Anda di halaman 1dari 9

Kasus : inkompeten servik

Seorang perempuan usia 30 tahun dengan G5P1A3 gravid 20-21 minggu datang ke IGD
PONEK mengeluh keluar darah dari vagina sejak pagi hari. Pasien juga mengeluhkan nyeri
bagian bawah perut. Pasien mengatakan memiliki riwayat keguguran dan melahirkan
prematur. Keadaan Umum: Baik, Kesadaran: Composmentis. Tanda-tanda Vital: Tekanan
darah: 130/90 mmHg, Suhu: 37,5°C, Nadi: 96x/menit, Pernafasan: 24x/menit. Konjungtiva
anemis. Nyeri pada daerah regio suprapubic. Keluar darah menggumpal.TFU sepusat. DJJ:
103x/ menit, irama reguler, kekuatan lemah.

Laboratorium: Hemoglobin: 10,2 gr/dl

Leukosit: 15.0000

Terapi: Dexametason: 3 x 1 ml (5mg/ mL)

Ceftriaxone: 3 x 1 gram

RL : 500 ml/ 12 jam

PRC: 2 kolf (300 mL)

Pertanyaan:

• Tuliskan factor risiko yang terjadi pada kasus? Jelaskan!


• Tuliskan analisa data beserta diagnosa keperawatan kasus tersebut? Tambahkan data
(objektif) untuk melengkapi diagnosa keperawatan tersebut? Sertakan pathway
diagnosa keperawatan sesuai kasus?
• Prioritaskan diagnosa keperawatan pada kasus tersebut? Jelaskan !
• Tuliskan Luaran dan intervensi pada kasus tersebut?
• Tuliskan EBP yang dapat ditambahkan sebagai intervensi pada kasus tersebut?
Sertakan PICOT!

JAWAB

1. faktor resiko yang terjadinya pada inkompetensi serviks lebih tinggi pada ibu hamil
dengan kondisi-kondisi berikut:

Pernah mengalami persalinan prematur, Pernah mengalami keguguran pada trimester kedua.
Pernah mengalami cedera pada leher rahim akibat melahirkan atau lain nya inkompetensi
serviks bisa menyebabkan persalinan prematur dan keguguran. Meski jarang, jahitan untuk
menangani inkompetensi serviks juga dapat mengakibatkan komplikasi, seperti: Perdarahan,
Robek pada rahim (ruptur uteri), Robek pada leher rahim dan Infeksi

Jawab 2. Tuliskan Analisa Data Beserta Patywaynya!

Data Penyebab Diagnosa

Penyebab dan pathway Hipovolemia


DS: mengeluh keluar darah dari vagina gangguan mekanisme (D.0023)
sejak pagi hari. Pasien juga regulasi
mengeluhkan nyeri bagian bawah perut. II
DO : Keluar darah menggumpal. Perdarahan (Hemoglobin
Tekanan darah: 130/90 mmHg, Suhu: menurun)
37,5°C, Nadi: 96x/menit, Pernafasan: ll
24x/menit. Konjungtiva anemis. Nyeri Cairan intravascular
pada daerah regio suprapubic. berkurang
ll
Hipoperfusi jaringan
ll
Hipovolemia
Ds: Pasien mengatakan memiliki Riwayat persalinan Resiko Cedera
riwayat keguguran dan melahirkan sebelumnya (prematur dan Pada Janin
prematur keguguran) (D.0138)
Do: TFU sepusat. DJJ: 103x/ menit, II
irama reguler, kekuatan lemah. Keadaan nyeri pada jalan lahir
Umum: Baik, Kesadaran: II
Composmentis. Tanda-tanda Vital: servik inkompeten
Tekanan darah: 130/90 mmHg, Suhu: II
37,5°C, Nadi: 96x/menit, Pernafasan: dilatasi berlebih pada
24x/menit. Konjungtiva anemis. Nyeri serviks
pada daerah regio suprapubic. selaput ketuban beresiko
menonjol dan mudah pecah
>>> resiko ketuban pecah
dini
II
Resiko cedera pada janin
DS: Pasien juga mengeluhkan nyeri ketidakadekuatan Resiko Infeksi
bagian bawah perut pertahanan tubuh (D.0142)
DO : Leukosit: 15.000. Tanda-tanda II
Vital: Tekanan darah: 130/90 mmHg, inkompeten servik
Suhu: 37,5°C, Nadi: 96x/menit, II
Pernafasan: 24x/menit. Konjungtiva nyeri pada daerah regio
anemis. Nyeri pada daerah regio suprapubic
suprapubic. Keluar darah II
menggumpal.TFU sepusat. DJJ: 103x/ keluar darah menggumpal
menit, irama reguler, kekuatan lemah II
Resiko infeksi
Jawab 3 Prioritaskan Diagnosa Keperawatan Pada Kasus Tersebut ? Jelaskan

Nama Pasien :

Usia: 30 tahun

Tanggal No Diagnosa Keperawatan


18-02-2024 1 Hipovolemia
18-02-2024 2 Resiko Cidera Pada Janin
18-02-2024 3 Resiko Infeksi
Jawab 4 Tuliskan Luaran dan Intervensi Pada Kasus Tersebut!

