Anda di halaman 1dari 29

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER INDIVIDU

TOPIK

PERAWATAN CARING di RUMAH SAKIT

MATA AJAR MANAJEMEN KEPERAWATAN

DIAMPU OLEH: DR ROKIAH KUSUMAPRADJA SKM,MHA(RK)

Oleh:

Drg ULI DUMAI------------------20170309127

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
2019
2

KATA PENGANTAR

Dengan seijin Tuhan Yang Maha Esa, dan atas berkatNya, penulis, Angkatan Vc
Magister Administrasi Rumah Sakit Harapan Indah Universitas Esa Unggul, mendapat
ridhoNya menyelesaikan Tugas Akhir Semester yang diberikan oleh Dosen Pengampu Mata
Kuliah Manajemen Keperawatan Rumah Sakit, DR. ROKIAH KUSUMAPRADJA SKM,
MHA (RK).

Dan saat ini pula, penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan beliau, sehingga
penulis mendapatkan pengetahuan.

Makalah ini jauh dari sempurna, karena Kesempurnaan adalah milik Tuhan, kiranya
dapat memberi informasi dan menambah pengetahuan pembaca. Terima kasih

Bekasi, 9 Agustus 2019

PENULIS

Uli Dumai-20170309127
3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ____________________________________________ 2
BAB I PENDAHULUAN ____________________________________________ 3
1.1 LATAR BELAKANG _______________________________________ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH _____________________________________ 5
1.3 TUJUAN MAKALAH_______________________________________ 5
BAB II KAJIAN TEORI ____________________________________________ 6
2.1 Teori Konsep Caring ________________________________________ 6
2.2 Definisi dan Konsep Mayor Caring WATSON ___________________ 7
2.3 Faktor Carative dalam Caring ________________________________ 11

2.4 Perbedaan Caring dan Curing _________________________________ 12

2.5 Caring Behaviors __________________________________________ 13

2.5.1 Caring Behavior Assessment _______________________________ 15

2.5.2 Caring Behaviors Assessment Tool __________________________ 16

BAB III APLIKASI CARING INTERPERSONAL WATSON _____________ 21

3.1 Aplikasi Caring dalam Asuhan Keperawatan _____________________ 21

3.2 Proses Perubahan menjadi Caring _____________________________ 22

BAB IV PENUTUP dan SARAN _______________________________________ 27

DAFTAR PUSTAKA ____________________________________________ 28

Uli Dumai-20170309127
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .LATAR BELAKANG


Di era globalisasi ini, segala bidang kehidupan sedang mengalami perkembangan
bahkan kemajuan.Salah satunya adalah bidang pelayanan kesehatan.bidang pelayanan
kesehatan tidak hanya sarana dan prasarana yang mengalami kemajuan, tetapi juga
profesionalisme dari tenaga kesehatan. Masyarakat mengharapkan kualitas pelayanan yang
semakin baik. Kualitas pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan (rumah
sakit) di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena keperawatan merupakan kelompok profesi
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan terdekat dengan penderitaan orang lain, kesakitan,
kesengsaraan yang dialami masyarakat. Salah satu indikator mutu layanan keperawatan adalah
kepuasan pasien ketika mendapatkan pelayanan dari perawat. Perilaku Caring perawat dapat
menjadi jaminan apakah layanan perawatan Rumah Sakit bermutu atau tidak.
Dengan mengetahui bagaimana caring yang sebenarnya, diharapkan perawat mampu
melakukan pelayanan secara totalitas terhadap pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan
sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan waspada,
menunjukkan perhatian, perasaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi
yang merupakan kehendak keperawatan. (Potter, P. A. & Perry A. G. 2005).
Caring juga mempelajari berbagai macam philosofi dan etis perspektif. Perspektif
pasien mengenai caring juga perlu dipertimbangan untuk meningkatkan kemampuan perawat
dalam memberikan caring, selain itu untuk dijadikan penilaian kepuasaan terhadap pelayanan
kesehatan. Banyak teori teori yang membahas tentang caring dalam keperawatan. Salah satu
tokoh yang terkenal dengan teori caringnya adalah Jean Watson. Nilai-nilai dalam konsep
caring (Watson) diantaranya konsep tentang manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Konsep tentang manusia meliputi keinginan untuk dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan,
dipahami dan dibantu. Kesehatan merupakan menekankan pada fungsi pemeliharaan dan
adaptasi untuk meningkatkan fungsi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Lingkungan.
Lingkungan mencakup pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping
terhadap lingkungan tertentu. Keperawatan berfokus pada promosi kesehatan, pencegahan
penyakit dan caring ditujukan untuk pasien baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Dalam hal
melakukan caring, ada tiga aspek pendorong yang membuat perawat melakukannya ialah aspek

Uli Dumai-20170309127
5

kontrak (keterikatan dengan pekerjaan), etika dan spritualitas (keagamaan). Manfaat caring itu
sendiri amat beragam, yang pada dasarnya betujuan untuk meningkatkan status kesehatan
pasien

Perawat harus terus meningkatkan profesionalismenya, yaitu meningkatkan perilaku


caring. Caring bukan semata-mata perilaku. Caring adalah cara yang memiliki makna dan
memotivasi tindakan. Caring juga didefinisikan sebagai tindakan yang bertujuan memberikan
asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
pasien (Carruth et all, 1999).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah Pengertian dan konsep caring secara umum dengan teori Watson ?
2. Bagaimana perbedaan konsep antara caring dan curing ?
3. Apasaja prilaku caring yang dapat ditemui dalam pelayanan kesehatan?
4.
1.3 TUJUAN MAKALAH
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas akhir mata kuliah Manajemen
Keperawatan, menambah wawasan tentang Konsep Caring di Sepanjang Rentang Kehidupan,
mengerti tentang bagaimana perilaku caring dalam proses dan praktik keperawatan.
Makalah ini dibuat hanya sampai pada instrument survei Caring di RS dengan 63 item
pertanyaan sesuai dengan dimensi Caring Watson dan dengan skala Likert.

