Anda di halaman 1dari 73

Obat-Obatan

Anestesi Periode 8 Agustus – 10 September 2022


1. Metoklopramid

1. Sediaan: oral (tablet, kapsul, sirup), injeksi


2. Jumlah dalam sediaan: tablet 10 mg, sirup 5 mg, injeksi 10 10. Farmakokinetik :
mg/2ml, 5mg/1ml
3. Dosis: 10-20 mg (0,25 mg/kgbb) A : diabsorbsi cepat dengan konsentrasi
4. Onset Kerja: 3-5 menit (IV) 30-60 Menit (Oral) plasma maksimum
5. Durasi Kerja: 1-2 jam
D : Berikatan secara lemah dengan
6. Farmakodinamik: antagonis reseptor dopamin 2
protein plasma (terutama albumin)
7. Efek samping: efek ekstrapiramidal, hiperprolaktenrmia,
sebanyak 13-30%
tardive diskinesia, mengantuk, gelisah, diare, depresi, ruam
kulit, dll M : di hati
8. Cara pemberian: PO, IV, IM
9. Kontraindikasi: obstruksi gastrointestinal, perforasi atau E : melalui urin
perdarahan, gejala ekstrapiramidal, menyusui, dll
2. Pantoprazole

1. Golongan: PPI
2. Sediaan: Tablet, serbuk terliofilisasi (injeksi) 10. Farmakokinetik:
3. Jumlah dalam sediaan: Tablet 20mg, 40mg. Vial 40 mg A: Diserap dengan cepat. Waktu untuk
serbuk terliofilisasi konsentrasi plasma puncak: +/-2-2,5 jam
4. Pengenceran: rekonstitusi dengan NaCl 0,9% 10 mL →infus (oral). Bioavailabilitas: +/- 77%.
dalam NaCl 0,9% atau glukosa 5% D: Memasuki ASI. Volume distribusi: 11-23,6L.
5. Dosis: 1x20-40 mg/hari. Injeksi 1-2 mg/kgBB/dosis (single Pengikatan protein plasma: Kira-kira 98%
dose/terbagi 2 setiap 12 jam) (terutama pada albumin).
6. Onset Kerja: cepat, maksimal 2-6 jam M: di hati,
7. Durasi Kerja: 24 jam E: 80% urin, feses
8. Farmakodinamik: PPI -> berikatan dengan H+/K+ATPase
pada sel parietal -> supresi sekresi asam lambung 11. Cara Pemberian: PO, IV
9. ESO: JARANG. diare, sakit kepala, URT infection, abdominal
pain. Long term: defisiensi Vit.B12, Fe, Ca, Mg, bone 12. KI: hipersensitif
demineralization
3. Ranitidin

1. Sediaan: tablet, sirup, injeksi


2. Jumlah dalam sediaan: tablet (150 mg, 300 mg),
sirup (75 mg/5ml), ampul (25 mg/ml)
3. Pelarutan: -
4. Dosis: 2x150 mg 7. Farmakodinamik: antagonis reseptor histamin di
5. Onset kerja: 2-3 jam mukosa lambung -> supresi sekresi asam lambung
6. Durasi kerja: 6-8 jam 8. ESO: sakit kepala, diare, mual, muntah, nyeri perut
7. Farmakokinetik: 9. Cara pemberian: PO, IV, IM
A: diserap di GI tract dg bioavailibilitas 50-88% 10. Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap ranitidin
D: plasma protein binding 15%
M: di hati
E: t1/2 -> 1 - 3 jam70% urin, 30% feses
4. Ondansetron

1. Sediaan: tab, tab cepat larut, sirup, ampul, vial, supp


2. Jumlah dalam sediaan: tablet (4mg, 8mg), sirup 4mg/5mL,
ampul/vial 2mg/mL
3. Pelarutan: IV infusion: Dilute in 50-100 mL of 5% dextrose in 7. Farmakodinamik: selective antagonist 5-
water, 0.9% NaCl or other compatible infusion fluids (e.g. 10%
HT3 receptor on vagal afferents → cegah
mannitol, Ringer’s solution, 0.3% KCl and 0.9% NaCl, 0.3% KCl and
vagal refleks
5% glucose).
8. ESO: sakit kepala, pusing, konstipasi,
4. Dosis: 4-16mg/hari
nyeri perut, kram/kaku otot, nyeri otot,
5. Onset kerja: 30 menit
6. Half life: 3-4 jam, lansia 6-8jam
penglihatan buram, bradikardia
7. Farmakokinetik: 9. Cara pemberian: PO, IV, IM, supp
A: diserap di GI tract dg bioavailibilitas 56-60%, D: plasma protein 10. Kontraindikasi: hipersensitivitas,
binding 73%, crosses placenta, M: di hati , E: urin, feses. sindroma perpanjangan interval QT
Elimination half-life: Approx 3-6 hours (oral/parenteral); Approx 6 bawaan.
hours (rectal).
5. Adrenalin/Epinefrin

1. Sediaan: solusio injeksi dengan konsentrasi 1:1000


7. Farmakodinamik: stimulasi langsung reseptor beta-1
(1 mg/mL), 1:10.000 (0.1 mg/mL [100 mcg/mL]),
miokardium meningkatkan tekanan darah, cardiac output,
konsentrasi 1:100.000 (10 mcg/mL)
dan kebutuhan O2 miokard dengan meningkatkan
2. Dosis: kontraktilitas dan denyut jantung. Stimulasi reseptor beta-
a. Cardiac arrest & Syok : bolus IV 0,05 - 1 mg 2 merelaksasi otot polos bronkus.
b. Syok anafilaktik : 100-500 mcg (diulang bila
8. Efek samping: cerebral hemorrhage, coronary
perlu)
ischemia, ventricular dysrhytmias
c. Memperbaiki kontraktilitas myokard atau
HR : infus 1 mg dlaam 250 mL 9. Cara pemberian: injeksi IV, IM, SC
3. Onset Kerja: rapid onset (3-5 menit) 10.Kontraindikasi: Hipertensi yang sudah ada
sebelumnya, penyakit pembuluh darah oklusif,
4. Durasi Kerja: 2-10 menit
hipersensitivitas, aritmia jantung atau takikardia. Bila
5. Farmakokinetik: obat dalam sirkulasi digunakan dengan anestesi lokal: prosedur yang
dimetabolisme di hepar, diekskresi di urin sebagai melibatkan jari, telinga, hidung, penis atau skrotum.
metabolit inaktif metanefrin.
6. Noradrenalin/Norepinefrin
1. Sediaan: Injeksi diberikan intravena
2. Jumlah dalam sediaan: Dus isi 1 blister x 5 ampul @ 4 mL
3. Pengenceran: Harus diencerkan terlebih dahulu sebelum
diberikan melalui infus intravena.
4. Dosis:
- Dosis awal: 2 - 3 mL (dari 8 - 12 mcg cairan dasar) tiap menit. - Sistem saraf : kecemasan, sakit kepala sementara.
- Dosis rumatan rata-rata: antara 0,5 - 1 mL tiap menit (dari 2 - 4 - Sistem pernapasan : kesukaran bernapas.
mcg cairan dasar). - Kulit : nekrosis ekstravasasi pada tempat injeksi.
1. Onset kerja: IV 1-2 menit 9. Cara pemberian
2. Durasi kerja: pendek - Pemberian infus norepinephrine harus dilakukan
3. - Farmarkokinetik: (A) tidak efektif bila diberikan secara oral. melalui pembuluh vena besar. Tambahkan satu
Secara intravena, memiliki respon vasopresor yang cepat. (D) ampul (4 mg/4 mL) norepinephrine ke dalam 1000
Jaringan saraf simpatik, melewati plasenta, namun tidak melewati mL larutan yang mengandung dextrose 5%. Tiap mL
sawar darah otak. (M) dihati dan jaringan lain. (E) dalam urin. larutan hasil pengenceran tersebut mengandung 4
- Farmakodinamik: neurotransmitter dalam sistem saraf simpatik, mcg norepinephrine.
secara langsung stimulasi reseptor adrenergik α, β1, dan β2 10. Kontraindikasi: Pasien yang mengalami hipotensi
4. Efek samping karena karena defisit volume darah
- Tubuh keseluruhan : cedera iskemik yang disebabkan oleh efek - thrombosis vaskuler mesenterik atau perifer
vasokonstriktor yang kuat dan hipoksia jaringan. - Selama tindakan anestesi dengan cyclopropane dan
- Sistem kardiovaskuler : bradikardia (yang mungkin terjadi karena halothane
refleks akibat peningkatan tekanan darah), aritmia.
7. Dobutamine

