Anda di halaman 1dari 13

MBB 141202/MANAJEMEN

KEPERAWATAN

Modul #1 Lembar Kegiatan Mahasiswa

Nama: Ns.Nita Puspita, M.Kep Tanggal: 1 November 2021


Tingkat: III/V

Pokok Bahasan/ Pembelajaran : Materi:


Sasaran Pembelajaran: Fungsi Pengorganisasian
Di akhir modul, mahasiswa akan dapat: Referensi:
1. Memahami konsep Fungsi
1. Kozier, B., Erb, G., Berwan, A.J., &
Pengorganisasian
2. Memahami perbedaan prinsip Burke, K. (2008). Fundamental of
pengorganisasian Nursing Concept, Process, and
3. Menyusun struktur organisasi Practice. New Jersey: Prentice Hall
4. Memahami pengorganisasian di Health
RS dan Puskesmas 2. Lynn, P. (2011). Taylor’s Handbook of
5. Clinical Nursing Skills. 3rd ed. Wolter
Kluwer, Lippincott Wiliams & Wilkims.
Philadelphia
3. Purwoastuti, E.,Walyani, E.S. (2015).
Mutu Pelayanan Kesehatan dan
Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Baru
Pers
4. Putra, Chandra Syah. (2017). Buku
Ajar Manajemen Keperawatan. Bogor:
In Media
5. Robeiro G., Jack L.,Scully N., Wilson
D., Novieastari E., Supartini Y. (2015).
Keperawatan Dasar: Manual
Ketrampilan Klinis. Edisi Indonesia.
Elsevier ( Singapore) Pte.Ltd
6. Triwibowo, Cecep. (2013).
Manajemen Pelayanan Keperawatan
di Rumah Sakit. Jakarta: CV Trans
Info Media

A. TINJAUAN PENDAHULUAN (Introduction)

Assalamualaikum Wr. Wb/ Selamat pagi/siang semuanya, semoga dalam


keadaan sehat. Hari ini kita akan mempelajari bersama topik Fungsi
Pengorganisasian. Fungsi pengorganisasian (organizing) dalam manajemen adalah
proses mengatur tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap individu dalam
manajemen. Menjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Fungsi pengorganisasian bukan hanya mengatur orang. Tapi semua sumber daya
yang dimiliki. Termasuk uang, mesin, waktu, dan semuanya. Tanpa terkecuali. Salah
satu fungsi manajerial yang berpengaruh langsung pada kepuasan adalah
pengorganisasian.Pengorganisasian (organizing) merupakan fungsi manajemen
yang mengatur proses mobilisasi dalam suatu organisasi. Menurut Hubber (2006)
dalam Herlambang (2012) menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan fungsi
kedua dari fungsi manajemen setelah perencanaan yang menggerakkan seluruh
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya (material) dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi. Melalui fungsi ini, manajer keperawatan akan
mengatur seluruh perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan yang
disesuaikan dengan karakteristik pekerjaan masing-masing sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai secara maksimal.

MATERI PEMBELAJARAN (Content Notes)


