Anda di halaman 1dari 7

122

Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada


hhttps://akper-sandikarsa.e-journal.id/JIKSH
Vol 9, No, 1, Juni 2020, pp;122-128
p-ISSN: 2354-6093 dan e-ISSN: 2654-4563
DOI: 10.35816/jiskh.v10i2.234

ARTIKEL PENELITIAN
Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif Siswa SMA Negeri 1
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students Central Lampung
Regency

Indah Dwi Cuyunda1 ,Octa Reni Setiawati2, Sri Maria Puji Lestari3,
Prambudi Rukmono4
1 Program Studi Kedokteran , Universitas Malahayati
2 Departemen Psikologi, Universitas Malahayati
3 Departemen Ilmu Kesehatan, Universitas Malahayati
4 Departemen Perinatologi, RSUD Dr. H. Abdul Moeloek

Artikel info
Received;15 Maret 2020 Abstrak.
Revised: 19 Maret 2020 Latar Belakang: Masa remaja merupakan masa peralihan
Accepted;20 Maret 2020 dari masa anak-anak menuju dewasa, pada masa ini
kenakalan remaja sangat marak terjadi seperti perilaku
agresif. Salah satu bentuk perilaku agresif yang sering terjadi
di kalangan remaja adalah tawuran antar pelajar, pada
dasarnya kenakalan serta agresivitas pada remaja khususnya
perilaku tawuran dapat terjadi karena tidak berhasilnya
remaja untuk mengontrol dirinya sendiri. Tujuan: Penelitian
ini setuju untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri
dengan perilaku agresif pada siswa SMA Negeri 1 Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah. Metode Penelitian: Penelitian
kuantitatif dengan desain analitik dan rancangan cross
sectional serta teknik pengambilan sampel Simple Random
Sampling. Data dievaluasi dengan SPSS. Hasil: Jumlah sampel
205 dari 50 populasi, nilai median 82,00 (sedang), nilai min-
max (52-120) untuk control diri dan nilai median 79,00
(sedang), nilai min-max (43-990) untuk perilaku agresif. Hasil
analisis bivariat uji Spearman didapatkan nilai P Value 0,021,
dan nilai r - 0,161. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang
signifikan antara kontrol diri dengan perilaku agresif pada
siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah,
dengan kekuatan korelasi rendah dan arah korelasi negatif
yaitu semakin tinggu kontrol diri semakin rendah perilaku
agresif seseorang.

Abstrak
Background: Adolescence is a transition from childhood to
adulthood, during this time juvenile delinquency is very
prevalent as aggressive behavior. One form of aggressive

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
123

behavior that often occurs among teenagers is brawls


between students, basically delinquency and aggressiveness in
adolescents, especially brawl behavior can occur due to the
failure of adolescents to control themselves. Purpose: This
study agrees to find out the relationship between self-control
and aggressive in Trimurjo Stage 1 High School Student
Central Lampung Regency. Research Method: Quantitative
research with analytic design and cross sectional design and
Simple Random Sampling sampling techniques. Data were
evaluated with SPSS. The result: 205 samples out of 500
populations, median values 82.00 (moderate), min-max values
(52-120) for self-control and median values 79.00 (moderate),
min-max values (43-99) for aggressive behavior. The results
of the Bivariate Spearman test showed a P Value of 0.021, and
a r value of - 0.161. Conclusion: There is a significant
relationship between self-control and aggressive behavior
inTrimurjo1 Lampung Tengah High School students, with low
correlation strength and negative correlation direction,
namely the higher the self-control, the lower the person's
aggressive behavior.
Keywords: Coresponden author:
Kontrol Diri; Email: dwicuyunda@gmail.com
Perilaku Agresif;
Remaja;
artikel dengan akses terbuka dibawah lisensi CC BY -4.0