1. Sediaan: Injeksi (ampul, vial)


2. Jumlah dalam sediaan: 5 ml (50 mg/ml), 20 ml (250 mg/20
ml) 11. Farmakokinetik
3. Pengenceran: larutan infus (NaCl 0.9%, RL, Glukosa 10 %, dan
tidak boleh dalam larutan alkali) A : Setelah pemberian, efek kerja timbul
4. Dosis: 2,5-10 mcg/kgBB/menit disesuaikan menurut dalam 2 menit, dan konsentrasi plasma
responnya puncak dan efek obat dalam 10 menit
5. Onset Kerja: setelah 2-3 menit D : Tidak diketahui
6. Durasi Kerja: 10 menit
7. Farmakodinamik: efek kuat untuk menstimulasi reseptor B1, M : Di hati dan jaringan lain
efek lemah pada reseptor B2 dan A1
8. Efek samping: Takikardia, TD Sistolik meningkat, flebitis, mual, E : Banyak di urin, dan sedikit melalui
sakit kepala, sesak napas, nyeri dada feses
9. Cara pemberian: Infus Intravena
10.Kontraindikasi:Stenosis subaorta, hipertrofik idiopatik, dl
8. Amiodarone
1. Sediaan: tablet dan injeksi
2. Jumlah dalam sediaan: tablet 200 mg, injeksi 5 mg/ml,
15mg/3ml
3. Pelarutan: - 7. Farmakodinamik: memperpanjang interval QT,
4. Dosis: oral: 200 mg (initial), IV: 5 mg/kg memperlambat frekuensi jantung dan konduksi
5. Onset kerja: 2 hari - 3 minggu (oral), dalam beberapa jam nodul AV (melalui blokade sal. Kalsium dan reseptor
sampai 3 minggu (IV) Beta)
6. Durasi kerja: sampai 50 hari 8. ESO: toksisitas organ (mata, paru, saraf)
7. Farmakokinetik: 9. Cara pemberian: PO, IV
A: Bioavailabilitas 35-65%, peak plasma concentration: 3-7 jam 10. Kontraindikasi: Disfungsi sinus yang berat dengan
(oral) bradikardia atau sinkop, Blok jantung derajat 2 atau
D: protein bound 96% 3, Hipersensitif terhadap amiodaron, Syok
M: di hati oleh enzim CYP2C8 kardiogenik
E: T1/2= 15-142 hari di Feses, urin
9. Sulfas Atropine
1. Sediaan: kapsul dan injeksi
2. Jumlah dalam sediaan: tablet: 0,5 mg. Tetes mata: 0,5%, 1% Injeksi
0,25 mg/mL per ampul
3. Pelarutan: - 7. Farmakodinamik: antikolinergik
4. Dosis: 0.5 mg repeated every 3-5 minutes. Max total: 3 mg. 8. ESO: Significant: Takikardia, transient bradycardia,
u/bradikardia edema pulmonal, retensi urin, delirium, agitasi, amnesia;
5. Onset kerja: Ophthalmic: dlm menit. photophobia, pandangan buram (ophthalmic). Jarang,
Increased heart rate: 2-4 minutes (IV); Approx 15-30 minutes (IM). hypertensive crisis and kejang.
Inhibition of salivation: Approx 30 minutes (IM). 9. Cara pemberian: IV, IM, SC,
6. Durasi kerja: Inhibition of salivation: ≤4 hours (IM). Mydriasis: 7-12 PO, tetes mata
days (ophthalmic). Cycloplegia: >14 days (ophthalmic). 10. Kontraindikasi: Angle-closure glaucoma, COA dangkal,
7. Farmakokinetik: 2nd or 3rd degree AV block, akalasia esofagus, ileus
A: scr cepat dari GI tract, 90% oral, 19-95% oftalmik paralitik, severe ulcerative colitis, intestinal atony, toxic
D: Berikatan dengan protein plasma terutama albumin megacolon, pyloric stenosis, prostatic hypertrophy,
M: Di liver obstructive uropathy, myasthenia gravis. Lactation (IV).
E: Melalui urin. Eliminasi T1/2 2-5 jam
10. Catapres/
Clonidine HCl
1. Sediaan: tablet, ampul, vial 7. Farmakokinetik:A: max concentration in 60-90mins after oral adm.
2. Jumlah dalam sediaan: tab 75, 150 mcg. Ampul 150 mcg.mL, vial D: 20-40% terikat albumin, melewati plasenta, M: poorly
100, 500 mcg/mL, patch 0,1 dan 0,2 mg/day understood, <50% dimetabol di hepar→ metabolit inaktif, E: 50% di
3. Dosis: u/ hipertensi: urin, 20% di feses

Dewasa: 50–100 mcg, 3 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan tiap 2–3 8. Farmakodinamik: Clonidine is primarily an alpha-2 adrenoceptor
hari jika diperlukan. Dosis pemeliharaan 300–1.200 mcg per hari. agonist which causes central hypotensive and anti-arrhythmogenic
Dosis maksimal 2.400 mcg per hari. effects.

Anak-anak usia >12 tahun: 200 mcg, 2 kali sehari. Dosis dapat 9. Efek samping: konstipasi, sakit kepala, mulut kering, insomnia,
ditingkatkan setiap minggu, sesuai kebutuhan. Dosis pemeliharaan nyeri perut, mual/muntah, hilang nafsu makan, penurunan libido
200–600 mcg, 2 kali sehari. Dosis maksimal 2.400 mcg per hari
10. Cara pemberian: PO, Epidural, IV, Transdermal
4. Onset Kerja: Antihypertensive effect: Immediate-release: 0.5-1
hour; 2-4 hours (maximum reduction in blood pressure). 11. Kontraindikasi: Severe bradyarrhythmia secondary to 2nd- or
Transdermal: 2-3 days (initial); approx 3 days (steady state). 3rd-degree AV block/sick sinus syndrome. Epidural adm: Inj site
5. Durasi Kerja: 3-5 jam, half life 12-16 jam infection, concomitant anticoagulant therapy, bleeding diathesis,
administration above the C4 dermatome.
11. Bupivakain Isobarik
11. Bupivikain Isobarik
12. Bupivacaine Hiperbarik
1. Sediaan: Ampul
2. Jumlah dalam sediaan: 5 mg/mL + glukosa 8%
3. Pengenceran: HCl
4. Dosis: Ekstremitas bawah & perineal: 4-10 mg; abdomen bawah: 12-14 mg; abdomen atas:
12-18 mg
5. Onset Kerja: 1-15 menit
6. Durasi Kerja: 1.5-2 jam, tambah epinefrin: 100-150 menit
7. Farmakokinetik: Metabolisme di hepar, ekskresi via urine (T1/2: 2.7 jam)
8. Farmakodinamik: Menghambat somatic & visceral painful stimuli, blokade simpatis
9. Efek samping: Mual, muntah, menggigil, sakit punggung, sakit kepala
10.Cara pemberian: Injeksi intrathecal → posisi lateral dekubitus, duduk, berdiri
11.Kontraindikasi: infeksi/perdarahan akut/tumor SSP, peningkatan TIK, spinal stenosis/active
disease, infeksi piogenik pada tempat injeksi, septicaemia
13. Ropivacaine
1. Sediaan: cairan injeksi (ampul) 6. Farmakokinetik: didistribusi dengan
2. Jumlah dalam sediaan: 5 mg/mL, 2 mg/mL, 10 mg/mL
plasma protein binding 94%,
3. Dosis:
○ Nyeri akut melintasi plasenta. Metabolisme di
■ Blok epidural lumbar: dosis 20-40 mg (10-20 mL)
hepar dengan isoenzim CYP1A2.
diberikan melalui infus dilanjutkan dengan dosis 20-30
mg (10-15 mL) dengan jarak pemberian tidak kurang Ekskresi melalui urin
dari 30 menit. 7. Farmakodinamik: menurunkan permeabilitas
○ Anestesi bedah
membran neuron terhadap ion Na → inhibisi
■ Larutan 0,5%: diberikan dosis 75-150 mg (15-30 mL).
depolarisasi dengan blokade konduksi yang
■ Larutan 0.75% : diberikan dosis 112.5-187.5 mg (15-
dihasilkan
25 mL).
■ Larutan 1%: diberikan dosis 150-200 mg (15-20 mL). 8. Efek samping: kecemasan, sakit kepala, pusing,
4.Onset Kerja: 3-15 menit gejala toksisitas SSP (misalnya kejang), hipertensi,
mual, muntah, retensi urin, nyeri punggung
5. Durasi Kerja: 3-15 jam
9. Cara pemberian: injeksi epidural
10.Kontraindikasi: Hipovolemia
14. Etil Klorida
•Obat ini digunakan untuk mencegah rasa sakit yang disebabkan oleh suntikan
dan prosedur bedah kecil. Hal ini juga digunakan untuk bantuan sementara
cedera olahraga ringan. Etil klorida juga membantu meredakan nyeri otot dalam
saat digunakan dengan teknik peregangan otot. Etil klorida adalah zat pendingin
yang dioleskan ke kulit untuk membuatnya mati rasa.
•Obat ini hanya untuk digunakan pada kulit. Ini diterapkan oleh profesional
kesehatan. Jangan dioleskan pada kulit yang rusak atau selaput lendir (seperti di
dalam hidung atau mulut). Jangan semprotkan ke mata. Jangan menghirup
semprotan.
•Efek samping tidak umum dengan obat ini.
15. Pethidine
1. Sediaan: Tablet, Ampule
2. Jumlah dalam sediaan: Tab : 50,100 mg. Ampule : 10, 25, 50, 5,
100 mg/ml
3. Dosis:
Pre medikasi 25-100 mg (2-4 jam) Farmakokinetik :
Intra op 50-150 mg (rapid, 2-4jam) Kadar puncak dalam plasma dicapai
Post op 25-100 mg/kg (rapid, 2-4jam) dalam 45 menit, menurun dalam 1-2 jam
4. Onset Kerja: IV : 5 menit pertama. Metabolisme utama di hati.
5. Durasi Kerja: oral : 2-4 jam, IV : NI Ekskresi melalui urin
6. Farmakodinamik: Bekerja pada reseptor Opioid MU (𝜇)
7. Efek samping: pusing,berkeringat, euforia, mulut kering,mual,
muntah, perasaan lemah, ganguan penglihatan, palpitasi, disforia,
sinkop dan sedasi. Dosis tinggi (20mg/kgBB): menimbulkan
depresi napas, tremor, konvulsi koma dan kematian
8. Cara pemberian: PO, Injeksi IM, IV, SC
9. Kontraindikasi: gangguan hati dan ginjal
16. Morphine
8. ESO: drowsiness.
1. Sediaan: tab dan injeksi stomach pain and cramps, dry mouth,
2. Jumlah dalam sediaan: Tablet konvensional 10 mg. Tablet lepas lambat headache, nervousness, mood changes.
10 mg. Tablet lepas lambat 15 mg, 10mg/mL
small pupils (black circles in the middle of
3. Pelarutan: bolus lambat (1,5–15 mg morfin dilarutkan dalam water for
injection) atau infus kontinu (dilarutkan dalam dekstrosa 5% the eyes, difficulty urinating or pain when
4. Dosis: 5–20 mg, tiap 4 jam. Anak usia 1–5 tahun: 5 mg, tiap 4 jam. urinating.
Dosis maksimal adalah 30 mg. 9. Cara pemberian: IV, IM, SC, PO
5. Onset kerja: 1-2 menit 10. Kontraindikasi: Extreme caution is
6. Durasi kerja: 3-6 jam
necessary with severe respiratory
7. Farmakodinamik: binding to opioid receptors blocks transmission of
nociceptive signals, signals pain-modulating neurons in the spinal cord, depression and asthma exacerbation
and inhibits primary afferent nociceptors to the dorsal horn sensory cases since morphine can further
projection cells. decrease the respiratory drive,
bersamaan dengan MAOI.
17.
Fentanyl

