Anda di halaman 1dari 9

PROJEK PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

MENINGKATKAN KWALITAS MORAL PADA PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 7

RISDA EMANUELA SIALLAGAN (1163351028)

YULIA PRASTIKA SIANJUNTAK (1162351004)

LABA BAGE ROHNA BANUREA (1163351018)

JURUSAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas projek ini yang berjudul
“MENINGKATKAN KWALITAS MORAL PADA PESERTA DIDIK”.

Pembuatan hasil projek ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Psikologi Kepribadian. Dan selain itu juga untuk mengetahui bagaimana MENINGKATKAN
KWALITAS MORAL PADA PESERTA DIDIK.

Dalam menyelesaikan tugas ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama di


sebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan. Namun, berkat bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya tugas ini dapat kami selesaikan tepat waktu walaupun hasilnya belum dapat
dikatakan sempurna. Dan kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah
memberikan arahan dalam penyelesaian projek ini.

Mudah-mudahan makalah projek sederhana ini bermanfaat bagi kami khususnya dan
para pembaca pada umumnya. Kritik dan saran yang membangun, sangat kami harapkan
untuk perbaikan pembuatan makalah projek selanjutnya.

Medan, Mei 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menuliskan makalah projek ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
psikologi kepribadian. Pada makalah projek ini akan mengkaji mengenai kwalitas
perkembangan moral peserta didik.

Moral adalah merupakan pengetahuan atau wawasan yang menyangkut budi pekerti
manusia yang beradab. Moral juga berarti ajaran yang baik, buruknya perbuatan dan
kelakuan. Moralisasi yaitu uraian (pandangan dan ajaran) tentang perbuatan serta kelakuan
yang baik. Demoralisasi, yaitu kerusakan moral.

Menurut asal-usul katanya “moral” berasal dari kata mores dari bahasa Latin, lalu
kemudian diartikan atau di terjemahkan jadi “aturan kesusilaan” ataupun suatu istilah yang
digunakan untuk menentukan sebuah batas-batas dari sifat peran lain, kehendak, pendapat
atau batasan perbuatan yang secara layak dapat dikatakan benar, salah, baik maupun buruk.

B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi kepribadian
2. Untuk melatih kita dalam berfikir kritis
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kwalitas moral peserta didik
4. Untuk melatih kita dalam merekayasa sebuah kegiatan atau melatih membuat
sebuah proposal dalam kegiatan.

C. MANFAAT
1. Membantu lebih efetif lagi dalam meningkatkan pola berfikir secara kritis dan
maju
2. Membantu meningkatkan wawasan kita dalam merekayasa sebuah kegiatan, atau
membuat sebuah proposal mengenai kegiatan
BAB II

PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KWALITAS MORAL PADA PESERTA DIDIK

A. Alat Dan Bahan Yang di gunakan


 Buku yang berkaitan dengan peningkatan moral pada peserta didik.
B. Dukungan Data Dan Informasi Awal
1. Pengertian

Dalam permainannya akan terasa lebih seru dan mudah memahami pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini berbeda dengan kegiatan belajar diruang kelas yang lebih menonjolkan
aspek kognitif. Meskipun demikian, kegiatan belajar yang efektif adalah dilakukan dengan
belajar langsung, dimana siswa bisa merasakan dan mengalami langsung apa yang mereka
pelajari. Kegiatan bermain dan belajar berbeda jika ditinjau secara akademis.

2. Syarat pemilihan dan penggunaan alat dan bahan permainan 


Selain permainan yang dapat dilaksanakan tanpa bantuan alat, permainan juga dapat
dilakukan dengan alat bantu alat permainan. Beberapa   aspek   yang   perlu   diperhatikan  
dalam   memilih   bahan  dan   peralatan   belajar yang di gunakan yaitu:
a. Pilih alat atau bahan yang rame di pasaran, karena hal ini dapat mempermuda para
pemain untuk memenuhi materi dalam permainan.
b. Pilih alat atau bahan yang harga beliknya terjangkau, tidak terlalu mahal .
c. Pilih alat atau bahan yang memiliki unsur materi bahasan yang luas atau yang dalam
pembahasan materinya mudah untuk di mengerti.

