Anda di halaman 1dari 27

BAHAN AJAR & MODUL

-3-
PENGORGANISASIAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN-UNIVERSITAS HORIZON INDONESIA JL.
PANGKAL PERJUANGAN KM. I BYPASS KARAWANG
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
VISI MISI SARJANA KEPERAWATAN

VISI
Terwujudnya program studi yang unggul dan mandiri dalam menghasilkan perawat
professional dengan keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam
Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat yang dapat bersaing di era global tahun
2024

MISI
1. Terselenggaranya pendidikan yang berkualitas dalam rangka menghasilkan lulusan
yang professional dengan keunggulan dibidang Keselamatan Pasien & Keselamatan
Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan Gawat Darurat.
2. Terselenggaranya kegiatan penelitian dan karya ilmiah dibidang Keperawatan dengan
keunggulan Keselamatan Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
serta Keperawatan Gawat Darurat.
3. Terselenggaranya kegiatan pengabdian masyarakat dengan keunggulan Keselamatan
Pasien & Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan serta Keperawatan
Gawat Darurat.
4. Terselenggaranya kerjasama yang strategis, sinergis dan berkelanjutan dalam lingkup
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat

Koordinator Mata Kuliah Ns. Lilis Suryani, M.Kep., PhD.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 1 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Dosen Pengampu Ns. Lilis Suryani, M.Kep., PhD.
+62813-1628-6252

Ns. Amella Gusty, M.Kep


+6285363002279

Ns. Sri Mulyati, M.Kep


+6281315605427

Ns. Endah Indrawati, M.Kep


+628122408558

Ns. Nita Puspita, M.Kep


+628122408558

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: 1. Definisi pengorganisasian
Dokumen ini adalah milik dari
Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 2 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat:
2. Tujuan pengorganisasian
Tujuan Umum
3. prinsip pengorganisasian
memahami konsep pengorganisasian
4. jenis jenis struktur organisasi
Tujuan Khusus
5. Jenis jenis metodepenugasan
1. Memahami tentang definisi pengorganisasian

2. Memahami tujuan pengorganisasian Referensi:

3. Memahami prinsip pengorganisasian Marquis, Bessie L dan Carol J. Huston.


(2012). Leadership Roles and
4. Memahami jenis2struktur organisasi Managemet Functions in

5. Memahami jenis jenis metode penugasan Nursing. Philadelphia: Lippincott


Williams and Wilkins
Swansburg, Russel C. (2000). Pengantar
Kepemimpinan Dan Manajemen
Keperawatan Untuk Perawat
Klinis. Jakarta. EGC
Sitorus ,R ., Panjaitan R.
(2011). Manajemen keperawatan:
manajemen keperawatan di ruang
rawat.Jakarta: Sagung Seto
Cherry, B. & Jacob, S.
(2014). Contemporary
nursing: issues, trends, and
management (1st ed.). St. Louis, Mo.:
Elsevier.
Kelly, P. & Tazbir, J. (2014). Essentials of
nursing leadership & management
(3rd ed.). Clifton Park, NY:
Delmar.
.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 3 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

TINJAUAN PENDAHULUAN
Pada Bahasan ini akan membahas tentang Konsep Pengorganisasian, prinsip
pengorganisasian, jenis struktur organisasi dan jenis jenis metode penugasan.

MATERI PEMBELAJARAN
KONSEP PENGORGANISASIAN
Organisasi adalah Unit sosial yang terbentuk dari dua orang atau cukup banyak
orang untuk mencapai tujuan bersama secara terus menerus. Organisasi sangat
diperlukan agar penyelesaian tugas lebih banyak diselesaikan dibandingkan
dikerjakan secara individu (Marquis dan Huston, 2012 dan Robbins dan Judge,
2013)

• Pengorganisasian adalah Mengatur atau menentukan tugas, pekerja yang akan


menjalankan tugasnya, pengelompokan tugas yang harus dikerjakan, alur
kewenangan, serta kewenangan pengambilan keputusan (Robbins dan Judge,
2013)

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 4 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Jenis Struktur Organisasi Dalam Keperawatan

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 5 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 6 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 7 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 8 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 9 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 10 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
PERBEDAAN BUDAYA DAN IKLIM ORGANISASI

Metode Penugasan dalam Manajemen Asuhan Keperawatan

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 11 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Metode penugasan adalah merupakan pengorganisasian kegiatan yang dilakukan
untuk memudahkan pembagian tugas perawat sesuai dengan pengetahuan dan
ketrampilan yang mereka miliki serta disesuaikan kebutuhan klien.