1. Sediaan: ampul, patch, spray, film, tab loz 8. Farmakodinamik: bekerja pada reseptor μ-opioid dan beberapa
2. Jumlah dalam sediaan: 1 ampul mengandung fentanyl asetat 0,05 eseptor δ dan κ-opioid di otak, spinal cord, dan jaringan lain
mg / mL. Patch 25; 50; 75 mcg/hr
3. Dosis: Anestesi Dewasa: dosis 50-100 mcg diberikan 30-60 menit 9. Efek samping: depresi napas, kaku otot, hipotensi ortostatik,
sebelum operasi. Setelah operasi Dosis: 50-100 mcg disuntikkan bradikardia, mual muntah, halusinasi
melalui otot, diulangi 1-2 jam bila perlu.
10. Cara pemberian: IV, IM, transdermal, transmucosal
4. Onset Kerja: Analgesic effect: 7-8 min(IM); almost immediate (IV); 6
hours (transdermal), 5-15 min (transmucosal) 11. Kontraindikasi: riwayat depresi pernafasan, cedera kepala, dan
5. Durasi Kerja: 1-2 jam(IM); 0.5-1 jam(IV). asma akut, Ibu hamil dan menyusui.
6. Farmakokinetik:
12. Interaksi Obat: Fentanyl dalam darah akan meningkat bila
A: transmucosal di buccal dan mukosa nasal bersama erythromycin, clarithromycin, ritonavir, atau amiodarone;
D: secara cepat di otot dan lemak, ada di CSF, melewati placenta dan ASI. Meningkatkan efek terapi fentanyl contohnya obat antidepresan
Terikat protein plasma 79-87% golongan SSRI atau SNRI; Penyerapan fentanyl meningkat apabila
M: di hati bersama obat bius lainnya, obat penenang, atau phenobarbital.
E: urin, feses
18. Codein
1. Sediaan: tablet dan sirup
2. Jumlah dalam sediaan: tablet (10 mg, 15 mg, 20
mg), sirup 30 mg/5ml E: T1/2= 3-4 jam
3. Pelarutan: - 90% urin, 10% feses
4. Dosis: 15-60 mg tiap 4 jam (maks 360 mg/hari). 8. Farmakodinamik: berikatan dengan reseptor
Anak >12 thn: 0.5-1 mg/kgBB tiap 6 jam maks. 240 opioid di SSP -> hambat ascending pain pathway.
mg/hari Menekan batuk di medula
5. Onset kerja: 0.5-1 jam 9. ESO: konstipasi, depresi pernafasan pada pasien
6. Durasi kerja: 4-6 jam yang sensitif atau pada dosis besar
7. Farmakokinetik: 10. Cara pemberian: PO
A: diserap di GI tract. Bioavailabilitas 53% 11. Kontraindikasi: batuk berdahak, penyakit hepar,
D: protein bound 7-25% gangguan ventilasi
M: di hati oleh enzim CYPD26
19.Domperidon

