Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.

2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA


Indra Dwi Setiawan1, Octa Reni Setiawati2, Sri Maria Puji Lestari3

1Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, email:


indradwisetiawan65@gmail.com
2Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, email: ores.survive@gmail.com
3Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati, email: srimaria13pl@yahoo.com

ABSTRACT: SELF CONTROL AND SMOKING BEHAVIOR IN HIGH SCHOOL STUDENT

Smoking behavior appears a lot among adolescents. Smoking behavior is a form of juvenile delinquency
related to self-control abilities. This study aims to determine the relationship between self-control and
smoking behavior in high school students. The study was conducted on 205 students of SMA Negeri 1
Trimurjo, Central Lampung Regency. The research data were obtained through self-control questionnaires
and smoking behavior. Data analysis used Pearson correlation test. The results showed that high school
students had moderate self-control and smoking behavior. There is a significant relationship between self-
control and smoking behavior in high school students, with low correlation strength and negative
correlation direction, which means the higher self-control, the lower one's smoking behavior. The results of
this study can be a reference for the school in developing self-control intervention programs to reduce
smoking behavior among high school students.

Keywords: Self-Control, Smoking Behavior, High School Students

Perilaku merokok banyak muncul di kalangan remaja. Perilaku merokok merupakan bentuk kenakalan
remaja yang berhubungan dengan kemampuan pengendalian diri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kontrol diri dengan perilaku merokok pada siswa SMA. Penelitian dilakukan
terhadap 205 siswa SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Data penelitian diperoleh
melalui kuesioner kontrol diri dan perilaku merokok. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil
penelitian menunjukkan siswa SMA memiliki control diri dan perilaku merokok tingkat sedang. Terdapat
hubungan bermakna antara kontrol diri dan perilaku merokok pada siswa SMA, dengan kekuatan korelasi
rendah dan arah korelasi negatif yaitu semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku merokok
seseorang. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi pihak sekolah dalam mengembangkan program
intervensi control diri untuk. mengurangi perilaku merokok siswa SMA.

Kata Kunci :Kontrol Diri, Perilaku Merokok, Siswa SMA

PENDAHULUAN penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh


Indonesia adalah salah satu konsumen Amalia (2018), di dapatkan 2772 siswa (39,05%)
rokok terbesar di dunia menurut laporan World menunjukkan perilaku merokok tingkat rendah,
Health Organization (WHO) tahun 2011 dengan 3566 siswa (50,23%) berperilaku merokok
prevalensi merokok pada laki-laki 46,8% dan tingkat sedang, serta 761 siswa (10,72%)
perempuan 3,1% berusia 10 tahun ke atas. berperilaku merokok tingkat tinggi. Menurut data
Jumlah perokok paling besar pada kalangan Kemenkes RI tahun 2011 prevalensi merokok di
menengah kebawah dengan persentase Provinsi Lampung adalah salah satu yang
sebanyak 40% dari jumlah perokok di Indonesia terbesar dengan presentase 38%. Prevalensi
yang berjumlah 62,8 juta (Faridah, 2015.). Hasil perokok di kota ini lebih tinggi pada laki-laki

1
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

dengan persentase sebesar 65,9%, dan sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja
perempuan 4,2%. Prevalensi merokok paling ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan
tinggi pada penduduk yang tinggal dipedesaan, topan karena ketidaksesuaian antara
dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan perkembangan psikis dan sosial. Begitu pula
seperti tidak tamat SD, pekerjaan informal pendapat Brigham (dalam Fadly, 2015) bahwa
sebagai petani/ nelayan/ buruh, dan status perilaku merokok bagi remaja merupakan
ekonomi rendah (Hernawily & Amperaningsih, perilaku simbolisasi, yaitu simbol dari
2015). Data dari Riset Kesehatan Dasar tahun kematangan, kekuatan, kepemimpinan, dan
2010 menunjukkan bahwa tingginya prevalensi daya tarik terhadap lawan jenis .
merokok pada remaja dengan rentang usia 15– Pada periode remaja awal,
19 tahun, yaitu 43,3% (Wijayanti, 2017). perkembangan fisik pada remaja semakin
Masa remaja adalah masa peralihan tampak, seperti perubahan pada fungsi alat
perkembangan dari masa anak-anak menuju ke kelamin, dan juga remaja seringkali sulit untuk
masa dewasa, perkembangan dapat berupa menyesuaikan diri dengan perubahan-
perkembangan fisik, mental, sosial, dan perubahan pada diri mereka, dan membuat
emosional. Pada masa peralihan ini juga terjadi mereka akan cenderung meyendiri, merasa
pencarian jati diri yang berlangsung pada usia tersisihkan, kurang perhatian dari lingkungan
13 sampai 18 tahun, yaitu pada masa anak sekitar, bahkan mereka akan merasa tidak ada
masih duduk di bangku sekolah menengah dan yang peduli , sehingga untuk meyakinkan teman
merupakan periode remaja awal (Ali & Asrori, atau lingkungan sekitarnya mereka akan lebih
2014). Perilaku merokok di kalangan remaja cepat marah dengan cara yang kurang baik dan
sekarang bukanlah hal baru lagi.Tidak jarang akan lebih sulit mengontrol diri mereka sendiri
kita menemukan remaja yang masih (Ali & Asrori, 2014).
mengenakan seragam sekolahnya, (baik SMP Menurut Goldfield dan Merbaum
maupun SMA) merokok bersama teman- (dalam Wulaningsih & Hartini, 2015) kontrol diri
temanyaataupun sendiri, baik merokok secara merupakan suatu kemampuan untuk
terangterangan maupun secara sembunyi membimbing, menyusun, mengarahkan dan
sembunyi (Isa, Lestari, & Afa, 2017). mengatur bentuk perilaku yang dapat membawa

