Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MATEMATIKA EKONOMI

(MATRIKS)

DISUSUN OLEH:
Chusnul Fahruni Armin
(2013-29-021)

DOSEN:
Ali Tutupoho SE

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2013
1. DEFINISI MATRIKS

Beberapa pengertian tentang matriks :

1. Matriks adalah himpunan skalar (bilangan riil atau kompleks) yang

disusun atau dijajarkan secara empat persegi panjang menurut baris-baris

dan kolom-kolom.

2. Matriks adalah jajaran elemen (berupa bilangan) berbentuk empat persegi

panjang.

3. Matriks adalah suatu himpunan kuantitas-kuantitas (yang disebut elemen),

disusun dalam bentuk persegi panjang yang memuat baris-baris dan

kolom-kolom.

2. JENIS-JENIS MATRIKS

Notasi yang digunakan

Atau Atau

NOTASI MATRIKS

Matriks kita beri nama dengan huruf besar seperti A, B, C, dll. Matriks yang

mempunyai I baris dan j kolom ditulis A=(aij ), artinya suatu matriks A yang

elemen-elemennya aij dimana indeks I menyatakan baris ke I dan indeks j

menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut.


Secara umum :

Matriks A=(aij ), i=1, 2, 3,..m dan j=1, 2, 3,., n yang berarti bahwa

banyaknya baris m dan banyaknya kolom n.

Contoh : -1 -3
-3
2 3 12 -1
A= B= -4 C=
2 12

Ukuran matriks 2x2 2x1 1x4


Jumlah baris 2 2 1
Jumlah kolom 2 1 4

Matriks yang hanya mempunyai satu baris disebut MATRIKS BARIS,

sedangkan matriks yang hanya mempunyai satu kolom disebut MATRIKS

KOLOM. Dua buah matriks A dan B dikatakan SAMA jika ukurannya sama

(mxn) dan berlaku aij = bij untuk setiap i dan j

Berikut ini diberikan beberapa jenis matriks selain matriks kolom dan matriks

baris :

MATRIKS NOL, adalah matriks yang semua elemennya nol

Sifat-sifat :

1. A+0=A, jika ukuran matriks A = ukuran matriks 0

2. A*0=0, begitu juga 0*A=0.


MATRIKS BUJURSANGKAR, adalah matriks yang jumlah baris dan jumlah

kolomnya sama. Barisan elemen a11, a22, a33, .ann disebut diagonal utama dari

matriks bujursangkar A tersebut.

Contoh : Matriks berukuran 2x2

1 0
A= 2 3

MATRIKS BUJURSANGKAR ISTIMEWA

a. Bila A dan B merupakan matriks-matriks bujursangkar sedemikian

sehingga AB=BA maka A dan B disebut COMMUTE (saing).

b. Bila A dan B sedemikian sehingga AB=-BA maka A dan B disebut ANTI

COMMUTE.

c. Matriks M dimana Mk+1=M untuk k bilangan bulat positif disebut matriks

PERIODIK.

d. Jika k bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga Mk+1=M maka

M disebut PERIODIK dengan PERIODE k.

e. Jika k=1 sehingga M2=M maka M disebut IDEMPOTEN.

f. Matriks A dimana Ap=0 untuk p bilangan bulat positif disebut dengan

matriks NILPOTEN.

g. Jika p bilangan positif bulat terkecil sedemikian hingga Ap=0 maka A

disebut NILPOTEN dari indeks p.


MATRIKS DIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang semua elemen

diluar diagonal utamanya nol.

Contoh :
1 0 0

A= 0 2 0
0 0 3

MATRIKS SATUAN/IDENTITY, adalah matriks diagonal yang semua elemen

diagonalnya adalah 1.

Contoh : 1 0 0
0 1 0
A=
0 0 1

Sifat-sifat matriks identitas :

1. A*I=A

2. I*A=A

MATRIKS SKALAR, adalah matriks diagonal yang semua elemennya sama

tetapi bukan nol atau satu.

Contoh :
4 0 0
0 4 0
A=
0 0 4

MATRIKS SEGITIGA ATAS (UPPER TRIANGULAR), adalah matriks

bujursangkar yang semua elemen dibawah diagonal elemennya = 0.


1 3 2 1
0 1 2 3
A=
0 0 4 0
0 0 0 1

MATRIKS SEGITIGA BAWAH (LOWER TRIANGULAR), adalah matriks

bujursangkar yang semua elemen diatas diagonal elemennya = 0.

