1821312010
Asuhan keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat sendiri benar-benar
memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik. Pemahaman yang baik dan benar
tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan dasar dalam pemberian asuhan
keperawatan baik di rumah sakit maupun di masyarakat.
Sehubungan dengan uraian tersebut maka penulis akan menganalisa aplikasi salah satu
model atau teori keperawatan pada asuhan keperawatan di rumah sakit. Dalam tulisan
ini penulis akan menganalisa aplikasi model atau teori keperawatan dari Virginia
Henderson. Penulis mengangkat teori atau model Henderson karena teori ini
merupakan teori yang pertama dengan jelas menggambarkan ilmu keperawatan berbeda
dengan ilmu kedokteran. Selain itu, teori ini menguraikan hal yang lebih spesifik yaitu
fokus holistik yang dimudahkan oleh empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
mudah dikenali, serta langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditujukan untuk
kemandirian klien dalam memenuhi empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
menyerupai pendekatan proses keperawatan.(alligood, 2017)
1.2 tujuan
Disini Handerson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas tugas yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhann manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi
empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :
a. perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan passien yang harus
dipenuhi.
b. Perawat harus selalu mencoba menempati dirinya pada posisi pasien sebanyak
mungkin.
Sayangnya untuk menempati posisinya di tempat pasien ini itu hal yang tidaak
mungkin,dan kalaupun memungkinkan tidak lah selalu pas.
a. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal,sebagai manusia
harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
b. Lingkungn
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.(Ws.Bambang & S.Idrus,
2015)
2.2.2 Etiologi
6). Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Ws.Bambang & S.Idrus,
2015)
a. Stadium dini
b). Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
b). Whezing
c). Ronchi basah bila terdapat hipersekresi
7). Sianosis
2.2.4 Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah
antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast
yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat,
alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
(Ws.Bambang & S.Idrus, 2015)
BAB III
3.1.1 Kasus
Klien “Tn A” Umur 48 Tahun, pekerjaan petani dengan latar belakang pendidikan
tamat SMP. Masuk di Ruang Interne Cempaka 1 Rsud Adnaan Wd pada tanggal 15 Oktober
2018 Pukul 15.00 wib dengan keluhan pusing ,sesak nafas, dan kelemahan. Sesak
dirasakan sejak tanggal 13 Oktober 2018 dan sekarang dirasakan semakin berat . Sesak
nafas dirasakan semakin bertambah bila beraktifitas,. Sesak dirasakan hingga membuat klien
tidak mampu untuk berdiri atau berjalan dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada seluruh
lapang dada namun tidak mengalami nyei pada saat bernafas. Nafsu makan menurun,Klien
sering mual,muntah dan pusing,Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/90 mmHg,
Nadi.130x /menit RR,30x/menit. BB 50 Kg TB 160,napas bau keton, Pola makan klien yaitu
¼ porsi dari yang dianjurkan berdasrkan diet DM, Bab baru 1x sehari,Bak menggunakan
pispot dengan urine output 1400cc/24 jam,dan adanya Gangren (+) pada extremtas bawah
SGOT : 31
Kreatinin : 1,56
Analisa Darah
O2 sat : 98,3 %
Elektrolit :
Urinalisis
BAB IV
BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model
konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat
yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau
penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat
dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu
perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit
dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila
pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin
Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson
adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar
dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan 14 komponen tersebut
dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini,
atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal tersebut.
5.2.Saran
1. Dengan ada dan dikembangkannya teori Handerson ini dalam bidang keperawatan
diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan secara utuh. Baik kepada
pasien dalam keadaan sakit , maupun dalam keadaan sehat.
2. perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak bergantung lagi kepada dokter
atau tenaga kesehatan lainnya.
3. Dalam memberikan asuhan keperawatan harus memandang pasien secara utuh baik
secara bio,psiko,sosial dan spiritual
DAFTAR PUSTAKA
Niluh Gede Yasmin, S. K., & Christantie Effendy, S. K. (2002). KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH,KLIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN. (S. K. Monica Ester, Ed.).
EGC.
Ns, Abd.Wahid, S. K. M. K., & Imam Suprapto, SSt, M. K. (2016). Asuhan keperawatan
pada sistem pernafasan dalam buku keperawatan medikal bedah. EEG.
Ws.Bambang, & S.Idrus. (2015). buku ajar ilmu penyakit dalam. (Aru-Ws, Ed.).
Kata Pengantar
Syukur alhamdulillah saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunianya serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Sain Keperawatan ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Teori Virginia Handerson “
Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari partisipasi banyak pihak . pada kesempatan
ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
ajar Sain Keperawatan yang telah memberikan masukan serta arahan dalam menyelesaikan
makalah ini, serta teman – teman seperjuanganprogram Magister keperawatan tahun 2018.
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan dan massih banyaknya kekurangan yang perlu penyempurnaan. Untuk itu saya
berharap adanya kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan makalah ini.
Penulis