Anda di halaman 1dari 19

TUGAS SAIN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BERDASARKAN

TIORI VIRGINIA HANDERSON

Dosen Pembimbing :Ns.Rika Fatmadona,S.Kep.M.Kep

Oleh : LILY YANTI

1821312010

PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH TH 2018

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG


BAB I
PENDAHULUAN

i.1 Latar Belakang


Asuhan keperawatan memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Untuk memberikan pelayanan keperawatan yang
berkualitas dan professional perlu ditunjang oleh konsep dasar ilmu diantaranya pemahaman
terhadap konsep sentral keperawatan. Konsep dan teori keperawatan berkembang sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari perkembangan pemikiran dan ide-ide yang dituangkan
beberapa ahli keperawatan. Pandangan para ahli tersebut mempunyai kualitas terhadap
perbedaan asumsi , tetapi pada dasarnya mempunyai apresiasi terhadap proses pemberian
asuhan keperawatan kepada klien sehingga memerikan kesempatan untuk berkembang secara
mandiri dalam memenuhi kebutuhan dalam status kesehatannya.

Asuhan keperawatan yang profesional akan terwujud jika perawat sendiri benar-benar
memahami ilmu keperawatan secara benar dan baik. Pemahaman yang baik dan benar
tentunya merujuk kepada ilmu keperawatan yang dijadikan dasar dalam pemberian asuhan
keperawatan baik di rumah sakit maupun di  masyarakat.

Virginia handerson memperkenalkan definition of nursing (defenisi keperawatan)


yang harus menyertakan prinsip keseimbangan fisiologis.Tugas unik perawat adalah
membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Tugas tersebut dilakukan
melalui upayanya melaksanakan berbagai aktifitas guna mendukunng kesehatan dan
pemyembuhan individu atau proses meninggal dalam damai, yang dapat dilakukan secara
mandiri oleh individu saat ia memiliki kekuatan,kemampuan,kemauan, atau pengetahuan
untuk itu.((alligood, 2017)

Sehubungan dengan uraian tersebut maka penulis akan menganalisa aplikasi salah satu
model atau teori keperawatan pada asuhan keperawatan di rumah sakit.  Dalam tulisan
ini penulis akan menganalisa aplikasi model atau teori keperawatan dari Virginia
Henderson. Penulis mengangkat teori atau model Henderson karena teori ini 
merupakan teori yang pertama dengan jelas menggambarkan ilmu keperawatan berbeda
dengan ilmu kedokteran. Selain itu, teori ini menguraikan hal yang lebih spesifik yaitu
fokus holistik yang dimudahkan oleh empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
mudah dikenali, serta langkah-langkah penyelesaian masalah yang ditujukan untuk
kemandirian klien dalam memenuhi empat belas (14) kebutuhan dasar manusia yang
menyerupai pendekatan proses keperawatan.(alligood, 2017)

1.2 tujuan

1.2.1. tujuan Umum


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengaplikasikan teori Virginia
Handerson Kedalam asuhan Keperawatan .

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Memberikan gambaran aplikasi dari teori Handerson ,Analisa kasus berdasarkan 7 elemen
utama asuhan keperawatan berdasarkan teori.

b. Memberikan gambaran analisis model teori Handerson

c. Memberikan gambaran kelebihan dan kekkurangan dari teori Handerson dalam


memberikan asuhan keperawatan pada klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 TEORI KONSEP

2.1.1 Definisi Keperawatan Menurut Virginia Handerson


Virginia Handerson memperkenalkan definition of nursing ( definisi keperawatan),ia
menyatakan bahwa keperawatan harus menyertakan prinsip keseimbangan fisiologis.
Menurutnya tugas unik dari seorang perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan
sehat maupun sakit,membantu dalam proses penyembhan atau proses meninggal dalam
keadaan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki
kekuatan,kemampuan,kemauan atau pengetahuan untuk itu.(Dr. Abdul Muhith, n.d.)

Handerson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan


“The Activities Of Living “. Model ini menjelaskan bahwa tugas perawat adalah membantu
individu dengan meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin. Dengan arti kata perawat
menjalankan tugasnya secara mandiri dan tidak tergantung pada dokter,tetapi ia tetap
melaporkanya kepada dokter.