Nama Pasien :

Usia: 30 tahun

Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Hasil Rencana


Keperawatan
Hipovolemia Tingkat Syok (L.03032) Manajemen Syok
(D.0023) Setelah dilakukan tindakan Hipovolemik (I.02050)
keperawattan selama 3x 24 jam
diharapkan ketidakcukupan aliran Observasi
darah ke jaringan tubuh menurun  Monitor status
dengan kkriteria hasil : kardiopulmonal
 Tingkat Kesadaran  Monitor status
Meningkat oksigenasi
 Kekuatan Nadi Meningkat  Monitor status
 Pengisian Kapiler cairan
Membaik  Periksa tingkat
 Tekanan Darah Membaik kesadaran dan
 MAP Membaik respon pupil
 Periksa seluruh
permukaan tubuh
terhadap adanya
DOTS

Resiko Tingkat Cedera (L.14136) Pemantauan Denyut
Cedera pada Setelah dilakukan tindakan Jantung Janin (I.02056)
janin keperawatan selama 3 x 24 jam
(D.0138) diharapkan tingkat Resiko pada Observasi
ibu menurun dengan kriteria  Identifikasi status
hasil : obstetrik
 Pendarahan Menurun  Identifikasi riwayat
 Ekspresi Wajah Kesakitan obstetrik
Menurun  Identifikasi adanya
 Kejadian Cedera Menurun penggunaan obat,
 Frekuensi napas & nadi diet dan merokok
membaik  Identifikasi
Gangguan mobilisasi pemeriksaan
menurun kehamilan
sebelumnya
 Periksa denyut
jantung janin selama
1 menit
 Monitor denyut
jantung janin
 Monitor tanda vital
ibu

Terapeutik
 Atur posisi pasien
 Lakukan manuver
Leopold untuk
menentukan posisi
janin

Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
 Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
Resiko Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi
Infeksi Setelah dilakukan tindakan (I.14539)
(D.0142) keperawatan 3 x 24 jam Observasi
diharapkan derajat infeksi
 Monitor tanda dan
menurun dengan Kriteria Hasil :
gejala infeksi lokal
 Nyeri Menurun dan sistematik
 Kultur Darah membaik
Terapeutik
 Berikan perawatan
kulit pada area
edema
 Cuci tangan
sebelum dan
sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
 Pertahankan teknik
aseptik pada pasien
beresiko tinggi

Edukasi
 Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka sebelum dan
sesudah luka operasi

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perluAnjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
 Latih kegiatan
pengelihatan untuk
mengurangi
ketegangan
 Latih teknik
relaksasi

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika
perlu
 Jawab 5 Tuliskan EBP Yang Dapat Dunakan dapat ditambahkan sebagai
intervensi pada Kasus di tersebut? Sertakan picot!
PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP PENURUNAN
INTENSITAS NYERI IBU BERSALIN KALA I FASE AKTIF DI RUANG BERSALIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SOLOK SELATAN 2017
Didapatkan responden sebanyak 13 orang, dengan karakteristik responden usia 21
P sampai dengan 45 tahun, dengan 6 orang primipara dan 7 orang multipara, semuanya
masuk kriteria inklusi.
Intervensi yang dilakuan yaitu pemberian terapi Murottal Al-Qur’an yaitu terapi
I yang memperdengarkan alunan bacaan Al-Qur’an kepada pasien, untuk membantu
pasien mengalihkan pikirannya dari rasa nyeri yang sedang dirasakannya.
Hasil Penelitian ini Sejalan dengan penelitian Siti Chunaeni, Lusiana dan Esti
Handayani di BPM Puskesmas Mungkid Magelang (2016) yang juga menemukan
rata – rata skala nyeri sebelum diberi terapi Murottal di skala nyeri sedang sampai
dengan berat. Menurut asumsi peneliti ini terjadi karena kesamaan kriteria responden,
C yaitu responden yang berada di kala I fase aktif persalinan. Dalam proses persalinan
kala I fase aktif merupakan suatu fase dimana terjadi kontraksi uterus yang makin
lama makin kuat, seiring dengan pembukaan yang makin besar dan penurunan janin
yang makin mendekati pintu rahim. Perubahan fisiologi tersebut menjadikan rasa
nyeri yang juga semakin meningkat dirasakan responden.
Hasil penelitian yang dilaksanakan dari tanggal 28 Mei sampai dengan 13 Juni 2017,
ditemukan rerata skala nyeri sebelum diberi terapi 8,307 dan rerata setelah diberi
terapi 6,615, penurunan skala nyeri dari sebelum dengan sesudah pemberian terapi
O
Murottal adalah 1,693. Dari uji statistik didapat P value = 0,001 menunjukkan ada
pengaruh pemberian terapi Murottal Al-Qur’an terhadap penurunan intensitas nyeri
persalinan.
T dilaksanakan dari tanggal 28 Mei sampai dengan 13 Juni 2017
https://jik.stikesalifah.ac.id/index.php/jurnalkes/article/view/30

Evidance Based Practice

Anda mungkin juga menyukai