Uli Dumai-20170309127
6

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Teori Konsep Caring

Perawat yang mempunyai kepedulian dalam memberikan asuhan keperawatan pada


pasien di rumah sakit adalah perawat yang memiliki sikap caring. Hal ini didukung oleh teori
yang dikemukakan Potter dkk., (2009) bahwa caring adalah perhatian perawat dengan sepenuh
hati terhadap pasien. Kepedulian , empati, komunikasi yang lemah lembut dan rasa kasih
sayang perawat terhadap pasien akan membentuk hubungan perawat–klien yang terapeutik.
Dengan demikian pasien merasa nyaman, aman dan rasa stress akibat penyakit yang diderita
menjadi berkurang sehingga kepuasan pasien dapat diwujudkan, namun kenyataan dalam
praktik masih banyak ditemukan perawat kurang beperilaku caring terhadap pasien. Hal ini
didukung oleh penelitian Husein., (2006) didapatkan bahwa 90% pasien mengatakan tidak
merasa nyaman berbicara dengan perawat, 84 % dari jumlah tersebut memiliki pengalaman
negatif karena perawat tidak memperhatikan kebutuhan pasien, terutama malam hari. Perilaku
caring terhadap pasien merupakan esensi keperawatan yang dapat memberi kontribusi positif
terhadap kepuasan pasien dalam menerima layanan keperawatan.

Teori caring berkembang dari kepercayaan, nilai dan asumsi Watson tentang
perawatan. Menurut Watson (1985), merawat dan cinta menyusun jiwa dan merupakan inti dari
sifat perikemanusiaan. Beliau mencatat bahwa dalam sejarahnya, keperawatan melibatkan
caring dan berkembang dari caring. Selain itu, beliau menyebutkan bahwa caring akan
menentukan kontribusi keperawatan dalam memanusiakan manusia di dunia (De Laune dan
Ladner, 2002).

Dalam teori caring, nilai-nilai, pengetahuan dan praktik perawatan diintegrasikan


dengan proses penyembuhan dari dalam diri dan pengalaman hidup klien, sehingga
memerlukan seni perawatan-penyembuhan dan kerangka kerja yang disebut faktor carative.
Faktor ini bersifat melengkapi, tapi berbeda dengan faktor kuratif. Kuratif dikembangkan oleh
dokter, sementara carative dikembangkan oleh perawat (Parker, 2001). Menurut Watson
(1997), di awal perkembangannya keperawatan memiliki ruang lingkup praktik yang sangat
sempit, sangat dipengaruhi oleh paradigma kedokteran dan ilmu biomedik tradisional. Hal
tersebut tidak sesuai karena paradigma keperawatan seharusnya berfokus pada perawatan-
penyembuhan, bukan diagnosis-penatalaksanaan medis yang berfokus pada penyakit dan
patologinya seperti paradigma kedokteran (Fawcett, 2002).

Uli Dumai-20170309127
7

2.2 Definisi dan Konsep Mayor Caring WATSON

Ilmu caring merupakan suatu orientasi human science dan kemanusiaan terhadap
proses, fenomena, dan pengalaman perawatan manusia. Ilmu caring, seperti juga ilmu lainnya,
meliputi seni dan kemanusiaan. Caring merupakan proses interpersonal yang terdiri dari
intervensi yang menghasilkan pemenuhan manusia (Torres, 1986; Potter dan Perry, 2005).
Transpersonal caring mengakui kesatuan dalam hidup dan hubungan-hubungan yang terdapat
dalam lingkaran perawatan yang konsentrik–dari individu, pada orang lain, pada masyarakat,
pada dunia, pada planet Bumi, pada alam semesta (Watson, 2004).

Watson (1988) dalam George (1990), mendefinisikan caring lebih dari sebuah
exisestensial philosophy, dasar spiritual. Caring adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia
akan eksis bila dimensi spiritualnya meningkat, yang ditunjukkan dengan penerimaan diri,
tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, dan intuitif. Caring sebagai esensi
dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, di mana
perawat membantu partisipasi klien, membantu klien memperoleh pengetahuan, dan
meningkatkan kesehatan (Cara, 2003).

Berdasarkan Watson (2004), konsep mayor dalam teorinya adalah : (a) Faktor Carative,
(b) The Transpersonal Caring Relationship, dan (c) Momen/Waktu Caring.

A) Faktor Carative

Dikembangkan pada tahun 1979, dan direvisi pada tahun 1985 dan 1988, Watson memandang
Faktor Carative sebagai panduan inti dari keperawatan. Beliau menggunakan istilah Carative
untuk membedakan dengan kedokteran yaitu faktor kuratif. Faktor Carative beliau berusaha
untuk menghargai dimensi manusia dalam keperawatan dan kehidupan serta pengalaman
pribadi seseorang yang kita beri perawatan (Watson, 1997; 2004). Faktor Carative terdiri dari
10 elemen :

(1) Sistem nilai humanistik dan altruistik (mengutamakan kepentingan orang


lain).
(2) Kejujuran dan harapan.
(3) Sensitifitas pada pribadi seseorang dan orang lain.
(4) Rasa tolong- menolong, Saling percaya, hubungan antar sesama manusia.
(5) Mengekspresikan perasaan positif dan negatif.
(6) Proses pemecahan masalah keperawatan yang kreatif.

Uli Dumai-20170309127
8

(7) Proses belajar mengajar transpersonal.


(8) Lingkungan fisik, social, spiritual dan mental yang supportif, protektif, dan
korektif.
(9) Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan manusia.
(10) Kekuatan spiritual-fenomenologikal-eksistensial (Watson, 1979/1985).

Bersamaan dengan mengembangkan teorinya, diperkenalkan konsep proses caritas


klinis, yang kini menggantikan faktor carative-nya. Watson (2001) menjelaskan kata caritas
berasal dari bahasa Yunani, yang berarti untuk memberikan kebahagiaan dan untuk
memberikan perhatian/kasih sayang yang spesial (De Laune dan Ladner, 2002). Berikut
merupakan translasi faktor carative dalam proses caritas klinis.

(1) Praktik Perawatan yang secara sadar diberikan dengan keramahan dan ketenangan
hati.

(2) Mampu menampilkan, memungkinkan dan mempertahankan sistem kepercayaan


mendalam dan kehidupan subyektif seseorang atau orang yang diberi perawatan.

(3) Mengupayakan praktik spiritual dan transpersonal seseorang, mengesampingkan


ego pribadi, membuka cara pandang orang lain dengan sensitifitas dan perasaan
kasihan.