Sediaan : tablet, sirup, drop


Jumlah dalam sediaan : tab 10 mg, drops 5mg/mL, sirup
suspensi 5 mg/5mL
Dosis : 0.75 mg/kgBB/hari
Onset kerja :
Durasi kerja: konsentrasi puncak dalam 30 menit
Farmakokinetik
A : cepat diserap
D : Berikatan protein plasma 30%
M : metabolism di hepar CYP3A4, N-dealkylation, &
hydroxylation
E : diekskrei 2/3 feses & 1/3 urin
ESO : hyperprolactinaemia, galaktorea, ginekomastia,
impoten, gangguan menstruasi
20. Metadon
Sediaan: Tablet (5 mg, 10 mg), Ampul/vial (10 mg/mL)
Pengenceran: -
Dosis: 2.5-10 mg, setiap 6-8 jam/hari
Onset Kerja: 0.5-1 jam (oral), 10-20 menit (parenteral)
Durasi Kerja: 4-8 jam (oral single dose), 22-48 jam (parenteral maintenance)
Farmakokinetik: Metabolisme di hepar, ekskresi via urine & feses
Farmakodinamik: Derivat diphenylheptane, agonis opioid, bekerja pada
reseptor μ → inhibits the ascending pain pathways, alters the perception of
and response to pain, and causes a generalized CNS depression
Efek samping: Miosis, mual, muntah, mulut kering, pusing, BB naik, euforia,
halusinasi
Cara pemberian: IM, IV, parenteral, PO, SC
Kontraindikasi: depresi napas berat, asma, obstruksi GIT, peningkatan TIK,
alcoholism, penyakit hepar berat, trauma, pasien koma
21. Nalmefene
1. Sediaan: tablet 18 mg, vial (100 μg/mL, 1 mg/mL
2. Dosis:
a. Oral : 18 mg/hari 6. Farmakodinamik: mengikat
b. Injeksi : reversal sedasi opioid dosis awal 0,25
mcg/kg IV (diikuti dosis tambahan 0,25 reseptor opioid sebagai antagonis
mcg/kg setiap 2-5 menit), overdosis opioid opioid kompetitif→ mencegah
dosis awal 0,5 mg/70 kg IV atau reversi efek opioid (depresi
3. Onset Kerja: 5-15 menit
4. Durasi Kerja: 11 jam
resporasi, sedasi)
5. Farmakokinetik: 7. Efek samping: insomnia, pusing,
a. A : diserap melalui GIT dengan bioavailabilitas nyeri kepala, mual, muntah,
40%
b. D : plasma protein binding 30%
kejang, nyeri dada
c. M : di hati 8. Cara pemberian: oral, injeksi IM,
d. E : via urin, feses SC, IV
9. Kontraindikasi: gangguan hati
berat, gangguan ginjal berat
22. Naloxone
Sediaan: Injeksi, Intravena, Tablet
Jumlah dalam sediaan: Box, 5 Ampul @ 2 mL
Pengenceran: -
Dosis: Efek samping
Dewasa, nalokson hidroklorida: 0,4-2 miligram diulang jika hipotensi, hipertensi, takikardi ventrikular dan
perlu dengan interval 2-3 menit fibrilasi, dispnea, udem pulmoner, Nyeri,
Anak-anak, nalokson hidroklorida: 10 mcg/kg dosis awal, terbakar, atau kemerahan di tempat suntikan,
penambahan 100 mcg/kg bila perlu berkeringat, Hot flashes atau flushing
Onset kerja: 2 menit (IV); 2-5 menit (endotrakeal, IM, SC). Cara pemberian
Durasi kerja: 30-120 menit tergantung rute; IV memiliki Oral: Digunakan sesuai petunjuk dokter
durasi yang lebih pendek dari IM Injeksi: Dilakukan langsung oleh dokter atau
- Farmarkokinetik: (A) tidak efektif bila diberikan secara tenaga medis di bawah pengawasan dokter
oral. Secara intravena, memiliki respon vasopresor yang Kontraindikasi: Tidak ada kontraindikasi
cepat. (D) Melintasi plasenta.(M) secara ekstensif hepar absolut pada keadaan emergensi.
melalui glukuronidasi.. (E) Urine (sebagai metabolit); Kontraindikasi relatif yaitu hipersensitif
eliminasi waktu paruh: 0,5-1,5 jam (dewasa); 3-4 jam terhadap naloxone hidroklorida
(neonatus)
23. Naltrekson
•Antagonis narkotik yang digunakan pada overdosis diserap baik secara oral
opioid.
Metabolisme lintas pertama
•program modifikasi perilaku dalam pemeliharaan signifikan dengan perkiraan
penghentian opiat pada individu ketergantungan opiat & bioavailabilitas oral berkisar 5 - 40%
yang berhasil menjalani detoksifikasi. Pengelolaan
Absorbsi di hati. Mengalami
ketergantungan alkohol gunamodifikasi perilaku.
biotransformasi yang luas &
•Naltrexone, antagonis opioid murni, adalah congener dimetabolisme menjadi 6 beta-
sintetis oxymorphone tanpa sifat agonis opioid. naltrexol (berkontribusi pada efek
terapeutik) & metabolit minor
Indikasi : pengobatan ketergantungan alkohol & blokade
lainnya.
efek opioid eksogen. Ini secara nyata melemahkan /
memblokir, secara reversibel, efek opioid intravena.
Naltrexone memblokir ketergantungan fisik terhadap
morfin, heroin, dan opioid lainnya. Pada subjek yang
bergantung opioid, naltrexone memicu gejala putus obat.
Oral:
Dosis rata-rata: 50 mg secara oral sekali sehari
Durasi terapi: 12 minggu
•Intramuskular:
380 mg intramuskular setiap 4 minggu / sebulan sekali
•Efek dimulai dalam 30 menit
24. Thiopental
1. Sediaan: Serbuk Injeksi
2. Jumlah dalam sediaan: 0,5 gr, 1 gr
3. Pengenceran: H2O
4. Dosis : 3-7 mg/kgBB dan disuntik perlahan (habis dalam 30-60 detik).
5. Onset Kerja: Cepat (30 detik)
6. Durasi Kerja: 10-12 jam
7. Farmakokinetik:
A : Efek maksimal sekitar 1 menit
D : Larut lemak sehingga cepat masuk dan keluar jaringan
M : di hati
E : Urin dengan waktu paruh 5-22 jam pada dewasa
8. Farmakodinamik: gol barbiturat, bekerja dengan menekan aktivitas SSP
9. Efek samping: aritmia, depresi miokard, spasme laring, batuk dll.
10.Cara pemberian: IV
11.Kontraindikasi: menyusui, Myotonic dysartrophy, porpiria, dll
25. Propofol

1. Sediaan: Injeksi
2. Jumlah dalam sediaan:
Injeksi: 10 mg/ml, 200 mg/20ml 7. Farmakodinamik:
3. Pelarutan: - It is thought to produce sedative/anaesthetic effects through
4. Dosis: positive modulation of inhibitory function of the
Sedasi (initial: 6-9 mg/kg/jam, maintenance 1.5-4.5 mg/kg/jam via neurotransmitter GABA through the GABAA receptors and
IV) possibly reduced glutamatergic activity through NMDA
5. Onset kerja: 9-51 detik (rata rata: 30 detik) receptor blockade.
6. Durasi kerja: 3-10 menit 8. ESO:
7. Farmakokinetik: Hipertrigliseridemia, hipotensi, mual, muntah, konfusi,
● D: protein bound 97-99% propofol-related infusion syndrome (PRIS)
● M: di hati 9. Cara pemberian: IV
● E: T1/2= 40 menit (initial), 4-7 jam (terminal) 10. Kontraindikasi:
98% urin, feses <2% Sedasi pada anak <16 tahun
26. Ketamin

1. Sediaan: kapsul dan injeksi


2. Jumlah dalam sediaan:50 mg/mL, 100mg/mL
3. Pelarutan: Obat injeksi dengan konsentrasi 100 mg/mL
hendaknya dilarutkan terlebih dahulu sebelum diberikan per 7. Farmakodinamik: Ketamine essentially acts on glutamate
IV dengan perbandingan yang sama dengan water for binding sites, NMDA (N‐Methyl‐D‐Aspartate), and non‐NMDA
injection, NaCl 0,9%, atau glukosa 5%. Obat injeksi yang receptors 70. The antagonism of NMDA receptor is responsible
diberikan dalam cairan infus, dilarutkan terlebih dahulu ke for the specific ketamine properties (amnesic and
dalam dekstrosa 5%, atau NaCl 0,9% untuk membentuk kadar
psychosensory effects, analgesia, and neuroprotection).
obat 1 mg/mL, atau 2 mg/mL (bagi pasien dengan restriksi
cairan). Untuk memperoleh konsentrasi obat injeksi 1 mg/mL, 8. ESO: nausea, vomiting, dizziness, diplopia (double vision),
larutkan 10 mL dari vial injeksi isi 50 mg/mL, atau 5 mL dari drowsiness, dysphoria (unease, restlessness), and confusion.
vial injeksi 100 mg/mL, ke dalam 500 mL larutan dekstrosa 9. Cara pemberian: IV
5%, atau NaCl 0,9%. 10. Kontraindikasi: significant elevation of blood pressure
4. Dosis: 1-4.5 mg/kg slow IV once
5. Onset kerja: 45 to 60 seconds)
6. Durasi kerja: 5–10 minutes.
27. Halotan
1. Sediaan: gas/cairan inhalasi
2. Jumlah dalam sediaan: 250mL/botol
3. Dosis dan cara pemberian:
Dewasa: Induksi: dosis awal 0,5% dalam O2 atau campuran dinitrogen oksida dan O2, lalu meningkat 2–4%
secara bertahap sesuai dengan respon pasien. Pemeliharaan: 0,5–1,5% tergantung pada laju konsentrasi yang
digunakan. Anak: Induksi: dosis awal 1,5–2% dalam O2 atau campuran dinitrogen oksida dan O2.
Pemeliharaan: 0,5–1,5% tergantung pada laju konsentrasi yang digunakan.
4. Onset Kerja:
5. Durasi Kerja:
6. Farmakokinetik: A: Absorbed on inhalation. D: Soluble in the neutral fats of adipose tissue. Crosses the
placenta and enters breast milk.M: di hati. E: Via lungs (up to 80% as unchanged drug).
7. Farmakodinamik: depresses both cerebral function and sympathetic activity. It suppresses salivary,
bronchial and gastric secretions and dilates the bronchioles.
8. Efek samping: Post-op nausea, vomiting, and shivering; resp depression, hypotension, skeletal muscle
relaxation, bradycardia. Potentially Fatal: Hepatotoxicity, malignant hyperthermia, cardiac arrhythmias.
9. Kontraindikasi: malignant hyperthermia, raised CSF pressure, history of unexplained jaundice or acute
hepatic damage from previous exposure to halothane. Childn <18 yr undergoing outpatient dental surgery.
28. Sevofluran (MAC 1.8%)