1. Konsep Dasar
a. Definisi Pengorganisasian
Banyak pendapat menurut para ahli mengenai definisi dari pengorganisasian,
berikut pengertian pengorganisasian menuru para ahli :
1) Gr. Terry
Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan – hubungan
kelakuan yang efektif antara orang – orang, sehingga mereka dapat
bekerjasama secara efisien, dan dengan demikian memperoleh kepuasan
pribadi dalam hal melaksanakan tugas –tugas tertentu dalam kondisi
likungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu.
2) Koontz & Donnell
Fungsi pengorganisasian manajer meliputi penentuan golongan kegiatan –
kegiatan yang diperlukan untuk tujuan – tujuan perusahaan, pengelompokan
kegiatan tersebut kedalam suatu bagian yang dipimpin oleh seorang
manajer serta melimpahkan wewenang untuk melaksanakannya.
3) Sp Hasibuan
Pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelompokan dan
pengaturan bermacam – macam aktifitas yang diperelukan untuk mencapai
tujuan, menempatkan orang – orang pada setiap aktifitas, menyediakan alat
– alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif
didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktifitas
tersebut.
4) Cefto Samuel C
The proccess of establishing ordrly uses for all oeganizational's resources.
(pengorganisasian merupakan proses mengatur semua kegiatan secara
sistematis dalam mengelola sumber daya)
5) Williams Chuck
Deciding where decision will be made, who will do that jobs and task, and
who will work for whom. (memutuskan dimana keputusan akan dibuat, siapa
yang akan melakukan pekerjaan dan tugas itu, dan siapa yang akan
bekerja serta untuk siapa mempekerjaan itu dilakukan)
6) Menurut Daft Richard
Pengorganisasian merupakan sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan stategis.
Secara umum pengorganisasian merupakan proses pengelompokan
kegiatan terhadap tugas, wewenang, tanggung jawab, dan koordinasi kegiatan
baik vertical maupun horizontal yang di lakukan oleh tenaga keperawatan untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-
tugas yang harus dilakukan.
Pengorganisasian ada dalam berbagai bidang salah satunya dalam
keperawatan. Pengertian pengorganisasian dalam keperawatan ialah sistem yang
mengatur personil atau staff yang ada dalam rencana tersebut supaya berlagsung
sesuai dengan rencana dan tujuan yang di capai guna mencapai tujuan dalam
organisasi.
b. Beberapa manfaat organisasi yaitu:
1) Organisasi sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan
lebih efektif dengan adanya organisasi yang baik.
2) Organisasi dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini
ialah, jika organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk
masyarakat menjadi dan memiliki pola hidup sehat. Organisasi
Kepramukaan, akan menciptakan generasi mudah yang tangguh dan
ksatria.
3) Organisasi menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan
dan keterampilan.Jika kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup,
berorganisasi dapat menjadi solusi.
4) Organisasi sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu
berkembang seiring dengn munculnya fenomena-fenomena organisasi
tertentu. Peran penelitian dan pengembangan sangat dibutuhkan sebagai
dokumentasi yang nanti akan mengukir sejarah ilmu pengetahuan.
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian terdiri
dari lima langkah:
1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan
organisasi
2) Membagi beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan
memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
3) Mengkombinasi pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan
efisien
4) Penetapan mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi
dalam satu kesatuan yang harmonis
5) Memantau efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah
penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi pengorganisasian
Faktor yang mempengaruhi pengorganisasian di bedakan menjadi dua, yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Berikut penjelasan dua faktor tersebut :
1) Faktor Intern
Pengaruh internal merupakan faktor yang berasal dari dalam organisasi itu
sendiri baik dari pimpinan, karyawan, dan aspek yang menjadi internal suatu
organisasi. Faktor internal merupakan faktor yang sangat crucial karena dapat
berdampak besar bagi organisasi, dampaknya dapat berupa kemajuan
maupun keruntuhan dan kegagalan organisasi tersebut.
a) Perubahan kebijakan pemimpin
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya.
Kepemimpinan mempunyai kaitan yang erat dengan motivasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pimpinan itu dalam
menciptakan motivasi dalam diri setiap orang bawahan, maupun atasan
pimpinan itu sendiri.
b) Perubahan tujuan
c) Pemekaran atau perluasan wilayah organisasi
d) Volume kegiatan yang bertambah banyak
e) Tingkat pengetahuan dan keterampilan para anggota organisasi
f) Sikap dan Perilaku dari para anggota organisasi
g) Berbagai macam ketentuan atau peraturan baru yang berlaku dalam
organisasi.
2) Faktor ekstern
Pengaruh Eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar organisasi.
Faktor eksternal juga dapat memberikan dampak bagi organisasi tersebut,
namun apabila internal organisasi dapat mempertahankan konsep pemikiran