(4) Mengembangkan dan mempertahankan hubungan perawatan dengan rasa tolong


menolong dan saling percaya.

(5) Mampu menampilkan, mendukung, perasaan negatif dan positif yang berhubungan
dengan jiwa terdalam diri dan orang yang diberikan perawatan.

(6) Menggunakan proses pemecahan masalah yang kreatif dan sistematis, digabungkan
dengan pengetahuan perawatan yang dimiliki, serta melibatkan seni praktik
perawatan-penyembuhan.

(7) Mendukung proses belajar-mengajar transpersonal yang menggunakan


pengalaman untuk mempersatukan pemahaman, dan melihat sesuatu dari sudut
pandang orang lain.

(8) Menyediakan lingkungan fisik, psikis, sosial, dan spiritual yang supportif, protektif,
dan korektif yang kondusif untuk proses perawatan pada setiap level (lingkungan

Uli Dumai-20170309127
9

fisik sebaik lingkungan non fisik, lingkungan yang penuh energi positif di mana
kebersamaan, kenyamanan, harga diri, dan kedamaian tumbuh dengan maksimal).

(9) Membantu pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan memuaskan, dengan


penuh kesadaran, memberikan perawatan dengan body language yang baik, dengan
memperhatikan seluruh aspek perawatan, merawat baik kesadaran jiwa maupun
spiritual.

(10) Mengijinkan kekuatan spiritual-fenomenal-eksistensial menjadi pembuka dimensi


misteri-spiritual dan eksistensial kehidupan dan kematian seseorang, perawatan
jiwa bagi diri sendiri dan orang yang diberikan perawatan.

B) Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999) dalam Cara (2003), hubungan perawatan transpersonal mencirikan
jenis hubungan perawatan spesial, yang tergantung pada:

(1) Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri manusia
yang setinggi-tingginya.

(2) Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai jiwa
seseorang, sehingga tidak menyamakan status seseorang tersebut dengan obyek
(benda).

(3) Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan,


sehubungan dengan pengalaman, persepsi, dan hubungan yang intensif berperan
dalam penyembuhan.

Hubungan ini menggambarkan bagaimana perawat berperan, dalam melakukan


pengkajian yang objektif juga tetap memperhatikan subyektif orang yang diberi perawatan dan
pemahamannya tentang kesehatan serta pelayanan kesehatan yang diinginkan. Kesadaran
perawat dalam memberikan perawatan sangat penting, sehingga bisa memahami perspektif
orang yang diberikan perawatan. Pendekatan ini menekankan pada keunikan pribadi perawat
dan yang diberi perawatan, dan hubungan yang saling menguntungkan antara 2 individu, yang
merupakan dasar dari sebuah hubungan. Perawat dan yang diberi perawatan, keduanya sama-
sama mencari arti dan kebersamaan, dan mungkin juga pemahaman spiritual tentang sakit
(Watson, 2004). Kata transpersonal berarti meninggalkan ego pribadi, sehingga membuat

Uli Dumai-20170309127
10

seseorang mampu mencapai pemahaman spiritual mendalam yang membuatnya mampu


meningkatkan kenyamanan dan kesembuhan pasien. Tujuan utama dari hubungan perawatan
transpersonal berhubungan dengan melindungi, meningkatkan, dan memunculkan harga diri,
kemanusiaan, kebersamaan dan inner harmony seseorang.

Menggunakan model caring transpersonal berarti mengaplikasikan teori dan pelaksanaan


asuhan keperawatan pasien dengan:

1. Melatih rasa cinta dan kepedulian


2. Menciptakan kepercayaan-harapan
3. Meningktakan rasa sensitive terhadap diri sendiri dan sesama
4. Membangun pertolongan kepercayaan, hubungan manusia
5. Mengungkapkan perasaan positif dan negatif
6. Menggunakan proses caring yang kreatif dalam penyelesaian masalah
7. Mempromosikan transpersonal belajar-mengajar
8. Mengutamakan aspek spiritual dan keyakinan utuk penyembuhan
9. Menyediakan caring berdasarkan kebutuhan dasar manusia
10. Menciptakan lingkungan yang menyembuhkan (terapeutik)

C) Momen/Waktu Caring

Menurut Watson (1999) dalam Cara (2003), waktu perawatan adalah saat di mana (terbatas
pada waktu dan tempat) perawat dan orang yang diberi perawatan bersama-sama dalam suatu
kondisi pemberian perawatan. Keduanya, dengan pandangan uniknya, dimungkinkan untuk
saling tukar menukar perasaan dan pemahaman. Menurut Watson, pandangan unik seseorang
didasarkan pada pengalamannya yang melibatkan emosi, sensasi tubuh, pemikiran,
kepercayaan, tujuan, pengharapan, kondisi lingkungan dan persepsi seseorang terhadap
sesuatu—semuanya berdasarkan pengalaman masa lalu, saat ini dan pandangan terhadap masa
depan.

Menurut Watson (1999), sebagai seorang pemberi perawatan, perawat juga perlu untuk
menyadari pemahaman dan pengertiannya tentang bagaimana harus bersikap selama
memberikan perawatan. Dalam kata lain, baik perawat dan yang diberi perawatan bisa
dipengaruhi oleh waktu perawatan melalui pilihan-pilihan dan perilaku yang diputuskan ketika
hubungan berlangsung, sehingga mempengaruhi dan menjadi bagian dari cerita kehidupan

Uli Dumai-20170309127
11

mereka. Waktu perawatan menjadi transpersonal jika melibatkan kedua belah pihak, ditambah
keterbukaan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan suatu individu (Fawcett, 2002).

2.3 Faktor Carative dalam Caring

Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinicalcaritas


processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004), yaitu:

1) Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan dalam
konteks kesadaran terhadap caring.

2) Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system


keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.

3) Memberikan perhatian terhadap praktek spiritual dan transpersonal diri orang lain,
melebihi ego dirinya.

4) Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang


saling bantu dan saling percaya.

5) Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative.
sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari diri sendiri dan orang yang
dirawat.

6) Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif sebagai bagian
dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan caring-healing yang artistik.

7) Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui


keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.

8) Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun non fisik,
lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan,martabat, dan kedamaian.

9) Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,


memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa, raga dan
pikiran, keholistikan, dankesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan
jiwa dan keberadaan secara spiritual.

