Anda di halaman 1dari 7

ESAI MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

“PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR”
Dosen Pengampu: Ari Listiyorni, M.Hum

Disusun Oleh:
Nasywa Riby Secarinova Robiyanto
(P07120223017)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN


PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
TAHUN 2023
PENGARUH INTERAKSI TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap orang. Motivasi


belajar merupakan faktor utama yang memengaruhi keberhasilan akademik dan prestasi
pribadi. Salah satu faktor penting dalam pengembangan motivasi belajar adalah pengaruh
teman sebaya. Lingkungan sosial, termasuk interaksi dengan teman sebaya yang sangat
memengaruhi motivasi belajar seseorang. Lingkungan sosial yang baik berperan penting
dalam membentuk pengalaman sehari-hari kita. Lingkungan sosial menurut Stroz (1987:
76) meliputi “semua kondisi-kondisi dalam dunia yang dalam cara-cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku seseorang, termasuk pertumbuhan dan perkembangan atau
life processe, yang dapat pula dipandang sebagai penyiapan lingkungan (to provide
environment) bagi generasi yang lain“. Interaksi sosial yang baik melibatkan komunikasi
yang efektif, empati, dan saling pengertian antara individu. Dengan adanya interaksi
sosial yang baik maka akan tercipta juga suasana yang baik.
Suasana yang baik di perkuliahan dapat mengurangi tingkat stres, absensi,
konflik, dan meningkatkan kreativitas. Salah satu faktor yang memengaruhi lingkungan
yang baik adalah lingkungan teman sebaya. Mu’tadin dalam Handayani (2009)
menguraikan bahwa yang dimaksud dengan teman sebaya adalah kumpulan individu
yang memiliki usia, serta kepekaan sosial yang hampir sama, atau bahkan sama. Teman
sebaya biasa ditemukan pada pertemanan yang dilakukan oleh individu, anak, maupun
remaja yang berada di lingkungan sekolah. Keberadaan teman sebaya dalam belajar
maupun dalam bermain memberikan dampak yang positif bagi perkembangan anak (Santi
& Khan, 2019). Teman sebaya, atau peer group, memiliki pengaruh yang kuat dalam
kehidupan individu, terutama selama masa perkembangan. Interaksi dengan teman
sebaya dapat membentuk nilai-nilai, perilaku, dan identitas seseorang. Pengaruh teman
sebaya dapat mencakup pengembangan nilai-nilai, preferensi, dan norma perilaku. Dalam
lingkungan pendidikan, teman sebaya juga memengaruhi hasil akademik. Pengaruh
teman sebaya tidak hanya terbatas pada masa remaja, tetapi juga berlanjut ke masa
dewasa. Teman sebaya di perkuliahan atau dalam lingkungan sosial juga memiliki
dampak pada sikap, motivasi belajar, dan prestasi individu.
Motivasi belajar adalah faktor penting dalam mencapai kesuksesan akademik dan
perkembangan pribadi. Menurut RBS Fudyartanta (2002:258) motivasi belajar adalah
suatu dorongan yang memberikan semangat kepada individu dalam melakukan aktivitas
belajar agar mencapai suatu hasil belajar yang sangat memuaskan atau setidaknya
memperoleh perubahan yang intens dari masa sebelumnya. Selama masa pendidikan,
teman sebaya dapat memainkan peran kunci dalam membangkitkan dan memelihara
motivasi belajar individu. Teman sebaya sering menjadi model peran sosial bagi individu
muda. Selain itu, hubungan yang dibangun melalui belajar bersama teman sebaya dapat
bertahan sepanjang hidup dan memberikan manfaat jangka panjang dalam hal dukungan
sosial dan berbagi pengetahuan.
Interaksi teman sebaya, atau interaksi antara individu seumur atau sebaya, dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor utama yang memungkinkan terjadinya interaksi
teman sebaya adalah kesamaan usia. Orang cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan
mereka yang memiliki usia yang sama karena mereka memiliki pengalaman dan minat
yang serupa. Selain faktor kesamaan usia, kesamaan kepribadian juga menjadi faktor
