Disusun Oleh:
Kelompok 3 & 4
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
Novia Widyawati
NIM. 202273032
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Ruangan
Kepala Ruangan
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan
kepada kita sehingga kita bisa menyelesaikan tugas praktik Manajemen Keperawatan yang
berjudul “Laporan Analisa SWOT di Ruang Melati RSU Anwar Medika Sidoarjo”. Kami
ucapkan Terima Kasih yang sebanyak-banyak kepada :
1. Kepala Ruangan Rawat Inap Melati RSU Anwar Medika, Ibu Fuji Agustiningsih,
S.Kep.,Ns
2. Pembimbing Ruangan Rawat Inap Melati RSU Anwar Medika, Ns. Inka Firna One
Septiniko, S.Kep
3. Dosen Pembimbing Akademik dari STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto, Bapak Windu
Santoso, M. Kep.
4. Perawat Pelaksana beserta staff karyawan RSU Anwar Medika Sidoarjo.
5. Dan rekan-rekan Mahasiswa Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto, yang telah ikut serta
dan berpartisipasi dalam penyelesaian Laporan.
Penulis menyadari bahwa Laporan ini jauh dari sempurna. Sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan terutama bagi
pembaca, penulis, dan mahasiswa Universitas Bina Sehat PPNI Mojokerto.
TINJAUAN TEORI
1. Perencanaan
Perencanaan adalah fungsi manajemen terpenting dalam manajemen, oleh sebab itu
perencanaan menentukan fungsi manajemen lainnya. Fungsi perencanaan
merupakan landasan dari fungsi manajemen secara keseluruhan.
a. Langkah Perencanaan
Sebagai suatu proses, perencanaan mempunyai beberapa langkah penting. Ada
lima langkah penting yang perlu dilakukan pada setiap menjalankan fungsi
perencanaan.
1) Analisa situasi. Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data atau fakta.
Pada langkah ini anggota kelompok perencana perlu memanfaatkan seefektif
mungkin ilmu epidemiologi, antropologi, demografi, ilmu ekonomi dan
statistik sederhana.
2) Mengidentifikasi masalah dan penetapan prioritas masalah. Terbatasnya
sumber daya dan kemampuan organisasi, serta kompleksnya permasalahan
yang dihadapi, mengharuskan para manajer untuk menetapkan prioritas yang
perlu dipecahkan.
3) Merumuskan tujuan program dan besarnya target yang ingin dicapai.
Perumusan tujuan ini dapat dilakukan apabila rumusan masalah pada langkah
2 sudah dilakukan dengan baik.
4) Mengkaji kemungkinan adanya hambatan dan kendala dalam pelaksanaan
program. Kajian terhadap hambatan ditujukan yang bersumber di dalam
organisasi dan yang bersumber dari lingkungan masyarakat dan sector lain.
5) Menyusun rencana kerja operasional (RKO).
b. Manfaat Sebuah Perencanaan
Melalui perencaan program akan dapat diketahui:
1) Tujuan dan cara mencapainya
2) Jenis/ stuktur organisasi yang dibutuhkan
3) Jenis dan jumlah staf yang diinginkan, dan uraian tugasnya
4) Sejauh mana efektifitas kepemimpinan dan pengarahan yang diperlukan
5) Bentuk dan standar pengawasan yang akan dilakukan
c. Keuntungan dengan tersusunnya perencanaan yang baik
1) Perencanaan menyebabkan berbagai macam aktifitas organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu dapat dilakukan secara teratur.
2) Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan yang tidak
produktif.
3) Perencanaan dapat dipakai sebagai alat pengukur hasil kegiatan yang dicapai.
4) Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen lainnya,
terutana fungsi pengawasan
d. Kerugiannya adalah:
1) Perencanaan mempunyai keterbatasan dalam hal ketepatan informasi dan fakta
tentang masa yang akan datang.
2) Perencanaan memerlukan biaya yang cukup banyak
3) Perencanaan mempunyai hambatan psikologis.
4) Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif
5) Perencanaan menyebabkan terhambatnya tindakan yang perlu diambil
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas– tugas dan wewenang seorang,
dan pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan.
a. Manfaat pengorganisasian
Melalui fungsi pengorganisasian akan dapat diketahui:
1) Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
2) Pendelegasian wewenang
3) Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
b. Langkah-langkah pengorganisasian
Ada enam langkah atau aspek penting dalam fungsi perorganisasian:
1) Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. Tugas ini sudah tertuang di dalam
fungsi perencanaan
2) Membagi habis pekerjaan dalam bentuk kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan. Dan di sini akan ada pembagian tugas.
3) Menggolongkan kegiatan pokok dalam satuan kegiatan yang praktis (elemen
kegiatan). Pengaturan ruang kerja adalah salah satu contohnya.
4) Menetapkan berbagai kewajiban yang harus dilakukan oleh staf dan
menyediakan fasilitas yang diperlukan. Pengaturan ruang kerja adalah salah
satu contohnya.
5) Mendelegasikan wewenang.
c. Wewenang dalam organisasi
Wewewang adalah kekuasaan atau hak untuk mememrintah atau menerima orang
lain berbuat sesuatu. Wewewnang seseorang dalam sebuah organisasidibatasi
melalui uraian tugasnya sesuai dengan fungsi kedudukan staf di dalam sebuah
organisasi.
1) Wewenang Lini (linie authority)
Wewenang yang mengalir secara vertical yaitu pelimpahan wewenang dari
atas ke bawah dan organisasi yang menggunakan wewenang lini tersebut
disebut organisasi ini.
2) Wewenang Staf (staf authority)
Wewenang yang mengalir kesamping yaitu wewenang yang diberikan kepada
staf untuk membantu melancarkan tugas staf yang memiliki wewenang lini.
Wewenang staf diberikan karena spesialisasi tugas-tugas manajerial
berdasarkan fungsi staf seperti: staf pengawasan, staf pribadi, staf pelayanan,
staf penasehat. Organisasi staf adalah organisasi yang menggunakan
wewenang staf.
3) Wewenang staf dan lini
Perpaduan antara wewenang lini dan staf merupakan bentuk struktur
organisasi yang paling umum dianut saat ini. Bentuk pelimpahan wewenang
dijajaran organisasi kesehatan dan kerja samanya dengan departemen dalam
negeri akan dikenalkan jenis pola kerja sama yaitu:
a. Sentralisasi
b. Dekonsentrasi
c. Perbantuan (Medebewyn)
d. Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi adalah upaya pihak manajer untuk
mengembangkan stafnya (pengembangan daya dan sumber daya atau staf)
dengan harapan untuk lebih meningkatkan kapasitas organisasi dapat
dilakukan melalui mengefektifkan gaya kepemimpinan manajer, hubungan
yang harmonis antara pimpinan dengan stafnya meningkatkan kepuasan
kerja staf dan semangat kelompok, kejelasan penyusunan tujuan dan
perbaikan system perencanaan dan pelaporan.
3. Penggerakan dan pelaksanaan (Aktuasi)
Fungsi manajemen ini merupakan fungsi penggerak semua kegiatan yang telah
dituangkan dalam fungsi perencanaan. Oleh karena itu, fungsi manajemen ini lebih
menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan semua
sumber daya (manusia dan yang bukan) untuk mencapai tujuan disepakati. Tujuan
fungsi aktuasi
1) Menciptakan kerja sama yang lebih efisien.
2) Mengembangkan kemampuan dan keterampilan
3) Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4) Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan
kerja staf
5) Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
4. Pengawasan dan Pengendalian (Wasdal)
a. Prinsip pengawasan
Fungsi pengawasan dan pengendalian (controling) merupakan fungsi yang
terakhir dan proses manajemen. Fungsi ini mempunyai kaitan erat dengan ketiga
fungsi manajemen lainnya terutama dengan fungsi perencanaan. Tugas seorang
manajer dalam usahanya menjalankan dan mengembangan fungsi pengawasan
manajerial perlu memperhatikan beberapa prinsip sebagai berikut:
1) Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan mudah diukur.
Misalnya: menepati jam kerja, tugas–tugas yang diberikan selalu dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
2) Fungsi pengawasan merupakan kegiatan yang amat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi. Tanpa pengawasan, atau pengawasan lemah,
berbagai penyalahgunaan wewenang akan terjadi.
3) Standar untuk kerja yang akan diawasi perlu dijelaskan kepada semua staf.
Bila ini dapat dilaksanakan, staf akan dapat lebih meningkatkan rasa
tanggung jawab dan komitmennya terhadap kegiatan program sehingga
penerapan standar pengawasan akan dapat dilakukan secara lebih objektif.
b. Manfaat pengawasan
Apabila fungsi pengawasan dan pengendalian dapat dilaksanakan secara tepat,
organisasi memperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Dapat diketahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan
sesuai dengan standar atau rencana kerja dengan nmenggunakan sumber
daya yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan
pengendalian bermanfaat untuk meningkatkan efisien program.
2) Dapat diketahui adanaya penyimpangan pada pengetahuan dan pengertian
staf dalam melaksanakan tugas–tugasnya. Bila hal ini diketahui, pimpinan
organisasi akan dapat memberikan latihan memang dibutuhkan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf.
3) Dapat diketahui apakah waktu dan sumber daya lainnya telah mencukupi
kebutuhan dan telah digunakan secara benar.
4) Dapat diketahui sebaba - sebab terjadinya penyimpangan
5) Dapat diketahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi
dan latihan lanjutan.
c. Proses pengawasan
Ada tiga langkah penting untuk melakukan pengawasan manajerial:
1) Mengukur hasil/ presentasi yang telah dilakukan
2) Membandingkan hasil yang dicapai denagn tolak ukur atau standar yang
telah ditetapakan sebalumnya, yang dipakai sebagai tolak ukur adalah
rencana kerja operasional, tugas dan wewenang staf, mekanisme kerja
sama, peraturan, pelaksanaan dan target program yang dicapai.
3) Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai berdasarkan faktor-faktor
penyebab terjadinya. Bila diperkirakan terjadinya penyimpangan. Bila
diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih dahulu
untuk mencari faktor- faktor peyebabnya, kemudian menetapkan langah-
langkah untuk mengatasinya.
d. Objek pengawasan
Ada lima jenis objek pengawsan
1) Objek tentang kuantitas dan kualitas barang atau jasa ini merupakan objek
pengawasan yang bersifat fisik
2) Keuangan
3) Pelaksanaan program di lapangan sesuai dengan RKO (rencana kerja
operasional) yang dibuat oleh masing–masing staf.
4) Hal-hal yang sifatnya strategis
5) Pelaksanaan kerja sama dengan pihak kecamatan, peraturan daerah (perda)
tentang penggunaan anggaran dan sebagainya.
e. Cara mendapatkan data untuk melakukan pengawasan
1) Pengamatan langsung
Supervisi oleh pimpinan ke lapangan untuk mengamati kegiatan staf dan
membandingkannya dengan standar adalah cara pengawasan langsung.