Pendahuluan
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa, pada
masa ini per-kembangan fisik, mental, sosial, dan emosional mencapai tingkat
kematangan. Remaja yang berada di umur13 tahun sampai 18 tahun yang umumnya
duduk di bangku sekolah menengah atas, merupakan remaja yang berada di periode
perkembang- an remaja awal. Pada periode remaja awal, perkembangan fisik pada remaja
semakin tampak, sepertiper- ubahan fungsi alat kelamin, dan remaja seringkali sulit untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang ada pada dirinya, dan membuat
mereka cenderung menyendiri, merasa tersaingi, kurang perhatian dari orang lain, bahkan
merasa tidak ada yang memperdulikannya, sehingga untuk membuat dunia sekitarnya
yakin, mereka akan lebih cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar dan akan lebih
sulit untuk mengontrol diri. Fase “mencari jati diri” atau fase “topan dan badai”, biasanya
merupakan sebutan untuk fase remaja, yang artinya pada fase ini kedudukan remaja
masih belum jelas, karena tidak bisa dikatakan anak-anak lagi tetapi belum bisa dikatakan
orang dewasa. Dan pada fase ini untuk memfungsikan dan menguasai fungsi fisik maupun
psikisnya remaja masih belum mampu secara maksimal (Ali,etall, 2014).
Kejadian bermula di kantin sekolah saat jam istirahat, pertikaian terjadi karena kedua
belah pihak terlibatadumulut, berawaldarisiswa SMA Utama 2 yang meminta rokok
kepada siswa SMK Utama namun permintaan tersebut tidakdihiraukan oleh siswa SMK
Utama, sehingga terjadi keributan yang melibatkan 20 pelajar SMK Utamadansembilan
pelajar SMA Utama 2.Data terbaru pada Juli 2019 dikutip dari media Radar Lampung.co.id,
telah terjadi tawuran pelajar di kabupaten Lampung Tengah. Tawuran antar pelajar
SMKN1 Metro ini berawal dari dua pelajar kelas 12 SMKN 1 Metro yaitu G dan R yang

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
124

terlibat cekcok mulut, kemudian G mengajak R bertemu dengan dalih ingin berdamai, saat
tiba di tempat pertemuantiba-tiba G bersama teman-temannya berjumlah sekitar 6 orang
langsung menyeraang R meng-gunakan senjata tajam, akibatnya korban luka-luka dan
dirawat intensif di rumahsakit. Berdasarkan data dan kasus diatas membuktikan bahwa
masih maraknya kenakalan remaja yang sangat merugikan dan meresahkan, menurut
(Novarianto,etall, 2018) perilaku tawuran pada remaja ini disebabkan oleh beberapa
faktor, selain faktor dari dalam (internal) jugaada beberapa faktor dari luar, yaitu
keluarga, lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan dan lingkungan sekitar.
Metode
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode analitik dengan menggunakan
metode sampel simple random sampling. Dengan maksud untuk melihat apakah terdapat
hubungan antara kontrol diri dengan perilaku agresif, Rancangan penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional, pengumpulan data baik variabel dependen
maupun independen dan faktor-faktor yang mempengaruhinya dikumpulkan dalam
waktu yang bersamaan. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang berjumlah 500
siswa yang berada di SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah sebanyak 205 siswa yang sesuai dengan kriteria inklusi.

Hasil Dan Pembahasan


Tabel 1. Hasil Uji Bivariat Hubungan Kontrol Diri dan Perilaku Agresif pada
Siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah
Variabel Median (Min-Max) P value Nilai r

Kontrol Diri 82.00 0.021 -0.161


(51-120)
Perilaku 79.00
Agresif (43-99)
Menurut hasil penelitian pada Siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah,
di dapatkan 10 siswa (4,9%) dengan kontrol diri tingkat rendah, 148 siswa (72,2%)
dengan kontrol diri tingkat sedang, serta 47 siswa (22,9%) dengan kontrol diri tingkat
tinggi. Didapatkan nlai Median 82.00, Nilai minimum 51, dan nilai maksimum 120. Dengan
hasil penelitian tersebut, disebutkan bahwa rata-rata siswa SMA Negeri 1 Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengah memiliki Kemampuan kontrol diri tingkat sedang. Hal ini bisa
diartikan bahwa kemampuan kontrol diri pada siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah dapat menekan munculnya perilaku agresif pada siswa.
Menurut hasil penelitian pada Siswa SMA Negeri1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah,
di dapatkan 28 siswa (13,7%) dengan perilaku agresif dengan tingkat rendah, 169
siswa(82,4%)dengan perilaku agresif tingkat sedang, serta 8 siswa (3,9%)dengan perilaku
agresif tingkat tinggi. Didapatkan nilai Median 79.00, Nilai minimum43 dan nilai
maksimum 99. Dengan hasil penelitian tersebut, disebutkan bahwa rata-rata siswa SMA
Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah memiliki perilaku agresif tingkat sedang.
Hal ini bisa di artikan bahwa perilaku agresif siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah masih cukupbanyak.
Perilaku agresif rendah ditemukan pada siswa SMA Negeri 1Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah dengan jumlah 28 siswa(13,7%), artinya siswa tersebut masih bisa
mengontrol diri dengan hanya sesekali merasa kesal ketika ada hal
yangmembuatnyaemosi. Sedangkan perilaku agresif tinggi, ditemukan sebesar 8 siswa
(3,9%), perilaku agresif ini berupa menyerang secara fisik, mudah meluapkan emosi,