terjadinya interaksi teman sebaya karena kesamaan dalam nilai-nilai, pandangan, dan
kepribadian dapat membuat orang merasa lebih nyaman berinteraksi satu sama lain.
Individu yang merasa memiliki kesamaan dalam hal ini cenderung lebih mungkin
menjadi teman sebaya. Hal ini disebabkan oleh kecocokan antar individu dalam suatu
kelompok pertemanan. Dalam satu kelompok pertemanan terdapat sejumlah individu
dengan sifat yang berbeda-beda yang tentu berpengaruh pada cocok tidaknya seseorang
untuk terus berteman. Salah satu faktor yang mendasari seseorang diterima oleh orang
lain yaitu faktor sugesti yang mencakup suatu proses dimana individu menerima suatu
cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain serta pandangan
atau sikap dari dirinya yang kemudian diterima oleh orang lain (Saputro & Pardiman,
2012; Yanti & Marimin, 2017). Selain kesamaan-kesamaan tersebut, kesamaan minat dan
hobi bersama juga memicu terjadinya interaksi teman sebaya. Ketertarikan dan hobi yang
sama dapat menghubungkan individu dan memicu interaksi teman sebaya. Misalnya, dua
orang yang sama-sama suka menyanyi dapat berkumpul dan berbagi minat mereka.
Faktor selanjutnya adalah mahasiswa yang cenderung tinggal jauh dari orang tua yang
memicu mahasiswa tersebut mencari dorongan untuk memenuhi kebutuhan dari teman
sebaya seperti support system, tempat bercerita, dan berbagi informasi.
Ketika mempertimbangkan pengaruh teman sebaya pada motivasi belajar, kita
menemukan bahwa dampaknya bisa bervariasi, baik positif maupun negatif. Dampak
positif dari interaksi teman sebaya yang didapat antara lain seperti dukungan emosional.
Teman sebaya dapat menjadi teman yang baik dalam mengatasi stres akademik dan
tekanan perkuliahan. Mereka memahami tantangan yang sama dan bisa memberikan
dukungan emosional. Mereka dapat saling menjadi support system satu sama lain.
Dukungan lainnya adalah dukungan akademik. Dampak positif interaksi teman sebaya
dalam dukungan akademik adalah mereka dapat saling memberikan dukungan dalam
memahami materi perkuliahan. Mereka dapat berbagi catatan, menjelaskan konsep yang
sulit, dan membantu dalam mengerjakan tugas. Dampak positif selanjutnya adalah teman
sebaya dapat memberikan motivasi. Keberadaan teman sebaya yang termotivasi dan
berprestasi tinggi dapat memotivasi individu lain untuk meningkatkan kinerja akademik.
Persaingan sehat dengan teman sebaya dapat mendorong pencapaian yang lebih baik.
Apabila tidak mampu memilah pertemanan teman sebaya dengan baik, interaksi
dengan teman sebaya dapat memiliki dampak yang merugikan pada motivasi belajar
individu seperti dampak pada akademik dan perilaku sosial seseorang. Yang pertama
adalah dampak akademik seperti prokrastinasi. Teman sebaya yang kurang termotivasi
atau cenderung menunda-nunda pekerjaan dapat memengaruhi individu lain untuk
melakukan hal yang sama. Lalu hal ini akan memicu timbulnya gangguan. Kehadiran
teman sebaya yang kurang berfokus atau kurang hormat terhadap pembelajaran dapat
mengganggu konsentrasi dan fokus individu lain dalam kelas. Dampak selanjutnya adalah
munculnya plagiarisme. Terkadang, tekanan dari teman sebaya untuk berhasil dapat
mendorong individu untuk terlibat dalam perilaku akademik yang tidak etis, seperti
plagiat. Hal ini juga memicunya dampak negatif yaitu persaingan yang berlebihan.
Persaingan yang tidak sehat dengan teman sebaya dapat menciptakan stres yang
berlebihan dan kecemasan yang merugikan perkuliahan.
Selain berdampak pada akademik, pengaruh negatif interaksi teman sebaya juga
berdampak pada perilaku sosial seseorang yang menjadi tidak etis karena terpengaruh
oleh teman sebaya seperti penggunaan kata kasar dan penyalahgunaan narkotika. Sesuai
penjelasan Wong (2017) menyatakan bahwa teman sebaya dapat memberikan dorongan
yang kuat pada seseorang dalam bertindak salah satunya mengajak untuk menggunakan
Napza. Penelitian (Wulandari, 2015) menjelaskan pengaruh teman sebaya yang bersifat