1. Sediaan: cairan inhalasi


2. Jumlah dalam sediaan: 250 ml M: di hati (5%) oleh enzim CYP2E1 & mengalami defluorinasi untuk
3. Dosis: membentuk metabolit utamanya, hexafluoroisopropanol (HFIP),
Dewasa: induksi → Hingga 5% v / v dengan oksigen (atau fluorida anorganik, dan CO2
campuran oksigen dan nitrous oksida), disesuaikan dan E: urin (3.5% sebagai flourida anorganik) dan gas yang dihembuskan
8. Farmakodinamik: mengubah aktivitas reseptor neurotransmitter
dititrasi. Maintenance → 0,5-3% v / v dengan atau tanpa
sinaptik cepat seperti reseptor nikotinat asetilkolin, GABA, dan
nitrous oxide
glutamat → menekan kontraktilitas miokard, resistensi berkurang shg
Anak: Hingga 7% v / v dengan oksigen (atau campuran oksigen
TD turun, menurunkan aktivitas simpatik
dan nitrous oxide) diberikan melalui vaporiser terkalibrasi 9. ESO: depresi pernafasan, hipotensi, agitasi atau delirium,
4. Onset kerja: induksi: 2-3 menit peningkatan tekanan intrakranial, gerakan distonik (anak-anak)
6. Farmakokinetik: 10. Cara pemberian: inhalasi
A: diserap on inhalation 11. Kontraindikasi: malignant hyperthermia, riw. Peny hati, demam,
D: crosses the placenta leukositosis terkait anes halogen
29. Isofluran (MAC 1.2%)
Sediaan: Uap (halogen metil eter yang jernih, tidak mudah terbakar, cair pada suhu
ruangan, bau menyengat)

Dosis: Induksi (0.5% v/v dengan O2 atau O2-N2O → naikin jadi 1.5-3% v/v sesuai
respons)

Maintenance (1-2.5% v/v dengan O2-N2O; 0.5-1% v/v atau 1.5-3.5% v/v saat
diberikan dengan O2 sendiri; 0.5-0.75% v/v dengan O2-N2O untuk caesarean section)

Onset Kerja: 7-10 menit

Kontraindikasi: genetic susceptibility to malignant hyperthermia; hepatitis/disfungsi


hepar setelah diberikan anestetik inhalasi
Farmakokinetik: Minimally metabolised in the liver (<0.2%) mainly by CYP2E1 to
inorganic fluoride; Ekskresi melalui ekshalasi (0.17% sebagai metabolit dibuang
via urine)

Farmakodinamik: depress myocardial contractility, lower blood pressure by


decreasing systemic vascular resistance, and reduce sympathetic nervous activity

Efek samping: Depresi napas, hipotensi, renal/hepatic/splenic blood flow turun,


cerebral blood flow naik, TIK naik, bronkospasme, laringospasme, hepatotoksik

Cara pemberian: Inhalasi


30. Sufentanyl
● Sediaan: Injeksi
● Jumlah dalam sediaan: -
● Pengenceran: -
● Dosis:
● Dewasa, ⇔ Anastesi primer
● → Pasien diberikan oksigen 100% Durasi kerja: 1 s/d 2 jam (10 s/d 15 mikrogram pada injeksi
● → Dosis awal: 8 s/d 30 mikrogram/ kg epidural ditambah 0,125% bupivacaine dengan epinephrine
● → Untuk dosis pemeliharaan, tambahan dosis sebanyak 0,5 1:200,000)
s/d 10 mikrogram/ kg dapat diberikan sesuai kebutuhan - Farmarkokinetik: (A)- (D) sekitar 90% terikat pada protein
● → Dosis maksimum: 30 mikrogram/ kg plasma.(M) dimetabolisme di hati dan usus halus melalui
● → Lansia: pengurangan dosis mungkin dibutuhkan proses N-dealkylasi dan O-demethylasi.(E) waktu paruh
● Anak-anak, ⇔ Anastesi primer penghancuran: sekitar 2,5 jam. Metabolit dikeluarkan ke
● → Pasien diberikan oksigen 100% dalam urin.
● → Dosis awal: 10 s/d 25 mikrogram Efek samping
● → Dosis pemeliharaan: 25 s/d 50 mikrogram sesuai mual, muntah, sembelit, gangguan pencernaan, otot
kebutuhan berkedut atau kram, demam, sakit kepala, sulit tidur, dan
● Onset kerja: biasanya 2 s/d 3 menit setelah diberikan kulit gatal.
melalui intravena; dalam wkatu 10 menit (10 s/d 15 Cara pemberian
mikrogram pada injeksi epidural ditambah 0,125% hanya boleh diberikan oleh dokter anestesi di rumah sakit.
bupivacaine dengan epinephrine 1:200,000) Jadi, baik dosis maupun pemberiannya akan diawasi oleh
dokter.
Kontraindikasi: Hipersensitif; Obstruksi mekanik saluran
pencernaan
31. Pancuronium

Efek Samping
Sediaan Injectable solution 1mg/mL dan 2mg/mL peningkatan air liur,ruam,bronkospasme,kelemahan
Dosis : Dewasa otot,tekanan darah rendah atau tinggi, dan detak
jantung yang cepat.
● Load: 0.04-0.1 mg/kg IV
Kontraindikasi
● Maintenance: 0.015-0.1 mg/kg IV every 30-60min OR
Kurangnya dukungan ventilasi, penyakit neuromuskular
● Continuous infusion: 0.1 mg/kg/hour IV dan Hipersensitif terhadap obat &/atau bromida

Anak-anak Waktu paruh eliminasi Pancuronium telah dilaporkan


berkisar antara 89-161 menit. Volume distribusi berkisar
● Load: 0.04-0.1 mg/kg IV antara 241–280 mL/kg; dan klirens plasma sekitar 1,1-
1,9 mL/menit/kg. Sekitar 40% dari total dosis
● Maintenance: 0.015-0.1 mg/kg IV every 30-60min OR Pancuronium telah dipulihkan dalam urin sebagai
● Continual infusion: 0.1 mg/kg/hour IV Pancuronium yang tidak berubah dan metabolitnya
sementara sekitar 11% telah dipulihkan dalam empedu.
32. Atracurium