Secara umum dalam merencanakan pemilihan metode penugasan tersebut ada


beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:
a. Misi dari organisasi, tujuan yang ingin dicapai dan hasil yang ingin diharapkan.
b. Analisa keadaan organisasi termasuk kekuatan, kelemahan, kesempatan dan
ancaman yang ada.
c. Memperhatikan isu yang sedang berkembang untuk dianalisa lebih lanjut, apakah
itu mempunyai efek yang signifikan pada organisasi.
d. Menentukan stratega misalnya tindakan apa yang harus diambil untuk mencapai
tujuan organisasi.

JENIS JENIS METODE PENUGASAN


1). Metode Total Patient Care Nursing
Model perawatan Total Patient Care Nursing merupakan salah satu metode dalam
perawatan klien.Saat perawatan dilakukan, maka perawat memegang penuh
tanggung ja- wab atas kebutuhan klien(Marquis & Huston, 2012). Awal dari
munculnya metode ini ada- lah pada tahun 1920 an, dimana perawatan di-lakukan di
rumah (Whitehead, Weiss, &Tappen, 2010).Prinsip dari model ini adalah tang-gung
jawab dari perawat atas aspek pera-watan satu klien atau lebih. Jika perawat ingin
memberikan delegasi kepada staf lain, maka hal tersebut juga masih menjadi bagian
dari tanggung jawab perawat (Potter & Perry, 2009).

Perawat yang menggunakan model ini memerlukan persiapan dan pengalaman yang
cukup, contohnya adalah Registered Nurse(Marquis & Huston, 2012). Hal ini
dikarenakan satu perawat yang bertang-gung jawab dan bekerja sama dengan satu
klien. Tidak hanya dengan klien, namun perawat juga harus bekerja sama dengan
keluarga, dokter, dan anggota tim kese-hatan lainnya (Potter & Perry, 2009). Pera-

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 12 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
wat yang bertugas menggunakan model ini dapat juga dibantu oleh Licenced
Practical Nurse (LPN), namun LPN tidak diperun-tukkan kepada klien tertentu.

Total Patient Care Nursing tidak berarti hanya boleh merawat satu klien, namun
beberapa klien diperbolehkan dengan shift yang bergantian. Shift yang diberlakukan
harus diiringi oleh komunikasi akan kebu-tuhan dari kliennya sehingga perawatan
dapat berjalan dengan baik(Potter & Perry, 2009). Namun sering-kali juga pelayanan
kesehatan menjadi kurang konsisten dikarenakan pende-katan masing-masing
perawat yang berbeda-beda (Marquis & Huston, 2012).Model pera-watan ini baik
untuk kepuasan klien, namun membutuhkan biaya yang cukup (beberapa perawat
lainnya)(Potter & Perry, 2009).

Model keperawatan ini memberi-kan konsistensi dari satu perawat ke satu klien.Hal
ini dapat membangun rasa kepercayaan antara perawat dengan klien maupun
keluarga.Selain itu perawat juga dapat memantau perkembangan dari kesehatan
klien.Total Patient Care Nur-sing membutuhkan jam kerja yang lebih banyak karena
perawat fokus terhadap satu klien serta lebih banyak tindakan keperawatan yang
dilakukan(Kelly, 2010).