Erikson mengungkapkan remaja individu ke arah konsekuensi baik. Kontrol diri

mulai merokok berkaitan dengan adanya yang rendah pada remaja akan memunculkan

krisis psikososial yang dialami pada masa tindakan yang tidak terkontrol dan mengarah ke

perkembangannya yaitu masa ketika mereka perilaku negatif seperti perilaku merokok, hal ini

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
2
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

diakibatkan remaja yang tidak mampu untuk lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan
mengarahkan danmengatur perilakunya dan lingkungan sekitar. Sedangkankan faktor
(Runtukahu, Sinolungan, & Opod, 2015). internal antara lain orang tua, teman dan
Perilaku merokok berdampak buruk kepribadian. Salah satu karakter kepribadian
bagi kesehatan, penyakit yang disebabkan oleh yang berhubungan dengan perilaku merokok
rokok antara lain batuk menahun, penyakit paru, adalah kontrol diri. Hal ini didukung oleh
infertilitas, gangguan kehamilan, arthrosklerosis, penelitian sebelumnya oleh Fadly (2015), yang
dan penyakit kanker seperti kanker mulut dan menemukan adanya pengaruh kontrol diri
paru (Maseda, Suba, & Wongkar, 2013). terhadap perilaku merokok dengan sumbangan
Menurut Sadri (dalam Winengan, 2017) bahaya sebesar 69.9% terhadap perilaku merokok.
merokok bagi kesehatan di antaranya Pengaruh yang ditemukan bersifat negative,
impotensi, osteoporosis, gangguan kehamilan, kontrol diri yang rendah berhubungan dengan
serangan jantung koroner, dan gangguan sistem meningkatnya perilaku merokok pada remaja.
pernapasan. Berdasarkan uruaian di atas maka
Jika perilaku muncul sejak remaja, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
bahaya merokok menjadi lebih besar dikarnakan klasifikasi kontrol diri, tingkatan perilaku
terdapat Nicotiana tubacum yang dapat merokok,dan hubungan kontrol diri dengan
menyebabkan ketagihan. Ketagihan ini dikenal perilaku merokok pada siswa SMA.
dengan Tobaco dependency yaitu perilaku
penggunaan tembakau yang menetap, METODE
penggunaaan secara terus menerus dapat Penelitian ini adalah merupakan
menyebabkan kanker di penyumbatan penelitian analitik dengan rancangan cross
pembuluh darah yang mengakibatkan sectional. Sampel penelitian berujumlah 205
kematian(Setyani & Sodik, 2018). Oleh karna itu siswa SMA Negeri 1 Trimurjo, Kabupaten
merokok merupakan jalur yang sangat Lampung Tengah yang diperoleh melalui
berbahaya menuju hilangnya produktivitas dan metode simple random sampling. Penelitian ini
hilangnya kesehatan (Hernawily & menggunakan kuesioner kontrol diri dan perilaku
Amperaningsih, 2015). merokok.
Menurut Fadly (2015), perilaku Kuesioner kontrol diri dikembangkan
merokok pada remaja disebabkan oleh berdasarkan teori Baumeister (dalam
beberapa faktor, yaitu internal dan eksternal. Permatasari, 2016) yg menggambarkan kontrol
Faktor eksternal antara lain keluarga, diri dalam 3 aspek, yaitu: standar-standar 11