Data atau informasi tentang pelaksanaan suatu program yang diperoleh
melalui cara seperti ini mempunyai kualitas yang terbaik (akurat), tetapi
memerlukan motivasi yang baik juga dan pemimpin untuk turun ke
lapangan (dilakukan denagn obyektif).
2) Laporan lisan
Pimpinan juga dapat memperoleh data langsung tentang pelaksananaan
dengan mendengarkan laporan lisan staf. Dengan cara ini pimpinan hanya
memperoleh informasi terbatas tentang kemajuan program
3) Laporan tertulis
Staf penanggung jawab program diminta membuat laporan singkat tentang
hasil kegiatannya. Informasinya hanya terbatas pada hal-hal yang dianggap
penting oleh staf.
2.2 Konsep Analisis SWOT
2.2.1 Pengertian Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu alat ynag paling murah dan mudah
dilakukan oleh organisasi untuk mengetahui posisi organisasi. Analisis SWOT juga
dapat dilakukan untuk diindentifikasi individu agar mampu membuat rencana strategi
yang baik sehingga tujuan hidup dapat tercapai. (Basuki, 2018)
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor untuk merumuskan strategi
perusahaan/organisasi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (strengs) dan peluang (opportunities), namun secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threats).
Keputusan strategis perusahaan/organisasi perlu pertimbangan factor internal yang
mencakup kekuatan dan kelemahan maupun factor eksternal yang mencakup peluang
dan ancaman. Oleh karena itu, perlu adanya pertimbangan-pertimbangan penting
untuk analisis SWOT. (Basuki, 2018)
Metode SWOT pertama kali digunakan oleh Albert Humphrey yang
melakukan penelitian di Stamford University pada tahun 1960-1970 dengan analisa
perusahaan yang bersumber dalam Fortune 500. Meskipun demikian, jika ditarik lebih
ke belakang analisa ini telah ada sejak tahun 1920-an sebagai bagian dari Harvard
Policy Model yang dikembangkan di Harvard Business School. Namun, pada saat
pertama kali digunakan terdapat beberapa kelemahan utama di antaranya analisa yang
dibuat masih bersifat deskriptif serta belum bahkan tidak menghubungkan dengan
strategi-strategi yang mungkin bisa dikembangkan dari analisis kekuatan-kelemahan
yang telah dilakukan.
Analisis ini bersifat deskriptif dan terkadang akan sangat subjektif, karena bisa
jadi dua orang yang menganalisis sebuah organisasi akan memandang berbeda
keempat bagian tersebut. Hal ini wajar terjadi, karena analisis SWOT adalah sebuah
analisis yang akan memberikan output berupa arahan dan tidak memberikan solusi
“ajaib” dalam sebuah permasalahan.
Analisis SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali tingkat kesiapan
setiap fungsi dari keseluruhan fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan. Oleh karena tingkat kesiapan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan
masing-masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi, maka analisis SWOT
dilakukan terhadap keseluruhan faktor dalam setiap fungsi tersebut, baik faktor
internal maupun eksternal. Dalam melakukan analisis terhadap fungsi-fungsi dan
factor-faktornya, maka berlaku ketentuan berikut: untuk tingkat kesiapan yang
memadai, artinya, minimal memenuhi kriteria kesiapan yang diperlukan untuk
mencapai sasaran, dinyatakan sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang bagi
faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan yang kurang memadai, artinya, tidak
memenuhi kriteria kesiapan minimal, dinyatakan sebagai kelemahan bagi faktor
internal atau ancaman bagi faktor eksternal.
Setelah diketahui tingkat kesiapan faktor melalui analisis SWOT, langkah
selanjutnya adalah memilih alternatif langkah-langkah pemecahan persoalan, yakni
tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi yang tidak siap menjadi fungsi yang
siap dan mengoptimalkan fungsi yang telah dinyatakan siap. Oleh karena kondisi dan
potensi sekolah berbeda-beda antara satu dengan lainnya, maka alternatif langkah-
langkah pemecahan persoalannya pun dapat berbeda, disesuaikan dengan kesiapan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya di sekolah tersebut. Dengan kata lain,
sangat dimungkinkan suatu sekolah mempunyai langkah pemecahan yang berbeda
dengan sekolah lain untuk mengatasi persoalan yang sama.
2.2.2 Faktor-faktor Analisis SWOT
Analisis SWOT terdiri dari empat faktor, yaitu:
1. Strengths (kekuatan)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan oleh perusahaan
tersebut seperti halnya keunggulan dalam produk yang dapat diandalkan, memiliki
ketrampilan dan berbeda dengan produk lain, sehingga dapat membuat lebih kuat
dari para pesaingnya.
Sebagai contoh dari bidang keunggulan, antara lain kekuatan pada sumber
keuangan, citra yang positif, keunggulan kedudukan di masyarakat, loyalitas
pengguna dan kepercayaan berbagai pihak yang berkepentingan. Sedangkan
keunggulan lembaga pendidikan di era otonomi pendidikan atara lain yaitu sumber
daya manusia yang secara kuantitatif besar, hanya saja perlu pembenahan dari
kualitas. Selain itu antusiasme pelaksanaan pendidikan yang sangat tinggi,
didukung dengan sarana prasarana pendidikan yang cukup memadai. Hal lain dari
faktor keunggulan lembaga pendidikan adalah kebutuhan masyarakat terhadap
yang bersifat transendental sangat tinggi, dan itu sangat mungkin diharapkan dari
proses pendidikan lembaga pendidikan yang agamis.
2. Weakness (kelemahan)
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam hal sumber daya
yang ada pada perusahaan/organisasi baik itu ketrampilan atau kemampuan yang
menjadi penghalang bagi kinerja organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam
sumber daya, ketrampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Fasilitas, sumber daya keuangan, kapabilitas manajemen,
ketrampilan pemasaran, dan citra merk dapat merupakan sumber kelemahan.
Oleh karena itu, ada beberapa faktor kelemahan yang harus segera
dibenahi oleh para pengelola pendidikan, antara lain yaitu:
a. Lemahnya SDM dalam lembaga pendidikan
b. Sarana dan prasarana yang masih sebatas pada sarana wajib saja
c. Lembaga pendidikan swasta yang pada umumya kurang bisa menangkap
peluang, sehingga mereka hanya puas dengan keadaan yang dihadapi sekarang
ini.
d. Output pada lembaga pendidikan yang belum sepenuhnya bersaing dengan
output lembaga pendidikan yang lain dan sebagainya.
3. Opportunities (peluang)
Peluang adalah suatu situasi yang menguntungkan bagi suatu perusahaan,
serta kecenderungan-kecenderungan yang merupakan salah satu sumber peluang.
Situasi lingkungan tersebut misalnya:
a. Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan peserta didik.
b. Identifikasi suatu layanan pendidikan yang belum mendapat perhatian.
c. Perubahan dalam keadaan persaingan.
d. Hubungan dengan pengguna atau pelanggan dan sebagainya.
4. Threats (ancaman)
Ancaman merupakan penganggu utama bagi posisi perusahaan, masuknya
pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan tawar-
menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan teknologi, serta peraturan
baru atau yang direvisi dapat menjadi ancaman bagi keberhasilan perusahaan.
2.2.3 Kegunaan Analisis SWOT
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk:
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
3. Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal Perusahaan
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
2.2.4 Hubungan antara Strength, Weaknesses, Opportunities, dan Treaths dalam
Analisis SWOT
Sebuah lembaga pendidikan akan mampu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan ketika kekuatan lembaga pendidikan melebihi kelemahan yang dimiliki.
Oleh karena itu lembaga pendidikan harus mampu memperdayakan potensi yag
dimiliki secara maksimal, mengurangi resiko yang terjadi. Jadi, tercapai atau tidaknya
tujuan lembaga pendidikan yang telah ditetapkan merupakan tanggung jawab
lingkungan manajemen lembaga pendidikan. Jika analisis SWOT dilakukan dengan
tepat, maka upaya untuk memilih dan menentukan strategi yang efektif akan
membuahkan hasil yang diinginkan.
Analisis SWOT dalam program sekolah dapat dilakukan dengan melakukan
matrik SWOT, matrik ini terdiri dari sel-sel daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam penyelenggaraan program sekolah, untuk memperoleh mutu sekolah
dapat dilakukan strategi SO (menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang),
strategi WO (memperbaiki kelemahan dan mengambil manfaat dari peluang), strategi
ST (menggunakan kekuatan dan menghindari ancaman), strategi WT (mengatasi
kelemahan dan menghindari ancaman).
Menurut Afhie, 2012 dalam hubungan antara Strength, Weaknesss,
Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT dapat digambarkan melalui bagan
berikut ini
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend perkembangan
(persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa dilihat dari tingkat keparahan
pengaruhnya (seriousness) dan kemungkinan terjadinya (probability of occurance). Sehingga
ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang kemungkinan terjadinya tinggi dan
dampaknya besar. Untuk ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus
dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (Minor Threats) adalah ancaman yang dampaknya kecil dan
kemungkinan terjadinya kecil
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat keparahan yang tinggi
namun kemungkinan terjadinya rendah dan sebaliknya.
Dari hal tersebut dapat disimpulkan beberapa kategori situasi institusi dilihat dari
keterkaitan antara peluang dan ancamannya, yaitu sebagai berikut:
a. Suatu institusi dikatakan unggul jika memiliki major opportunity yang besar dan major
threats yang kecil.
b. Suatu institusi dikatakan spekulatif jika memiliki high opportunity dan threats pada saat
yang sama.
c. Suatu institusi dikatakan mature jika memiliki low opportunity dan low threat.
d. Suatu institusi dikatakan in trouble jika memiliki low opportinity dan high threats. Tidak
ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah
membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama-sama sehingga akan terlihat
keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut.
1. Perekrutan (Recruiting)
2. Penerimaan (Hiring)
3. Pendidikan dan pelatihan (Education and Training)
4. Pemutusan Hubungan Kerja (Firing)
5. Administrasi Tunjangan (Employee benefits administration)
6. Manajemen informasi sumber daya manusia (Human Resource Information
Management).
Tujuan sumber daya manusia perlu dikelola dengan baik dengan alasan
sebagai berikut:
Manajemen sumber daya manusia, di singkat MSDM, adalah suatu ilmu atau
cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang di
miliki oleh individu secara efesien dan efektif serta dapat di gunakan secara
maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan
masyarakat menjadi maksimal. Tujuan-tujuan MSDM terdiri dari 4 tujuan yaitu:
1. Tujuan organisasional
Walaupun secara formal suatu departemen sumber daya manusia di ciptakan untuk
dapat membantu para menager, namun demikian para manager tetap bertanggung
jawab tehadap kinerja karyawan
2. Tujuan fungsional
Sumber daya manusia menjadi tidak berharga jika manajemen sumber daya
manusia memiliki kriteria yang lebih rendah dari tingkat kebutuhan organisasi.