2). Metode Fungsional (Functional Method)

Metode fungsional merupakan metode yang dilaksanakan oleh perawat sebagai


asuhan keperawatan pilihan utama saat perang dunia ke dua, hal ini terjadi karena
saat itu jumlah dan kemampuan perawat masih ter-batas sehingga setiap perawat
hanya mampu melakukan beberapa intervensi keperawatan saja, seperti merawat
luka klien. (Marquis & Huston, 2012). Masing-masing perawat dibe-rikan tugas
tertentu, misalnya RN (Registered Nurse) akan mendapatkan tugas untuk doku-
mentasi dan mengelola semua obat IV.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 13 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Kepala ruangan bertugas untuk meren-canakan pekerjaan untuk perawat lain,
menentukan kebutuhan perawatan klien, me-nerima instruksi dokter. Pembantu
perawat atau Nursing Assistants (Hygiene Care) bertugas untuk membantu klien
dengan me- laksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi tempat tidur,
dan membagikan alat tenun bersih. UAP (Unlicensed Assistive Personnel)
akanbertanggung jawab untukpertemuankebutuhan kebersihanklien,
memperolehdan merekamtanda-tanda vital, dan membantu dalammemberi
makanklien. (Marquis & Huston, 2012)

Whitehead, Weiss, & Tappen, (2010) menjelaskan bahwa penerapan metode


fungsional

hanya fokus terhadap tugas masing-ma-sing dan tidak holistik pada perawatan klien
sehingga kebutuhan klien kurang terpenuhi oleh satu perawat dan dapat dipenuhi
oleh beberapa perawat yang berbeda. Marquis & Huston (2012) juga berpendapat
bahwa meto-de fung-sional dapat menyebabkan perawatan terbagi dan akan
mengganggu prioritas kebu-tuhan klien. Metode ini juga dapat menye-babkan
kepuasaan kerja yang rendah dan mungkin tidak hemat biaya karena kebutuhan
akan lebih banyak.

Metode fungsional mulai banyak diterapkan saat perang dunia kedua terjadi. Metode
ini diterapkan sebagai solusi atas jumlah perawat yang masih terbatas sedangkan
jumlah pasien yang memerlukan pelayanan keperawatan sangat besar. Pada
metode ini, staf perawat akan ditugaskan merawat pasien pada satu unit sesuai
dengan kemampuan yang dimilikinya dan kompleksitas kebutuhan perawatan pasien
(Tomey, 2009). Tugas perawatan akan dipisah-pisah dan ditugaskan pada staf
perawat yang memiliki kemampuan melakukan tugas tersebut serta pelaksanaannya
diawasi oleh seorang perawat teregistrasi (RN) (Tomey, 2009). Saat ini, metode ini
umumnya diterapkan pada kondisi staf perawat yang tersedia tidak memadai,
misalnya saat bencana dan gawat darurat (Hill & Howlett, 2013). Kelebihan dari

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 14 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
metode ini adalah tugas asuhan keperawatan dapat diselesai secara efisien dengan
jumlah staf sedikit (Booyens, 2008). Namun, metode ini menyebabkan asuhan
keperawatan menjadi terpisah-pisah serta menghilangkan kepuasan perawat
maupun pasien (Tomey, 2009). Perawat tidak dapat melihat hasil dari asuhan
keperawatan yang diberikan dan cenderung bosan dengan rutinitas tugas yang
dikerjakannya. Kepuasan pasien juga akan menurun akibat asuhan keperawatan
yang diberikan cenderung teknis dan mengabaikan kebutuhan psikologis pasien
(Tomey, 2009).

3). Metode Kasus / Perawatan Pasien Menyeluruh (Case Method)