Uli Dumai-20170309127
12

10) Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari kehidupan
dan kematian seseorang, “soulcare” bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.

2.4 Perbedaan Caring dan Curing


Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of
Caring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian
dan curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari
kegiatan dokter dalam prakteknya untuk mengobati pasien. Dalam penerapannya,
konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:

1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap pasien daripada
memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan
caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
3. Dalam pelayanan kesehatan pasien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼
nya adalah curing.
4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing. Maksudnya caring lebih
menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Didalam
praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku
manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi
mereka yang sakit.
5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu
pasien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya,
mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan
tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah
problem penyakit dan penanganannya.

Uli Dumai-20170309127
13

6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan
penyebab berdasarkan kebutuhan dan respon pasien.

2.5 Caring Behaviors

Caring dapat dilihat dengan berbagai cara, dapat berupa sikap maupun tindakan yang
merupakan sifat atau karakter dari sebuah perilaku. Caring diperlukan bagi seorang tenaga
kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada pasien sehingga harus dilakukan secara baik
untuk mencapai tujuan dari pelayanan kesehatan.

Caring dapat dilihat dari berbagai perspektif :

1) Caring sebagai sifat manusia untuk saling berinteraksi dengan orang lain

2) Caring sebagai keharusan moral seperti nilai atau keyakinan yang menjaga harkat dan
martabat orang lain

3) Caring sebagai melibatkan sifat emosional dan merefleksikan kepedulian kita kepada
orang lain

4) Caring sebagai interaksi interpersonal yang terjadi antara dua orang

5) Merupakan komponen dari intervensi terapeutik dan perbuatan yang disengaja sesuai
dengan apa yang ada di pikiran

Dalam memberikan pelayanan kesehatan, caring selalu melibatkan semua komponen di atas.
Menurut Watson (1995), caring merupakan proses yang mengharuskan perawat untuk menjadi
lebih responsif kepada orang lain sebagai individu yang unik, merasakan apa yang dirasakan
orang lain. Watson (2006) juga menekankan hubungan professional yang berpusat pada praktik
pemberian perawatan dan menyoroti peningkatan hubungan kemitraan, negosiasi dan
koordinasi serta merupakan bentuk dari pola komunikasi.

Sejumlah instrumen pengukuran yang ada dalam caring behaviour, berasal dari teori
tentang caring dimana dengan pengukuran caring, akan dapat :

1) Memberikan pemahaman kepada tenaga kesehatan bahwa caring adalah hal yang sangat
penting

Uli Dumai-20170309127
14

2) Mengidentifikasi area kelemahan dan kekuatan dalam caring behaviours yang


dilakukan oleh staf yang akan mempengaruhi mereka

3) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengaruh caring terhadap hasil


dari pemberian pelayanan kesehatan

4) Mengidentifikasi bagaimana caring behaviours dapat meningkatkan pelayanan yang


dilakukan oleh staf serta memberikan pengalaman dan mencapai tujuan dari
pelayanan kesehatan

5) Memahami caring dari berbagai model

Pemahaman terhadap caring behaviours di atas telah dilihat dari berbagai perspektif baik dilihat
dari perspektif staf, pengguna layanan kesehatan maupun anggota keluarga pasien. Menurut
Scottissh Government (2010), ada 7 tema yang digunakan sebagai kerangka kerja dalam
memetakan sifat caring behaviours, antara lain :

1) Care : pencapaian, kenyamanan, kesediaan, antisipasi, fasilitasi

2) Compassion : empati, memberikan ketentrama, kepercayaan

3) Communication : pertukaran informasi, komunikasi non verbal, kemampuan


mendengarkan, sikap

4) Collaboration : peran serta

5) Clean and safe : pemeliharaan, menjaga kenyamanan lingkungan

6) Continuity

7) Clinical Excellence : kompetensi profesional

Caring merupakan sesuatu yang sangat penting sekali untuk diterapkan dalam
pelayanan keperawatan. Dengan caring akan memberikan pengalaman kepada pasien yang
akan memberikan kepuasan tersendiri bagi pasien. Beberapa penelitian telah mengungkapkan
tentang pentingnya caring dalam pelayanan kesehatan. Dengan petugas kesehatan memberikan
caring yang maksimal kepada pasien, akan dapat meningkatkan kerjasama diantara para
petugas kesehatan. Hal tersebut merupakan sebuah kenyataan bahwa caring akan
meningkatkan hubungan antara staf, pengguna pelayanan kesehatan maupun tim kesehatan
lain.

Uli Dumai-20170309127
15

Dampak dari perilaku caring :

a) Bagi pasien

(1) Kemampuan emosional spiritualnya menjadi lebih baik (martabat, pengendalian diri,
kepribadian)

(2) Peningkatan penyembuhan fisik, lebih nyaman, mengurangi biaya

(3) Meningkatkan kepercayaan, meningkatkan hubungan kekeluargaan

b) Bagi perawat

(1) Mengembangkan rasa keberhasilan, kepuasan, mencapai tujuan dan rasa


bersyukur

(2) Meningkatkan integritas, keutuhan dan harga diri

(3) Mengembangkan tanggung jawab

(4) Merefleksikan diri

(5) Mengembangkan kasih saying, meningkatkan pengetahuan

2.5.1 Caring Behavior Assessment

Caring Behaviors Assessement (CBA) adalah salah satu alat yang dibuat untuk menilai
Caring. Alat ini yang pertama sekali dilaporkan dalam literatur keperawatan yang memiliki
dasar teoritis-konseptual untuk memperoleh item-item yang spesifik. Alat ini didasarkan pada
teori Watson dan 10 carative faktor yang diidentifikasi dalam pekerjaannya,. terdiri dari 63
perilaku caring perawat yang dikelompokkan ke dalam 7 sub-skala yang kongruen dengan teori
Watson. Tiga pertama dari 10 carative faktor dikelompokkan bersama menjadi satu subskala,
yang secara konseptual sama dan sebangun dengan teori Watson. Faktor keenam carative,
"menggunakan kreatif, pemecahan masalah, proses caring", diasumsikan menjadi satu dalam
semua aspek asuhan keperawatan, sehingga terlihat oleh pasien. Alat ini dikembangkan dengan
bahasa yang ditulis dengan 6 level. Item yang dinilai pada skala Likert dengan 5 poin, untuk
mencerminkan sejauh mana masing-masing perilaku keperawatan mencerminkan caring.

