KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teman Sebaya
tingkat usia yang sama serta mempunyai tingkat keakraban yang relatif
kesenangan
8
Pengaruh Teman Sebaya…, Sulistiyowati Budikuncoroningsih, FKIP, UMP, 2017
9
ego, fungsi perbandingan sosial dan fungsi kasih sayang. Peran teman
anggota keluarganya.
sekolah.
oleh teman sebaya atau menjadi korban temannya maka dia akan
1. Dampak positif
2. Dampak negatif
sebagainya.
1. Kawan
2. Teman bermain
terdiri dari berbagai usia dan jenis kelamin, tetapi biasanya anak
3. Sahabat
sekedar teman untuk bermain melainkan teman saling bertukar ide dan
perasaan.
seberapa banyak mereka suka atau tidak suka dengan teman sebaya
sebayanya.
hanya berpengaruh pada aspek fisik (yang terlihat) saja namun juga
teman sebaya.
a. Pengertian Persepsi
individu.
1. Faktor Fungsional
2. Faktor-Faktor Struktural
keseluruhan.
akan terjadi hal yang sama di masa yang akan datang. Faktor
secara keseluruhan.
c. Teori Persepsi
adalah objek eksternal dari dunia itu sendiri seperti bau kopi,
melihat, sentuhan, bau dan rasa apel yang sama. (4) Memiliki
berpikir dengan cara lain, karena jika ada satu hal yang kita
mengatasi.
aspek yang sangat penting dalam hubungan orang tua dan anak. Pola
hubungan antara orang tua dan karakteristik anak namun belum tentu
tua. Hubungan ini dipengaruhi oleh pola asuh keluarga (orang tua) dan
sikap atau perilaku anggota keluarga terhadap anak. Pola asuh orang
keluarga namun juga pada sikap dan perilaku anak pada keluarga
anak. Anak yang berasal dari keluarga yang hubungan positif dan
ramah, dianggap menarik oleh oran lain dan relatif bebas dari
kecemasan.
pola asuh orang tua yang tidak baik. Penyesuaian tersebut terjadi
karena anak meniru gaya orang tua yang tidak baik atau kurangnya
kasih sayang dari orang tua dan mempunyai hubungan yang kurang
baik antara orang tua dengan anak. Anak yang tidak memperoleh
perhatian dan kasih sayang orang tua menjadi haus akan kasih sayang
seorang anak oleh orang tuanya mempengaruhi sikap anak itu terhadap
asuh yaitu:
indifferent adalah suatu gaya dimana orang tua sangat tidak terlibat
kebutuhan anak. Orang tua tipe ini juga kurang memiliki kekuatan
standar perilaku bagi anak. Orang tua tipe un-involved merasa telah
Orang tua tipe ini memberikan aturan main dan disiplin kepada
anak, namun memiliki gaya yang lebih baik dari pada authoritatian,
selain itu orang tua memberikan penuh kasih sayang kepada anak.
sebagai berikut:
1. Fungsi Biologis
2. Fungsi Ekonomis
kemampuannya.
3. Fungsi Pendidikan
4. Fungsi Sosialisasi
5. Fungsi Perlindungan
6. Fungsi Rekreatif
7. Fungsi Agama
hal lain yang berupa psikis, selain itu keluarga juga sebagai tempat
3. Agresivitas
a. Pengertian Agresivitas
dapat diterima secara sosial, yang menyebabkan luka fisik, psikis pada
dapat menyakiti dan melukai seseorang baik secara fisik maupun non
dari diri anak itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor-faktor tersebut
korbannya.
kekerasan.
tindak agresivitas.
mendorong).
a. Keluarga
b. Sekolah
anak.
c. Teman sebaya
tua.
c. Indikator Agresivitas
dua yaitu:
anak laki-laki.
orang lain dan bagaimana reaksi anak dalam situasi dikontrol oleh
orang lain, sesi ketiga berfokus pada identifikasi masalah, sesi keempat
pemecahan masalah.
1. Penelitian yang dilakukan John D Coie (1992) dalam jurnal yang berjudul
dan jenis kelamin sebagai penyebab utama penolakan teman teman sebaya
agresif yang muncul pada diri anak. Pada akhir tahun pertama sekolah,
perilaku agresif, keadaan sosial, dan perbedaan jenis kelamin. Hasih dari
dari pemantauan orang tua yaitu upaya untuk mengetahui apa yang anak-
mereka.
sebesar 91%.
C. Kerangka Pikir
dampak positif maupun negatif. Anak-anak yang ditolak oleh teman sebaya
akan merasa kesepian dan beresiko menjadi depresi sehingga dia akan
teman sebayanya beresiko terlibat dengan sejumlah masalah termasuk saat dia
berada di sekolah, dia akan sering mengganggu teman dan merugikan pihak
kepribadian anak. Pada keluarga terdapat pola asuh orang tua yang beraneka
ragam yang dapat menentukan perilaku anak saat mereka berinteraksi dengan
orang lain. Hal ini dilihat dari perilaku anak saat sedang berinteraksi dengan
agresivitas tinggi, sehingga dia sering melakukan hal yang merugikan seperti
Permasalahan di atas tentu tidak lepas dari persepsi siswa terhadap pola
asuh orang tua yang diterimanya. Siswa yang mempunyai agresivitas biasanya
berasal dari kondisi keluarga yang kurang perhatian atau sering mengekang
anak sehingga anak menjadi memberontak. Jika persepsi pola asuh orang tua
yang diterima siswa merupakan hal yang tepat dan sesuai dengan keadaan
siswa, maka siswa tidak akan memiliki agresivitas. Berdasarkan uraian di atas,
berikut:
Teman Sebaya
Agresivitas Siswa
Orang Tua
D. Hipotesis
dasar.
3. Terdapat pengaruh teman sebaya dan persepsi pola asuh orang tua
Keterangan:
= Teman Sebaya
= Agresivitas Siswa