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
125

emosi sulit untuk dikendalikan, dalam hal ini peneliti tidak menemukan siswa yang
memperlihatkan perilaku agresif tinggi secara objektif, kemungkinan dikarenakan faktor
peraturan masing-masing sekolah yang menekankaterhadap siswa untuk selalu tertib
baik di dalam maupun diluar lingkungan sekolah.

Didapatkan nilai korelasi r = -0,161, artinya kekuatan korelasi penelitian ini memiliki
keterkaitan rendah dan mempunyai arah korelasi negatif yang dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku agresif seseorang. Didapatkan
rata-rata siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah memiliki kemampuan
kontrol diri tingkat sedang,yang mengartikan bahwa kemampuan kontrol diri pada siswa
SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah dapat menekan munculnya perilaku
agresif pada siswa. Hal tersebut didukung oleh pendapat (Widiarti, 2010) bahwa kontrol
diri sangat diperlukan bagi setiap individu, khususnya remaja jika remaja tidak mampu
untuk melakukan kontrol diri dengan baik maka remaja di- khawatirkan dapat mengalami
krisis identitas, sehingga remaja memiliki kecenderungan berperilaku negatif.
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah dimana untuk kuesioner kontrol diri mayoritas siswa mengisi kolom
sangat setuju untuk kuesioner point 9 yaitu ”Saya mudah terpengaruh terhadap ajakan
orang lain meskipun saya tau hal tersebut salah”. Bagi siswa hendaknya dapat
berpendirian teguh dan tanamkan prinsip dalam diri agar tidak mudah terpengaruh pada
hal- hal yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Hasil penelitian ini juga sesuai
dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kontrol diri dapat menekan munculnya
perilaku agresif dalam diri sesorang, semakin tinggi kontrol diri semakin rendah perilaku
agresif.
Faktor tersebut didukung oleh pendapat (Taylor, etall ,2015) bahwa perilaku agresif ini
muncul disebabkankarena kurangnya kemampuan mengontrol diri yang mengakibatkan
ketidak-mampuan sesorang untuk menghargai serta berempati terhadap orang lain. Hal ini
sependapat dengan pernyataan (Situmorang, etall, 2018), bahwa perilaku agresif adalah
bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukaioranglain. Pada
kalangan remaja bentuk perilaku agresif yang terjadi biasanya dalam bentuk perilaku
agresif fisik dan verbal, contoh dari perilaku agresif verbal biasany pelajar melontarkan
kata-kata kasardan bersikap seakan-akan dirinyalah yang paling benar, menyindir sesama
teman sebaya untuk menyakiti perasaan orang lain dan membuat orang lain tersingung
dengan cara membentak orang lain di depan umum ,sedangkan untuk perilaku agresif
fisik ditunjukkan denganberkelahi dengan teman sebaya dilingkungan sekolah, me-
ngganggu teman saat mengerjakan tugas, serta melampiaskan amarah dengan memukul
meja atau merusak fasilitas kelas, bahkan melakukan tindakan tawuran antar pelajar
(Fitriana, etall, 2018).
Berdasarkan hasil pengisian kuesioner oleh siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah dimana untuk kuesioner perilaku agresif mayoritas siswa mengisi kolom
sangat setuju untuk kuesioner point 1 dan 8yaitu ”Saya sering memanggil orang-orang
disekitar dengan julukan tertentu” dan “Jika saya dipukul saya akan memukul kembali
orang tersebut”. Bagi siswa hendaknya dapat menjaga perilaku baik antara teman sebaya
ataupun orang yang lebih tua, dan lebih tenang dalam menghadapi perlakuan dari
oranglain.Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh (Gunado, 2019), penelitian pada siswa SMP di Bandar Lampung Tahun
2019, di dapatkan 98 siswa (18,2%) dengan perilaku agresif dengan tingkat rendah, 403
siswa (74,8%) dengan perilaku agresif tingkat sedang, serta 38 siswa (7,1%) dengan