1 0 0 0
4 2 0 0
A=
1 2 3 0
1 3 2 1

MATRIKS SIMETRIS, adalah matriks bujursangkar yang elemennya simetris

secara diagonal. Dapat juga dikatakan bahwa matriks simetris adalah matriks

yang transposenya sama dengan dirinya sendiri.

Contoh : 1 2 0 1 2 0
2 3 1 2 3 1
A= dan AT=
0 1 1 0 1 1

MATRIKS ANTISIMETRIS, adalah matriks yang trnsposenya adalah negatif

dari matriks tersebut. Maka AT=-A dan aij=-aij, elemen diagonal utamanya = 0

Contoh :
0 1 -3 0 0 -1 3 0
A= -1 0 4 2
maka AT = 1 0 -4 -2
3 -4 0 -1 -3 4 0 1
0 2 1 0 0 -2 -1 0
1 1
MATRIKS TRIDIAGONAL, adalah matriks bujursangkar yang semua elemen-

elemennya = 0 kecuali elemen-elemen pada diagonal utama serta samping

kanan dan kirinya.

Contoh : 1 2 0 0
1 2 3 0
A=
0 2 3 4
0 0 4 5
1

MATRIKS JODOH , adalah jika A matriks dengan elemen-elemen bilangan

kompleks maka matriks jodoh dari A didapat dengan mengambil kompleks

jodoh (CONJUGATE) dari semua elemen-elemnya.

Contoh :
2+3i 2i 2-3i -2i
A= 5 3-i maka = 5 3+i

MATRIKS HERMITIAN. Matriks bujursangkar A=(aij) dengan elemen-elemen

bilangan kompleks dinamakan MATRIKS HERMITIAN jika ()'=A atau

matriks bujursangkar A disebut hermitian jika a ij = ij . dengan demikian jelas

bahwa elemen-elemen diagonal dari matriks hermitian adalah bilangan-bilangan

riil.

Contoh :
2 5+i 2 5-i
A= maka dan '= 2 5+i
5-i 3 5+i 3 5-i 3
MATRIKS EKUIVALEN, Dua buah matriks A dan B disebut ekuivalen

(A~B) apabila salah satunya dapat diperoleh dari yang lain dengan

transformasi-transformasi elementer terhadap baris dan kolom. Kalau

transformasi elementer hanya terjadi pada baris saja disebut ELEMENTER

BARIS, sedangkan jika transformasi terjadi pada kolom saja disebut

ELEMENTER KOLOM.

Contoh :

2 3 1 4 1 0
A= 4 1 0 dan B= 2 3 1

A dan B adalah ekuivalen baris karena jika kita mempertukarkan baris ke-1

dengan baris ke-2 pada matriks A atau H12(A), maka akan didapat matriks B.

3 0 2 1 K12(1) 4 0 2 1 K42(-1)
4 1 3 1 5 1 3 1
A=

K1+(1*K2) K4+(-1*K2)

3 0 2 1 H12 5 1 3 1
5 1 3 1 3 0 2 1

MATRIKS ELEMENTER, Anxn disebut matriks elementer jika dengan sekali

melakukan transformasi elementer terhadap suatu matriks identity I diperoleh

Anxn.
Contoh : Diketahui matriks

1 0 0 0 1 0
0 1 0 1 0 0
I3 = H12(I)
0 0 1 0 0 1

H31(k)(I) 1 0 0
0 1 0
k 0 1

H3+(k* H2)

H32(-4)(I)
1 0 0
0 1 0
0 -4 1
H3+(-4* H2)

3. PENJUMLAHAN, PENGURANGAN, PERKALIAN & PEMBAGIAN

MATRIKS

PENJUMLAHAN MATRIKS

Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang

mempunyai ukuran (orde) yang sama. Jika A=(aij ) dan B=(bij ) adalah

matriks-matriks berukuran sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij )

dimana (cij ) = (aij ) +(bij ) atau [A]+[B] = [C] mempunyai ukuran yang sama

dan elemennya (cij ) = (aij ) +(bij )

Contoh :
3 1 0 2 1 0 2
A= 4 2 B= C= maka
1 3 1 0 5

3 1 0 2
A+B = 4 2
+ 1 3
= 3+0 1+2 = 3 3
4+1 2+3 5 5

3 1 1 0 2
A+C = 4 2
+ 1 0 5

A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan B

mempunyai ukuran yang tidak sama.

PENGURANGAN MATRIKS

Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat

dilakukan pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika

ukurannya berlainan maka matriks hasil tidak terdefinisikan.