1. Sediaan: cairan injeksi


2. Jumlah dalam sediaan: 2,5 ; 5 mL → tiap mL mengandung 10 mg
3. Dosis: dosis awal 300-600 mcg/kgBB. Kemudian 100-200 mcg/kgBB
4. Onset Kerja: 3-5 menit setelah injeksi
5. Durasi Kerja: 15-30 menit
6. Farmakokinetik: Metabolisme tidak bergantung hati dan ginjal, sehingga dapat digunakan pada
pasien dengan gangguan hati ataupun ginjal
7. Farmakodinamik: Neuromuscular blocker gol benzilisokuinolinium
8. Efek samping: efek pelepasan histamin pada dosis diatas 0,5 mg/kgBB. Kemerahan, hipotensi,
miopati, dll
9. Cara pemberian: IV
10.Kontraindikasi: pasien hipersensitif atracurium
33. Vecuronium
1. Sediaan: kapsul & injeksi
2. Jumlah dalam sediaan: kapsul 50 mg. Injeksi: 50 mg/ml,
100 mg/2ml
3. Pelarutan: - 7. Farmakodinamik: blokade neuromuskular
4. Dosis: Initial: 0.6 mg/kg, maintenance: 0.15 mg/kg (inj) melalui reseptor nicotinic cholinoreceptors di
atau 0.3-0.6 mg/kg/jam (infus) motor end-plate
5. Onset kerja: 1-2 menit (maks : 4 menit) 8. ESO: nyeri kepala, diare, mual, muntah,
6. Durasi kerja: sekitar 30-50 menit konstipasi, ruam kulit
7. Farmakokinetik: 9. Cara pemberian: PO, IV
D: protein bound sekitar 30% 10. Kontraindikasi: hipersensitif, epilepsi tak
M: di hepar secara minimal, diubah menjadi 17-
terkontrol, depresi nafas signifikan, obstruksi
desacetylrocuronium (metabolit utama)
GIT (termasuk curiga)
E: T1/2= 1.2-1.4 jam
Eliminasi via urin (s/d 40% dalam 24 jam) dan bile
34. SUKSAMETONIUM KLORIDA
(SUKSINILKOLIN KLORIDA)
1. Sediaan: vial (injeksi) 7. Farmakokinetik: A: -, D: protein binding (-), M: rapidly
2. Jumlah dalam sediaan: 20 mg/mL metabolized by plasma cholinesterase in the bloodstream to
3. Dosis: succinylmonocholine, which is then further hydrolyzed (albeit
IM, Muscle relaxant in GA: more slowly) to succinic acid and choline, E: urin
Adult: 3-4 mg/kg. Max: 150 mg.
Child: <1 yr Up to 5 mg/kg; ≥1 yr Up to 4 mg/kg. Max: 150 mg. 8. Efek samping: depresi napas, bradi/takikardi,
IV, Muscle relaxant in GA: hipo/hipertensi, peningkatan TIO, hiperkalemia, fasikulasi
Adult: Single dose of 0.3-1.1 mg/kg by inj. Supplementary doses otot, hipersalivasi, rigiditas rahang, rash, anafilaksis,
of 50-100% of the initial dose may be given at 5-10 min intervals. malignant hyperthermia
For prolonged procedures, 0.1-0.2% soln by infusion at 2.5-4
mg/min, adjusted as necessary. Max (repeated inj or continuous 9. Cara pemberian: injeksi IM, IV
infusion): 500 mg/hr.
Child: <1 yr 2 mg/kg; 1-12 yr 1 mg/kg. 10. Kontraindikasi: riwayat/RPK malignant hyperthermia,
4. Onset Kerja: 1 menit (IV) miopati akibat meningkatnya kretinin kinase serum,
5. Durasi Kerja: 4-6 menit glaukoma sudut tertutup, trauma mata penetrasi,
6. Farmakodinamik: mengikat reseptor kolinergik dari motor peningkatan TIO, lesi upper/lower motor neuron, denervasi
endplate untuk menginduksi depolarisasi membran dan, luar otot rangka krn penyakit/trauma SSP, hiperkalemia
akhirnya, kelumpuhan otot sebelumnya, luka bakar luas
35. Baklofen
1. Sediaan: tablet
2. Jumlah dalam sediaan: tablet 10 mg
3. Pelarutan: -
4. Dosis: 3x5 mg → naik bertahap maks
E: urine, faeces. t1/2: 3.75±0.96 hours (oral)
100 mg/hari. Anak:0,75 - 2 mg/kgbb/hari
8. Farmakodinamik: inhibits the transmission of both
5. Onset kerja: 3-4 hari
monosynaptic and polysynaptic reflexes at the spinal
6. Durasi kerja: 4-8 jam
cord level → muscle spasticity relief
7. Farmakokinetik:
9. ESO: Respiratory depression, intrathecal mass
A: diserap di GI tract. Bioavailabilitas 74%
formation, acute urinary retention, CNS depression;
D: protein bound 30%. Melewati BBB,
oral: drug withdrawal syndrome
plasenta, breast milk
10. Cara pemberian: PO
M: di hati via deamination to form its
11. Kontraindikasi: ulcer peptic
main inactive metabolite, β-(p-
chlorophenyl)-4-hydroxybutyric acid.
36. Dantrolen
1. Sediaan: Kapsul, Rekonstitusi
2. Jumlah dalam sediaan: Kapsul 25,50 mg
3. Pengenceran: Setiap vial dicampur 60 mL sterile water + dikocok 20s atau s/
larutan jernih
4. Dosis:
Dewasa: hipertermia maligna (Inj 10 mg/kg → bila perlu s/ dosis 10 mg/kg); profilaksis
hipertermia maligna (Parenteral: 2.5 mg/kg sekitar 75 menit sebelum anestesi selama
>1 jam; Oral: 4-8 mg/kg/hari, dibagi 3-4 dosis, 1-2 hari sebelum prosedur operasi, dosis
terakhir 3-4 jam sebelum operasi)
Anak: hipertermia maligna, profilaksis dosis = dewasa (parenteral)
5. Onset Kerja: 5 jam (PO), 1 menit (IV)
6. Durasi Kerja: 4-11 jam
7. Farmakokinetik: Metabolisme di hepar, ekskresi via urine & feses
8. Farmakodinamik: Muscle relaxant → hambat pelepasan ion Ca → decreased response to
action potential, decreased contraction
9. Efek samping: Kelemahan otot, fotosensitivitas
10.Cara pemberian: IV, Parenteral, PO
11.Kontraindikasi: Gangguan hepar
37. Neostigmin Metilsulfat

1. Sediaan: cairan injeksi 0,5 mg/mL, 1 mg/mL


2. Dosis: 0,5-2,5 mg
3. Onset Kerja: 20-30 menit
4. Durasi Kerja: 2,5-4 jam
5. Farmakokinetik: metabolisme di hati, eliminasi melalui urin & feses
6. Farmakodinamik: inhibisi asetilkolinesterase → asetilkolin meningkat → stimulasi
reseptor nikotinik & muskarinik
7. Efek samping: mual muntah, hipersalivasi, diare, disfungsi neuromuskular
8. Cara pemberian: injeksi SC, IM, IV
9. Kontraindikasi: obstruksi mekanis GIT atau traktus urinarius, peritonitis
38. Edrophonium
● Sediaan: Injeksi
● Jumlah dalam sediaan: -
● Pengenceran: -
● Dosis:
● Dewasa, nalokson hidroklorida: 0,4-2 miligram Efek samping
diulang jika perlu dengan interval 2-3 menit Penglihatan kabur, diare, keringat
● Anak-anak, nalokson hidroklorida: 10 mcg/kg dosis berlebihan, merasa ingin muntah,
awal, penambahan 100 mcg/kg bila perlu sering buang air kecil, keram perut
● Onset kerja: 30-60 detik (IV); 2-10 menit (IM)
● Cara pemberian
Durasi kerja: 5-10 menit (IV); 5-30 menit (IM)
● - Farmarkokinetik: (A) cepat terserap (D) Volume Melalui Intravena (IV) / Intramuskular
distribusi: Dewasa: 1,6 ± 0,4 L / kg; Anak-anak (8 (IM) (infus / injeksi)
bulan – 10 tahun): 2,2 ± 1,5 L / kg; Tua (65-75 tahun): Kontraindikasi: Hipersensitif;
1,8 ± 1,2 L / kg.(M)- (E) kebanyakan melalui urin Obstruksi mekanik saluran
(67%); Distribusi paruh waktu: 7 sampai 12 menit; pencernaan
Eliminasi paruh waktu: 33 sampai 110 menit
39. Piridostigmin
Pyridostigmine mempengaruhi bahan kimia dalam tubuh yang Piridostigmin yang diberikan secara intravena pada
terlibat dalam komunikasi antara impuls saraf dan gerakan otot. pasien sehat, miastenia, dan bedah memiliki kisaran
volume distribusi, antara 0,53 dan 1,76 L/kg.
•Piridostigmin diindikasikan untuk pengobatan miastenia gravis.
Ketika diberikan secara intravena, ini diindikasikan untuk pembalikan •Pyridostigmine terutama dieliminasi melalui
atau antagonisme efek penghambatan neuromuskular dari relaksan ginjal.11 Kira-kira 90% dari dosis intravena ditemukan
otot nondepolarisasi.
dalam urin dalam waktu 24 jam, dengan
•Pyridostigmine bromide, ditunjuk sebagai 3-hidroksi-1-metil- pyridostigmine yang tidak berubah dan metabolit
piridinium bromida dimetil-karbamat, adalah inhibitor kolinesterase utamanya HNM pulih dalam rasio sekitar 4:1
reversibel yang aktif secara oral mirip dengan neostigmin tetapi
dengan profil efek samping yang lebih ringan dan durasi kerja yang •0,1-0,25 mg/kg/dosis
lebih lama. Piridostigmin dapat, khususnya dalam kasus pemberian
berlebihan, mengakibatkan krisis kolinergik, dengan gejala yang •10-20 mg umumnya efektif; pemulihan penuh dapat
menyerupai krisis miastenia. Pemberian atropin dianjurkan dalam terjadi sedini <15 menit tetapi mungkin memerlukan>
kasus krisis kolinergik yang sebenarnya atau untuk melawan efek 30 menit
muskarinik/nikotinik seperti bradikardia dan sekresi bronkial yang
berlebihan. •Untuk meminimalkan efek samping 0,6-1,2 mg IV
•Pyridostigmine yang diberikan secara oral diserap dengan buruk di atropin sulfat direkomendasikan segera sebelum
saluran GI, dengan bioavailabilitas oral hanya 10-20%. piridostigmin
40. Efedrin