Metode kasus atau disebut juga asuhan keperawatan pasien secara total merupakan
model pemberian pelayanan kesehatan primer yang sudah ada pada tahun 1930-an
dan muncul kembali tahun 1980-an (Tomey, 2009). Metode ini bertujuan untuk
memberikan perawatan dan pengawasan pada pasien secara berkelanjutan selama
rentang waktu tertentu (Booyens, 2008). Metode ini tepat diterapkan untuk
perawatan pasien di unit perawatan intensif (ICU) (Booyens, 2008). Pada metode ini,
seorang staf perawat akan bertanggung jawab memberikan asuhan keperawatan
pada satu atau lebih pasien secara

menyeluruh/total pada jam bertugasnya (shift) (Hill & Howlett, 2013). Karena staf
perawat hanya dapat memberikan asuhan keperawatan pada pasien saat jam
bertugasnya, pasien akan memiliki perawat yang berbeda tiap shift dan belum tentu
dirawat oleh perawat yang sama di hari berikutnya (Tomey, 2009). Pengawasan dan
evaluasi asuhan keperawatan akan dilakukan oleh seorang koordinator pelayanan
asuhan keperawatan (Tomey, 2009). Booyens (2008) menjelaskan bahwa metode ini
dapat meningkatkan akuntabilitas pelayanan yang diberikan, memudahkan
identifikasi status pasien, serta meningkatkan tingkat kepuasan perawat. Namun,
metode ini menyebabkan biaya perawatan yang harus dibayarkan pasien meningkat.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 15 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Metode Case Management atau manajemen kasus merupakan suatu metode lain
yang diusulkan untuk memenuhi kebutuhan perawatan klien. Manajemen kasus itu
sendiri didefinisikan dari Case Management Society of America (CMSA) yakni
sebuah proses kolaboratif dengan memberikan asuhan keperawatan baik dari
pengkajian, perencanaan, memberikan fa-silitasi untuk klien, dan melakukan
advokasi, sebagai suatu pilihan dalamla- yanan yang memenuhi kebutuhan kese-
hatan seseorang melalui komunikasi dan sumber

daya yang tersedia dapat mening-katkan kualitas hidup klien, serta pembi-ayaan
yang efisien (Marquis & Huston, 2012).
Perawat yang menggunakan meto-de manajemen kasus menangani setiap klien
secara individu. Menurut Marquis & Huston (2012) Manajemen kasus perawa-tan
akut (Acute Care Case Management) mengintegrasikan pemanfaatan manajemen
kasus, yakni dimana perkembangan klien akan terus diikuti oleh manajer kasus baik
dari klien masuk rumah sakit dengan klien yang rawat inap, dengan yang lama
tinggal digunakan sebagai langkah efektif, dis-charge planning, dan rawat jalan.

Metode manajemen kasus dalam menangani kasus klien memiliki dampak yang
signifikan secara statistik pada klien rawat inap, karena peran manajer kasus itu
sendiri diperkirakan sebesar 11 persen dari perawatan klien rawat inap.Manajer
kasus juga sering mengelola perawatan meng-gunakan jalur kritis dan rencana aksi
multidisiplin atau disebut dengan Multi-disciplinary Action Plans (MAPS) untuk
merencanakan perawatan klien.Semua pe- nyedia layanan kesehatan harus
mengikuti MAP perawatan untuk memfasilitasi hasil yang diharapkan. Harapan peran
dan ruang lingkup pengetahuan yang dibutuhkan un-tuk menjadi seorang manajer
kasus harus luas, beberapa ahli berpendapat bahwa pe-ran ini harus dilakukan oleh
Registered Nurse (RN) dengan pelatihan lanjutan, meskipun hal ini

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 16 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
tidak biasanya terjadi dalam praktek pengaturan sehari-hari(Marquis & Huston,
2012).

Aplikasi metode team tidak jauh berbeda dengan modular.Perbedaannya hanya


terdapat pada jumlah staff dalam 1 group dan pengelompokan pasien dalam 1
group.Model team terdiri dari 5 orang setiap grup yang terdiri dari RN sebagai leader
dalam tim, Licensed Practical Nurse (LPN), nursing assistant, Registered Nurse(RN),
dan nursing volunteer merupakan anggota dalam tim (Timby, 2009). 1 group
mendapatkan pasien berdasarkan kesamaan jenis masalah pada pasien, letak
pasien yang saling berdekatan antar ruangan dengan nurse station, dan jumlah
pasien dalam 1 ruangan. Leader mempunyai peran penting dalam metode ini.
Karena leader akan memberikan arahan dan mengawasi tim, membantu anggota
dalam tim, memecahkan masalah, dan merumuskan rencana perawatan pasien.
Setelah leader memberikan arahan kepada staff, staff dan leader akan berdiskusi
untuk membuat perencanaan perawatan yang sesuai dengan pasien. Setelah
merumuskan, staff akan saling bekerja sama untuk memberikan intervensi kepada
pasien sesuai dengan kesepakatan hasil diskusi bersama leader.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 17 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