Uli Dumai-20170309127
16

Instrumen berikut ini adalah tabel ringkasan status CBA dalam bentuk matriks. Perilaku
perawat yang mengindikasikan tindakan caring diidentifikasi oleh Watson dalam teori caring
dan carative factors sebanyak 63 item yang dikelompokkan dalam tujuh kategori, yaitu

1) Humanism/faith-hope-sensitivity
2) Helping/trust
3) Expressions of positive/negative
4) Teaching/learning
5) Support/protective/corrective behaviours
6) Human need/assistance
7) Existential/phenomological dimensions

2.5.2 Caring Behaviors Assessment Tool

CBA dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana perilaku caring perawat di rumah sakit
dengan skala Likert 1-5

1 Memperlakukan saya sebaga individu 5 4 3 2 1

2 Melihat sesuatu dari sudut pandang saya 5 4 3 2 1

3 Tahu apa yang mereka lakukan 5 4 3 2 1

4 Menilai Saya 5 4 3 2 1

5 Membuat saya merasa ada seseorang 5 4 3 2 1


saat saya membutuhkan mereka

6 Mendorong saya untuk percaya pada diri 5 4 3 2 1


sendiri

7 Hal-hal yang positif tentang saya dan 5 4 3 2 1


kondisi saya

8 Memberikan Pujian atas usaha saya 5 4 3 2 1

9 Memahami saya

Uli Dumai-20170309127
17

10 Selalu bertanya tentang apa yang ingin 5 4 3 2 1


saya lakukan

11 Menerima saya dengan cara saya 5 4 3 2 1

12 Peka dengan perasaan dan suasana hati 5 4 3 2 1


saya

13 Baik dan penuh perhatian 5 4 3 2 1

14 Mengetahui ketika saya sudah muak 5 4 3 2 1


dengan segala tindakan

15 Mempertahankan suasan tenang 5 4 3 2 1

16 Memperlakukan saya dengan hormat 5 4 3 2 1

17 Benar-benar mendengarkan ketika saya 5 4 3 2 1


berbicara

18 Menerima perasaan saya tanpa 5 4 3 2 1


menghakiminya

19 Datang kekamar saya hanya pada waktu 5 4 3 2 1


memeriksa saya

20 Berbicara dengan saya tentang 5 4 3 2 1


kehidupan saya diluar rumah sakit

21 Bertanya kepada saya panggilan apa 5 4 3 2 1


yang paling disukai

22 Memperkenalkan diri kepada saya 5 4 3 2 1

23 Menjawab dengan cepat ketika saya 5 4 3 2 1


memanggil mereka

24 Memberikan perhatian penuh pada saat 5 4 3 2 1


bersama saya

25 Mengunjungi saya ketika saya pindah 5 4 3 2 1


ke rumah sakit lain

Uli Dumai-20170309127
18

26 Menyentuh saya ketika saya 5 4 3 2 1


memerlukan kenyamanan

27 Melakukan apa yang mereka katakana 5 4 3 2 1

28 Mendorong saya untuk mengungkapkan 5 4 3 2 1


perasaan saya

29 Tidak sedih ketika saya marah 5 4 3 2 1

30 Membantu saya untuk mengerti tentang 5 4 3 2 1


perasaan saya

31 Tidak menyerah ketika saya sulit meraih 5 4 3 2 1


sesuatu dan membutuhkan waktu lama

32 Mendorong saya untuk bertanya tentang 5 4 3 2 1


penyakit dan pengobatan saya

33 Menjawab pertanyaan saya dengan jelas 5 4 3 2 1

34 Mengajarkan saya tentang penyakit saya. 5 4 3 2 1

35 Menanyakan saya kembali untuk 5 4 3 2 1


meyakinkan bahwa saya sudah mengerti.

36 Menanyakan saya lagi tentang apa yang 5 4 3 2 1


ingin saya ketahui seputar kesehatan
ataupun penyakit saya.

37 Membantu saya menetapkan tujuan yang 5 4 3 2 1


realistis untuk kesehatan saya.

Uli Dumai-20170309127
19

38 Membantu saya mencari jalan keluar 5 4 3 2 1


menetapkan tujuan yang realistis dalam
perawatan.

39 Membantu saya membuat perencanaan 5 4 3 2 1


untuk keluar darirumah sakit

40 Selalu mengatakan pada saya apa yang 5 4 3 2 1


harus saya capai hari ini

41 Mengerti ketika saya ingin sendiri. 5 4 3 2 1

42 Menawarkan hal-hal (perubahan posisi, 5 4 3 2 1


selimut, menggosok punggung,
pencahayaan, dan lain-lain) yang
membuat saya lebih nyaman

43 Meninggalkan kamar dalam keadaan 5 4 3 2 1


rapi setelah melakukan pekerjaan.

44 Menjelaskan tindakan pencegahan untuk 5 4 3 2 1


keselamatan pada saya dan keluarga.

45 Memberikan saya obat penghilang nyeri 5 4 3 2 1


ketika saya membutuhkan.

46 Mendorong saya untuk melakukan apa 5 4 3 2 1


yang saya bisa untuk diri saya sendiri.

47 menghormati saya dengan rendah hati 5 4 3 2 1


(misalnya, menjaga privasi saya).

Uli Dumai-20170309127
20

48 Memastikan dan meyakinkan saya 5 4 3 2 1


kembali bahwa telah terpenuhi semua
kebutuhan saya sebelum meninggalkan
ruangan.

49 Memperhatikan kebutuhan spiritual 5 4 3 2 1


saya.

50 Penuh dengan kelembutan pada saya 5 4 3 2 1

51 Penuh dengan keceriaan. 5 4 3 2 1

52 Membantu saya dalam perawatan 5 4 3 2 1


sampai saya mandiri

53 Mengetahui bagaimana cara menusuk 5 4 3 2 1


Intravena, dan lain-lain

54 Mengetahui bagaimana cara 5 4 3 2 1


menggunakan peralatan (seperti:
monitor).

55 Memberikan saya perawatan dan 5 4 3 2 1


pengobatan dengan tepat waktu.

56 Menginformasikan kepada keluarga saya 5 4 3 2 1


tentang perkembangan saya.