3. Tujuan Sosial
Ditunjukan untuk secara etis dan sosial merespon terhadap kebutuhan-kebutuhan
dan tantangan-tantangan masyarakat melalui tindakan meminimalisasi dampak
negativ terhadap organisasi.
4. Tujuan Personal
Tujuan personal harus di pertimbangkan jika para karyawan harus di pertahankan,
di pensiunkan atau di motivasi. Jika tujuan personal tidak di pertimbangkan,
kinerja dan kepuasaan karyawan dapat menurun dan karyawan dapat
meningggalkan organisasi. Pelatihan, pengembangan prestasi.
5. Pengembangan dan evaluasi karyawan (Development and Evaluation).
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai
pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Untuk itu diperlukan suatu
pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di
bidangnya masing–masing serta meningklatkan kinerja yang ada. Dengan begitu
proses perkembangan dan evaluasi karyawan menjadi sangat penting mulai dari
karyawan pada tingkat rendah maupun yang tinggi.
6. Memberikan kompensasi dan protecsi pada pegawai (Compensation and
Protection).
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja pegawai secara teratur dari
organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat sangat penting dan dsesuaikan
dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada lingkungan eksternal.
Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada dapat menyebabkan
masalah ketenagaan kerjaan dikemudian hari ataupun dapat menimbulkan
kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu diberikan kepada
pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenag sehingga kinerja dan
konstribusi pekerja tersebut dapat mkasimal dari waktu kewaktu. Kompensasi atau
imbalan yang diberikan bermacam-macam jenisnya yang telah diterangkan pada
artikel lain pada situasi organisasi.
2.3.2 Definisi M2 (MATERIAL)
I. Definisi
Material, merupakan satu dari lima metode manajemen keperawatan yang
memiliki karakteristik antara lain:
1. (Umumnya) Kebutuhannya tidak pasti
2. Sangat menentukan kelancaran proses pelayanan
3. Keberadaan dan ketidakberadaan/ kekurangannya menimbulkan biaya
4. (Umumnya) memiliki prosentase tertinggi dalam neraca, Material terdiri dari
bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk
mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya
juga harus dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki.
II. Tujuan, Manfaat dan Sarana
1. Memahami konsep manajemen material secara mendalam dan terintegrasi
serta perannya dalam kehidupan pelayanan.
2. Menyusun rencana kebutuhan dan rencana kegiatan pengadaan material secara
fisik maupun financial.
3. Menyajikan informasi material untuk dipakai sebagai referensi penagmbilan
keputusan
4. Mengelola pergudangan dan distribusi barang
5. Melakukan evaluasi terhadap system manajemen material sehingga bisa
diketahui inti masalah yang dihadapi dan cara pemecahannya. Tujuan
manajemen persediaan (material) adalah untuk menyediakan jumlah material
yang tepat, waktu yang tepat dan biaya rendah. Untuk itu sangat dubutuhkan
pengaturan material atau bahan baku agar biaya produksi dapat lebih optimal
a) Menjamin tersedianyan material, item, atau komponen pada saat dibutuhkan untuk
memenuhi jadwal induk produksi dan menjamin kesedianya produk jadi bagi
konsumen.
b) Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum
c) Merencanakan aktvitas pengiriman, dan aktivitas pembelian Perencanaan
kebutuhan material atau yang sering dikenal dengan Material Requirement
Planning (MRP) adalah suatu system informasi yang terkomputerisasi untuk
mengatur persediaan permintaan yang dependent dan mengatur jadwal produksi.
System ini bertujuan untuk mengurangi tingkat produktivitas. Terdapat dua hal
penting dalam MRP yaitu lead time dan berapa banyaknya jumlah material yang
sebaiknya dipesan (Johnny, et.al.). (Jensen, 2004) MRP adalah prosedur
penjadwalan untuk proses produksi yang terdiri dari beberapa level. Informasi
yang diberikan menggambarkan kebuthan produksi barang jadi dalam system,
struktur system produksi, inventory dan prosedur lot sizing untuk masing-masing
operasi. MRP menentukan jadwal operasi dan pembelian bahan baku.
Oleh karena itu perusahaan harus bisa mendefinisikan apa yang harus
dipesan, kapan harus memesan dan berapa banyak yang harus dipesan. Hal ini
bukanlah persoalan yang mudah. Maka dari itu manajemem harus bisa membuat
keputusan untuk memesan seekonomis mungkin barang yang dibutuhkan.
1) Keadaan persaingan
2) Tingkat petumbuhan penduduk
3) Tingkat penghasilan masyarakat
4) Tingkat pendidikan masyarakat
5) Tingkat penyebaran penduduk
6) Agama, adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
7) Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, sosial,
budaya, maupun keamanan
8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan
tehnologi dan sebagainya.
e. Definisi Budgeting
Dalam pengertian budget yang telah diuraikan diatas dapatlah diketahui bahwa
budget merupakan hasil kerja (output) yang terutama berupa tafsiran-tafsiran
yang akan dilaksanakan diwaktu yang akan datang. Sedangkan yang
dimaksudkan dengan budgeting adalah proses kegiatan yang menghasilkan
budget tersebut sebagai hasil kerja (output), serta proses kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi budget, yaitu fungsi-fungsi
pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan alat pengawasan kerja. Secara
lebih diperinci, proses kegiatan yang tercakup dalam bugeting tersebut antara
lain:
1) Pengumpulan data dan informasi yang di perlukan untuk menyusun
budget
2) Pengolaan dan penganalisaan data dan informasi tersebut untuk
mengadakan tafsiran-tafsiran dalam rangka menyususn budget
3) Menyusun budget serta menyajikan secara teratur dan sistematis
4) Pengkoordinasian pelaksanaan budget
5) Pengumpulan data dan informasi untuk keperluan pengawasan, yaitu
untuk mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap pelaksanaan budget.
6) Pengolaan dan penganalisaan data tersebut untuk mengadakan
interprestasi dan memperoleh kesimpulan - kesimpulan dalam rangka
mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap kerja yang telah di laksanakan,
serta menyusun kebijaksanaan-kebijaksanaan sebagitindak lanjut (follow
up) dari kesimpulan-kesimpulan tersebut
f. Prosedur Penyusunan Budget
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung jawab atau menyusun budget
serta pelaksanaan kegiatan Budgeting lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi
perusahaan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun budget serta
kegiatan-kegiatan Budgeting lainnya tidak harus di tangani sendiri oleh
pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat di delegasikan kepada bagian
lain dalam perusahaan. Tugas mempersiapakan dan menyusun budget dapat di
delegasikan kepada :
- Bagian administrasi, bagian perusahaan yang kecil, hal ini di sebabkan
karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak
terlalu kompleks dengan ruang lingkup yang terbatas
- Panitia budget, bagian perusahaan yang besar. Hal ini di sebabkan karena
bagi perusahaan yang besar, kegiatan-kegiatan perusahaan cukup
kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas.
Didalam panitia budget inilah di lakukan pembahasanpembahasan tentang
rencana-rencana kegiatan yang akan dating, sehingga budget yang tersusun
nanti merupakan kesepakatan bersama, sesuai dengan, kondisi, fasilitas
serta kemampuan masingmasing bagian secara terpadu
- Baik budget yag di susun oleh bagian administrasi (perusahaan kecil),
maupun yang di susun oleh panitia budget (perusahaan besar), barulah
merupakan rancangan budget atau Draft Budget (tentative budget).
Rancangan budget inilah yang di serahkan kepada pimpina tertinggi untuk
di sahkan serta di tetapkan sebagai budget yang defenitif.
- Setelah di sahkan oleh pimpinan tertinggi perusahaan, maka rancangan
budget tersebut telah menjadi budget yang defenitif
Misi :
Falsafah :
3. Tujuan asuhan keperawatan dapat dicapai melalui usaha bersama dari semua
anggota tim kesehatan dan pasien atau keluarga.
Tujuan :
Administrasi siap
diselesaikan oleh
keluarga atau pasien
Kepala Ruang
Fuji Agustiningsih, S.Kep.,Ns
KATIM 1
KATIM 2
Ns. Desty Ayu Nur
Ns. Inka Firna One Septiniko, S.Kep
Kelas 1 Pasien 2
Kamar 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11 Kamar 1, 2, 3, 4, 12
BAB IV
PEMBAHASAN
Kepala Ruang
Fuji Agustiningsih, S.Kep.,Ns
KATIM 1 KATIM 2
Ns. Desty Ayu Nur Afifayanti,S.Kep Ns. Inka Firna One Septiniko, S.Kep
Pasien Pasien
b. Daftar tenaga kesehatan di Ruang Melati
Tabel 3.1 Daftar Nama Tenaga Keperawatan di Ruang Melati RSU Anwar
Medika
Gambar 3.2 Diagram Tingkat Pendidikan Tenaga Keperawatan di Ruang Melati RSU
Anwar Medika
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan cara melihat buku daftar pegawai pada
hari Senin, rata-rata tingkat pendidikan tenaga keperawatan di ruang Melati paling banyak yaitu
S1 Keperawatan yang hasilnya 61%.
Gambar 3.3 Diagram Masa Kerja Tenaga Keperawatan di Ruang Melati RSU Anwar
Medika
5%
95%
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan cara melihat buku daftar pegawai pada
hari Senin, rata-rata masa kerja tenaga keperawatan >1 tahun hasilnya 95% di Ruang Melati RSU
Anwar Medika.
Gambar 3.4 Diagram Status Kepegawaian Tenaga Keperawatan di Ruang Melati RSU
Anwar Medika
Berdasarkan hasil wawancara Status Kepegawaian ke beberapa pegawai pada hari Senin,
13 Februari 2023 di Ruang Melati RSU Anwar Medika rata-rata 65 % pegawai kontrak.
Gambar 3.5 Diagram Pelatihan yang diikuti oleh Tenaga Keperawatan Tenaga
Keperawatan di Ruang Melati RSU Anwar Medika
BTCLS
100%
Gambar 3.6 Diagram Jenjang Karir Tenaga Keperawatan di Ruang Melati RSU Anwar
Medika
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dengan cara melihat buku daftar pegawai pada
hari Senin, 13 februari 2023 di Ruang Melati RSU Anwar Medika hasil jenjang karir yaitu rata-
rata 67% tenaga keperawatan masih PK 1.
c. Berdasarkan hasil observasi terhadap perawat berdasarkan jenjang karir Ruang Melati
Tabel 3.2 Hasil observasi terhadap perawat berdasarkan jenjang karir Ruang Melati
≥1 tahun 6 pegawai
tetap,
Total 100% 100% 100% ≤1 tahun
11pega
wai
kontrak
b) BOR di Ruang Melati RSU Anwar Medika pada tanggal 13 Februari 2023 s/d 18
Februari 2023.