4). Metode Tim Keperawatan (Team Nursing)

Team nursing merupakan hasil dari perkembangan metode yang dilakukan oleh
perawat professional dari tahun 1950 dalam memberikan rencana perawatan un-tuk
klien. Dalam metode tim keperawatan, arahan dari seorang perawat professional dan
kolaborasi antar perawat dalam tim sangat dibutuhkan untuk memberikan perawatan
kepada seke-lompok

klien. Model tim terdiri dari 5 orang setiap grup yang terdiri dari RN sebagai lea-der
dalam tim, Licensed Practical Nurse (LPN), nursing assistant, Registered Nurse
(RN), dan nursing volunteer merupakan anggota dalam tim (Timby, 2009). Penge-
lompokan klien bergantung pada tata letak u-nit, jenis klien pada unit, dan jumlah
klien pa-da unit (Whitehead, Weiss, & Tappen, 2010)

Tugas leader dalam tim bermacam-macam, salah satunya yaitu: memberikan ara-
han dan mengawasi tim, membantu anggota dalam tim, merumuskan rencana
perawatan klien, berkomunikasi tentang perintah dan pe-rubahan rencana perawatan
kepada anggota tim, memecahkan masalah yang terjadi pada klien maupun anggota
tim, dan mengetahui kemampuan apa saja yang dimiliki anggota dalam tim (Marquis
& Huston, 2012). Selain itu, komunikasi dan keterampilan koordinasi antara leader
dengan staff juga menjadi hal terpenting dalam metode tim keperawatan.

Keuntungan dalam metode tim yaitu, melibatkan seluruh staff ketika melakukan
diskusi dalam membuat rencana perawatan klien, serta meningkatkan kemampuan
dan keahlian anggota tim. Namun, kekurangan dari metode tim yaitu sulitnya
mencari waktu untuk melakukan diskusi dan membuat perencanaan pera-watan
untuk klien ketika staff sedang bekerja dan terjadinya kesalahan dalam perawatan
klien akibat kurangnya komu-nikasi antara leader dengan staff (Swansburg &
Swansburg, 2006). Oleh sebab itu, leader dalam tim harus menjadi praktisi yang

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 18 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
sangat baik, memiliki komu-nikasi yang baik, organisasi manajemen, dan
keterampilan kepemimpinan (Marquis & Huston, 2012)

Metode tim keperawatan muncul pada tahun 1950-an dimana pada saat itu perawat
teregistrasi (RN) masih langka dan jumlah perawat pembantu meningkat. Booyens
(2008) menjelaskan bahwa metode ini merupakan modifikasi metode kasus yang
dilaksanakan oleh suatu tim yang dipimpin perawat profesional dan beranggotakan
perawat pembantu. Ketua tim akan bertugas merencanakan, mengintepretasi,
mengkoordinasi, mengawasi, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan, sedangkan
anggota tim akan ditugaskan merawat pasien sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya (Tomey, 2009). Tim ini akan memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh pada sekelompok pasien yang dirawatnya. Berdasarkan Booyens
(2008), jumlah anggota tim akan bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan
pasien, ketersediaan staf perawat, dan waktu (anggota tim lebih banyak saat shift
siang). Hal yang menarik pada metode ini adalah adanya pertemuan tim

yang akan membahas mengenai rencana asuhan keperawatan yang dilaksanakan,


sehingga setiap anggota tim dapat memberikan saran dan memberikan gagasan
mereka untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan (Tomey,
2009). Berdasarkan Booyens (2008) kelebihan dari metode ini adalah meningkatnya
komunikasi antar anggota tim, kepuasan kerja staf, dan kepuasan pasien. Namun,
metode ini juga memiliki kekurangan diantaranya meningkatnya kebutuhan staf
perawat dan biaya perawatan.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 19 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________