3. Penggolongan kegiatan bermain


Penggolongan kegiatan bermain berusia 16 tahun tergolong di kalangan remaja awal yang
bisa mengikuti permainan. Hal yang harus di perhatikan dalam bermain yaitu: Bermain
secara soliter, bermain secara parallel, bermain secara asosiatif, dan bermain secara
kooperatif”. Bermain soliter artinya bermain sendiri tanpa teman. Bermain parallel artinya
kegiatan bermain yang dilakukan sekelompok dengan menggunakan alat permainan yang
sama, tetapi masing-masing mereka bermain sendiri. Bermain Asosiatif artinya bermain
dalam permainan yang  sama tapi tidak ada peraturan.
Sedangkan bermain kooperatif adalah Masing-masing mereka memiliki peran tertentu
guna mencapai tujuan bermain. Anak-anak dari kelompok usia akan menunjukan tahapan
perkembangan bermain sosial yang berbeda-beda.
Dalam proses permainan terdapat unsur aturan-aturan yang harus ditaati, mengerti orang
lain, toleransi, kerjasama dan persahabatan. Oleh karena itu melalui permainan anak dapat
dirangsang dan dilatih kecerdasan personalnya karena anak dapat berinteraksi sosial dan
berempati.

4. Bahan dan Alat permainan sesuai dengan tahap Perkembangan


a. Bahan dan peralatan bermain bagi perkembangan kognitif

Kemampuan kognitif yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain:


Kemampuan mengenal, mengingat, berpikir konvergen, divergen, dan member penilaian.
Kegiatan bermain dilakukan dengan cara mengamati dan mendengar.Bahan atau peralatan
yang dibutuhkan hendaknya membantu dalm perkembangan anak dalam mengamati dan
mendengarkan.

b. Bahan dan Peralatan Bermain bagi Pengembangan Bahasa

Kemampuan berbahasa yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain bertujuan


untuk:

1. Menguasai bahasa reseptif (mendengar dan memahami apa yang didengar)


2. Memahami perintah
3. Menjawab pertanyaan
4. Mengikuti urutan peristiwa
5. Menguasai bahasa ekspresif yang meliputi:
 Menguasai kata-kata baru
 Menggunakan pola bicara orang dewasa
 Berkomunikasi secara verbal dengan orang lain: berbicara sendiri atau
berbicara pada orang lain
 Keasyikan menggunakan bahasa
c. Bahan dan Peralatan Bermain bagi Pengembangan Moral Anak

Hal penting dalam melakukan kegiatan untuk mengembangkan moral diantaranya


harus dapat :

1. Meningkatkan kemampuan untuk memahami perasaan (dengan cara menyebutkan


perasaan, menerima perasaan, mengekspresikan secara tepat, dan memahami perasaan
orang lain
2. Meningkatkan kemampuan berlatih membuat pertimbangan
3. Meningkatkan kemampuan memahami perubahan
4. Menyenangi diri sendiri

d. Bahan dan peralatan bermain bagi Pengembangan Sosial Anak

Kemampuan sosial yang dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain harus bertujuan
untuk membina hubungan dengan anak lain dan belajar bertingkah laku yang dapat diterima
dan sesuai dengan harapan anak lain. Moeslichatoen (2004:56) menyatakan: “Peralatan
bermain dan permainan yang dilakukan sebaiknya dapat digunakan secara bersama atau
permainan dapat dilakukan bersama agar memperoleh makna”, diantaranya adalah:

a. Setiap perbuatan yang dilakukan dalam interaksi dengan anak lain itu ada dampaknya
b. Setiap tingkah laku sosial yang positif yang dapat diterima anak lain
c. Setiap anak akan dapat melkukan keinginannya asal dilaksanakan secara wajar
d. Setiap anak dapat menuntut haknya dengan cara yang dapat diterima anak lain
e. Setiap anak dapat mengekspresikan perasaannya bila dilaksanakan dengan cara yang
dapat diterima anak lain.

C. LANGKAH KEGIATAN
a. Dalam pembuatan projek ini di tujukan pada anak-anak agar tidak jenuh dalam
belajar
b. Melakukan pembagian tugas
c. Membuat jadwal kegiatan
d. Merumuskan kegiatan
e. Membuat kesimpulan
f. Mengambil hasil projek
D. HASIL KEGIATAN
1. Membantu pertumbuhan anak
2. Menjadikan anak lebih terampil dalam belajar karena otak terus bekerja dan
terus berinteraksi
3. Anak lebih bebas untuk bertindak
4. Memberikan dunia khayal yang dapat dikuasai
5. Meletakkan dasar pengembangan bahasa
6. Berpengaruh dalam pembentukan hubungan antar pribadi

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pembelajaran melalui tahap ini sangatlah bermanfaat bagi perkembangan kwalitas
moral anak yang mana si anak lebih menjadi aktif dan mempunyai tanggung jawab akan diri
sendiri maupun kelompok. Dalam kelompok di ajarkan kepedulian, dengar-dengaran satu
sama lain dan kekompakan pun menjadi terjalin dengan baik. Bahkan kepribadian anak
terbentuk menjadi lebih bersosialisasi dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?
q=PROJEK+MENINGKATKAN+MUTU+MORAL+PADA+PESERTA+DIDIK&oq=PROJ
EK+&aqs=chrome.1.69i57j69i59.4197j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Anda mungkin juga menyukai