Target BOR yang ditetapkan pihak RS untuk ruang Melati (65 - 85%).
Tabel 3.3 Hasil BOR di Ruang Melati RSU Anwar Medika
Uraian Tgl 09 Tgl 10 Tgl 11 Tgl 12 Tgl 13 Tgl 14 Standart Tren
Kesimpulan : Dari tabel diatas didapatkan bahwa Tren BOR di Rawat Inap Melati
sebanyak 8,2%
Gambar 3.7 Grafik Hasil BOR di Ruang Melati RSU Anwar Medika
100%
80%
60%
40%
Series1
20%
0%
100,00%
0,00%
TP KP P
SP
TP KP P SP
4.1.1 M2 (Matherial)
Bangunan, Sarana dan Prasarana
Praktik manajemen keperawatan pada mahasiswa Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto bertempat di ruang melati RSU Anwar Medika Sidoarjo.
Pengkajian data awal dilakukan pada tanggal 14 Februari 2023. Data-data
yang diperoleh antara lain:
Ruang Melati RSU Anwar Medika adalah ruang perawatan interna dan
bedah, kelas 1 terdapat 7 ruang dengan kapasitas 14 pasien, sedangkan kelas
III terdapat 5 ruang dengan kapasitas 17 pasien.Lokasi penerapan proses
manajerial keperawatan yang digunakan dalam kegiatan praktik manajemen
keperawatan RSU Anwar Medika sebagai berikut :
LORONG
R. TERATAI
MEL. 10 SELASER
MEL. 7
SELASER
MEL. 11
LORONG
R. LINEN
MEL. 5 MEL. 8 TAMAN
NURSE STATION & R. KARU
RENCANA
T
LORONG MEL. 13
v LORONG U
B
S
vMEL. 12
SPOOLOEK
MEL. 4 MEL. 3 MEL. 2 MEL. 1 KMKM
: PAGAR
: TANGGA
: MELATI KELAS I
: MELATI KELAS III
: KAMAR MANDI
b. Sarana dan Prasarana
Standar Kondisi di
No Sarana Keterangan
Depkes Ruangan
1. Ruang Perawatan Kebutuhan Luas 1 Di ruang
ruang 1 TT ruangan Melati kelas I
minimal 7,2 kelasI ± 12 terdapat 2 TT
m2 Luas 1 dan kelas III
m2.
ruang kelas terdapat 3-5
Kelas I
III ± 15m2 TT
terdapat 2
TT dan kelas 1 TT ± 6 m2
III
terdapat 6 TT
2. Nurse Station 1 nurse 1 nurse station Di ruang
station untuk melayani Melati ada
melayani 31TT perputaran
maksimum 25 pasien
TT sehingga tidak
setiap hari
pasien penuh
31 pasien
3. Ruang Konsultasi Ada Ada -
4. Ruang Tindakan Ada Tidak ada Di ruang
Melati tidak
ada ruang
tindakan
khusus
5. Ruang Administrasi Ada Gabung -
dengan
nursestation
6. Ruang kepala Ada Ada -
ruangan
rawat inap
7. Ruang linen bersih Ada Lemari linen -
bersih
gabung
dengan
ruang kepala
ruangan
rawat
Inap
8. Ruang linen kotor Ada Tidak ada Linen kotor
ditampung
didalam bak
tertutup dan
diserahkan ke
laundry
9. Gudang kotor/ spool Ada Ada -
hoek
10. KM/WC Luas setiap ± luas setiap Menurut
KM/WC 2-3 KM/WC 3 Depkes RI 1
m2 m2 KM/WC
digunakan 1
kamar
perawatan,
sedangkan
diruang melati
2 KM/WC
digunakan
17 tempat
tidur
perawatan
untuk kelas III
Kesimpulan : Dalam lokasi dan denah ruang serta kapasitas tempat tidur ruang
melati RSU Anwar Medika jika dibandingkan dengan standar sarana dan prasarana
rumah sakit tipe C menurut Peraturan Menteri Kesehatan TH. 2020 yaitu :
1. Kapasitas tempat tidur pasien kelas I dan kelas III sudah memenuhi
standar yaitu kelas I terdapat 2 tempat tidur per ruang dan kelas III
terdapat 4-5 tempat tidur perruang.
Alat Kesehatan
Kondisi di
No Nama Barang Ideal Keterangan
Ruang Melati
1. Stetoskop 2/ruangan 3 unit Stetoskop untuk
dokter dan
perawat
2. Hb meter 2/ruangan - Untuk cek Hb
langsung
dilakukan oleh
petugas
laboratorium
3. Urometer 2/ruangan - -
transport
7. Senter 2/ruangan 1 unit -
emergency
13. Tensimeter 2/ruangan 4 unit -
Alat Tenun
Kondisi di
No. Nama Barang Ratio/ Alat Keterangan
Ruang Melati
1. Linen 65 60 unit -
2. Perlak 50 -
10 unit
3. Sarang Bantal 65 50 unit -
4. Selimut 50 -
55 unit
Alat Rumah Tangga
Kondisi di
No. Nama Barang Ratio/Alat Keterangan
Ruang Melati
1. Kursi Roda 2-3/ruangan 4 unit
2. Lemari obat emergency 1/ruangan 1 unit
3. Meja pasien 1:1 31 unit
4. Standar infus 2-3/ruangan 31 unit
5. Waskom mandi 8-12/ruangan
6. Lampu sorot/ lampu 1/ruangan 11 unit
Emergency
7. Lampu senter 1-2/ruangan 1 unit
8. Troly obat 1/ruangan 2 unit
9. Troly rawat luka 1/ruangan 1 unit
10. Troly suntik 1/ruangan 1 unit
11. Timbangan BB/TB 1/ruangan 1 unit
12. Dorongan O2 1/ruangan 1 unit
13. Baki 5/ruangan 9 unit
14. Tempat sampah pasien 1:1 1/ ruangan
15. Tempat sampah besar 4/ruangan 12 unit
Fasilitas Pasien
- Nurse station
- Kamar mandi
- Telepon ruangan
- Kipas angin
- Komputer
d. Administrasi Penunjang
7. Buku rapat
15. Leaflet
Ambil limbah padat medis dari tiap-tiap ruangan setiap hari yang sebelumnya telah
dilakukan pemilahan limbah dari sumber limbah
Lepas APD
Lepas APD
Kepala Ruang
Fuji Agustiningsih, S.Kep.,Ns
KATIM 1 KATIM 2
Ns. Desty Ayu Nur Afifayanti,S.Kep
Ns. Inka Firna One Septiniko, S.Kep
14 Pasien 17 Pasien
Kelas I Kelas III
(Kamar 5,6,7,8,9,10,11) (Kamar 1,2,3,4,12)
a. Wawancara
Dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Melati pada tanggal 13 Februari
2023 didapatkan hasil bahwa model keperawatan yang di gunakan di ruang Melati
adalah model asuhan keperawatan tim. Dimana, masing-masing tim dalam 1 shift
terdiri dari 2-3 perawat diantaranya 1 perawat penanggung jawab yang
berpengalaman dan membawahi 2 perawat pelaksana. Dalam metode tim ini 1
perawat pelaksana memegang kelas 1 dan 1 perawat pelaksana memegang kelas 3
serta perawat penanggung jawab harus menguasai semua pasien (14-17 pasien).
b. Observasi
Dari hasil observasi pada tanggal 13 Februari 2023 di Ruang Melati, Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) di Ruang Melati, yaitu menggunakan
MPKP dengan model tim, yang mana dalam model ini perawat ruangan dibagi
tugas menjadi beberapa bagian yang bertanggung jawab dengan tugas masing-
masing
yaitu Kepala Ruangan, Perawat Kepala Jaga, Perawat Pelaksana. Pada saat
tindakan, komunikasi antara sesama perawat dan tenaga kesehatan lain sudah
berjalan dengan baik. Namun pada model MPKP Tim di ruang Melati ini kurang
maksimal karena memang terjadi ketidakseimbangan antara jumlah perawat dan
jumlah pasien. Asuhan keperawatan yang dilakukan oleh setiap anggota tim
dilakukan bersama-sama agar pelaksanaan bisa berjalan secara optimal.
c. Kuesioner
1. Pengetahuan Model MAKP
50%
0% 0%
0%
Baik CukupKurang
BaikCukupKurang
BaikCukupKurang
50%
2% 0%
0%
Baik Cukup Kurang
BaikCukupKurang
4. Tanggung Jawab dan Pembagian Tugas
BaikCukupKurang
c. Kuesioner
Baik 5 100%
Cukup 0 0
Kurang 0 0
Total 5 100%
100%87%
80%
60%
40%
13%
20%
0%
Baik Kurang
Resep
Depo Farmasi
Diberikan ke pasien
Baik 4 99
Cukup 1 1
Total 5 100
Hasil pengukuran kegiatan supervisi di ruang melati RS. Anwar Medika
dengan menggunakan kuesioner didapatkan data bahwa, sebanyak 5
pertanyaan supervisi (99%) dilakukan dengan baik oleh kepala ruangan
6. Discharge Planning
a. Wawancara
Dari hasil wawancara pada tanggal 13 Februari 2020 pelaksanaan
discharge planning di ruang melati sudah dilakukan sesuai standart yang
diterapkan oleh rumah sakit dengan lembar Discharge Planning, yaitu saat
pasien pertama kali masuk sampai pulang. Pada saat pasien MRS perawat
akan menjelaskan tentang aturan-aturan yang harus dipatuhi selama pasien
dirawat di ruang melati seperti visite dokter, orientasi ruangan , jika pasien
membutuhkan perawat pasien sudah disediakan tombol nurse station.
Setiap pasien yang akan pulang dari rawat inap ruang melati juga
diberikan edukasi sebagai ilmu perawatan dirumah. Kemudian perawat
menyampaikan yang meliputi perawatan dirumah dan jadwal kontrol.
b. Observasi
Hasil observasi pada tanggal 13- 15 Februari 2023 didapatkan bahwa saat
pasien yang baru MRS dan KRS sudah dilakukan discharge planning
dengan baik. Perawat dalam menerima pasien MRS melakukan orientasi
kepada pasien secara menyeluruh. Saat pasien pulang perawat ruang melati
sudah melakukan discharge planning dengan menjelaskan bagaimana
perawatan dirumah dan jadwal kontrol, namun selama pengkajian
pelaksanaan discharge planning diruang melati menggunakan leaflet atau
brosur namun kadang perawat juga tidak memberikan leaflet atau brosur
ke pasien saat pasien pulang sebagai media penyampaian edukasi ke
pasien dan ada lembar ringkasan pulang . Hal ini karena Kurang
tersedianya leaflet edukasi di nurse station sesuai dengan penyakit pasien.