5). Metode Keperawatan Primer (Primary Nursing)

Keperawatan primer, juga dikenal sebagai keperawatan berdasarkan hubungan,


dikembangkan pada akhir 1960-an, menggunakan beberapa konsep total perawatan
klien, dan membawa RN (Register Nurse) kembali ke samping tempat tidur untuk
memberikan perawatan klinis. Metode penugasan dimana satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan klien mulai
dari masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktek kemandirian perawat,
ada kejelasan antara pembuat perencana asuhan dan pelaksana (Marquis & Huston,
2012).

Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus menerus antara
klien dengan perawat yang ditugas-kan untuk merencanakan, melakukan, dan
koordinasi asuhan keperawatan selama klien dirawat. Selama jam kerja, perawat

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 20 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
primer memberikan perawatan langsung total untuk klien itu. Ketika perawat primer
tidak bertugas, asosiasi perawat, yang mengikuti rencana perawatan yang
ditetapkan oleh perawat primer, membe- rikan perawatan (Marquis & Huston, 2012).

Konsep dasar metode primer: ada tanggung jawab dan tanggung gugat, ada
otonomi, ketertiban klien dan keluarga. Kelebihannya dari model ini adalah; (1)
model praktek professional, (2) bersifat kontinuitas dan komprehensif, (3) perawat
primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan memungkinkan
pengembangan diri, (4) klien atau keluarga lebih mengenal siapa yang merawatnya
(Marquis & Huston, 2012).

Kekurangan metode ini, seperti dalam keperawatan tim, terletak terutama dalam pe-
laksanaannya tidak tepat, yaitu; (1) perawat primer tidak cukup siap atau tidak
kompeten mungkin mampu mengkoordinasikan tim multidisiplin atau
mengidentifikasi kebutuhan klien dan pe-rubahan kondisi yang kompleks, (2) banyak
perawat mungkin tidak nyaman dalam peran ini atau awalnya kurang peng-alaman
dan keterampilan (3) hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki peng-
alaman dan pengetahuan yang memadai de-ngan criteria asertif, self direction,
kemam-puan mengambil keputusan yang tepat, me-nguasai keperawatan klinik,
akuntable serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disi-plin, (4) Biaya lebih
besar (Marquis & Huston, 2012).

Menurut Booyens (2008), metode keperawatan primer merupakan metode


pelayanan asuhan keperawatan sistematis yang dapat memberikan perawatan
secara individu, komprehensif, terkoordinasi, dan berkelanjutan. Pada metode ini,
seorang perawat profesional, bukan dalam tim, akan bertugas memberikan asuhan
keperawatan secara menyeluruh pada tiap pasien. Perawat tersebut akan
memberikan perawatan total pada empat hingga enam pasien dan
bertanggungjawab pada perawatan pasien tersebut selama 24 jam sehari selama
pasien menjalani rawat inap (Tomey, 2009). Jumlah pasien yang dirawat oleh tiap