negatif dapat dengan mudah terbawa pada perilaku kurang baik seperti mencuri dan
menggunakan obat-obatan terlarang.
Dalam perkuliahan, penting untuk memanfaatkan dampak positif teman sebaya
sambil menghindari dampak negatif yang dapat memengaruhi motivasi belajar. Ini dapat
dicapai dengan memilih teman sebaya yang mendukung, berkomunikasi secara efektif,
dan berfokus pada tujuan akademik yang sehat. Selain itu, individu perlu memiliki
kesadaran diri untuk menjaga keseimbangan antara motivasi positif dan pengaruh negatif
teman sebaya.
Pertama-tama, adalah penting untuk memahami bahwa memilih teman sebaya
yang berpengaruh positif pada motivasi belajar memerlukan refleksi diri. Seseorang perlu
mengidentifikasi tujuan dan nilai-nilai pribadi dalam pendidikan. Ini akan membantu
seseorang menemukan teman sebaya yang memiliki visi dan tujuan yang sejalan. Oleh
karena itu, solusi pertama adalah kenali tujuan pendidikan. Sebelum mencari teman
sebaya, kenali dengan baik tujuan dan nilai-nilai diri dalam pendidikan. Apa yang ingin
di capai dan bagaimana mendefinisikan keberhasilan dalam belajar. Dengan pemahaman
yang jelas tentang ini, seseorang dapat lebih mudah menemukan teman sebaya yang
memiliki visi yang sama. Setelah mengenali tujuan, selanjutnya adalah cari teman sebaya
yang memotivasi. Cari teman sebaya yang memiliki semangat belajar tinggi dan selalu
berusaha untuk meningkatkan diri. Teman-teman sebaya seperti ini dapat menjadi sumber
motivasi yang kuat. Namun, jangan hanya terpaku pada tingkat prestasi akademik. Seiring
dengan mencari teman sebaya yang pintar, penting untuk temukan teman yang membagi
minat. Mencari teman sebaya yang memiliki minat yang sama dalam bidang tertentu
dapat membantu untuk tetap termotivasi. Teman sebaya dengan minat yang sama dapat
menjadi mitra yang baik untuk eksplorasi bersama dan belajar lebih dalam. Setelah
menemukan teman sebaya yang sesuai, penting untuk jalin komunikasi terbuka.
Komunikasi adalah kunci dalam hubungan dengan teman sebaya. Diskusikan tujuan
belajar, rencana studi, dan tantangan yang dihadapi. Dengan berkomunikasi secara
terbuka, seseorang dapat saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Namun,
ketika telah memilih teman sebaya yang positif, tetaplah jaga kemandirian. Meskipun
penting untuk mendapatkan motivasi dari teman sebaya, tetap harus menjaga kemandirian
dan integritas dalam rencana dan tujuan belajar. Jangan terlalu terpengaruh oleh teman
jika itu akan mengganggu rencana belajar. Selain itu, selalu pilih kualitas daripada
kuantitas. Lebih baik memiliki sedikit teman sebaya yang positif dan berpengaruh
daripada banyak teman yang mungkin tidak mendukung motivasi belajar. Fokus pada
kualitas hubungan daripada jumlah teman sebaya. Terakhir, perlu diingat bahwa dalam
perjalanan pendidikan, mungkin akann tetap terbuka untuk perubahan. Jangan takut untuk
mengubah dinamika hubungan dengan teman sebaya jika merasa itu perlu. Tetap terbuka
terhadap pertemanan baru yang mendukung tujuan dan motivasi belajar.
Memilih teman sebaya yang positif dan mendukung motivasi belajar adalah
langkah penting dalam mencapai kesuksesan akademik. Dengan refleksi diri yang baik,
pemilihan teman yang tepat, komunikasi terbuka, dan menjaga kemandirian. Pengaruh
teman sebaya pada motivasi belajar adalah fenomena yang kompleks dan memiliki
dampak yang signifikan pada individu, terutama dalam konteks pendidikan. Dari
pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan, teman sebaya dapat berperan sebagai faktor
motivasi yang kuat dalam konteks pendidikan. Dukungan, inspirasi, dan kolaborasi
dengan teman sebaya dapat meningkatkan motivasi belajar individu. Namun, penting juga
untuk berhati-hati dalam memilih teman sebaya yang memiliki dampak positif dan untuk
menjaga kesadaran diri dalam menjalani hubungan sosial yang sehat.

Anda mungkin juga menyukai