● Sediaan: Ampul, Tablet, Kapsul


● Dosis: 3 kali sehari, 15-60 mg. Anak 3 kali sehari; anak kurang dari
Farmakokinetik :
1 tahun 7,5 mg, 1-5 tahun 15 mg, 6-12 tahun 30 mg
● Onset Kerja: IM : 10-20 menit A : Efedrin diabsorpsi hampir seluruhnya
● Durasi Kerja: oral : 3-6 jam melalui jalur gastrointestinal.
● Farmakodinamik: agonis pada reseptor alfa adrenergik dan beta D : ke seluruh tubuh, termasuk ke air susu ibu.
adrenergik, serta secara tidak langsung menyebabkan pelepasan Efedrin dapat berakumulasi di hepar, paru,
norepinefrin pada persarafan simpatis ginjal, limpa, dan otak.
● Efek samping: takikardia, ansietas, ketegangan, insomnia sering
M : Efedrin dimetabolisme di hepar secara
terjadi, juga tremor, aritmia, mulut kering, dan rasa dingin di
ektremitas. minimal
● Cara pemberian: PO, IM, IV E : Efedrin dieksresikan melalui urin sebanyak
● Kontraindikasi: riwayat hipersensitivitas terhadap obat ini, 95%
glaukoma sudut tertutup, dan penggunaan bersama siklopropan
atau halotan
41. Promethazine

1. Sediaan: Tablet, sirup, injeksi, supp


2. Jumlah dalam sediaan:
7. Farmakodinamik:
Tablet 25 mg, sirup 60 ml, injeksi 25 mg/ml dan 50 mg/ml,
Memblok reseptor dopaminergik pos-sinaptik
suppositoria 12.5 mg dan 25 mg.
mesolimbik; blok receptor a-adrenergik; antagonis
3. Pelarutan: dengan WFI
reseptor H1
4. Dosis: 4x12.5-25 mg (maksimal 100 mg per hari)
8. ESO:
5. Onset kerja: Oral, IM: 20 mnt, IV: 5 mnt
Efek antikolinergik (konstipasi, mulut kering, retensi
6. Durasi kerja: 4-6 jam (s/d 12 jam)
urin), depresi SSP, gejala ekstrapiramidal, hipotensi
7. Farmakokinetik:
ortostatik
● A: Bioavailabilitas 25%
9. Cara pemberian: PO, IV, IM, per rectal
● D: melintasi BBB dan plasenta, protein bound 76-93%
10. Kontraindikasi:
● M: di hati dengan hydroxylation oleh CYP2D6
Koma, risiko gagal nafas, depresi SSP
● E: T1/2. Oral syr, supp: 16-19 jam, IV: 9-16 jam; Im: 10 jam.
Eliminasi via urine dan feses
42. Lorazepam

1. Sediaan: tablet, vial, ampul


2. Jumlah dalam sediaan: tab 2mg, 2mg/mL, 4 mg/mL
3. Pengenceran:IV inj: Dilute IV dose with an equal volume of compatible diluent (e.g. 5% dextrose, 0.9% NaCl, sterile water
for inj). Infusion: Dilute to ≤1 mg/mL with compatible diluent
4. Half life IV: 14 jam
5. Farmakokinetik: A: oral: biovailabilitas 90%, konsentrasi serum maksimal setelah 2 jam, IM setelah 15-30 menit. D: 85%
protein bound, M: di hepar, E: 88% di urin, 7% di feses
6. Farmakodinamik:Lorazepam allosterically binds on the benzodiazepine receptors in the post-synaptic GABA-A ligand-gated
chloride channel in different sites of the central nervous system (CNS) → increase on the GABA inhibitory effects which is
translated as an increase in the flow of chloride ions → hyperpolarization and stabilization of the cellular plasma
membrane.
7. Efek samping:
8. Cara pemberian: PO, IV, IM
9. Kontraindikasi: Acute pulmonary insufficiency, respiratory depression, sleep apnoea, acute narrow-angle glaucoma,
obsessional state, myasthenia gravis. Severe hepatic impairment. Pregnancy (planning a pregnancy, 1st or 3rd trimester).
43. Midazolam

1. Sediaan: sirup, injeksi, spray


2. Jumlah dalam sediaan: Injeksi: 1 mg/mL dan 5 mg/mL. Oral
sirop: 2 mg/mL. Intranasal: Larutan intranasal (nasal spray);
5mg/0.1mL D: protein bound 97% mainly albumin. Melewati plasenta, breast milk
4. Dosis: premed: 0.07-0.1 mg/kg (5 mg) diberikan 20-60 menit M: di hati oleh isoenzim CYP3A
sebelum operasi (IM dalam). Induksi: 0.15-0.2 mg/kg via slow IV E: Oral: urine (90%dlm 24 jam),faeces (2-10% over 5 days). t1/2: 1.5-3
inj. Sedasi: Loading dose: 0.03-0.3 mg/kg, injected slowly over 20- jam
30 seconds, allowing 2 minutes between each dose. Maintenance: 8. Farmakodinamik: berikatan dengan reseptor benzodiazepine
0.03-0.2 mg/kg/hour stereospesifik pada neuron GABA postsinaptik → hiperpolarisasi
5. Onset kerja: 15 minutes; 3-5 minutes (IV); 10-20 minutes (oral). 9. ESO: Anterograde amnesia, CNS depression, hypotension,
6. Durasi kerja: Up to 6 hours (IM); <2 hours (IV: single dose) paradoxical reactions
7. Farmakokinetik: 10. Cara pemberian: PO, IV, IM, nasal
A: Rapidly absorbed. Bioavailability: 40-50% (oral); >90% (IM). Time 11. Kontraindikasi: Acute narrow-angle glaucoma, severe respiratory
to peak plasma concentration: 0.5-1 hour (IM); 0.17-2.65 hours failure, acute respiratory depression, myasthenia gravis, sleep apnoea
(oral) syndrome; severe hepatic impairment (oral)
44. Barbiturat

Barbiturat adalah kelas obat yang digunakan secara luas pada 1960-an dan 1970-
an sebagai pengobatan untuk gangguan kecemasan, insomnia, dan kejang.
Terlepas dari beberapa indikasi spesifik, mereka tidak umum diresepkan akhir-
akhir ini, sebagian besar telah digantikan oleh benzodiazepin, yang jauh lebih
aman, meskipun masih berpotensi membuat ketagihan.

Barbiturat dikenal sebagai depresan sistem saraf pusat. Mereka meningkatkan


aksi GABA, neurotransmitter yang menghambat aktivitas sel saraf di otak.
45. Paraldehid
6. Farmakodinamik: depresi SSP →
1. Sediaan: Vial (5mL) hipnosis atau sedasi
2. Dosis: 7. Efek samping: depresi SSP,
a. Kejang : 5-10 mL
asidosis metabolik, keram otot,
b. Alcohol withdrawal syndrome : 5 mL
tiap 4-6 jam pusing, tremor, rash, diaforesis,
c. Hipnotik : 10 mL nefrosis, hepatitis toksik,
d. Sedasi : 5 mL toleransi, dependensi, keracunan
3. Onset Kerja: 5-15 menit korosif
4. Durasi Kerja: 8 jam 8. Cara pemberian: Injeksi IM
5. Farmakokinetik: 9. Kontraindikasi: penyakit
a. A : diabsorpsi di tempat injeksi bronkopulmonal, gangguan hati
b. D : Difusi ke SSP, melintasi plasenta berat, kehamilan, penggunaan
c. M : di liver menjadi asetaldehid → bersama depresan SSP lain
dioksidasi → menjadi CO2 dan air
d. E : paru, urin (sedikit)
46. Dexmedetomidine

● Sediaan: Intravena ● - Farmarkokinetik: (A) Waktu yang dibutuhkan untuk


● Jumlah dalam sediaan: - mencapai konsentrasi maksimum pada plasma adalah 15-
● Pengenceran: diencerkan dalam larutan glukosa 50 mg/ml 30 menit. (D) Sekitar 94% terikat pada protein.(M) Hampir
(5%), Ringer, manitol, atau natrium klorida 9 mg/ml (0,9%) seluruhnya dimetabolisme secara langsung pada jalur N-
● Dosis: glukuronidasi, N-metilasi atau hidroksilasi alifatik oleh
● Dewasa: isoenzim CYP2A6. (E) urin dan feses.
● → Dosis Awal (termasuk intubasi sadar): 1 mikrogram/kg ● Mual, Muntah, Perubahan tekanan darah, Bradikardia,,
selama 10 menit infusi intravena. Takikardia,, Fibrilasi atrial Serangan jantung, Iskemia
● → Dosis Selanjutnya: awali dengan 0,6 mikrogram/kg/jam miokard, Demam, Hipoksia, Hipertermia, Anemia, Gelisah,
infusi intravena. Atur laju infusi untuk mendapatkan hasil Nyeri, Efusi pleura, Perubahan kadar gula darah
klinis yang diinginkan. Biasanya 0,2-1 mikrogram/kg/jam. ● Cara pemberian
● Lansia: ● Oral: Digunakan sesuai petunjuk dokter
● Dosis Awal: Mungkin membutuhkan pengurangan dosis ● Injeksi: Dilakukan langsung oleh dokter atau tenaga medis
(mis. 0,5 mikrogram/kg selama 10 menit infusi intravena). di bawah pengawasan dokter
● → Dosis Selanjutnya: Mungkin membutuhkan ● Kontraindikasi:
pengurangan dosis serta tidak ada panduan khusus ● Pasien dengan atrioventricular (AV) blok tingkat 2 dan 3
mengenai hal tersebut (kecuali yang telah dipasang alat pacu jantung).
● Onset kerja: 5-10 menit. ● Hipotensi yang tak terkendali.
● Durasi kerja: 60-120 menit ● Gangguan serebrovaskular akut.
47. Flumazenil