Perawat tidak mengalami kesulitan selama memberikan penjelasaan
tentang pendidikan kesehatan dan bahasa yang digunakan mudah
dimengerti oleh pasien. Berdasarkan hasil lembar observasi ceklist
didapatkan hasil bahwa proses Discharge Planning diruang melati RS
Anwar Medika sudah sesuai dengan SOP.
c. Hasil Quesioner Discharge Planing
Kesimpulan : Hasil pengisian questioner discharge planning di ruang
Melati RS Anwar Medika didapatkan data bahwa, sebanyak 5 pertanyaan
discharge planning (100%) dilakukan dengan baik oleh perawat.
100%
80%
60% Cukup
40% Baik
20%
0%
12345
- KERJASAMA ASURANSI
NO NAMA ASURANSI
1. PT. Lippo General Insurance, Tbk.
2. PT. Asuransi Central Asia
3. PT. Avrist Assurance
4. PT. Asuransi Bina Dana Arta, Tbk.
5. PT. Asuransi Astra Buana
6. PT. FWD Life Indonesia
7. PT. Java Smartindo Graha Jsmart
8. PT. Prudential Life Assurance
9. BPJS Ketenagakerjaan
10. PT. AJ Central Asia Raya
11. PT. Asuransi Jasa Indonesia
12. PT. Hanwha Life Insurance Indonesia
13. PT Prima Sarana Jasa
14. PT. AA International Indonesia
15. PT Intregitas Solusi Medika
16. PT. Zurich Asuransi Indonesi, Tbk.
17. PT. BNI Life Insurance
18. PT. Media Dokter Investama
19. PT. Asuransi Sinar Mas
20. PT. AIA FINANCIAL
263
7 0 2 1 12 13 2 0
Umum J K MM Asu r an si JR JKK BPJS J R +B P J S J R +J K K J R +J K MM
2. Kesejahteraan perawat
b. Daftar Tarif Biaya Visite atau Konsul Dokter Ruang Melati RS Anwar
Medika
BIAYA
NO URAIAN
K1 K3
Persaingan Dengan Rumah Sakit Yang Lain dilihat dari tata letak
rumah sakit. Letak rumah sakit anwar medika posisi ditengah-tengah RS
Sidoarjo barat, RS Mawardi, RS Citra Medika, RS Siti Hajar. RSAM yang
menjadi pusat rujukan.
4.1.2 M5 (Market)
a. Kerjasama
Daftar perusahaan dan asuransi yang bekerjasama dengan RSU Anwar Medika
NO NAMA PERUSAHAAN
1. Yayasan Kesejahteraan Karyawan dan Keluarga (YK3) PAL Indonesia
2. PT. Dinasti Jaya Mandiri - Perawatan Dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap bagi Karyawan
3. PT. Surya Plastindo - Perawatan Dan Pengobatan Rawat Jalan Dan
Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja
4. PT. Hexamitra Charcoalindo - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan
dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja dan Kasus Kesehatan
5. PT. Cahaya Utama - Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan kasus Kesehatan
6. PT. Prima Makmur Sentosa - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan
Kasus Kesehatan
7. PT. Sinar Indochem - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja
8. PT. Budi Starch Sweetener Tbk - Perawatan dan Pengobatan Rawat
Jalan dan Rawat Inap akibat Kecelakaan Kerja
9. PT. Tri Mega Baterindo - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja
10. PT Wahana Lentera Raya tentang Perawatan an Pengobatan Rawat
Jalan dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT
Wahana Lentera Raya
11. PT Kurnia Inti Pratama tentang Perawatan an Pengobatan Rawat Jalan
dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT Kurnia Inti
Pratama
12. PT Satria Graha Sempurna tentang Perawatan an Pengobatan Rawat
Jalan dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT
Satria Graha Sempurna
13. PT Soo Good Food tentang Perawatan an Pengobatan Rawat Inap Kasus
BPJS Kesehatan (Selisih Naik Kelas) Bagi Karyawan PT So Good Food
14. PT Waskita karya (Persero) Tbk tentang Perawatan an Pengobatan
Rawat Jalan dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan
PT Waskita karya (Persero) Proyek Tol Legundi – manyar
15. PT Karya Bintang Mandiri tentang Perawatan an Pengobatan Rawat
Jalan dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT
Karya Bintang Mandiri
16. PT Jagabaya Nusantara tentang Perawatan an Pengobatan Rawat Jalan
dan Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja bagi Karyawan PT Jagabaya
Nusantara
17. PT Seger Agro Nusantara
18. PT. Zidan Putra Gemilang - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat inap Bagi Karyawan PT Zidan Putra Gemilang
19. PT. Jasa Raharja Cabang Utama Jawa Timur - Tentang Penanganan dan
Penyelesaian santunan korban kecelakaan penumpang angkutan umum
dan lalu lintas jalan
20. PT. SWTS
21. PT. Dinasti Jaya Mandiri - Perawatan Dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap bagi Karyawan
22. PT. Tri Mega Baterindo - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap Akibat Kecelakaan Kerja
23. CV. Karindo Putra Jaya - Perawatan dan Pengobatan Rawat Jalan dan
Rawat Inap Bagi Karyawan
24. Kepolisian Resort Kota Sidoarjo
25. PT. Jasamarga Tollroad Operator
26. PT. Jasa Raharja cabang utama jawa timur
27. PT. Japfa Comfeed Indonesia. Tbk – TC
28. PT. New Indobatt Energy Nusantara-TC
29. PT. Karya Usaha Baru-TC
30. PT. Japfa Comfeed Indonesia. Tbk – TC
31. PT. Panca Indah Jayamahe – TC
32. PT. Citra Karya Terpercaya – TC
33. PT. Indodaya Surya lestari – TC
34. PT. Amanah Amarta Grub – TC
35. PT. Woodone Integra Indonesi – TC
36. PT. Santos Jaya Abdai – TC
37. PT. Gresik Prima Utama – TC
Perjanjian Kerjasama dalam Asuransi
b. Pemasaran
Berdasarkan hasil data, Rumah Sakit Anwar Medika dalam pemasarannya
melalui:
Media sosial seperti Web RS: www.rsanwarmedika.com Ig, Fb dan Yt.
Terdapat brosur dan spanduk di seluruh area Rumah Sakit
Promosi kesehatan berupa penyuluhan ke sekolah dan masyarakat
Bekerjasama dengan koran dan radar Sidoarjo maupun perguruan tinggi
Lefleat
Kesimpulan : Pemasaran melalui media cetak, online, dan media elektronik
c. Program rutin
Dalam ruangan melati ini terdapat program PKRS (Promosi Kesehatan RS)
dilakukan 1 tahun sekali dengan pasien dan keluarga pasien. Biasanya
dilakukan di depan ruangan teratai.
d. Sasaran Keselamatan Pasien
1. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Kepatuhan identifikasi pasien
NO. Bulan Hasil
1. Januari 100%
2. Februari 100%
3. Maret 100%
4. April 100%
5. Mei 99,5%
6. Juni 100%
7. Juli 100%
8. Agustus 100%
9. September 100%
10. Oktober 100%
11. November 100%
Rata – rata 99,95%
Berdasarkan data yang didapat pada tahun 2022 di ruang melati rata-
rata angka kepatuhan identifikasi pasien belum sesuai standart (100%).
Untuk tindakan selanjutnya yaitu tetap membudayakan identifikasi
pasien dalam setiap melakukan tindakan.
2. Februari 100%
3. Maret 100%
4. April 100%
5. Mei 100%
6. Juni 100%
7. Juli 100%
8. Agustus 100%
9. September 100%
10. Oktober 100%
11. November 100%
Rata-rata 100%
Berdasarkan data yang di dapat di ruang melati pada tahun 2022, angka
Kepatuhan upaya pencegahan risiko cidera sesuai standart(100%). Untuk
tindakan selanjutnya yaitu tetap membudayakan upaya pencegahan risiko
jatuh pada pasien.
7. Kenyamanan; Nyeri
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 9-13 Januari 2023
di ruang melati dari 31 pasien, di dapatkan data kategori pasien dengan data
tertinggi yaitu nyeri ringan sebanyak 15 pasien dan tidak nyeri sebanyak 16
pasien. Untuk mengatasi nyeri dilakukan tindakan keperawatan dengan cara
mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi serta kolaborasi dengan tim
medis dengan memberikan obat anti nyeri. Saat dilakukan observasi
kembali terhadap pasien, keluhan nyeri sedikit berkurang.
Kesimpulan: perawat telah berhasil mengatasi nyeri dengan cara
mengajarkan teknik distraksi dan relaksasi serta kolaborasi dengan tim
medis dengan memberikan obat anti nyeri.
8. Kepuasan Pasien
Barcode
Jika menggunakan barcode tingkat kepuasan pasien di lihat dari awal
masuk rs hingga keluar dari rs, dan hasil tigkat kepuasan langsung
masuk ke bagian humas.
Formulir pesan dan saran
Diagram Kepuasan Pasien tgl 13 Januari 2022
20%
18%
15% 15% 15%
Didapatkan data dari ruang melati, nilai kepuasannya yaitu 95% dari 27 pasien.
Rata – rata nilai kepuasan pasien sangat puas dan puas terhadap pelayanan yang
diberikan di ruang melati.
9. Indikator peningkatan mutu pelayanan
a. Ketetapan input data tindakan pasien rawat inap
NO. Bulan Hasil
1. Januari 100%
2. Februari 100%
3. Maret 100%
4. April 100%
5. Mei 100%
6. Juni 100%
7. Juli 100%
8. Agustus 100%
9. September 100%
10. Oktober 100%
11. November 100%
Rata – rata 100%
Berdasarkan data yang di dapat di ruang melati pada tahun 2022, angka
ketetapatan pengentrian data pasien sudah sesuai standart dengan nilai
100%.
b. Kejadian pulang paksa
NO. Bulan Hasil
1. Januari 0,33%
2. Februari 1,54%
3. Maret 0%
4. April 0%
5. Mei 1,6%
6. Juni 0,36%
7. Juli 0,77%
8. Agustus 0,67%
9. September 0%
10. Oktober 0,34%
11. November 0%
Rata – rata 0,51%
Berdasarkan data yang di dapat di ruang melati, angka kejadian pulang
paksa pada tahun 2022 mengalami naik turun, tetapi masih sesuai
standart dengan nilai <5%. Untuk perencanaan selanjutnya yaitu angka
kejadian pulang paksa ruangan dibawah 5% dengan tetap meningkatkan
edukasi ke pasien.
c. Kelengkapan pengisian assesmen awal keperawatan rawat
inap1x24 jam
NO. Bulan Hasil
1. Januari 100%
2. Februari 85%
3. Maret 90%
4. April 100%
5. Mei 80%
6. Juni 100%
7. Juli 80%
8. Agustus 93%
9. September 100%
10. Oktober 100%
11. November 93%
Rata-rata 92,8%
Berdasarkan data yang di dapat di ruangan melati, angka kelengkapan
pengisian assesmen awal keperawatan rawat inap 1x24 jam pada tahun
2022 mengalami penurunan, dengan nilai standart 100%. Perencanaan
selanjutnya yaitu kepatuhan pengisian assesmen awal keperawatan
rawat inap 1x24 jam terisi lengkap dengan tetap meningkatkan
kepatuhan pengisian assesmen awal keperawatan rawat inap 1x24 jam
terisi lengkap.