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 21 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
perawat profesional akan beragam, sesuai dengan lamanya rawat inap,
kompleksitas perawatan, jumlah tenaga medis dan paramedis yang terlibat dalam
perawatan pasien, ketersediaan sistem pendukung, dan shift kerja (Tomey, 2009).
Selain merawat pasien selama 24 jam, perawat tersebut juga bertanggungjawab
dalam melaksanakan seluruh proses keperawatan (pengkajian hingga evaluasi),
mengurus masuknya pasien hingga perencanaan pulang pasien, berkomunikasi
dengan keluarga pasien dan tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan
pasien tersebut (Booyens, 2008). Jika sedang tidak bertugas, perawat tersebut akan
mendelegasikan tugasnya ke perawat sejawatnya, namun pelaksanaanya tetap
berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang perawat penanggung jawab buat
(Tomey, 2009). Perubahan yang dilakukan perawat sejawat harus dikomunikasikan
dengan perawat penanggung jawab pasien tersebut. Kelebihan metode ini menurut
Booyens (2008) dapat meningkatkan kepuasan pasien dan perawat, memberikan
otonomi yang lebih besar pada perawat profesional tersebut, dan biaya perawatan
tidak tinggi. Selain itu, metode ini dapat meningkatkan akuntabilitas dan
keberlanjutan perawatan (Tomey, 2009). Kekurangan metode ini adalah beban kerja
perawat yang tinggi dan tidak semua perawat profesional siap mendapatkan
tanggung jawab tersebut (Booyens, 2008).

6). Keperawatan Modular (Modular Nursing)

Metode modular merupakan salah satu metode hasil modifikasi dari metode tim dan
primer. Satutim metode modular terdiri dari 2-3 orang perawat dengan salah satu
diantaranya merupakan RN atau perawat senior (Booyens, 2007). Metode ini sangat
bagus digunakan jika di dalam RS yang memiliki jumlah RN yang terbatas. Langkah
yang dila-kukan dalam metode ini yaitu klien yang be-rada di ruangan 1-5 (letaknya
saling berde-katan antara satu sama lain) atau klien yang berada dalam satu
ruangan dengan jumlah klien berkisar antara 8-12 memiliki satu buah tim kecil
perawat.

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 22 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
Setiap tim bertanggung jawab ter-hadap semua klien yang sudah ditugaskan oleh
leader. Leader dalam tim memiliki tanggung jawab, seperti: memberikan dan
menerima laporan

shift, serta menawarkan dan meminta bantuan dari leader tim lain (Bernhard &
Walsh, 1990 dalam Booyens, 2007). Tanggung jawab tersebut meliputi merawat
klien dari masuk hingga keluar RS, tindak lanjut dalam proses perawatan, dan rekam
medis klien. Setiap tim harus selalu berkoordinasi dengan tim lainnya, terutama
sebelum pergantian shift.

Metode modular memiliki keun-tungan dan kekurangan. Keuntungan da-lam metode


ini adalah, modular lebih baik dibandingkan tim atau primer (Booyens, 2007). Karena
dalam metode ini, setiap tim melakukan komunikasi dan kerja sama yang baik
sebelum pergantian shift atau staff yang berbeda dalam 1 tim. Namun, kekurangan
dari metode ini yaitu klienakan merasakan tidak nyaman ketika berpindah ke
ruangan lainnya. Hal ini akan menyebabkan mereka mendapatkan pera-wat yang
baru dan harus beradaptasi lagi.

Metode modular atau distrik merupakan modifikasi dari metode tim keperawatan dan
keperawatan primer yang mana diterapkan saat ketersediaan perawat profesional
tidak memadai untuk melakukan keperawatan primer (Tomey, 2009). Tim perawat
yang beranggotakan dua hingga tiga perawat (perawat profesional dan para
profesional) akan bertanggung jawab merawat 8 hingga 12 pasien yang telah
dikelompokan berdasarkan letak atau tata ruang unit (Booyens, 2008). Misalnya,
pasien di kamar nomor 1-8 yang letaknya saling berdekatan atau pasien di kamar
1020 yang dikelompokan bersama akan dirawat satu tim perawat. Tiap tim dipimpin
perawat profesional yang bertanggung jawab memberi dan menerima laporan pada
pergantian (changeover) dan memberikan bantuan pada pemimpin tim lainnya
(Booyens, 2008). Pemimpin tim akan melakukan pengkajian kebutuhan pasien,
merencanakan asuhan keperawatan, memberikan perawatan sebanyak mungkin,