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
126

perilaku agresif tingkat tinggi. Dengan hasil penelitian tersebut, disebutkan bahwa rata-
rata siswa SMP di Bandar Lampung tahun 2019 memiliki perilaku agresif tingkat sedang.
Dari pernyataan diatas dapat dsimpulkan bahwa perilaku agresif masih banyak ditemukan
dikalangan remaja sehingga membutuhkan faktor-faktor yang dapat menekan perilaku
agresif remaja salah satunya kontrol diri. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa
distribusi frekuensi berdasarkanumur yang mengisikuesioner pada siswa SMA Negeri 1
Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 13 siswa (6,3%) berumur15 tahun,
sebanyak 127 Siswa (62,0%), berumur 16 tahun, sebanyak 53 Siswa (25,9%) yang
berumur 17 tahun, dan sebanyak 12 Siswa (5,9%) yang berumur 18 tahun. Dari
pernyataan diatas menunjukan umur yang terbanyak mengisi kuesioner adalah siswa
yang berumur 16 tahun (62.0 %) yang rata-rata duduk dikelas X. Padamasa ini siswa
berada pada fase awal remaja, dimana biasa disebut dengan fase topan danbadai atau fase
mencari jati diri (Ali, etall, 2014).
Remaja yang berada di umur13 tahun sampai 18 tahun yang umumnya duduk di bangku
sekolah menengah atas, merupakan remaja yang berada di periode perkembangan
remajaawal. Pada perioderemaja awal, perkembangan fisik pada remaja semakin tampak,
seperti perubahan fungsi alat kelamin, dan remaja seringkali sulit untuk menyesuaikan
diri denganperubahan-perubahan yang ada pada dirinya, dan membuat mereka
cenderung menyendiri, merasa terasingi, kurang perhatian dari orang lain, bahkan merasa
tidak ada yang memperdulikannya, sehingga untuk membuat dunia sekitarnya yakin,
mereka akan lebih cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar dan akan lebih sulit
untuk mengontrol diri (Ali, etall, 2014). Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa
distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin pada siswa SMA Negeri 1 Trimurjo
Kabupaten Lampung Tengahsebanyak 135siswa (65,9%) dengan jenis kelamin
perempuan, dan sebanyak 70 Siswa (34,1%), dengan jenis kelamin laki-laki. Pernyataan
diatas menunjukan bahwa siswa SMANegeri1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah yang
mengisi kuesioner terbanyak adalah siswa dengan jenis kelamin Perempuan yaitu 135
siswa (65,9 %). Hal ini dikarenakan berdasarkan data dan informasi yang kami dapatkan
bahwa siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah lebih banyak
perempuan dibandingkan laki-laki.
Berdasarkan hasil pengisiankuesioner oleh siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten
Lampung Tengah dimana untuk kuesioner perilaku agresif mayoritas siswa laki-laki
mengisi kolom sangat setuju untuk kuesioner point 8 yaitu “Jika saya dipukul saya akan
memukul kembali orang tersebut”, hal ini menunjukan bahwa remaja laki-laki lebih
cenderung melakukan agresivitas dibanding remaja perempuan,pernyataan ini sesuai
dengan teori oleh (Permatasari, 2016). menyatakan salah satu penyebab terjadinya
perilaku agresif adalah faktor fisiologis. Beberapa penelitian menyatakan bahwa laki-laki
memiliki kecenderungan lebih tinggi dalam melakukan perilaku agresi secara fisik.Hal ini
dipengaruhi oleh produksi hormon ACTH, adrenalin, testosteron, dan campuran senyawa
androgenik pada sistemlimbik.
Berdasarkan hasil uji statistik Spearman pada kontrol diri dan perilaku agresif diperoleh
nilai P value = 0,021 (P<0,05), artinya terdapat “hubungan bermakna antara kontrol diri
dengan perilaku agresif”. Didapatkan nlai Median 82.00 Nilai minimum 51, dan nilai
maksimum 12 Didapatkan nlai Median 82.00, Nilai minimum 51, dan nilai maksimum 120
untuk kontrol diri dan Didapatkan nilai Median 79.00, Nilai minimum 43 dan nilai
maksimum 99 untuk perilaku agresif. Nilai korelasi r = - 0,161, artinya kekuatan korelasi
penelitian ini memiliki keterkaitan rendah danmempunyaiarahkorelasinegatifyang dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendahperilaku
agresifseseorang.