57 Membiarkan keluarga saya untuk 5 4 3 2 1


mengunjungi sebanyak mungkin

58 Memastikan kondisi saya dengan 5 4 3 2 1


seksama.

Uli Dumai-20170309127
21

59 Membantu saya merasakan bahwa saya 5 4 3 2 1


memiliki kontrol

60 Tahu kapan waktu yang tepat untuk 5 4 3 2 1


menelpon dokter.

61 Bisa mengetahui bagaimana yang saya 5 4 3 2 1


rasakan

62 Membantu saya melihat bahwa 5 4 3 2 1


pengalaman masa lalu itu penting.

63 Membantu saya agar saya merasakan 5 4 3 2 1


kenyamanan dalam diri saya.

BAB III

APLIKASI CARING INTERPERSONAL WATSON

3.1 APLIKASI CARING DALAM ASUHAN KEPERAWATAN ( Watson ,1979)


a. Pengkajian
 Meliputi observasi, identifikasi dan review masalah menggunakan pengetahuan dari
literature yang dapat diterapkan melibatkan pengetahuan konseptual untuk pembentukan
dan konseptualisasi kerangka kerja yang digunakan untuk memandang dan mengkaji
masalah. (Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979 - 2697, Vol. 1 No.3, September 2008:147-
150).

Uli Dumai-20170309127
22

 Pengkajian juga meliputi pemecahan masalah.


 Watson (1979) dalam Julia (1995) menjelaskan kebutuhan yang harus dikaji oleh
perawat yaitu :
1) Lower order needs (biophysical needs) yaitu kebutuhan untuk tetap hidup
meliputi kebutuhan nutrisi, cairan, eliminasi dan oksigenisasi.
2) Lower order needs (psychophysical needs) yaitu kebutuhan untuk berfungsi,
meliputi kebutuhan aktifitas, aman, nyaman dan seksualitas.
3) Higher order needs (psychosocial needs) yaitu kebutuhan integritas yang
meliputi kebutuhan akan penghargaan dan berafiliasi.
4) Higher order needs (intrapersonali needs) yaitu kebutuhan untuk aktualisasi
diri.
b. Perencanaan
Perencanaan membantu untuk menentukan variabel akan diteliti atau diukur, meliputi
suatu pendekatan konseptual atau design untuk memecahan masalah mengacu pada ASKEP
serta meliputi penentuan data apa yang akan dikumpulkan dan pada siapa serta bagaimana data
akan dikumpulkan.
c. Implementasi
d. Evaluasi, Merupakan metode dan proses untuk menganalisa data juga untuk meneliti efek
dari intervensi berdasarkan data. Meliputi interpretasi hasil, tingkat dimana suatu tujuan yang
positif tercapai dan apakah hasil tersebut dapat digeneralisasikan.

3.2 Proses Perubahan menjadi Caring

Hubungan Carative Factor, Caritas Prosess dan Caritas Literasi (Kompetensi)

N Carative Faktor Caritas Proses Caritas Literasi (Kompetensi)


O

1 Pembentukan Berlatih cinta kasih dan keseimbangan batin dalam Hormat saya untuk pasien memungkinkan nii tersedia
sistem huma konteks kesadaran peduli. untuk pasien :
nistik- Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: 1. Membuka untuk keterhubungan w / diri, orang lain,
altruistik nilai lingkungan, alam semesta
1. nilai altruistik dan berlatih cinta kasih dengan diri
dan orang lain. 2. Model perawatan diri dan merawat orang lain.

2. Praktek bertindak kebaikan. 3. Validasi keunikan diri dan orang lain.

Uli Dumai-20170309127
23

4. Mengakui tindakan kebaikan

5. Honors sendiri dan hadiah lain dan bakat.

6. Mengakui kerentanan dalam diri dan orang lain.

7. Memperlakukan diri dan orang lain dengan cinta


kasih.

8. Mendengarkan masing dengan perhatian yang tulus


kepada orang lain.

9. Menerima diri dan orang lain seperti mereka.

10. Menunjukkan rasa hormat terhadap diri dan orang


lain.

11. Mendengarkan orang lain.

12. Memperlakukan orang lain dengan kebaikan.

13. Memperhatikan orang lain.

14. Menghormati orang lain.

15. Honors martabat manusia diri dan orang lain.

2 Berangsur- Menjadi otentik membantu dan melestarikan sistem


angsur dari kepercayaan yang mendalam. .
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: 1. Menciptakan kesempatan untuk diam
iman menuju
harapan. 1. Menanamkan iman, pengharapan dan kehormatan 2. Meningkatkan hubungan manusia yang disengaja
orang lain dengan orang lain.

2. Menanamkan kepercayaan dan berharap dengan 3. Tampilan hidup sebagai misteri yang harus
menjadi tersedia untuk memenuhi kebutuhan orang dieksplorasi dari pada masalah yang harus dipecahkan.
lain.
4. Mampu untuk melepaskan kontrol kekuasaan yang
lebih tinggi.

5. Berinteraksi dengan seni peduli dan ilmu untuk


mempromosikan penyembuhan dan keutuhan.

6. Menggabungkan nilai-nilai lain, keyakinan, dan


apa yang bermakna dan penting bagi mereka dalam
rencana perawatan.

7. Memanfaatkan kontak mata yang tepat dan


sentuhan.

8. Panggilan lain dengan nama yang mereka sukai.

9. Membantu orang lain untuk percaya pada diri


sendiri.

10. Belajar tentang dan mendukung keyakinan orang


lain.

11. Mendukung rasa lain dari harapan.

12. Mendorong orang lain dalam kemampuan mereka


untuk melanjutkan kehidupan

3 Kepekaan Praktek dan transpersonal diri, melampaui ego diri Dengan menjadi lebih responsif terhadap kebutuhan dan
terhadap diri (bekerja dari kesadaran yang lebih penuh hati2). perasaan pasien, menciptakan hubungan yang lebih
sendiri dan mempercayai,membantu,peduli :
orang lain Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
1. Praktek refleksi diri (journal, doa, meditasi, ekspresi
1. Memelihara keyakinan individu, pertumbuhan seni)
pribadi, dan praktik.

Uli Dumai-20170309127
24

2. Peliharalah keyakinan spiritual individu dan 2. menunjukkan kesediaan untuk mengeksplorasi


praktik keagamaan. perasaan seseorang, keyakinan dan nilai-nilai untuk
pertumbuhan diri.