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
3
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

item, pengawasan 9 item, kapasitas untuk sebelumnya oleh Fadly (2015). Kuesioner ini
berubah 11 item, sehingga total item dalam sudah melalui uji validitas dan rehabilitas,
kuesioner ini berjumlah 31 item. Kuesioner ini dengan r = .361 dan alpha cronbach .935.
sudah melalui uji validitas dan reliabilitas, Data yang terkumpul dalam penelitian
dengan nilai r = .361 dan alpha cronbach .957. ini akan dianalisis menggunakan teknik korelasi
Lebih lanjut untuk kuesioner perilaku merokok dengan bantuan software SPSS
dikembangkan berdasarkan penelitian

HASIL
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Karakteristik
Umur F %
15 13 6.3 %
16 127 62.0 %
17 53 25.9 %
18 12 5.9 %
Jenis Kelamin F %
Perempuan 135 65.9 %
Laki-Laki 70 34.1 %
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar siswa berusia 16 tahun dengan
persentase sebesar 62% dan berjenis kelamin perempuan sebesar 65.9%.

Tabel 2
Distribusi Frekuensi Kontrol Diri

Kontrol diri F %
Rendah (x≤62) 10 4.9
Sedang (62<x≤93) 148 72.2
Tinggi (x>93) 47 22.9
Total 205 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar siswa SMA memiliki control diri sedang
(72.2%).

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
4
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

Tabel 3
Distribus Frekuensi Perilaku Merokok

Perilaku Merokok F %
Rendah (x≤42) 98 447.8
Sedang (42<x≤63) 107 52.2
Tinggi (x>63) 0 20
Total 205 100

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa sebagian besar siswa SMA menampilkan
perilaku merokok dalam tingkat sedang (52.2%)

Tabel 4
Hasil Uji Korelasi Kontrol Diri dengan Perilaku Agresif
Perilaku Merokok
Kontrol Diri r = -.157*
*p < .05

Berdasarkan hasil uji statistik Pearson, ditemukan hubungan yang signifikan antara control diri
dengan perilaku merokok (r (205) = -.157, p < .05). Kekuatan korelasi tergolong rendah dan bersifat
negatif , artinya semakin tinggi kontrol diri maka semakin rendah perilaku merokok seseorang, sebaliknya
semakin rendah kontrol diri seseorang maka akan semakin tinggi perilaku merokok seseorang.

PEMBAHASAN atau mengambil tindakan tertentu. Dalam


Kontrol Diri Siswa SMA penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kontrol diri yang rendah menyebabkan remaja
siswa memiliki kemampuan kontrol diri tingkat tidak mampu mengarahkan dan mengatur
sedang. Hal ini bisa diartikan bahwa perilakunya, sehingga memperbesar
kemampuan kontrol diri siswa dapat menekan kemungkinan munculnya perilaku negatif seperti
munculnya perilaku merokok. Kontrol diri dapat merokok (Runtukahu, Sinolungan, & Opod,
diartikan sebagai kemampuan pengendalian 2015).
tingkah laku (Fadly, 2015). Pengendalian Berdasarkan hasil pengisian kuesioner
tingkah laku berarti melakukan pertimbangan kontrol diri, ditemukan bahwa mayoritas siswa
terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu mengisi kolom sangat setuju untuk kuesioner

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
5
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