2.1.2 Model Keperawatan Menurut Virgia Handerson


Virginia Handerson adalah seorang ahli teori keperawatan yang memberi suatu
perubahan yang sangat penting dalam dunia keperawatan,pada tahun 1960-an profesi
keperawatan masih mencari identitas dirinya ,apakah dia suatu profeswi yang berbeda dengan
profesi lainnya. Dimana pada tahun 1950-an perawat bekerja hanya sesuai dengan instruksi
dokter. Handerson mengatakan fungsi unik dari keperawatan adalah membantu individu sehat
atau sakit,dalam hal memberikan kesehatan atau pemulihan (kematian yang damai ) yang
dapat dilakukan tampa bantuan jika ia memiliki kekuatan,kemauan atau pengetahuan.

Disini Handerson memberi tugas keperawatan menjadi empat belas tugas yang
berusaha untuk memenuhi kebutuhann manusia. Pembagian asuhan keperawatan menjadi
empat belas kebutuhan manusia ini menjadi pilar dari model keperawatannya. Ia menyatakan
bahwa :

a. perawat harus selalu mengakui bahwa terdapat pola kebutuhan passien yang harus
dipenuhi.
b. Perawat harus selalu mencoba menempati dirinya pada posisi pasien sebanyak
mungkin.

Sayangnya untuk menempati posisinya di tempat pasien ini itu hal yang tidaak
mungkin,dan kalaupun memungkinkan tidak lah selalu pas.

2.1.3 Hubukeperawatanngan Model Keperawatan dengan Paradigma Keperawatan

a. Manusia
Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan,jiwa dan raga adalah satu
kesatuan. Individu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal,sebagai manusia
harus berupaya untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.

b. Lingkungn
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi
yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia

c. Sehat dan sakit


Sehat adalah kualitas hidup tertentu yang oleh Henderson dihubungkan dengan
kemandirianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah
ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa
sakit adalah keterbatasan kemandirian
d. Keperawatan
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau
sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah
untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.

2.1.4 Konsep Utama Teori Virginia Handerson


Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan untuk
meraih kesehatan, kebebasan atau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih
kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia terdiri atas 14 komponen yang
merupakan komponen penanganan perawatan. Ke-14 kebutuhan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bernafas secara nomal
2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai
7. Menjaga suhu tubuh dalam batas normal dengan menyesuaikan pakaian dan
mengubah lingkungan
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen
9. Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai
10. Berkomunikasi dengan orang lain dalam mengungkapkan emosi,kebutuhan,rasa takut
atau pendapat.
11. Beribadah sesuai dengan keyakinan
12. Berkerja dengan tata cara yang mengandung unsur prestasi
13. Bermain atau terlibat dalm berbagai kegiatan rekreasi
14. Belajar mengetahui atau memuaskan rasa penasaran yang menuntun pada
perkembangan normal dan kesehatan serta mengguankan failitas kesehatan yang
tersedia.

Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi


empat kategori, yaitu komponen komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis dan
spiritual. Kebutuhan dasar poin 1 – 9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Poin 10 dan 14
termasuk komponen kebutuhan psikologis. Poin 11 termasuk kebutuhan spiritual. Sedangkan
poin 12 dan 13 termasuk komponen kebutuhan sosiologis.

2.1.5 Prinsip Dasar Model Keperawatan Menurut Virginia Handerson

a. fungsi unik perawat


b. upaya pasien kearah kemandirian.

c. asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia

d. perencanaan yang akan diberikan

2.1.6 Aplikasi Teori Handerson dalam Proses Keperawatan


Dari definisinya Handerson menunjukan bahwa perawat memiliki tugas utama
sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Hal ini terlihat dalam
kemajuan kondisi pasien,yang semula bergantung pada orang lainnnnnn menjadi lebih
mandiri. Hal ini dilakukan dengan mengkaji,merencanakan, mengimplementasikan serta
mengevaluasi dari 14 komponen penanganan perawatan dasar.

Pada tahap pengkajian perawat menilai kebutuhan dasar pasienn berdasarkan 14


komponen diatas,dalam mengumpulkan data perawat menggunakan metode observasi, indra
penciuman, peraba dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data
tersebut dan membandingkanya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit.

Hasil analisis tersebut menghasilkan diagnosis keperawatan yang akan muncul.


Menurut Handerson diagnosis keperawatan dibuat dengan mengenali kemampuan individu
dalam memenuhi kebutuhannya dengan atau tanpa bantuan, serta dengan mempertimbangkan
kekuatan atau pengetahuan yang dimilki individu.

Tahap perencanaan ,Handerson menyusun rencana sesuai dengan aktifitas perawat


dan kebutuhan pasien, termasuk didalamnya jika ada ditemukan perubahan serta bagaimana
sikap perawat dalam membantu dalam keadaan sehat atau sakit.

Pada tahap implementasi , perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar


yang telah disusun dalam rencana keperawatan. Intervensi yang diberikan perawat sifatnya
individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya,keseimbangan
emosional dan kemampuan intelektual serta fisik individu.