3. Praktek kearifan dalam mengevaluasi keadaan dan


situasi

4. Mengembangkan ritual yang bermakna untuk


berlatih rasa syukur, pengampunan, menyerah, dan kasih
sayang.

5. Menerima diri dan orang lain pada tingkat spiritual


dasar sebagai unik dan patut dihormati dan kepedulian
kita.

6. Mentransformasi "tugas" ke dalam interaksi


penyembuhan.

7. Menunjukkan kemampuan untuk memaafkan diri


dan orang lain.

8. Menunjukkan minat yang tulus pada orang lain.

9. Nilai-nilai kebaikan intrinsik dari seseorang diri


dan orang lain sebagai manusia.

10. Praktek dari hati.

4 Pengembangan Mengembangkan dan mempertahankan hubungan Membantu hubungan percaya dengan pasien ( orang
sikap saling membantu-percaya peduli otentik. lain ) , keluarga , dan anggota tim kesehatan .
percaya peduli
kepada manusia Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: 1. Memasuki ke dalam pengalaman untuk
mengeksplorasi kemungkinan pada saat ini dan dalam
1. Mengembangkan hubungan peduli. hubungan.
2. Mengembangkan hubungan membantu dan saling 2. Gelar orang lain dengan cinta tanpa syarat
percaya dengan / pasien, keluarga.
3. Berusaha untuk bekerja

4. Gelar ruang sakral penyembuhan bagi orang lain di


saat mereka membutuhkan .

5. Praktek tidak menghakimi sikap .

6. Merespon orang lain dengan keselarasan dengan


pengalaman hidup orang lain .

7. Praktek otentik keberadaan

8. Membawa penuh jujur

9. Menunjukkan kepekaan dan keterbukaan terhadap


orang lain

10. Menunjukkan kesadaran gaya sendiri dan yang lain


dari komunikasi ( verbal dan nonverbal ) .

11. Mencari klarifikasi yang diperlukan .

12. Meningkatkan langsung, konstruktif , komunikasi


hormat yang bergerak dalam komunikasi
mempromosikan hidup sehat , tidak terlibat dalam gosip
.

13. Mendorong kegiatan yang memaksimalkan


kemerdekaan dan kebebasan individu, bukan
ketergantungan .

14. Bergerak dalam kegiatan yang mempromosikan


pertumbuhan yang sehat .

Uli Dumai-20170309127
25

15. Bergerak dalam kegiatan yang mempromosikan


etika.

5 Promosi dan Ekspresi perasaan positif dan negatif sebagai koneksi Menciptakan hubungan peduli dalam merawat
penerimaan dengan semangat yang lebih . lingkungan untuk mempromosikan pertumbuhan rohani
ekspresi dengan cara :
perasaan positif Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson:
dan negatif 1. Membuat ruang
1. Mempromosikan dan menerima perasaan positif
dan negatif, otentik mendengarkan cerita orang lain. 2. Mengakui penyembuhan sebagai perjalanan batin.

2. Mempromosikan dan menerima ekspresi perasaan 3. Memungkinkan untuk ketidakpastian


positif dan negatif
4. Mendorong narasi sebagai cara untuk
mengekspresikan pemahaman.

5. Memungkinkan untuk cerita

6. Mendorong refleksi perasaan dan pengalaman.

7. Penawaran berkat, doa, dan ekspresi spiritual yang


sesuai.

8. Membantu orang lain melihat beberapa aspek yang


baik dari situasi mereka.

9. aktif mendengarkan dan memungkinkan aliran


energi melalui diri seseorang tanpa dikonsumsi oleh
perasaan lain.

10. Menerima dan membantu orang lain mengatasi


perasaan negatif mereka.

6 Sistematis peng Kreatif menggunakan diri dan segala cara untuk Pemecahan masalah dalam merawat pasien :
gunaan metode mengetahui sebagai bagian dari proses peduli ,terlibat
pemecahan dalam kesenian praktek peduli penyembuhan. 1. Mengintegrasikan estetika, etika, cara-cara empiris,
masalah ilmiah personal, dan metafisik mengetahui dengan kreatif,
dan Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: imajinatif, dan berpikir kritis untuk ekspresi penuh seni
pengambilan ,peduli dan ilmu.
1. Gunakan metode ilmiah kreatif pemecahan
keputusan
masalah untuk merawat pengambilan keputusan. 2. Mengakui dan mengintegrasikan kesadaran bahwa
kehadiran diri sendiri adalah unsur yang efektif dari
2. Gunakan kreatif pemecahan masalah untuk rencana perawatan untuk orang lain.
memenuhi kebutuhan orang lain
3. Menggunakan diri untuk menciptakan lingkungan
penyembuhan melalui: sentuhan disengaja, suara,
kehadiran otentik, gerakan, ekspresi seni, bermain-tawa-
keceriaan, spontanitas, musik / suara, persiapan,
pernapasan, relaksasi / citra / visualisasi.

4. Mendorong orang lain untuk mengajukan


pertanyaan.

5. Membantu orang lain mengeksplorasi cara-cara


alternatif untuk menemukan makna baru dalam situasi
mereka

6. perjalanan hidup dalam menangani kesehatan


mereka /

7. pendekatan diri kesehatan.

7 Promosi Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang Mempromosikan pengetahuan, pertumbuhan,
interpersonal hadir untuk menjadi kesatuan dan makna, pemberdayaan dan proses penyembuhan.
pengajaran dan
belajar Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson : 1. aktif mendengarkan dengan seluruh keberadaan
seseorang kepada orang lain

2. menceritakan pengalaman hidup mereka.

Uli Dumai-20170309127
26

1. Berbagi pengajaran dan pembelajaran yang 3. Berbicara dengan tenang, dan memberi mereka
membahas kebutuhan individu, kesiapan, dan gaya perhatian penuh pada saat ini.
belajar.
4. Mencari cara untuk belajar dari orang lain,
2. Lakukan pengajaran dan pembelajaran yang memahami pandangan dunia mereka.
memenuhi kebutuhan individu dan gaya belajar.
5. Menerima orang lain seperti mereka dan di mana
mereka dengan pemahaman, pengetahuan, kesiapan
untuk belajar.

6. Membantu orang lain memahami bagaimana


mereka berpikir tentang penyakit mereka / kesehatan.