item 9 yaitu ”Saya mudah terpengaruh terhadap berusaha sama dengan temantemannya dan
ajakan orang lain meskipun saya tau hal kurang mampu mengontrol dirinya, akan
tersebut salah”. Bagi siswa hendaknya dapat memiliki intensi merokok yang tinggi (Hutapea &
berpendirian teguh dan tanamkan prinsip dalam Kustanti, 2017).
diri agar tidak mudah terpengaruh pada hal-hal Erikson mengungkapkan remaja
yang dapat merugikan diri sendiri dan orang mulai merokok berkaitan dengan adanya krisis
lain. psikososial yang dialami pada masa
perkembangannya yaitu masa ketika mereka
Perilaku Merokok Siswa SMA sedang mencari jati dirinya. Dalam masa remaja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ini, sering dilukiskan sebagai masa badai dan
rata-rata siswa SMA memiliki perilaku merokok topan karena ketidaksesuaian antara
tingkat sedang. Hal ini bisa diartikan bahwa perkembangan psikis dan sosial. Begitu pula
perilaku merokok siswa SMA Negeri 1 Trimurjo pendapat Brigham bahwa perilaku merokok bagi
Kabupaten Lampung Tengah dalam kategori remaja merupakan perilaku simbolisasi, yaitu
cukup. Perilaku merokok merupakan perilaku simbol dari kematangan, kekuatan,
yang mengonsumsi produk tembakau yang kepemimpinan, dan daya tarik terhadap
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan/atau lawan jenis (Fadly, 2015)
dihirup termasuk rokok kretek, rokok putih, Berdasarkan hasil pengisian kuesioner,
cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari ditemukan mayoritas siswa mengisi kolom
tanaman nicotina tabacum, nicotinarustica dan setuju untuk kuesioner point 14 yaitu ”Saya
spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya merokok ketika ditawari rokok oleh teman”. Hal
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa ini menunjukkan perilaku merokok siswa masih
bahan tambahan (Alamsyah & Napianto, 2017). kuat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Bagi
Perilaku merokok remaja yang tergolong sedang siswa hendaknya dapat menjaga diri dari
dapat berhubungan dengan proses pencarian lingkungan luar untuk mengontrol dirinya agar
jati diri pada remaja. Masa remaja adalah masa dapat terhindar dari perilaku negative seperti
ketikaindividu mencari tahu siapa dirinya perilaku merokok.
sebenarnya dan bagaimana menentukan masa Perilaku merokok pada sebagian
depannya. Pencarian jati diri pada remaja orang umumnya dipicu oleh citra dalam diri
melibatkan proses membandingkan dirinya tiap individu dan juga pergaulan dalam
dengan orang lain. Remaja yang cenderung masyarakatnya. Remaja umumnya merokok
mengikuti perilaku teman temannya atau karena sekedar ikut-ikutan orang yang lebih

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
6
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

dewasa darinya. Kadang remaja ini merokok kemampuan untuk membimbing, menyusun,
karena sekedar ingin mengikuti trend yang ada mengarahkan dan mengatur bentuk perilaku
di sekitarnya (Fadly, 2015). Mangoenprasodjo yang dapat membawa individu ke arah
(dalam Fadly, 2015) menambahkan bahwa konsekuensi baik. Kontrol diri yang rendah
gengsi, terlihat macho (keren), atau ingin dapat membuat munculnya perilaku negatif yang
dianggap dewasa, merupakan serangkaian akan membuat krisis identitas, sehingga remaja
alasan remaja merokok. memiliki kecenderungan berperilaku negatif
Hasil penelitian ini sesuai dengan (Fadly, 2015).
penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya Dari pernyataan diatas maka dapat
oleh Amalia (2018), di dapatkan 39.05% siswa diambil kesimpulan bahwa kontrol diri sangat
dengan perilaku merokok tingkat rendah, berpengaruh terhadap tindakan yang akan
50.23% perilaku merokok tingkat sedang, diambil. Seseorang yang tidak dapat
serta 10,72% siswa dengan perilaku merokok mengendalikan atau mengontrol emosi dan
tingkat tinggi. Hasil penelitian tersebut, perilakunya maka akan mengambil keputusan
menunjukkan bahwa rata-rata memiliki perilaku secara singkat untuk menentukan tindakannya
merokok tingkat sedang. Hal ini oleh karena orang yang tidak bisa mengontrol
menggambarkan bahwa perilaku merokok masih emosi dan tindakannya akan mudah
banyak ditemukan dikalangan remaja. terpengaruh perilaku negatif seperti perilaku
merokok. Segala tindakan yang telah diambil
Hubungan Kontrol Diri Dengan Perilaku maka akan berpengaruh terhadap kelangsungan
Merokok hidupnya. Semakin tinggi kemampuan kontrol
Hasil penelitian menunjukkan adanya diri sesorang maka semakin rendah perilaku
hubungan negative bermakna antara kontrol diri merokok yang dia lakukan.
dengan perilaku merokok. Perilaku merokok
muncul dikarenakan rendahnya tingkat kontrol SIMPULAN DAN SARAN
diri siswa, hal ini diakibatkan remaja yang tidak Hasil penelitian menemukan bahwa
mampu untuk mengarahkan dan mengatur sebagian besar siswa memiliki kemampuan
perilakunya sehingga perilaku negatif seperti control diri dan perilaku merokok tingkat sedang.
perilaku merokok akan mudah memperaruhinya Lebih lanjut, ditemukan adanya hubungan
(Runtukahu, Sinolungan, & Opo, 2015). Menurut negative yang signifikan antara control diri
Goldfield dan Merbaum (dalam Wulaningsih & dengan perilaku merokok pada siswa SMA.
Hartini, 2015) kontrol diri merupakan suatu Hasil penelitian ini memberi implikasi bagi pihak