10. ALOS
Data Desember 2022
Tabel jumlah pasien lama rawat inap
NO RUANG KAMAR TT(31) MRS Pindahan Total
11. BTO
Data Desember 2022
BTO = Jumlah pasien keluar (hidup+mati) = 296 = 9x/bln
Jumlah tempat tidur 31
Jadi nilai BTO di ruang melati belum sesuai standart nasional dengan nilai 40-
50x/thn.
12. ILO
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
1. Banyak ketenagakerjaan di ruang 1 1 1
Melati yang masih pegawai kontrak,
sebanyak 78%
TOTAL 1 1
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya program pendidikan dan 0,3 4 1,2 O–T=
pelatihan bagi perawat 3,5 – 2 =
2. Adanya kerjasama yang baik antara 1,5
mahasiswa dan perawat yang 0,3 3 0,9
menjadikan promosi rumah sakit
semakin baik
3. Meningkatkan kepuasan pasien
terhadap hasil pelayanan akan
berdampak pada jumlah kunjungan 0,2 4 0,8
pasien ke RS Anwar Medika
4. Semua pasien yang berada di ruang
Melati mempunyai ketergantungan 0,2 3 0,6
minimal
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
1. Adanya persaingan antar RS yang 1 2 2
semakin kuat yang juga menerapkan
budaya 5S dan bahkan menerapkan
nilai plus lainnya
TOTAL 1 2
M1 (MAN)
S – W = 3,5 – 1 = 2,5
O – T = 3,5 – 2 = 1,5
Kuadran 1
Agresif
1,5
w
S
2,5
Kesimpulan : T
Posisi M1 berada pada kuadran 1 (agresif) artinya organisasi dalam posisi yang kuat.
Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang.
Dengan adanya standar ketenagakerjaan yang tinggi maka dengan memanfaatkan peluang
pendidikan dan kepuasan pasien akan menciptakan mutu rumah sakit yang baik.
No Analisa SWOT Bobot Rating B×R Hasil
2. M2 (Sarana dan Prasarana)
Internal Factor
STRENGTH
1. Kapasitas tempat tidur pasien 0,20 4 1,2 S –W
kelas I dan kelas III sudah =
memenuhi standar 3,6 –
2. Ruang melati RSU Anwar 0,20 4 1,2 2,6 =
Medika memiliki 1 nurse station 1
untuk 31 tempat tidur,
3. beberapa alat sarana dan 0,20 3 0,6
prasarana yang tidak tertulis
sebagai standar ruang rawat inap
di ruang Melati terdapat alat yang
dapat digunakan dengan kondisi
masih baik
4. Ruangan sudah mempunyai 0,20 3 0,3
standar pengolahan sampah
5. administrasi penunjang ruang 0,20 3 0,3
melati sudah lengkap.
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
1. Ruang melati RSU Anwar Medika 0,6 3 1,8
tidak memiliki ruang tindakan
2. Kurangnya ruang kamar 0,4 2 0.8
mandi/WC untuk ruang rawat inap
kelas III yaitu hanya 2 kamar
mandi/WC untuk 5 ruang rawat
inap dan tidak ada kamar mandi
untuk petugas kesehatan.
TOTAL 1 2,6
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Adanya dukungan kepala ruangan 0,5 3 1,8 O–T
untuk memenuhi sarana dan =
prasarana sesuai standar yang telah 3–1
ditentukan. =2
2. Adanya kesempatan untuk 0,5 3 1,2
menambah peralatan perawatan
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Kurangnya sarana penempatan 1 2 1
pispot pasien
TOTAL 1 1
Total Streght = 3,6
Total Weakness = 2,6
S – W = 3,6 – 2,6 = 1
Total Opportunity = 3
Total Treats = 1,1
O–T= 3–1=2
W S
1
T
▶ Kesimpulan : RS berada pada posisi Kuadran I (Agresif)
M2 berada dalam kuadran I sehingga perlu menciptakan strategi dengan
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Ruang melati merupakan
ruangan yang dilengkapi dengan administrasi penunjang, buku injeksi, protap SOP
dan SAK., memiliki kapasitas tempat tidur sesuai dengan standar akreditasi dan
memenuhi standar akreditasi Depkes RI tahun 2011 dengan sistem program tertata
rapi, maka dengan memanfaatkan peluang yang ada seperti dukungan kepala ruangan
untuk memenuhi sarana dan prasarana sesuai standar yang telah ditentukan dan
adanya antusias perawat diruang melati untuk menambah pengetahuan dan wawasan
dengan cara mengikuti seminar dan pelatihan.
No Analisa SWOT Bobot Rating BxR Hasil
MPKP
Internal faktor
STRENGTH S–W=
1. Didapatkan hasil bahwa 0,2 3 0,6 3,6-2,5 = 1,1
Ruang Melati
menggunakan MAKP
Tim.
2. Komunikasi antara
sesama perawat dan 0,2 4 0,8
tenaga kesehatan lain
sudah berjalan dengan
baik
3. Pengetahuan perawat
tentang MAKP Tim 100% 0,2 4 0,8
Baik
4. Ruang melati telah
mempunyai standar 0,2 3 0,6
asuhan keparawatan (SOP
tindakan invasive ataupun
non-invasif)
5. Berdasarkan hasil
kuesioner Efektivitas dan 0,1 4 0,4
efisien model MAKP di
ruangan melati 77 % Baik
6. Pada Pelaksanaan MAKP
tim diruangan di dapatkan
hasil 98% Baik 0,1 4 0,4
TOTAL 1 3,6
WEAKNESS
1. Pada observasi model 0,5 3 1,5
MAKP Tim di ruang
Melati didapatkan hasil
kurang maksimal karena
memang terjadi
ketidakseimbangan antara
jumlah perawat, jumlah
pasien
2. Berdasarkan hasil 0,3 2 0,6
kuesioner Efektivitas dan
efisien model MAKP di
ruangan melati 23%
Cukup.
3. Pada Pelaksanaan MAKP 0,2 2 0.4
tim diruangan di dapatkan
hasil 2% Cukup
TOTAL 1 2,5
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Metode tim dapat 1 3 3 3–2=1
memberikan motivasi dan
rasa tanggung jawab yang
tinggi dalam merencanakan
dan memberikan asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3
THREATHENED
1. Adanya tuntutan mutu 1 2 2
pelayanan dari rumah sakit
sehingga diharapkan
perawat ruangan
melaksanakan MAKP
sesuai prosedur yang telah
ditentukan
TOTAL 1 2
Titik Y = O-T = 3 – 2 = 1
Nilai Y
Kuadran III Kuadran I
1,1
Kesimpulan Nilai X
Diruang melati di dapatkan hasil analisa SWOT untuk MPKP berada pada kuadran I
(Agresif). Hasil tersebut memberikan keuntungan bagi ruangan karena memiliki peluang
dan kekuatan yang besar sehingga dapat dimanfaatkan untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas serta tenaga yang berpengalaman dan ditunjang oleh fasilitas
yang mencukupi sehingga membuat pasien merasa puas dengan pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh perawat
Titik Y = O-T = 3 -2 = 1
Nilai Y
Kuadran 1
Kuadran 3
3
1
Nilai X
123,2
Kesimpulan :
Nilai M3 Timbang Terima berada pada kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini
menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih
peluang yang mengguntungkan dimana timbang terima yang dilakukan di ruang Melati 100%
baik dilakukan sesuai dengan SOP RSU Anwar Medika.
Total 1 4
WEAKNESS
1. Berdasarkan hasil kuesioner 1 2 2
dari 16 perawat didapatkan
13% pemahaman tentang
ronde keperawatan kategori
kurang.
Total 1 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Dengan adanya ronde 1 4 4 Sumbu Y=
keperawatan masalah pasien
menjadi cepat tertangani 4–2=2
Total 1 4
TREATHENED
1. Banyak kasus baru yang 1 2 2
perlu dilakukan ronde
keperawatan
Total 1 2
Gambar Diagram Layang Analisis SWOT M3 (Ronde Keperawatan)
2 Kuadran I
Nilai M3 Ronde Keperawatan berada pada kuadran I yakni agresif, dimana kuadran
ini menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan
untuk meraih peluang yang menguntungkan dimana ruangan Melati terdapat SOP
ronde keperawatan dan dari 16 perawat didapatkan 87% pemahaman tentang ronde
keperawatan sudah baik.
TOTAL 1 3,2
WEAKNESS
1. Jika tidak ada ketersediaan obat 1 2 2
maka perawat akan meminta obat
ke farmasi terlebih dahulu dan
resep menyusul
TOTAL 1 2
EksternalFaktor
OPPORTUNITY
1. Kesediaan pasien dan keluarga 1 3 3 O – T
untuk dilakukan sentralisasi =3–1,5=
obat. Agar sentralisasi obat 1,5
dapat tercapai
TOTAL 1 3
TREATHENED
1. Makin tinggi kesadaran 0,5 3 1,5
masyarakat tentang hukum
TOTAL 1 1,5
Kuadran
II
1,5
KuadranIII
1
0,5
0,5 1
0,511,2 1,2
NilaiX
NilaiX
Kesimpulan : Nilai M3 Sentralisasi Obat berada pada kuadranI yakni agresif
dimana kuadran ini merupakan organisasi ruang yang kuat dan berpeluang untuk
lebih baik dalam pelayanan dan kenyamanan sehingga dengan memberikan
pelayanan yang berkualitas dan profesional dapat membuat pasien dan keluarga
merasapuas.
SUPERVISI
Internal Faktor
STRENGTH
1. Supervisi keperawatan
sudah di lakukan di ruang 0.20 4 0,8 S–W=
3,4 – 3 =
melati 1 bulan sekali oleh 0,4
kepala ruangan kepada
perawat
WEAKNESS
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY O–T=
1. Dalam kegiatan supervisi 0,5 4 2 3,5 – 2 = 1,5
memberikan manfaat skill
bagi perawat
2. Evaluasi yang diberikan 0,5 3 1,5
oleh supervisor dilakukan
secara langsung dan
meminta umpan balik
langsung sehingga
membuat perawat yang ada
diruangan langsung
mengevaluasi kekurangan
dan meningkatkan
kelebihannya untuk
menjadi lebih baik lagi
TOTAL 1 3,5
TREATHENED
1. Adanya teguran dari kepala 0.50 2 1
ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan tugas
dengan baik
TOTAL 1 2
1,5
W S
0,4
TOTAL 1 3,3
WEAKNESS
1. Terkadang perawat tidak 1 2 2
memberikan leaflet atau
brosur ke pasien saat pulang
TOTAL 1 2
EksternalFaktor
OPPORTUNITY
1. Adanya kerjasama yang baik 0.50 2 1 O–T=
antara pasien dan keluarga 2,5 –
dengan perawat ruangan. 1,5 = 1
2. Pasien mendapatkan edukasi 0,50 3 1,5
sebagai ilmu perawatan di
rumah.
