoris. Pasien dengan trismus mulai meningkat kemampuannya
untuk membuka mulut.
Teknik Fisher :
Prosedur :
Posisi pasien duduk dengan setengah terlentang. Aplikasikan antiseptic
didaerah trigonum retromolar. Jari telunjuk diletakkan dibelakang gigi
terakhir mandibula, geser kelateral untuk meraba linea oblique
eksterna. Kemudian telunjuk digeser kemedian untuk mencari linea
oblique interna, ujung lengkung kuku berada di linea oblique interna
dan permukaan samping jari berada dibidang oklusal gigi rahang
bawah.
Posisi I : Jarum diinsersikan dipertengahan lengkung kuku , dari sisi