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
7
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

sekolah atau masyarakat diharapkan lebih Hernawily, H., & Amperaningsih, Y. (2017).
Hubungan Sikap Dan Norma Subyektif
memperhatikan permasalahan anak dan remaja
Dengan Niat Berhenti Merokok Pada
terkait merokok. Selain itu, untuk penelitian Pegawai Laki-Laki Di Poltekkes
Tanjungkarang. Jurnal Ilmiah
selanjutnya, disarankan peneliti memilih waktu
Keperawatan Sai Betik, 11(2), 293-298.
yang tepat, dan melibatkan guru sekolah dalam
pengambilan data agar siswa dapat lebih
Hutapea, H. T. Y., & Kustanti, E. R. (2017).
kondusif saat penelitian berlangsung. Hubungan antara persepsi terhadap
peran ayah dengan intensi merokok
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti
pada siswa SMP Fransiskus
mengenai bagaimana cara mengatasi pengaruh Semarang. Empati, 6(1), 226-231.
Isa, L., Lestari, H., & Afa, J. R. (2017).
negative dari perilaku merokok.
Hubungan tipe kepribadian, peran
orang tua dan saudara, peran teman
sebaya, dan peran iklan rokok dengan
DAFTAR PUSTAKA
periLaku merokok pada siswa Smp
Negeri 9 Kendari tahun 2017. (Jurnal
Alamsyah, A., & Nopianto, N. (2017). Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Determinan Perilaku Merokok Pada Masyarakat), 2(7).
Remaja. Jurnal Endurance: Kajian
Ilmiah Problema Kesehatan, 2(1), 25-
30. Maseda, D. R., Suba, B., & Wongkar, D. (2013).
Hubungan pengetahuan dan sikap
Ali, M, & Asrori,M. (2014). Psikologi remaja: tentang bahaya merokok dengan
Perkembangan peserta didik.Jakarta: perilaku merokok pada remaja putra di
PT Bumi Aksara. SMA Negeri I Tompasobaru. Jurnal
Keperawatan, 1(1).
Amalia, M. N. (2018). Analisis Pengaruh
Konsumsi Rokok Terhadap Permatasari, N. P. 2016. Hubungan Antara
Produktivitas Tenaga Kerja Di Kontrol Diri dan Perilaku Agresi Pada
Indonesia. Jurnal Pendidikan dan Remaja.Universitas Sanata Dharma:
Ekonomi, 7(2), 162-174. Yogyakarta.

Fadly, R. T. (2015). Pengaruh kontrol diri Runtukahu, G. C., Sinolungan, J., & Opod, H.
terhadap perilaku merokok pada (2015). Hubungan kontrol diri dengan
pengurus Pondok Pesantren Al-Amien perilaku merokok kalangan remaja di
Prenduan Sumenep-Madura (Doctoral SMKN 1 Bitung. Jurnal e-Biomedik,
dissertation, Universitas Islam Negeri 3(1).
Maulana Malik Ibrahim).
Setyani, A. T., & Sodik, M. A. (2018). Pengaruh
Faridah, F. (2017). Analisis Faktor-faktor Merokok Bagi Remaja Terhadap
Penyebab Perilaku Merokok Remaja di Perilaku dan Pergaulan Sehari-hari.
SMK “X” Surakarta. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal), 3(3), 887-897.

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
8
Jurnal Psikologi Malahayati, Volume 2, No.2, September 2020: 1-9

KONTROL DIRI DAN PERILAKU MEROKOK PADA SISWA SMA

Wijayanti, E., & dewi, C. (2017). Faktor-faktor Winengan, W. (2017). Implementasi Kebijakan
yang Berhubungan dengan Perilaku Kawasan Tanpa Asap Rokok Di Kota
Merokok pada remaja kampong Bojong Mataram. Jurnal Ilmu Administrasi:
Eawalele, Jatimakmur, Bekasi. Global Media Pengembangan Ilmu dan
Medical & health Communication, Praktek Administrasi, 14(1), 1-16.
2017, 5.3: 194-198.
Wulaningsih, R., & Hartini, N. (2015). Hubungan
antara persepsi pola asuh orangtua
dan kontrol diri remaja terhadap
perilaku merokok di pondok pesantren.
Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental, 4(2), 119-26.

Indra Dwi Setiawan, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: indradwisetiawan65@gmail.com
Octa Reni Setiawati, Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati. Email:
ores.survie@gmail.com
Sri Maria Puji Lestari, Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.
Email: srimaria13pl@gmail.com
9

Anda mungkin juga menyukai