7. Minta orang lain apa yang mereka ketahui tentang


penyakit mereka / kesehatan.

8. Membantu orang lain merumuskan dan


menyuarakan pertanyaan dan kekhawatiran untuk
meminta perawatan kesehatan profesional

8 Penyediaan Menciptakan lingkungan penyembuhan di semua Mempromosikan hubungan peduli untuk keutuhan dan
untuk tingkatan (fisik, non fisik, lingkungan halus energi dan penyembuhan sendiri.
pelindung, kesadaran)
1. Menciptakan ruang untuk hubungan manusia terjadi
koreksi mental, secara alami.
lingkungan
fisik, sosial Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: 2. Berpartisipasi dalam kesadaran peduli
budaya, dan penyembuhan.
1. Menciptakan lingkungan penyembuhan untuk fisik
spiritual.
dan spiritual yang menghormati martabat manusia. 3. Menciptakan niat peduli.

2. Menciptakan lingkungan penyembuhan untuk 4. Menciptakan lingkungan penyembuhan:


kebutuhan jasmani dan rohani.
1) Perawat sebagai lingkungan lain sebagai pribadi
yang unik

2) Cahaya

3) Seni

4) Air

5) Kebisingan

6) Kebersihan

7) Privasi

8) Nutrisi

9) Kecantikan

10) Keamanan

11) Mencuci tangan

12) Tindakan kenyamanan

9 Bantuan dengan Membantu dengan kebutuhan dasar, dengan kesadaran Mampu membantu memenuhi kebutuhan pasien
pemuasan peduli pemberian "perawatan penting kepadamanusia," diidentifikasi untuk dirinya sendiri.
kebutuhan mempotensiasi keselarasan pikiran-tubuh-jiwa,
manusia. keutuhan dan kesatuan berada di semua aspek 1. Membuat orang lain senyaman mungkin.
perawatan.
2. Membantu orang lain yang cemas.
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson :
3. Apakah responsif terhadap keluarga orang lain yang
1. Membantu dengan kebutuhan fisik, emosional, signifikan
dan spiritual dasar manusia.
4. Hormati kebutuhan orang lain untuk privasi.

Uli Dumai-20170309127
27

2. Membantu dengan kebutuhan fisik dan emosional 5. Hormati persepsi orang lain tentang dunia
dasar. kebutuhan mereka.

6. Melibatkan keluarga / orang lain yang signifikan.

7. Membantu orang lain dengan kebutuhan khusus


untuk relaksasi, restorasi, dan tidur.

8. Pembicaraan secara terbuka kepada keluarga

10 Penyisihan Membuka dan menghadiri spiritual,hal misterius, dan Memungkinkan mukjizat terjadi dengan diri dan orang
kekuatan dimensi eksistensial "memungkinkan untuk mendapat lain.
eksistensial,fen suatu keajaiban".
omenologis,spir 1. Memungkinkan untuk diketahui terungkap.
itual
Kata-kata dari sistem lain menggunakan teori Watson: 2. Berpartisipasi dalam paradoks kehidupan.

1. Terbuka untuk misteri dan memungkinkan 3. menyerahkan kontrol dan mengantisipasi mukjizat.
mukjizat terjadi.
4. memelihara / mendukung harapan.
2. Memperlambat dan memungkinkan ruang untuk
5. berpartisipasi dalam momen peduli manusia
keajaiban tak terduga.
6. Mengakui sendiri dan perasaan batin orang lain.
3. Jadilah terbuka untuk penemuan kemungkinan dan
peristiwa hidup,mati,& ajaib. 7. Tahu apa yang penting bagi diri dan orang lain.

8. Menunjukkan rasa hormat terhadap hal-hal yang


memiliki arti bagi orang lain.

9. Percaya bahwa cinta dan kebaikan terjadi di semua


situasi di mana ada kehidupan.

BAB IV
KESIMPULAN

KESIMPULAN

Uli Dumai-20170309127
28

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia. Pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap
individu, keluarga , kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan
dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (Primary Health care) untuk
memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif.
 Spirit caring seyogyanya  tumbuh dari dalam diri perawat dan berasal dari hati
perawat yang terdalam.
 Spirit caring bukan hanya memperlihatkan apa yang dikerjakan perawat yang bersifat
tindakan fisik, tetapi juga mencerminkan siapa dia.
 Oleh karenanya, setiap perawat dapat memperlihatkan cara yang berbeda ketika
memberikan asuhan kepada klien .

3.2 SARAN

Penekanan pada humansitik, kepedulian dan kepercayaan, komitmen membantu orang lain dan
berbagai unsur caring yang lain harus sudah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan.
Selain itu perlu dilakukan sosialisasi konsep caring pada perawat guna memberikan
pemahaman yang mendalam tentang apa yang harus dilakukan perawat agar bersikap caring
dalam setiap kontak dengan pasien. Indikator-indikator caring harus dikenal dan diaplikasikan
dalam perawatan serta dievaluasi secara terus menerus

DAFTAR PUSTAKA

Cara. 2003. A Pragmatic View of Jean Watson’s Caring Theory. Closing key note conference.
XVI Jornades Catalanes d’infermeria Intensiva, Barcelone, Espagne.

Uli Dumai-20170309127
29

De Laune dan Ladner. 2002. Fundamentals of Nursing: standard and Practice 2nd edition.
USA: Thompsons Learning Inc.

Fawcett. 2002. The Nurse Theorist: 21st Century Update-Jean Watson. Nursing Science
Quarterly, 15 (3), Juli 2002: 214-219.

Julia. 1995. Nursing theories: the base for professional nursing practice, 4th edition.
Connecticut: Apleton& Lange.

Kozier. 2004. Fundamentals of nursing: concepts, process, and practice. New Jersey: Pearson
Education Inc.

Muhlisin dan Ichsan. 2008. Aplikasi Model Konseptual Caring dari Jean Watson dalam
Asuhan Keperawatan. Berita Ilmu Keperawatan, 1 (3), September 2008 :147-150.

Parker. 2001. Nursing Theories and Nursing Practice. Philadelphia: FA Davis Company.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik.
Edisi 4. Alih bahasa oleh Yasmin Asih. Jakarta: EGC

Uli Dumai-20170309127

Anda mungkin juga menyukai