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
127

Kekuatan korelasi kontrol diri dan perilaku agresif dalam peneltian ini didapatkan 16,1%
dan tergolong rendah, sehingga terdapat 83,9% variabel lain yang dapat memberikan
kontribusi pada perilaku agresi remaja. Pola asuh orangtua bisa menjadi salah satu
prediktor perilaku agresi pada remaja. Remaja yang tumbuh dalam keluarga yag kasardan
orangtua yang mengabaikan anaknya cenderung melakukan perilaku yang menyimpang.
Berdasarkan penelitian oleh Permatasari (2016) menunjukkan bahwa kontrol diri dapat
menjadi prediktor terhadap perilaku agresi pada remaja (p < 0,05). Selain itu, kontrol diri
juga mampu memprediksi perilaku agresi pada remaja secara negatif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ketika remaja memiliki kontrol diri yang rendah maka ia akan
berperilaku secara agresif. Sebaliknya remaja yang memiliki kontrol tinggi tidak memiliki
kecenderungan untuk memunculkan perilaku agresif. Dari pernyataan diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa kontrol diri sangat berpengaruh terhadap tindakan yang akan
diambil. Seseorang yang tidak dapat mengendalikan atau mengontrol emosi dan
perilakunya maka akanmengambil keputusan secara singkat untuk menentukan
tindakannya. Segala tindakan yang telah diambil maka akan berpengaruh terhadap kelang-
sungan hidupnya. Semakin tinggi kemampuan kontrol diri sesorang maka semakin rendah
perilaku agresif yang dialakukan.
Simpulan Dan Saran
Terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan perilaku agresif pada siswa
SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, dengan kekuatan korelasi rendah
dan arah korelasi negatif yaitu semakin tinggu kontrol diri semakin rendah perilaku
agresif seseorang. Pemerintah kota maupun provinsi diharapkan lebih memperhatikan
permasalahan anak dan remaja yang saat ini sedang terjadi serta memberikan tindakan
tegas, seperti kasus yang terjadi pada penelitian ini. Dimana peneliti menemukan
banyak anak maupunremaja terutama Siswa SMA yang masih dengan frontal
mengucapkan kata-kata kotor, mengejek teman sebaya didepan umum bahkan berkelahi
dengan teman sebaya dilingkungan sekolah serta yang menjadi perhatian kami adalah
masih banyaknya siswa yang menggunakan Handphone (HP) saat jam sekolah.

Daftar Rujukan
Ali, M & Asrori,M.2014. Psikologi remaja: Perkembangan peserta didik.Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Fitriana, Y., Sutanto, A. V., & Nugraha, D. P. 2018. Faktor yang berkontribusi terhadap
perilaku agresif pada remaja berbeda antara SMA negeri dan SMA swasta. Jurnal
Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah, 14(2), 168-176.
Fitrianisa A,2018. Identifikasi Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Agresif Siswa SMK Piri 3
Yogyakarta: Program Studi Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
UNY.
Gunado, A.2019. Hubungan Intensitas Bermain Game Online dengan Perilaku Agresif Pada
Siswa SMP di Bandar Lampung Tahun 2019.Universitas Malahayati: Bandar
Lampung.
Novarianto, W., Raharjo, E., & Fathonah, R.2018. Upaya Penanggulangan Terjadinya
Tawuran Antar Pelajar(Studi Kasus Di Wilayah Kota Bandar Lampung).Jurnal
Poenale, 6(1).
Permatasari, N. P. 2016. Hubungan Antara Kontrol Diri dan Perilaku Agresi Pada
Remaja. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020
128

Situmorang, Z.N, Pratiwi, Y &Agung P.D,(2018). Peran Ayah dan Kontrol Diri Sebagai
Preditor Kecenderungan Perilaku Agresif Remaja. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni, 2(1).
Taylor,E.S.,Peplau,A.L.,& Sears,O.D.2015. Psikologi Sosial.Jakarta: Prenadamedia Group.
Widarti, I. 2010. Hubungan antara kontrol diri dan kecanduan game online pada remaja di
malang. SKRIPSI Jurusan Bimbingan dan Konseling & Psikologi-Fakultas Ilmu
Pendidikan UM.

Indah Dwi Cuyunda, etall, Self-Control with Aggressive Behavior of Trimurjo 1 High School Students
Central Lampung Regency, jiksh Vol.9 No.1 Juni 2020

Anda mungkin juga menyukai