Terakhir perawat melakukan evaluasi dari pencapaian kriteria yang diharapkan


dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

2.2 TEORI KASUS

2.2.1.Pengertian Asma Bronchial


Asma Bronchial adalah penyakit pernafasan obstruktif yang ditandai oleh spame akut
otot polos bronkiolus. Hal ini menyebabkan obsktrusi aliran udara dan penurunan ventilasi
alveolus.((Ns, Abd.Wahid & Imam Suprapto, SSt, 2016)

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.(Ws.Bambang & S.Idrus,
2015)
2.2.2 Etiologi

a. Faktor Ekstrinsik ( asma imonologik atau alergi )


1). Reaksi antigen- anti body

2). Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)

b. Faktor Instrinsik ( asma non imonologik atau non alergi )


1). Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal

2). Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur

3). Iritan : kimia

4). Polusi udara : CO, asap rokok, parfum

5). Emosional : takut, cemas dan tegang

6). Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Ws.Bambang & S.Idrus,
2015)

2.2.3 Tanda dan Gejala

a. Stadium dini

1). Faktor hipersekresi yang lebih menonjol


a). Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek

b). Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul

c). Whezing belum ada

d). Belum ada kelainan bentuk thorak

e). Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E

f). BGA belum patologis

2). Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan


a). Timbul sesak napas dengan atau tanpa sputum

b). Whezing
c). Ronchi basah bila terdapat hipersekresi

d). Penurunan tekanan parsial O2

b. Stadium Lanjut atau Kronik


1).Batuk, ronchi

2). Sesak nafas berat dan dada seolah –olah tertekan

3). Dahak lengket dan sulit untuk dikeluarkan

4). Suara nafas melemah bahkan tak terdengar (silent Chest)

5). Thorak seperti barel chest

6). Tampak tarikan otot sternokleidomastoideus

7). Sianosis

8). BGA Pa O2 kurang dari 80%

9). Ro paru terdapat peningkatan gambaran bronchovaskuler kanan dan kiri

10). Hipokapnea dan alkalosis bahkan asidosis respiratorik

(Ws.Bambang & S.Idrus, 2015)

2.2.4 Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-
benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah
antibody IgE abnormal dalam jumlah  besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast
yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut meningkat,
alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini
akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.
(Ws.Bambang & S.Idrus, 2015)
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIAL BERDASARKAN TEORI


HANDERSON

3.1 Tinjauan kasus

3.1.1 Kasus
Klien “Tn A”  Umur 48 Tahun, pekerjaan petani dengan latar belakang pendidikan
tamat SMP. Masuk di Ruang Interne Cempaka 1 Rsud Adnaan Wd pada tanggal 15 Oktober
2018 Pukul 15.00 wib   dengan keluhan pusing ,sesak nafas, dan kelemahan.  Sesak 
dirasakan sejak tanggal 13 Oktober 2018  dan sekarang dirasakan semakin berat . Sesak
nafas dirasakan semakin bertambah bila beraktifitas,. Sesak dirasakan hingga membuat klien
tidak mampu untuk berdiri atau berjalan dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada seluruh
lapang dada namun tidak mengalami nyei pada saat bernafas. Nafsu makan menurun,Klien
sering mual,muntah dan pusing,Dari pemeriksaan fisik didapatkan TD: 130/90 mmHg,
Nadi.130x /menit RR,30x/menit. BB 50 Kg TB 160,napas bau keton, Pola makan klien yaitu
¼ porsi dari yang dianjurkan berdasrkan diet DM, Bab baru 1x sehari,Bak menggunakan
pispot  dengan urine output 1400cc/24 jam,dan adanya  Gangren (+) pada extremtas bawah

3.1.2 Riwayat penyakit dahulu


Tn A mempunyai riwayat penyakit asma Bronchila dan kencing manis ( diabetes
Militus ).Riwayat asma didapat klien sejak kecil,sedangkam penyakit diabetes didapat klien
sejak lima tahun terakhir.

3.1.3 Riwayat penyakit keluarga


Bapak klien juga mengidap penyakit asma,dalam keluarga klien hanya dia yang
mengidap penyakit asma dan diabetes militus.