TOTAL 1 2.5
TREATHENED
1. Kurang tersedianya leaflet 0.50 2 1
edukasi di nurse station
sesuaidengan penyakit pasien.
0.50 1 0,50
TOTAL 1 1,50
NilaiY
KuaIdra
n
KuadranIII
11,3
NilaiX
Kesimpulan
Nilai M3 Discharge Planning berada di kuadran I yakni agresif dimana
situasi inisangat baik karena kekuatannya bisa dimanfaatkan untuk meraih
peluang yangmenguntungkan dimana Discharge Planning sudah dilakukan
dengan baik olehRuangMelati sesuai dengan SOP RSU AnwarMedika.
Analisa SWOT
No Bobot Rating BxR Hasil
Dokumentasi Keperawatan
Internal Faktor
STRENGTH
1. Adanya format 0,3 4 0,3 x 4 1,2
pendokumentasian yang
menunjang dengan format yang
sudah ada
2. Sudah ada system
pendokumentasian yakni dengan 0,3 4 0,3 x 4 1,2
system SOR
3. Dalam pengisian pengkajian, 0,1 4 0,1 x 4 0,4
diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi sudah
terisi semua
4. Semua perawat memiliki
pengetahuan yang baik tentang 0,1 4 0,1 x 4 0,4
pendokumentasian asuhan
keperawatan
5. Evaluasi yang digunakan 0,2 4 0,2 x 4 0,8
terstruktur menggunakan SOAP
TOTAL 1 4
WEAKNESS
1. Melakukan system 0,5 2 0,5 x 2 1
pendokumentasian dengan cara
remix secara manual sehingga
menyita cukup waktu
2. Pendokumentasian yang masih
berbasis kertas belum elektronik 0,5 2 0,5 x 2 1
(E-RM)
TOTAL 1 2
IFAS : S – W = 4 – 2 = 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk 0,4 2 0,4 x 2 0,8
meningkatkan pendidikan
2. Adanya program pelatihan In
House Training (IHT) tentang 0,3 2 0,3 x 2 0,6
pendokumentasian keperawatan
3. Format pengkajian yang
digunakan menggunakan check 0,3 1 0,3 x 1 0,3
list yang memungkinkan perawat
dapat melakukan pengkajian
dengan cepat
TOTAL 1 1,7
TREATHENED
1. Adanya kesadaran pasien dan 1 1 1x1 1
keluarga tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat
TOTAL 1 1
EFAS : O – T = 1,7 – 1 = 0,7
Diagram Kartesius
IFAS : S – W = 4 – 2 = 2
Kuadran 1 Agresif
0,7
S W
2
Kesimpulan :
Posisi M3 pada dokumentasi keperawatan terdapat pada kwadran 1 (Agresif) artinya dalam
posisi yang kuat. Menciptakan strategi dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang. Strategi yang dapat dikembangkan rekam medis berbasis elektronik dengan
pendokumentasian system SOR.
TOTAL 1 3
TREATHENED O–T
1. Adanya Parkiran kendaraan lainnya 0,25 2 0,5 =3–2
di sekitar Rumah Sakit ( ada 9 lahan =1
parkir di area sekitar RS dengan
radius 100 meter
2. Paradigma ambulan perujuk sudah 0,75 2 1,5
bergeser money oriented
TOTAL 1 2
GAMBAR DIAGRAM LAYANG ANALISIS SWOT M4
3
KUADRAN III KUADRAN I
2,5
2
1,5
1
0,5
X
- 3 - 2,5 - 2 - 1,5 - 1 - 0,5 0 0,5 11,5 22,533,5 44,55
- 0,5
-1
- 1,5
KUADRAN III -2 KUADRAN II
- 2,5
-3
KESIMPULAN : Nilai M4 berada di Kuadran I yakni agresif dimana kuadran ini
menggambarkan sesuatu yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih
peluang yang mengguntungkan. Sebagian besar pembiayaan pasien berasal dari BPJS
maupun asuransi yang bekerja sama dengan pihak RSU Anwar Medika, dan sebagian kecil
yang menggunakan biaya sendiri (Umum) biaya perawatan yang berlaku saat ini sesuai kelas
perawatan ruang internal kelas 1 dan 3 dan untuk dari. Pembayaran pasien rawat inap yang
umum dapat dilakukan dengan cara melalui debit, qrist, tunai dan tranfer dengan syarat hanya
berlaku pada jam kerja dan juga dari segi letak posisi rumah sakit Anwar Medika menjadi
pusat rujukan karena letak lokasi yang strategis dan juga gaji perawat sesuai UMR dan
perawat menerima tunjangan keluarga serta jaspel (Jasa Pelayanan).
5. M5 (Market)
Internal Factor
STRENGTH
1. Kepuasan pasien terhadap 0,2 4 0,8 Sumbu X=
pelayanan kesehatan di ruang 3,7 – 2 = 1,7
melati 95%.
2. Terdapat program rutin setiap 0,1 3 0,3
1 tahun sekali.
3. Pemasaran melalui media 0,1 4 0,4
cetak, online, dan media
elektronik.
4. Adanya variasi karakteristik 0,1 3 0,3
dari pasien (BPJS, umum,
KIS)
5. Pada nilai SKP secara umum 0,1 4 0,4
sudah tercapai 100%
6. Berdasarkan hasil observasi di 0,1 4 0,4
ruang melati, nyeri telah
berhasil diatasi oleh perawat
dengan kolaborasi pemberian
obat anti nyeri serta
mengajarkan teknik distraksi
dan relaksasi.
7. Pada nilai angka indikator 0,1 3 0,3
peningkatan mutu pelayanan
secara umum sudah tercapai
seacara standart.
8. Rata-rata angka ALOS di 0,1 4 0,4
ruang melati sesuai standart
nasional dengan nilai 2-3
hari.
9. Angka kejadian infeksi luka 0,1 4 0,4
operasi sudah sesuai standart.
Total 1 3,7
WEAKNESS
1. Angka identifikasi pasien pada 0,25 2 0,5
bulan Mei masih 99,95%
2. Angka ketetapan verifikasi 0,25 2 0,5
SBAR dalam 1x24 jam pada
bulan September masih 85%.
3. Masih terdapatnya angka 0,25 2 0,5
kematian pasien > 48 jam di
ruang melati pada tahun 2022
4. Nilai BTO di ruang melati 0,25 2 0,5
pada bulan desember belum
sesuai standart.
Total 1 2
Eksternal Faktor
OPPORTUNITY
1). Adanya mahasiswa S-1 0,25 3 0,75 Sumbu Y=
keperawatan praktik 3,5 – 3 = 0,5
manajemen.
2). Adanya kerjasama dengan 0,25 3 0,75
perguruan tinggi
3). Adanya kerjasama dengan 0,5 4 2
asuransi dan perusahaan
Total 1 3,5
TREATHENED
1. Adanya peningkatan standar 0,5 3 1,5
masyarakat yang harus
dipenuhi.
2. Persaingan RS dalam 0,5 3 1,5
memberikan pelayanan
keperawatan
Total 1 3
Kuadran I
0,5
1,7
Berdasarkan hasil analisis SWOT di ruang melati Rumah Sakit Anwar Medika dapat
disimpulkan bahwa ruang melati berada pada Kuadran I (Agresif). Angka ALOS
yang berada di angka 3-4 hari dan Indikator Mutu Pelayanan di ruang Melati yang
sudah sesuai dengan standar Kemenkes sehingga dapat meningkatkan kepuasan
pasien.
Diagram Layang M1 – M5
EFAS
M2 RK
2 SPVS
SO M1
1,5 MPKPDP TT
1 M4
DK
1.7
0,5 M5
0,41 1,1 1,21.3 1.7 2 2,53,2
IFAS
Keterangan :
1. M1 : Man (2,5 : 1,5)
2. M2 : Matherial (1 : 2)
3. M3 : MPKP (1,1 : 1)
M3 : TT (3,2 : 1)
M3 : RK (2 : 2)
M3 : SO (1,2 : 1,5)
M3 : SPVS (0,4 : 1,5)
M3 : DP (1,3 : 1)
M3 : DK (2 : 0,7 )
4. M4 : Money (0,4 : 1)
5. M5 : Market (1,7 : 0,5)
Prioritas Masalah
No. Masalah IFAS EFAS TOTAL
1. M1 2,5 1,5 4
2. M2 1 2 3
3. M3
MAKP 1,1 1 2,1
Timbang Terima 3,2 1 4,2
Ronde Keperawatan 2 2 4
Keperawatan
4. M4 0,4 1 1,4
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa SWOT yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada M1, M2,
M3 (MAKP, timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi, discharge
planning, dokumentasi keperawatan), M4 dan M5 berada pada kwadran 1 (Agresif).
Bawasannya ruang Melati RSU ANWAR MEDIKA memiliki struktur dan strategi yang
baik dan jelas karena memanfaatkan peluang yang ada seperti perawat ruang Melati
mengikuti program pelatihan dan seminar yang diadakan organisasi lain.
5.2 Saran
Kita sebagai perawat hendaknya menerapkan atau mengaplikasikan management
keparawatan dengan efektif dan melakukan proses keperawatan sehingga dalam memberi
pelayanan bisa dilakukan secara optimal. Managemen keperawatan dilakukann baik
apabila dalam 1 team bisa berpartisipasi secara aktif dan terus dilakukan perbaikan
terhadap mutu pelayanan di Rumah Saki, diharapkan memberi pelayanan yang lebih baik
dari sebelumnya kepada pasien maupun keluarga pasien. Dengan demikian, masyarakat
benar-benar memperoleh kesehatan yang cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Basri. (2018). Hubungan Supervisi Kepala Ruangan terhadap Kepuasan Kerja Perawat
Rumah Sakit. Jurnal Maternitas, 3(2).
Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E. M. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Supervisi
Keperawatan di R umah S akit U mum D aerah Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit, 6(1), 47–54.
https://doi.org/10.18196/jmmr.6126.Evaluasi
Pertiwi, P. R. (2018). Pengaruh Metode Resitasi terhadap Hasil Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran Sejarah di SMAN 13 Padang. Journal of Education on Social Science, 2(2), 114–
124.