serta pandangan terhadap tujuan organisasi, faktor eksternal tidak begitu
berpengaruh.
a) Budaya
Adanya konsep budaya yang dikembangkan oleh pakar oraganisasi
menjadi bagian yang erat kaitannya dengan aspek-aspek
pengembangan organisasi.Maka muncullah istilah “Budaya
Organisasi”.secara sederhana budaya organisasi dapat didefinisikan
sebagai nilai-nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi (beserta
para anggotanya) dalam hubungannya dengan pihak luar. Secara
umum, perusahaan atau organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan
latar belakang kepribadian, emosi dan ego yang beragam.Hasil
penjumlahan dan interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya
organisasi.
b) Teknologi
Istilah teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input
menjadi output. Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi
untuk mengubah sumber daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik
menjadi produk atau jasa.
c) Lingkungan
Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah. Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -
tak banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Misalnya, tidak
muncul pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing
saat ini, atau tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan
publik yang mungkin memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain
menghadapi lingkungan yang sangat dinamis - peraturan pemerintah
cepat berubah dan memengaruhi bisnis mereka, pesaing baru, kesulitan
dalam mendapatkan bahan baku, preferensi pelanggan yang terus
berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara signifikan,
lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi para
manajer dibanding lingkungan yang dinamis.
d) Pemerintah
Pemerintah juga mempengaruhi organisasi terhadap aturan dan regulasi
yang membatasi organisasi tentang apa yang boleh dilakukan dan apa
yang tidak boleh dilakukan. Aturan-aturan dan regulasi tersebut meliputi
berbagai hal, misalnya regulasi tentang ketentuan upah minimum pada
suatu daerah, perlindungan terhadap lingkungan hidup, hubungan burah
dan majikan, dan berbagai regulasi lainnya.
d. Hal yang Diperlukan pada Pengorganisasian
1) Tujuan
Visi, misi dan tujuan yang jelas akan membantu team dalam bekerja. Namun
hal tersebut belum cukup jika visi, misi dan tujuan yang ditetapkan tidak sejalan
dengan kebutuhan dan tujuan para anggota.
2) Tantangan
Manusia dikarunia mekanisme pertahanan diri yang di sebut “fight atauflight
syndrome”. Ketika dihadapkan pada suatu tantangan, secara nalurimanusia
akan melakukan suatu tindakan untuk menghadapi tantangan tersebut (fight)
atau menghindar (flight). Dalam banyak kasus tantangan yang ada merupakan
suatu rangsangan untuk mencapai kesuksesan. Dengan kata lain tantangan
tersebut justru merupakan motivator. Namun demikian tidak semua pekerjaan
selalu menghadirkan tantangan. Pertanyaannya adalah bagaimana caranya
memberikan suatu tugas atau pekerjaan yang menantang dalam interval. Salah
satu kriteria yang dapat dipakai sebagai acuan apakah suatu tugas memiliki
tantangan adalah tingkat kesulitan dari tugas tersebut. Sebaliknya, jika terlalu
mudah maka team juga akan malas untuk mengerjakannya karena dianggap
tidak akan menimbulkan kebanggaan bagi yang melakukannya.
3) Keakraban
Team yang sukses biasanya ditandai dengan sikap akraban satu sama lain,
setia kawan, dan merasa senasib sepenanggungan. Para anggota team saling
menyukai dan berusaha keras untuk mengembangankan dan memelihara
hubungan interpersonal. Hubungan interpersonal menjadi sangat penting karena
hal ini akan merupakan dasar terciptanya keterbukaan dan komunikasi
langsung serta dukungan antara sesama anggota team.
4) Tanggung jawab
Secara umum, setiap orang akan terstimulasi ketika diberi suatu tanggung
jawab. Tanggung jawab mengimplikasikan adanya suatu otoritas untuk
membuat perubahan atau mengambil suatu keputusan. Team yang diberi
tanggungjawab dan otoritas yang proporsional cenderung akan memilikimotivasi
kerja yang tinggi.
5) Kesempatan Untuk Maju
Setiap orang akan melakukan banyak cara untuk dapat mengembangkan
diri,mempelajari konsep dan ketrampilan baru, serta melangkah menuju
kehidupan yang lebih baik. Jika dalam sebuah team setiap anggota
merasabahwa team tersebut dapat memberikan peluang bagi mereka untuk
melakukanhal-hal tersebut di atas maka akan tercipta motivasi dan komitment
yang tinggi. Hal ini penting mengingat bahwa perkembangan pribadi
memberikan nilai tambah bagi individu dalam meningkatkan harga diri.
6) Kepemimpinan
Tidak dapat dipungkiri bahwa leadership merupakan faktor yang berperan
penting dalam mendapatkan komitment dari anggota team.Leader berperan
dalam menciptakan kondisi kondusif bagi team untuk bekerja dengan tenang
dan harmonis.Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang
dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas.
2. Tujuan Pengorganisasian
Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
a. Mempermudah pelaksanaan tugas.
b. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
c. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah
ditentukan.
d. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.