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 23 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
dan mengarahkan paraprofesional melakukan perawatan teknikal (Tomey, 2009).
Kelebihan dari metode ini adalah meningkatkan komunikasi dan kerjasama antar staf
dalam unit serta meningkatkan produktifitas perawat (Booyens, 2008). Kekurangan
metode ini adalah akuntabilitas menurun karena akuntabilitasnya hanya dalam
rentang waktu 8 jam bukan 24 jam (Booyens, 2008).
Aplikasi dalam metode modular yaitu, pasien dalam 1 ruangan (jumlah pasien
berkisar antara 8-12 orang) dipegang oleh 1 tim perawat yang terdiri dari 2-3 orang
dengan leader tim merupakan Registered Nurse. Setiap 1 tim memiliki tanggung
tanggung jawab untuk merawat pasien dari awal masuk hingga keluar RS, memiliki
rekam medis pasien secara lengkap dan detail, serta mengetahui rencana tindak
lanjut untuk pasien. Metode ini sangat bagus, karena setiap perawat memiliki
kesempatan untuk melatih kemampuan dan mengembangkan pengalaman dalam
merawat pasien. Selain itu, setiap perawat juga memiliki tanggung jawab yang sama
dengan perawat lainnya dalam satu tim dan mempunyai tujuan yang sama untuk
memberikan pelayanan perawatan kepada pasien.

Pengembangan Keterampilan (Skill-Building) Jelaskan


Jenis jenis metode penugasan ?

MENGECEK PEMAHAMAN

1.Seorang manajer keperawatan sedang mengkoordinasikan


pembagian kewenangan, tugas-tugas dan tanggung jawab dalam struktur organisasi,
maka manajer tersebut sedang melakukan fungsi manajemen pada tahap.....

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 24 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian.
c. kepegawaian
d. Pengarahan
e. Pengendalian

2. Prinsip dalam pengorganisasian adalah.....


a. Division of wortk
b. Departementalization
c. Chain of command
d. Span of control

3. Kelebihan division of work adalah.....


a. Beban pekerjaan setiap orang lebih terkontrol
b. Menciptakan spesialisasi
c. Memudahkan kontrol dan standar
d. Produktivitas meningkat

4. Prinsip pengorganisasian yang mengatur garis kewenangan dan


pertanggungjawaban tugas- tugas, dimulai dari top, middle, hingga lower manager
adalah....
a. Division of work
b. Departementalization
c. Chain of command.
d. Span of control
e.Unity of command

5. Konsep yang berhubungan dengan rantai komando yang merupakan kewenangan


untuk memberikan tugas/perintah kepada bawahan dan sekaligus meminta
pertanggungjawabannya adalah....

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 25 of 27
Kode Mata Kuliah: MKK 16
Nama Mata Kuliah: Manajemen Keperawatan
Modul#3 Pengorganisasian

Nama:_______________________________________________ Tanggal: ______________


Tingkat: ____________
a. Authority
b. Responsibility
c. Unity of command
d. Span of control
e. Divison of work

PENUTUP PEMBELAJARAN

• Pengorganisasian adalah Mengatur atau menentukan tugas, pekerja yang


akan menjalankan tugasnya, pengelompokan tugas yang harus dikerjakan, alur
kewenangan, serta kewenangan pengambilan keputusan
• Prinsip pengorganisasian terdiri dari : rantai Komando , Kesatuan Komando ,
Jenjang Pengawasan , Spesialisasi

• Jenis Metode penugasan terdiri dari metode Total Patient Care


Nursing,metodetim, primer, fungsional, kasus, modular,

• Metode penugasan adalah merupakan pengorganisasian kegiatan yang


dilakukan untuk memudahkan pembagian tugas perawat sesuai dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang mereka miliki serta disesuaikan kebutuhan klien.

Anda telah mempelajari banyak hal hari ini.

● Apakah anda sudah mampu mencapai target pembelajaran hari ini ?

● Bagaimana kesan anda belajar dengan menggunakan modul ini ?

● Apakah ada hambatan dalam menggunakan modul ini ?

Dokumen ini adalah milik dari


Fakultas Ilmu Kesehatan-Universitas Horizon Indonesia Page 26 of 27

Anda mungkin juga menyukai