LAMPIRAN
MAN (M1)
1 Pasien minimal 27 2 54
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 54
1 Pasien minimal 27 2 54
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 54
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahi (faktor koreksi) dengan
libur/cuti/hari besar(loss day)
Loss day
= jumlah hari minggu dalam satu tahun + hari cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif (365 – 76)
= 52 + 12 + 14 x 8 orang
289
= 2.15
= 2 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
job) seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll.diperkirakan 25% dari pelayanan keperawatan.
Non nursing job
= (jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
= (8 + 2) x 25%
= 2.5 = 2
Jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi + non nursing
job
=8+2+2
= 12 orang
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 12 orang.
1 Pasien minimal 31 2 62
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 62
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahi (faktor koreksi) dengan
libur/cuti/hari besar(loss day)
Loss day
= jumlah hari minggu dalam satu tahun + hari cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif (365 – 76)
= 52 + 12 + 14 x 9 orang
289
= 2.42
= 2 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
job) seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll.diperkirakan 25% dari pelayanan keperawatan.
Non nursing job
= (jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
= (9+ 2) x 25%
= 2.5 = 3
Jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi + non nursing
job
=9+2+3
= 14 orang
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 14 orang
Tabel 4: Perhitungan jumlah perawatan pada tanggal 12 Januari 2023.
1 Pasien minimal 31 2 62
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 62
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahi (faktor koreksi) dengan
libur/cuti/hari besar(loss day)
Loss day
= jumlah hari minggu dalam satu tahun + hari cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif (365 – 76)
= 52 + 12 + 14 x 9 orang
289
= 2.42
= 2 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
job) seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll.diperkirakan 25% dari pelayanan keperawatan.
Non nursing job
= (jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
= (9+ 2) x 25%
= 2.5 = 3
Jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi + non nursing
job
=9+2+3
= 14 orang
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 14 orang.
1 Pasien minimal 26 2 52
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 52
1 Pasien minimal 26 2 52
2 Pasien partial 0 4 0
3 Pasien total 0 6 0
Total 52
Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahi (faktor koreksi) dengan
libur/cuti/hari besar(loss day)
Loss day
= jumlah hari minggu dalam satu tahun + hari cuti + hari besar x jumlah perawat
Jumlah hari kerja efektif (365 – 76)
= 52 + 12 + 14 x 7 orang
289
= 1.82
= 2 orang
Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan (non nursing
job) seperti : membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat
makan pasien, dll.diperkirakan 25% dari pelayanan keperawatan.
Non nursing job
= (jumlah tenaga keperawatan + loss day) x 25%
= (7+ 2) x 25%
= 2,25 = 2
Jumlah tenaga yang diperlukan = tenaga yang tersedia + faktor koreksi + non nursing
job
=7+2+2
= 11 orang
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 11 orang.
Lampiran 2 : Perhitungan Jumlah BOR di Ruang Melati RSU Anwar Medika
Tabel 1: BOR Pada Tanggal 09 Januari 2023
No. Shif Jumlah Bed BOR BOR Per Hari
1. Pagi Ada pasien 21, 21 ×100 % 67 + 67 + 87
terdapat 31 31 3
bed = 67% = 73%
2. Sore Ada pasien 27, 21 ×100 %
terdapat 31 31
bed = 67%
3. Malam Ada pasien 21, 27 ×100 %
terdapat 31 31
bed = 87%
QUESIONER M1 TP KP P SP
Saya merasa puas atas kebijakan yang ditetapkan oleh 6,3% 6,6% 68,8% 18,8%
pimpinan RSU Anwar Medika
Saya merasa puas atas reward yang saya terima selama 6,3% 6,6% 68,8% 18,8%
ini dengan pekerjaan yang harus saya lakukan
Saya puas dengan adanya dorongan untuk maju dalam 6.3% - 68,8% 25%
peningkatan karir pekerjaan saya
Saya puas dapat melakukan pekerjaan saya yang tidak 6,3% - 56,3% 37,5%
bertentangan dengan hati nurani saya
Saya merasa puas karena semua pegawai memiliki 6,3% - 68,8% 25%
kesempatan untuk mendapatkan promosi dalam
peningkatan karir
TOTAL 6,3% 2,64% 66,3% 25,2%
Lampiran 4 : MPKP
Pertanyaan Ya Tidak
Pengetahuan
1. Apakah anda mengetahui model asuhan keperawatan yang
digunakan diruangan saat ini?
2. Menurut anda, apakah model tersebut cocok digunakan diruangan
anda?
3. Apakah pelaksanaan asuhan keperawatan sudah sesuai dengan
metode yang digunakan?
Efektivitas dan Efisiensi Model Asuhan Keperawatan
1. Apakah model yang digunakan saat ini efektif dan efisien?
2. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap
ruangan?
3. Apakah model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan
memberikan beban berat kerja bagi anda?
Pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan
1. Apakah telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat
dan tim kesehatan lain?
2. Apakah MPKP tim sudah secara optimal dilaksanakan?
3. Apakah anda menjalankan tindakan sesuai SOP?
Tanggung Jawab dan Pemberian Tugas
1. Apakah job deskription untuk anda sudah jelas?
2. Apakah anda sudah menjalankan tugas dengan baik?
3. Apakah anda sudah mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan
dapat menilai tingkat kebutuhan?
Pertanyaan Ya Tidak
1. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksaan laporan?
2. Apakah operan dilaksanakan tepat waktu?
3. Apakah operan dihadiri oleh semua perawat yang
berkepentingan?
4. Apakah kepala ruangan/perawat penanggung jawab memimpin
kegiatan operan?
5. Apakah ada interaksi dengan pasien saat operan berlangsung?
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya ronde keperawatan ?
2. Apakah ronde memberikan manfaat ?
3. Apakah ronde keperawatan rutin dilaksanakan setiap bulan ?
4. Apakah ronde keperawatan dilakukan hanya pada pasien yang
sudah lama/tidak sembuh/pasien dengan kasus yang jarang
dialami ?
5. Apakah ada feedback dari ronde keperawatan ?
Lampiran 7 : Supervise
Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah kegiatan supervisi memberikan manfaat skill bagi perawat?
2. Apakah supervisi dilakukan secara rutin?
3. Apakah terdapat umpan balik dalam kegiatan supervisi?
4. Apakah kepala ruangan memberikan saran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada perawat?
5. Apakah hasil dari supervisi disampaikan kepada perawat?
Hasil (%)
Pertanyaan Baik Cukup
1. Apakah pelaksanaan discharge planning dilakukan di nurse 100 0
station?
2. Apakah setiap pasien yang mau pulang dilakukan discharge 100 0
planning?
3. Apakah setiap pasien pulang diberikan health education? 100 0
4. Apakah ada pemberian brosur atau leaflet saat melakukan 100 0
discharge planning?
5. Apakah setiap selesai melakukan discharge planning ada 100 0
melakukan pendokumentasian dari discharge planning?
Total : 5 100%
Lampiran 9 : Dokumentasi Keperawatan
2023
SUB TOTAL 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
TOTAL 100%
B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa
keperawatan
1. Dx.Keperawatan berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan
masalah yang telah dirumuskan
system
2. Dx.Keperawatan mencerminkan
terintegrasi
PE/PES. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Merumuskan diagnosa ke
perawatan actual/potensial
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 100%
C. Perencanaan Perencanaan
menggunakan
1. Berdasarkan Dx. Keperawatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
system
2. Disusun menurut urutan prioritas
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ terintegrasi
3. Rumusan tujuan mengandung
komponen pasien/subjek, √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
perubahan, perilaku, kondisi
pasien dan atau kriteria waktu.
4. Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dan jelas.
5. Rencana tindakan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggambarkan keterlibatan
pasien/keluarga.
6. Rencana tindakan
menggambarkan kerja sama
dengan Tim Kesehatan lain. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SUB TOTAL 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
TOTAL 100%
D. Tindakan Keperawatan Tindakan
keperawatan
1. Tindakan dilaksanakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
menggunakan
mengacu pada rencana
system
perawatan.
terintegrasi
2. Perawat mengobservasi respon
pasien terhadap tindakan
keperawatan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Revisi tindakan yang telah
dilaksanakan dicatat ringkas dan
jelas.
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SUB TOTAL 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
TOTAL 100%
E. Evaluasi Evaluasi
menggunakan
1. Evaluasi mengacu pada tujuan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
system
2. Hasil evaluasi dicatat
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ terintegrasi
SUB TOTAL 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TOTAL 100%
F. Catatan Asuhan Keperawatan Catatan
asuhan
1. Menulis pada format yang baku. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
keperawatan
2. Pencatantan dilakukan sesuai
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ menggunakan
dengan tindakan yang
system
dilaksanakan.
terintegrasi
3. Pencatatan ditulis dengan jelas,
ringkas, isinya yang baku dan
benar. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4. Setiap melakukan
tindakan/kegiatan perawat
mencantumkan paraf/nama jelas,
dan tanggal jam dilakukanya
tindakan. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5. Berkas catatan keperawatan di
simpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
SUB TOTAL 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
TOTAL 100%
Lampiran 9 : M5 (Instrumen Kepuasan Pasien)
No Karakteristik 1 2 3 4
1. TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap RS.
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan kerapihan
ruangan yang anda tempati.
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-alat
kesehatan yang digunakan.
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet.
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya.
2. RELLIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan
anda dengan tepat dan professional.
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas
yang tersedia, cara penggunaannya dan tata tertib
yang berlaku di RS.
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal
yang harus dipatuhi dalam perawatan anda.
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-hal
yang dilarang alam perawatan ana.
e. Ketepatan waktu perawat tiba diruangan ketika
anda membutuhkan
3. RESPONSIVENNESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada
anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta.
b. Perawat segera menangani anda ketika sampai di
ruangan rawat inap.
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu anda berjalan, BAB, BAK, ganti posisi
tidur, dan lain-lain.
d. Perawat membatu anda untuk memperoleh obat.
e. Perawat membantu anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium RS ini.
4. ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat memberi perhatian terhaap keluhan yang
anda rasakan.
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawat yang diberikan kepada anda.
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi tentang
keadaan anda.
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum ketika
bertemu dengan anda.
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada anda.
5. EMPATHY (EMPATI)
a. Perawat memberi informasi kepada anda tentang
segala tindakan perawatan yang akan dilaksanakan.
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila anda
membutuhkan.
c. Perawat sering menengok dan memeriksa keadaan
anda seperti mengukur tensi, suhu, nadi, pernapasan,
an cairan infus.
d. Pelayanan yang diberikan perawat tiak
memandang pangkat/ status tapi berasarkan kondisi
anda.
e. Perawat perhatian dan memberi dukungan moril
terhadap keadaan anda (menanyakan dan berbincang-
bincang tentang keadaan anda).
Keterangan:
Kategori akhir
76-100 = Sangat
puas 51-75 = Puas
26-50 = Cukup puas
0-25 = Tidak puas