3. Prinsip pada Pengorganisasian


Berikut ini adalah prinsip dari pengorganisasian :
a. Perumusan Tujuan. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan
yang akan memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang
akan diraih maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang
tepat.
b. Departementasi. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-
tugas sesuai bidang tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-
tugas sejenis.
c. Pembagian kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas
kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi
dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi
d. Kesatuan perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah
darinya.
e. Fleksibilitas. Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Perubahan tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi,
SDM yang spesialis.
f. Berkesinambungan. Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi
dan memenuhi kebutuhan stakeholders-nya.
g. Keseimbangan. Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang
sama pentingnya harus ditempatkan pada level yang sama pula.
h. Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam
organisasi.
i. Pelimpahan wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi
ke pejabat yang lebih rendah atau antar pejabat yang setara.
j. Rentang kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin
dengan baik oleh seorang pemimpin di atasnya.
k. Jenjang organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu
dilewati dalam menentukan sebuah keputusan.
l. Pemisahan fungsi lini dan staf.Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi
staff walaupun mereka memiliki karakter yang mirip.Fungsi lini langsung
terhubung dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap
dari fungsi lini.Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara
normal harus dipisahkan.
m. Efisiensi. Struktur organisasi seharusnya mampu untuk meningkatkan fungsi
secara lebih efisien.Untuk itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran,
aktifvitas, dll dari organisasi.
n. Prinsip pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan
hal-hal yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal
administratif rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus
diselesaikan oleh top management dan masalah rutin harus dihadapi oleh
eksekutif yunior pada tingkat yang lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top
management ditabung. Mereka dapat mempergunakan waktu mereka untuk
menghadapi masalah yang lebih penting dan kompleks.
o. Chain of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan
dari kepala eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan
jelas. Batas kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari
kebingungan.
p. Simple/sederhana. Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk
pemahaman yang lebih jelas dari karyawan. Struktur juga seharusnya lebih
mudah untuk diatur. Komunikasi internal akan lebih mudah jika struktur
organisasi lebih sederhana. Struktur organisasi harus sesederhana mungkin.