Contoh :

A= 3 4 B= 0 2 maka
4 5 3 4

3 4 0 2 3-0 4-2 3 2
A-B = 4- 5 - 3 4 = 4-3 5-4 = 1 1
PERKALIAN MATRIKS DENGAN SKALAR

Jika k adalah suatu bilangan skalar dan A=(aij ) maka matriks kA=(kaij ) yaitu

suatu matriks kA yang diperoleh dengan mengalikan semua elemen matriks A

dengan k. Mengalikan matriks dengan skalar dapat dituliskan di depan atau

dibelakang matriks. Misalnya [C]=k[A]=[A]k dan (cij ) = (kaij )

Contoh :

A= 1 2 3 maka 2A= 2* 1 2*2 2* 3


0 -1 5 2* 0 2*-1 2*5

Pada perkalian skalar berlaku hukum distributif dimana k(A+B)=kA+kB.

Contoh :

A= 0 1 B= 3 4 dengan k=2, maka


2 -1 1 1

K(A+B) = 2(A+B) = 2A+2B

0 1 3 4 3 5 6 10
2(A+B) = 2 2 -1 + 1 1 =2 3 0 = 6 0

0 1 3 4 6 10
2A+2B = 2 2 -1 + 2 1 1
= 6 0

PERKALIAN MATRIKS DENGAN MATRIKS

Beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Perkalian matriks dengan matriks umumnya tidak komutatif.


2. Syarat perkalian adalah jumlah banyaknya kolom pertama matriks sama

dengan jumlah banyaknya baris matriks kedua.

3. Jika matriks A berukuran mxp dan matriks pxn maka perkalian A*B

adalah suatu matriks C=(cij ) berukuran mxn dimana

cij = ai1b1j + ai2b2j + ai3b3j + .+ aipbpj

3
Contoh : 1) A= 3 2 1 dan B= 1 maka
0

3
A x B= 3 2 1 * = (3*3) + (2*1) + (1*0) = 11
1
0

3
3 2 1
1
2) A= 1 2 B= maka
0
1

(3*3) + (2*1) + (1*0) 11


Ax B = (1*3) + (2*1) + (1*0)
= 5

Beberapa Hukum Perkalian Matriks :

1. Hukum Distributif, A*(B+C) = AB + AC

2. Hukum Assosiatif, A*(B*C) = (A*B)*C

3. Tidak Komutatif, A*B B*A


4. Jika A*B = 0, maka beberapa kemungkinan

(i) A=0 dan B=0

(ii) A=0 atau B=0

(iii) A0 dan B0

5. Bila A*B = A*C, belum tentu B = C

PEMBAGIAN MATRIKS

Operasipembagianatasduamatriks tidakterdefinisikan.Operasi A/B atau

B/Atidakadadalamkamusaljabarmatrix.Padamatrikstidakberlakuoperasi

pembagian,tapiadagantinya,yaituperkaliandenganinversmatriks.

4. DETERMINAN PADA MATRIKS

Setiap matriks persegi mempunyai nilai determinan. Nilai determinan dari

suatu matriks merupakan suatu skalar. Jika nilai determinan suatu matriks

sama dengan nol, maka matriks tersebut disebut matriks singular. Matriks

singular tidak mempunyai invers/balikan.

Untuk matriks B berordo 3 x 3, determinan matriks B ini didefinisikan

sebagai berikut menggunakan kaidah Sarrus.


Determinan adalah suatu fungsi tertentu yang menghubungkan suatu bilangan

rill dengan suatu matriks bujursangkar.

Sebagai contoh, kita ambil matriks A2x2


A= Tentukan determinan A

Untuk mencari determinan matriks A maka, detA = ad - bc

DETERMINAN DENGAN MINOR DAN KOFAKTOR

A= Tentukan determinan A

Pertama buat minor dari a11

M11 = = detM = a22a33 x a23a32

Kemudian kofaktor dari a11 adalah

c11 = (-1)1+1M11 = (-1)1+1a22a33 x a23a32

Kofaktor dan minor hanya berbeda tanda Cij=Mij untuk membedakan apakah

kofaktor pada ij adalah + atau - maka kita bisa melihat matrik dibawah ini

Begitu juga dengan minor dari a32

M32 = = detM = a11a23 x a13a21


Maka kofaktor dari a32 adalah

c32 = (-1)3+2M32 = (-1)3+2 x a11a23 x a13a21

Secara keseluruhan, definisi determinan ordo 3x3 adalah

det(A) = a11C11+a12C12+a13C13

DETERMINAN DENGAN EKSPANSI KOFAKTOR PADA BARIS

PERTAMA

Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A=

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 - a12 + a13

= a11(a22a33 - a23a32) - a12(a21a33 - a23a31) + a13(a21a32 - a22a31)