•injectable solution 0.1mg/mL


•0,2 mg IV selama 15 detik
•JIKA setelah 45 detik tidak ada respon, berikan 0,2 mg lagi selama 1
menit; dapat diulang pada interval 1 menit; tidak melebihi 4 dosis (1 mg)
•JIKA terjadi resedasi, dosis dapat diulang dengan interval 20 menit;
tidak melebihi 1 mg/dosis atau 3 mg/jam

48. Ketorolac

● Sediaan: tablet, injeksi, oftalmik dan intranasal


● Dosis: Dosis awal 10 mg, diikuti dengan 10–30 mg setiap 4–6
jam bila perlu. Dosis maksimal adalah 90 mg per hari. Pada
pasien dengan berat badan <50 kg, dosis maksimal 60 mg per Farmakokinetik :
hari A : PO : bioavailabilitas sekitar 80
● Onset Kerja: 10 menit

hingga 100%. IM : absorbsi
Durasi Kerja: 6 sampai 8 jam
● Farmakodinamik: inhibisi aktivitas enzim siklooksigenase 1 sepenuhnya. Intranasal :
dan 2 (COX-1 dan COX-2) dalam metabolisme asam arakidonat bioavailabilitas sebesar 60%
menjadi prostaglandin dan tromboksan-2 D : tidak dapat menembus sawar
● Efek samping: iritasi lambung, mual, nyeri kepala, rasa darah otak dengan baik, tetapi
mengantuk/somnolen, pusing, diare, dan dispepsia dapat mencapai plasenta dan air
● Cara pemberian: Intranasal, PO, IM, IV

susu ibu
Kontraindikasi: dengan hipersensitivitas terdapat ketorolac,
riwayat perdarahan gastrointestinal, dan perdarahan M : di hatil
serebrovaskular aktif E : Urin 92 %, feses 6 %
49. Meloksikam
1. Sediaan: tablet, kapsul, kaplet, supp 6. Farmakodinamik: Meloxicam inhibits PG synthetase
2. Jumlah dalam sediaan: tab 7,5 dan 15 mg. (COX-1 and 2) enzymes leading to a decreased synthesis of
Kapsul 5 dan 10mg, Kaplet 7,5 dan 15 mg. Supp PG, which normally mediate painful inflammatory
15mg symptoms
3. Dosis: 5-15mg/hari
4. Half life: 20 jam 7. Efek samping: sakit perut, mual/muntah, diare,
5. Farmakokinetik: A: bioavailabilitas:89%, Cmax kembung, pusing, perdarahan GIT, mudah memar, ggn
setelah 5-6 jam. D: high binding to albumin→ ginjal, ggn hati, gagal jantung
banyak ke liver dan ginjal. Cross placenta. M:
oleh enzim CYP2C9 dan CYP3A4. E: Meloxicam 8. Cara pemberian: PO, supp
is mainly eliminated through metabolism. Its
9. Kontraindikasi: hipersensitivitas thd meloxicam, aspirin,
metabolites are cleared through renal and fecal
atau NSAID lain. Riwayat perdarahan, ulserasi/perforasi
elimination
GIT akibat NSAID, active IBD, severe heart failure, severe
hepatic impairment, hamil trimester 3 dan laktasi.
50. Ketoprofen
1. Sediaan: tablet, supp, injeksi
2. Jumlah dalam sediaan: Supositoria: 100 mg. Tablet
salut selaput: 50 mg, 100 mg. Kapsul extended release:
100 mg, 200 mg. Inj 50mg/ml E: mainly urin 80%. t1/2: 2-4 hours (conventional cap);
4. Dosis: oral 4x50mg, rectal 1x100 mg, inj 50-100 mg tiap approx 3-7.5 hours (modified-release cap)
4 jam selama 3 hr 8. Farmakodinamik: inhibits cyclooxygenase-1 and 2 (COX-1
5. Onset kerja: Conventional cap: <30 minutes and 2) enzymes → decreased formation of prostaglandin
6. Durasi kerja: Conventional cap: Up to 6 hours precursors.
7. Farmakokinetik: 9. ESO: CNS effects (dizziness), blurred vision, Na and fluid
A: diserap di GI tract. Bioavailabilitas 90% retention, hyperkalaemia, liver function abnormalities (e.g.
D: into the synovial fluid and CNS. Melewati plasenta, ASI. increased transaminase levels), renal impairment
protein bound >99% mainly albumin 10. Cara pemberian: PO, IM
M: di hati via glucuronide conjugation into an unstable 11. Kontraindikasi: hipersensitif, alergi, riwayat GI bleeding,
acyl-glucuronide perforasi, ulcer, dispepsia kronik, severe HF
02
Dermatom
pada Anestesi
51
03
ASA &
Mallampati
52. Klasifikasi ASA
53. Skor Mallampati
06
Intubasi
54. Indikasi dan Kontraindikasi Intubasi

Indications for intubation to secure the airway include respiratory


failure (hypoxic or hypIndications for intubation to secure the
airway include respiratory failure (hypoxic or hypercapnic), apnea,
a reduced level of consciousness (sometimes stated as GCS less
Contraindications to endotracheal intubation include
than or equal to 8), rapid change of mental status, airway injury or
severe airway trauma or obstruction that does not permit
impending airway compromise, high risk for aspiration, or 'trauma
the safe placement of an endotracheal tube. If an
to the box (larynx),' which includes all penetrating injuries to the
endotracheal tube cannot be placed, but an airway needs
neck, abdomen, or chest.ercapnic), apnea, a reduced level of
to be secured, a surgical airway is indicated ->
consciousness (sometimes stated as GCS less than or equal to 8),
cricothyrotomy or needle cricothyrotomy is an emergent
rapid change of mental status, airway injury or impending airway
option; this should be converted to a formal
compromise, high risk for aspiration, or 'trauma to the box
tracheostomy as soon as an airway is established.
(larynx),' which includes all penetrating injuries to the neck,
abdomen, or chest.
55. LANGKAH – LANGKAH INTUBASI ENDOTRAKEAL

● Buka mulut dengan tangan kanan, gerakan jari menyilang (ibu jari menekan mandibula, jari telunjuk menekan
maksila)
● Pegang laringoskop dg tangan kiri, masukkan melalui sisi sebelah kanan mulut, singkirkan lidah ke samping kiri
● Cari epiglotis. Tempatkan ujung bilah laringoskop di valekula (pertemuan epiglotis dan pangkal lidah)
● Angkat epiglotis dg elevasi laringoskop ke atas (jangan menggunakan gigi seri atas sbg tumpuan !!!) untuk
melihat plika vokalis
● Bila tidak terlihat, minta bantuan asisten utk lakukan BURP manuver (Back, Up, Right Pressure) pada kartilago
krikoid sampai terlihat plika vokalis
● Masukkan ETT, bimbing ujungnya masuk trakea sampai cuff ETT melewati plika vokalis → Kembangkan cuff ETT
secukupnya (sampai tidak ada kebocoran udara)
● Pasang OPA
● Sambungkan konektor ETT dg ambu bag. Beri ventilasi buatan. Cek suara paru kanan = kiri, Awas intubasi
endobronkial !!
● Fiksasi ETT dengan plester
56. KOMPLIKASI INTUBASI
57. Algoritma Sulit Intubasi
07
RJP
58

Indikasi RJP Kontraindikasi RJP


No breathing or only breathing Absolut: Do-not-resuscitate
and pulse not felt Relatif: Tindakan RJP sia-sia
59. RJP Pada Dewasa
60. RJP
Pada
Anak
Thank you

Anda mungkin juga menyukai