2. Jenis struktur organisasi dalam keperawatan


Menurut Keith Davis ada 6 bagan bentuk struktur organisasi yaitu :
1. Bentuk Vertikal
Dalam bentuk ini, sistem organisasi pimpinan sampai organisasi atau pejabat yang
lebih rendah digariskan dari atas ke bawah secara vertikal.
2. Bentuk Mendatar / Horizontal
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan
satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari kiri
kearah kanan atau sebaliknya.
3. Bentuk Lingkaran
Dalam bentuk lingkaran, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinana sampai
dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun dari pusat lingkaran
ke aarah bidang lingkaran.
4. Bentuk Setengah Lingkaran
Bagan Setengah lingkaran ialah bentuk bagan organisasi yang saluran wewenang
dari pucuk pimpinan sampai dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah
disusun dari pusat lingkaran kea rah bidang bawah lingkaran atau sebaliknya.
5. Bentuk Elliptical
Dalam bentuk ini, saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai dengan
satuan organisasi atau pejabat yang terendah digambarkan dengan pusat Elips
kearah bidang elips
6. Bentuk Piramid terbalik
Dalam bentuk ini, saluran wewenang dari pucuk pimpinan sampai dengan
organisasi atau pejabat terendah digambarkan dalam susunan berbentuk piramid
terbalik.
Setiap bentuk bagan organisasi yang ada menggambarkannya dapat
dibalik, kecuali bagan lingkaran, bagan elips dan bagan sinar. Bagan pyramid
dapat disusun dari bawah kea rah atas, bagan mendatar dapat disusun dari kanan
kea rah kiri, bagan menegak (Vertikal) dapat disusun dari bawah ke atas, bagan
setengah lingkaran dapat di susun dari pusat lingkaran ke arah bidang atas
lingkaran, bagan setengah elips dapat disusun dari pusat elip kea rah bidang atas
elip. Dalam bagan lingkaran, bagan elip dapat pula digambar satuan organisasi
atau pejabat yang lebih rendah kedudukannya terletak di atas, tetapi ini semua
tidak mengubah jenjang ataupun kedudukan yang sesungguhnya. Hal ini
dikemukakan pula oleh Keith Davis sebagai berikut :
“Perubahan-perubahan penggambaran bagan kadang-kadang diterima
untuk menggalakan pertalian kedudukan atasan bawahan dari kebiasaan bagan-
bagan organisasi, tetapi perubahan-perubahan ini tidak mengubah keadaan
kedudukan yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya perubahan-perubahan bagan
mendatar, lingkaran, setengah lingkaran, elips dan piramida terbalik.”

3. Perbedaan budaya dan iklim organisasi


Soetopo (2010) mengatakan bahwa budaya organisasi berkenaan dengan
keyakinan, asumsi, nilai, norma-norma prilaku, ideology, sikap, kebiasaan dan harapan-
harapan yang dimiliki oleh organisasi (dalam hal ini termasuk organisasi universitas
swasta).
Soetopo (2010) mengartikan iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan
internal organisasi yang dialami oleh anggotanya, mempengaruhi perilakunya dan dapat
dideskripsikan dengan nilai-nilai karakteristik organisasi.
Budaya organisasi mengacu pada norma prilaku, asumsi, dan keyakinan dari
suatu organisasi, sementara dalam iklim organisasi mengacu pada persepsi orang-
orang dalam organisasi yang merefleksikan norma-norma, asumsi-asumsi dan
keyakinan (Owens, 1991).

4. IMPLEMENTASI PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT DAN


PUSKESMAS: KEWENANGAN KLINIK PERAWAT
a. Pengorganisasian di ruang rawat
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan
keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian,pelayanan
keperawatan meliputi:
a) Struktur Organisasi

Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan bagan.
Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada
besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah
dan pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur organisasi
tetapi ruang rawat tidak termasuk dalam struktur organisasi raumah sakit bila
dilihat dari surat keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135 tahun 1978.
oleh karena itu direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang
ngatur struktur organisasi ruang rawat.
Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi
ruang rawat untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf
atasan baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian,
wewenang dan tanggung jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi dapat
pula disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan
yang digunakan.
b) Pengelompokkan Kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan
spesifikasi tertentu. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
dimiliki peserta sesuai dengan kebutuhan klien pengorganisasian tugas perawat
ini disebut metode penugasan.
Keperawatan diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmampuan klien dalam melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan
diarahkan kepada pencapaian tujuan dan merupakan tugas menejer
keperawatan untuk selalu mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan
proses pencapaian tujuan melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan
diantara staf keperawatan yang terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal
ini kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang
ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan
kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang
ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas :
Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan
mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa,
usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya
perawatan bedah/ortopedi, kulit. Terapi yang dilakukan, misalnya rehabilitas,
kemoterapi. Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas
kombinasi kategori diatas.
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode
penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk
mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan
serta jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Pengorganisasian di Puskesmas
Pengorganisasian kegiatan puskesmas yang dimaksud ialah pengaturan kegiatan puskesmas
yang terbentuk satu kesatuan yangterpadu yang secara keseluruhan diarahkan untuk
mencapai
tujuanpuskesmas yang telah ditetapkan.
a) Tenaga Pelaksanaan Puskesmas
Pengorganisasian tenaga pelaksanaan puskesmas yang dimaksudadalah mencakup
pengaturan pola struktur organisasi puskesmas,susunan personalia serta hak dan
wewenang dari setiap tenagapelaksana puskesmas sedemikian rupa sehingga setiap
kegiatan adapenanggung jawabnya.
b) Proses Pengorganisasian Puskesmas
Proses pengorganisasian Puskesmas dilakukan melaluitiga langkah sebagai berikut
1) Perincian seluruh pekerjaan puskesmas yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan puskesmas
2) Pembagian beban pekerjaan puskesmas keseluruhanmenjadi kegiatan-
kegiatan secara logis dapat dilaksanakan oleh seorang pegawai puskesmas.
3) Penyusunan dan pengembangan suatu mekanisme dan tata kerja
puskesmas untuk menguraikan tugas dan fungsi pegawai puskesmas menjadi
kesatuan yang terpadu dan harmonis