3.1.4 Pemeriksaan penunjang


Data Laboratorium Tanggal 16 Oktober 2018

Hb                   : 15, 6 mg%                

PCV                : 0,48                           ( 0,38 – 0,42)

Leukosit          : 4.5000                       (< 100.000)


Trombosit        : 387

Glukosa           : 651 mmol

SGOT              : 31

Kreatinin         : 1,56

Analisa Darah

pH                   : 7,429                         (7,35 – 7,54)

pCO2               : 18,9 mmol                 (25 – 45 mmol)

pO2                  : 10,8 mmol                 ( 80 – 104 mmol)

HCO3              : 12,2 mmol                 (21 – 25 mmol)

O2 sat              : 98,3 %

Elektrolit :

K                     : 6,45 mEq                   (3,8 – 5,0 mEq)

Na                   : 115 mEq                    (136 – 144 mEq)

Cl                    : 105 mEq                    (105 – 120 mEq)

Urinalisis

 Eritrosit 3 – 4, Leukosit 5 – 6,  Epitel 9 – 11, Kristal - , Kuman (+)


3.2 Tujuh Elemen Asuhan keperawatan Berdasarkan Teori Handerson
Proses Keperawatan ( 7 elemen Defenisi asuhan keperawatan berdasarkan
Utama berdasarkan Handerson ) Handerson
1. Tujuan asuhan 1. Klien mampu bernafas normal 16-20 x/menit
keperawatan 2. Klien mampu makan dan minum sesuai
kebutuhan
3. Klien mampu memenuhi /beraktifitas dengan
tidak merasakan adanya kelemahan dan
pusing lagi
4. Klien mampu memenuhi kebersihan tubuh
diri
2. Klien atau pasien Memenuhi 14 elemen berdasarkan teori Handerson:
1. Bernafas normal : klien mengalami sesak
nafas sejak 3 hari yang lalu,RR
30x/menit,nafas berbau keton,sesak
bertambah berat bila klien beraktifitas,sesak
membuat klien merasa lemah dan tidak bisa
turun dari tempat tidurnya
2. Makan dan minum dengan cukup : klien
mengalami mual dan muntah,nafsu makan
menurun,pola makan hanya habis ¼ porsi
yang disediakan.
3. Eliminasi : klien BAB 1x esehari dan BAK
menggunakan pispot dengan urine output
1400 cc/24 jam
4. Bergerak dan olah raga ummtuk menjaga
postur tubuh :klien mengalami bedrest karena
sesak yang dirasakan,sesak bertambah bila
klien beraktifitas.
5. Tidur dan istirahat : klien mengeluh
terganggu tidurnya karena sesak yang
dirasakannya.
6. Memilih pakaian yang cocok : klien memakai
baju kaos dan kain sarung.
7. Menjaga suhu tubuh : suhu tubuh klien dalam
batas normal 36C
8. Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat
dengan baik dan melindungi integumen kulit :
klien tidak mengalami demam dan kebersihan
tubuh masih terawat baik walaupun dengan
bantuan keluarga.
9. Berkomunikasi dengan orang lain dalam
mengungkapkan emosi,kebutuhan rasa takut
atau pendapat : klien kurang mampu untuk
mengungkapkan pendapatnya sehingga klien
menderita penyakit diabetes sejak 5 athun
terakhir.
10. Beribadah sesuai kepercayaan : klien
beragama islam
11. Bekerja dengan baik sehingga dapat
melakukan pencapaian tertentu : selama sakit
klien tidak mampu bekerja.
12. Bermain dengan partisipasi dalam berbagai
bentuk rekreasi : selama sakit klien tidak
mampu rekreasi.
13. Menghindari bahaya dan menyakiti orang lain
: klien tidak ada menggangu orang lain
14. Belajar menemukan atau memuaskan rasa
ingin tahu dan menggunakan fasilitas
kesehatan : bila sakit klien langsung berobat
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
3. Peran perawat Peran pelengkap,penolong dan patner dalam
mempertahankan atau memulihkan kemandirian
dalam pemenuhan 14 kebutuhan dasar tersebut
seperti :
1. Mempertahankan kemampuan klien untuk
bernafas normal
2. Mempertahankan kemampuan klien untuk
makan dan minum dengan cukup
3. Mempertahankan kemampuan dalam
memenuhi aktifitas klien
4. Melindungi integumen dari bahaya infeksi
4. Masalah keperawatan Tidak mempunyai kekuatan,kemampuan,kemauan
atau pengetahuan ;
1. Ketidak mampuan klien bernafas normal
2. Ketidak mampuan klien untuk makan dan
minum dengan cukup
3. Ketidak mampuan klein dalam memenuhi
kebutuhan aktifitas

5. Fokus intervensin 1. Sesak nafas yang dialami Tn A teratasi ,


nafasa tidak bau keton lagi, tanda vital dalam
batas normal kembali
2. Mual dan muntah teratasi, kebutuhan makan
dan minum terpenuhi
3. Tidak adanya kelemahan atau pusing saat
beraktifitas.