= a11a22a33 + a12a23a31 + a13a21a32 - a13a22a31 - a12a21a33 - a11a23a32

Contoh Soal:

A= tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor

baris pertama

Jawab:
det(A) = =1 -2 +3 = 1(-3) - 2(-8) +

3(-7) = -8

DETERMINAN DENGAN EKSPANSI KOFAKTOR PADA KOLOM

PERTAMA

Pada dasarnya ekspansi kolom hampir sama dengan ekspansi baris seperti di

atas. Tetapi ada satu hal yang membedakan keduanya yaitu faktor pengali.

Pada ekspansi baris, kita mengalikan minor dengan komponen baris pertama.

Sedangkan dengan ekspansi pada kolom pertama, kita mengalikan minor

dengan komponen kolom pertama.

Misalkan ada sebuah matriks A3x3

A=

maka determinan dari matriks tersebut dengan ekspansi kofaktor adalah,

det(A) = a11 - a21 + a31

= a11(a22a33 - a23a32) - a21(a21a33 - a23a31) + a31(a21a32 - a22a31)

= a11a22a33 + a21a23a31 + a31a21a32 - a22(a31)2 - (a21)2a33 - a11a23a32

Contoh Soal:
A= tentukan determinan A dengan metode ekspansi kofaktor

kolom pertama

Jawab:

det(A) = =1 -4 +3 = 1(-3) - 4(-8) +

3(-7) = 8

ADJOIN MATRIKS 3 X 3

Bila ada sebuah matriks A3x3

A=

Kofaktor dari matriks A adalah

C11 = -12 C12 = 6 C13 = -16

C21 = 4 C22 = 2 C23 = 16

C31 = 12 C32 = -10 C33 = 16

maka matriks yang terbentuk dari kofaktor tersebut adalah


untuk mencari adjoint sebuah matriks, kita cukup mengganti kolom menjadi

baris dan baris menjadi kolom

adj(A) =

DETERMINAN MATRIKS SEGITIGA ATAS

Jika A adalah matriks segitiga nxn (segitiga atas, segitiga bawah atau segitiga

diagonal) maka det(A) adalah hasil kali diagonal matriks tersebut

Contoh

= (2)(-3)(6)(9)(4) = -1296

5. MATRIKS KOFAKTOR

INVERS MATRIKS

Matriks persegi A mempunyai invers, jika ada matriks B sedemikian hingga

AB = BA = Inxn dengan I matriks identitas. Pada persamaan AB = BA = Inxn

A dan B disebut saling invers. Berikut adalah syarat suatu matriks A dikatakan

mempunyai invers.
1. Jika | A | = 0, maka matriks A tidak mempunyai invers. Oleh karena itu,

dikatakan matriks A sebagai matriks singular.

2. Jika | A | <> 0, maka matriks A mempunyai invers. Oleh karena itu,

dikatakan matriks A sebagai matriks nonsingular.

Untuk matriks A = berordo 2 x 2 ini, kita dapat menentukan

inversnya sebagai berikut:

Untuk menentukan invers suatu matriks dengan ordo 3 x 3, maka kita harus

memahami tentang matriks minor, kofaktor, dan adjoint.

1. Matriks Minor

Matriks minor Mij diperoleh dengan cara menghilangkan elemen-elemen pada

baris ke-i dan kolom ke-j matriks A berordo 3 x 3, sehingga didapat matriks
baru dengan ordo 2 x 2. Determinan dari matriks tersebut disebut minor dari

determinan matriks A, ditulis dengan

Minor-minor dari matriks A adalah sebagai berikut:


2. Kofaktor

Kofaktor dari baris ke-i dan kolom ke-j dituliskan dengan . Untuk

menentukannya, ditentukan dengan rumus

Kofaktor-kofaktor dari matriks A adalah sebagai berikut:


3. Adjoint

Misalkan suatu matriks A berordo n x n dengan kofaktor dari matriks A,

maka:

Untuk matriks A berordo 3 x 3, maka:


Untuk menentukan determinan dari matriks berordo 3 x 3, selain dengan

kaidah Sarrius, dapat juga digunakan matriks minor dan kofaktor.

Determinan matriks A (det A) dapat ditentukan menggunakan rumus:

Anda mungkin juga menyukai