S kill Buliding Activities

B. MENGECEK PEMAHAMAN

1. Sebuah kegiatan pemanfaatan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan


stategis disebut dengan
A. Perumusan Tujuan
B. Perencanaan
C. Pengorganisasian
D. Ketenagaan
E. Evaluasi
2. Tujuan Pengorganisasian adalah sebagai berikut, kecuali :
A. Mempermudah pelaksanaan tugas.
B. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
C. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah
ditentukan.
D. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang ada.
E. Agar dapat mengatur rencana kegiatan Asuhan Keperawatan
3. Bentuk struktur organisasi saluran wewenangnya dari pucuk pimpinan sampai
dengan satuan organisasi atau pejabat yang terendah disusun atau digariskan dari
kiri kearah kanan atau sebaliknya.disebut …
A. Bentuk Vertikal
B. Bentuk Mendatar / Horizontal
C. Bentuk Lingkaran
D. Bentuk Setengah Lingkaran
E. Bentuk Piramid terbalik
4. Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang
tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis termasuk
dalam prinsip oreganisasi …
A. Departementas
B. Pembagian kerja
C. Kesatuan perintah
D. Fleksibilitas
E. Pelimpahan wewenang
5. Keyakinan, asumsi, nilai, norma-norma prilaku, ideology, sikap, kebiasaan dan
harapan-harapan yang dimiliki oleh organisasi disebut dengan
A. Budaya Organisasi
B. Kepercayaan
C. Iklim Organisasi
D. Peraturan
E. Pola pikir organisasi

C. PENUTUP PEMBELAJARAN
1. Kesimpulan
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
mengalokasi dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang
dicapai. Suatu pengorganisasia memiliki tujuan dan prinsip pokok tertentu dalam
mencapai tujuan yang diinginkan.Organisasi yang baik adalah organisasi yang
menjalankan peran pengorganisasian secara jelas.Pengorganisasian yang baik
juga dilihat dari pemimpin dan stafnya. Hubungan yang baik membuat tujuan
organisasi lebih cepat tercapai. Begitu juga dengan hubungan yang buruk antara
pimpinan dan stafnya akan membuat tujuan organisasi lambat terwujud bahkan
gagal tercapai. Prinsip pada Pengorganisasian : Perumusan Tujuan,
departementasi, pembagian kerja, kesatuan perintah, fleksibilitas,
berkesinambungan, keseimbangan, koordinasi, pelimpahan wewenang, rentang
kendali (span of control), jenjang organisasi/hirakim, pemisahan fungsi lini dan
staf, efisiensi, prinsip pengecualian, chain of command, simple/sederhana.Budaya
organisasi mengacu pada norma prilaku, asumsi, dan keyakinan dari suatu
organisasi, sementara dalam iklim organisasi mengacu pada persepsi orang-
orang dalam organisasi yang merefleksikan norma-norma, asumsi-asumsi dan
keyakinan

Anda mungkin juga menyukai