6. Cara metode intervensi Menggunakan cara intervensi secara mandiri tapi


tetap melaporkanya kedokter dan intervensi secara
kolaborasi
7. Evaluasi atau Setelah melakukan tindakan ,perawat melakukan
pendokumentasian evaluasi atas kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi
tadi,bagai mana aplikasinya dan melakukan
pendokumntasianya.

BAB IV

ANALISA DARI KASUS DAN TEORI

4.1.Kelebihan dari teori Handerson


Seperti yang kita ketahui,teori Handerson ini menyatakan bahwa fungsi yang unik
dari perawat '' untuk membantu individu, sakit atau sehat, dalam kinerja kegiatan
berkontribusi terhadap kesehatan atau pemulihan (atau untuk kematian yang damai) bahwa ia
akan melakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan yang diperlukan, keinginan atau
pengetahuan''

Kelebihan dari teori handerson ini adalah :


1. Handerson memberikan pelayanan tidak hanya kepada pasien yang mengalami
sakit,tetapi juga membantu psien dalam keadaan sehat.
2. Handerson memberikan asuhan keperawatan mulai dari bio,psiko,soial dan
spiritual dengan arti kata mencakup seluruh aspek yang ada pada psien tersebut.
3. Dalam memberikan asuhan keperawatan,handerson tidak hanya melibatkan pasien
sendiri tapi juga melibatkan keluarga pasien.
4. Dalam teorinya Handerson berusaha untuk memandirikan klien bila sudah sehat .

4.2. Kelemahan dari teori handerson


kelemahan dari teori Handerson ini hanya tidak bisa berkerja sendiri-sendiri antara
perawat dan dokter atau dengan tenaga kesehatan lainnya. Walaupun dalam teorinya
Handerson menuntut kemandirian dari perawat tapi perawat harus tetap melaporkanya kepada
dokter.

BAB V
PENUTUP

5.1.Kesimpulan
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model
konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat
yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau
penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat
dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu
perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.
Keperawatan menurut Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit
dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan
penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila
pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini
dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin

Kerangka kerja praktek dari model konsep dan teori keperawatan Virginia Handerson
adalah praktek keperawatan yang membentuk klien untuk melaksanakan 14 kebutuhan dasar
dari Handerson. Dimana Virginia Handerson mengidentifikasikan  14 komponen tersebut
dalam asuhan keperawatan dasar pada tingkat asuhan individual, mengacu kepada aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari dari seseorang, perawat membantunya dengan fungsi-fungsi ini,
atau membuat kondisi sehingga memungkinkan klien melakukan hal-hal tersebut.

5.2.Saran
1. Dengan ada dan dikembangkannya teori Handerson ini dalam bidang keperawatan
diharapkan perawat mampu memberikan asuhan keperawatan secara utuh. Baik kepada
pasien dalam keadaan sakit , maupun dalam keadaan sehat.

2. perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak bergantung lagi kepada dokter
atau tenaga kesehatan lainnya.

3. Dalam memberikan asuhan keperawatan harus memandang pasien secara utuh baik
secara bio,psiko,sosial dan spiritual

DAFTAR PUSTAKA

alligood, M. . (2017). teory keperawatan dan karya mereka. singapura.

Dr. Abdul Muhith. (n.d.). HUBUNGAN ANTARA FALSAFAH , PARADIGMA ,


METODOLOGI ILMIAH Materi kuliah. Article, 1–19.

Niluh Gede Yasmin, S. K., & Christantie Effendy, S. K. (2002). KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH,KLIEN DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN. (S. K. Monica Ester, Ed.).
EGC.

Ns, Abd.Wahid, S. K. M. K., & Imam Suprapto, SSt, M. K. (2016). Asuhan keperawatan
pada sistem pernafasan dalam buku keperawatan medikal bedah. EEG.
Ws.Bambang, & S.Idrus. (2015). buku ajar ilmu penyakit dalam. (Aru-Ws, Ed.).

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT, atas segala rahmat dan
karunianya serta hidayah-Nya yang telah diberikan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah dalam mata kuliah Sain Keperawatan ini dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Teori Virginia Handerson “

Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari partisipasi banyak pihak . pada kesempatan
ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
ajar Sain Keperawatan yang telah memberikan masukan serta arahan dalam menyelesaikan
makalah ini, serta teman – teman seperjuanganprogram Magister keperawatan tahun 2018.
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan dan massih banyaknya kekurangan yang perlu penyempurnaan. Untuk itu saya
berharap adanya kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan makalah ini.

Padang Novemver 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai