Anda di halaman 1dari 12

JIEB (ISSN : 2442-4560) available online at : ejournal.stiepancasetia.ac.

id

ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN DAN DUKUNGAN KELUARGA


TERHADAP KEBERHASILAN TERAPI ANTIRETROVIRAL
PASIEN PENDERITA HIV/AIDS DI POLI VCT
RSUD DR. H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

Dwita Hanna Poetri


RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh
Jln. Brigjen H. Hasan Basri No.1 Banjarmasin
e-mail: dwitahanna@gmail.com

Abstract: AIDS is a disease caused by infection with a virus called Human Immu-
nodeficiency Virus (HIV). One important step tackling HIV/AIDS is to improve
the compliance of PLWHA by taking antiretroviral drugs. The purpose of this stu-
dy was to determine the factors that influence HIV/AIDS patients adherence on
antiretroviral therapy at the Regional General Hospital dr. H. Moch Ansari Saleh
Banjarmasin. This study design was cross-sectional with 76 samples obtained by
proportional random sampling. Data were obtained through questionnaires and
interviews directly to the patient. Data analysis was carried out gradually include
univariate, bivariate analysis using chi-Square test, and multivariate analysis using
multiple linear regression test. The results of this study show that there are influ-
ences of adherence level and family support towards the success of antiretroviral
therapy on HIV/AIDS patients.

Keywords: adherence, family support, HIV/AIDS, antiretroviral therapy

Abstrak: AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi dengan virus yang
disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). Salah satu langkah penting me-
nanggulangi HIV/AIDS adalah dengan meningkatkan kepatuhan ODHA yang mi-
num obat ARV. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kepatuhan pasien HIV/AIDS terhadap terapi antiretroviral di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Desain pe-
nelitian ini adalah cross-sectional dengan 76 sampel yang diperoleh secara propo-
tional random sampling. Data penelitian diperoleh melalui kuesioner dan wawan-
cara langsung terhadap pasien. Analisis data dilakukan secara bertahap mencakup
analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis mul-
tivariat menggunakan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh tingkat kepatuhan dan dukungan keluarga terhadap ke-
berhasilan terapi antiretroviral pasien penderita HIV/AIDS.

Kata kunci: kepatuhan, dukungan keluarga, HIV/AIDS, terapi antiretroviral

Latar Belakang teksi, makin banyak juga masyarakat yang


Masalah HIV/AIDS merupakan masa- mau melakukan tes dan mengetahui status-
lah kesehatan yang mengancam Indonesia nya. HIV atau Human Immunodeficiency
dan banyak negara di seluruh dunia. Sejak di- Virus dan AIDS belum bisa disembuhkan,
temukan kasus pertama di Bali pada tahun namun infeksi ini dapat dikendalikan dengan
1987, epidermis AIDS di Indonesia dalam obat antiretroviral (ARV). Oleh kerena itu,
periode kurang lebih 20 tahun menunjukkan pencegahan positif untuk meningkatkan mutu
kecendrungan yang luar biasa. Jumlah kasus hidup ODHA dan memotong rantai penular-
HIV/AIDS di Indonesia layaknya fenomena an HIV harus dilakukan.
gunung es, namun makin banyak yang terde-

112
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 113

HIV adalah suatu virus yang dapat me- pasien ODHA di Poli VCT RSUD dr. H
nyebabkan penyakit AIDS. Virus ini menye- Moch. Ansari Saleh Banjarmasin?.
rang manusia dan menyerang sistem kekebal- 2. Apakah dukungan keluarga berpengaruh
an (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi terhadap keberhasilan terapi antiretroviral
lemah dalam melawan infeksi. Dengan kata pasien ODHA di Poli VCT RSUD dr. H
lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan Moch. Ansari Saleh Banjarmasin?.
menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem 3. Manakah pengaruh yang paling dominan
imun atau HIV merupakan retrovirus yang antara tingkat kepatuhan terapi antiretrovi-
menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh ral dan dukungan keluarga terhadap ke-
manusia (terutama CD4 positive T-sel dan berhasilan terapi Antiretroviral pasien
macrophages yaitu komponen-komponen ODHA di Poli VCT RSUD dr. H Moch
utama sistem kekebalan sel) dan menghan- Ansari Saleh Banjarmasin?
curkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi
virus ini mengakibatkan terjadinya penurun- Kajian Literatur
an sistem kekebalan yang terus-menerus, HIV ialah retrovirus yang disebut
yang akan mengakibatkan defisiensi kekebal- Lympha Denopathy AssociatedVirus (LAV)
an tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisi- atau Human T-Cell Leukemia Virus III
en ketika sistem tersebut tidak dapat lagi (HTLV-III) yang disebut juga Human T-Cell
menjalankan fungsinya memerangi infeksi Lymphotrophic Virus (retrovirus) (Djuanda,
dan penyakit-penyakit. Orang yang kekebal- dkk., 2007).
an tubuhnya defisien (immunodeficient) men- HIV adalah sejenis virus, singkatan da-
jadi lebih rentan terhadap berbagai ragam ri Human Immunodeficiency Virus, yaitu vi-
infeksi, yang sebagian besar jarang menjang- rus yang menurunkan kekebalan tubuh manu-
kiti orang yang tidak mengalami defisiensi sia dan termasuk golongan retrovirus yang
kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan terutama ditemukan dalam cairan tubuh, se-
dengan defisiensi kekebalan yang parah dike- perti darah, cairan mani, cairan vagina dan
nal sebagai "infeksi oportunistik" karena air susu ibu (KPA). Biasanya tubuh dilin-
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem dungi oleh sel-sel darah putih yang berperan
kekebalan tubuh yang melemah. menjaga kekebalan didalam tubuh, virus HIV
Kasus HIV Juli-September 2015 ber- justru menyerang sel-sel darah putih. Akibat-
jumlah 6.779 kasus. Faktor risiko penularan nya jumlah sel darah putih berkurang dan
HIV tertinggi adalah hubungan seks tidak lama-lama sistem kekebalan tubuh melemah.
aman pada heterokseksual 46,2% pengguna- Virus HIV retrovirus termasuk golongan
an jarum suntik tidak steril 3,4% dan LSL virus RNA yaitu virus yang menggunakan
(Lelaki sesama Lelaki 24,4%. Sementara itu, RNA sebagai molekul pembawa informasi
kasus AIDS sampai September 2015 sejum- genetik. Virus HIV pertama kali ditemukan
lah 68.917 kasus (Kemenkes). pada Januari 1984 oleh Lue Montaigner di
Penderita HIV positif di Poli VCT Prancis pada seorang pasien limpadenopati
RSUD dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarma- yang kemudian dinamakan LAV (Lymph
sin pada Tahun 2014 terdapat 69 pasien HIV, Adenopathy Virus).
meninggal 8 orang, rujuk keluar 7 orang dan Kemudian, pada bulan Maret 1984,
yang tidak patuh dalam menjalani terapi Robert Gallo di Amerika Serikat menemukan
ARV 9 orang. Kemudian, pada tahun 2015 virus serupa pada penderita AIDS yang
yaitu 133 orang yang memenuhi syarat untuk kemudian disebut HTLV-III. Pada bulan Mei
melakukan terapi ARV,meninggal 1 orang. 1986 Komisi Toksonomi Internasional mem-
Namun, hanya 97 orang pasien baru yang pa- beri nama HIV (Human Immunodeficiency
tuh dalam melaksanakan ARV dan yang ti- Virus) yang sampai saat ini secara resmi di-
dak patuh 35 orang. gunakan. Sebagai retrovirus HIV yang memi-
Berdasarkan latar belakang, dapat diru- liki sifat khas karena memiliki enzim reverse
muskan permasalahan sebagai berikut ini. trascriptase yang berada dalam RNA ke da-
1. Apakah tingkat kepatuhan terapi antiretro- lam bentuk DNA yang kemudian diintegrasi-
viral berpengaruh terhadap keberhasilan kan ke dalam informasi genetik sel limfosit
114 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 1, Maret 2017, hal 112- 123

untuk mengkopi dirinya menjadi virus baru (2001) yang mendefinisikan dukungan ke-
yang memiliki ciri-ciri HIV (Djuanda, dkk., luarga sebagai adanya kenyamanan, perhati-
2007). an, penghargaan atau menolong orang de-
HIV dapat ditemukan dan diisolasikan ngan sikap menerima kondisinya.
dari sel limposit T, Limposit B, sel makrofag Dukungan keluarga adalah sikap, tin-
(di otak dan paru) dan berbagai cairan di tu- dakan dan penerimaan keluarga terhadap
buh. Akan tetapi, sampai saat ini hanya darah anggotanya. Anggota keluarga di pandang
dan air mani yang jelas terbukti sebagai sum- sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam
ber penularan serta ASI yang mampu menu- lingkungan keluarga. Anggota keluarga me-
larkan HIV dari ibu ke bayi. Tanda-tanda ter- mandang bahwa orang yang bersifat mendu-
infeksi HIV antara lain berat badan yang kung siap memberikan pertolongan dan ban-
turun secara drastis, mencret yang berkepan- tuan jika diperlukan ( Friedman, 1998).
jangan, demam/berkeringat malam, dan pem- Fungsi keluarga biasanya didefinisikan
bengkakan pada leher dan pelipatan. Namun, sebagai hasil atau konsekuensi dar struktur
pada umumnya pada fase awal tidak ada tan- keluarga. Adapun fungsi keluarga tersebut
da-tanda bahkan terlihat sehat.HIV masuk ke adalah sebagai berikut ini (Friedman, 1998).
dalam tubuh manusia melalui berbagai cara 1. Fungsi efektif (fungsi pemeliharaan kepri-
yaitu secara vertikal, horizontal, dan tran- badian), yaitu untuk pemenuhan kebutuh-
seksual (Nasronudin dan Margarita, 2007) an psikososial, saling mengasuh dan mem-
Kepatuhan adalah derajat dimana pasi- berikan cinta kasih, serta saling menerima
en mengikuti anjuran klinis dari dokter yang dan dukungan.
mengobatinya (Kaplan dan Saddock, 2007). 2. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan
Sacket dalam Niven (2000) menjelaskan ke- sosial, yaitu proses perkembangan dan
patuhan adalah sejumlah mana perilaku pasi- perubahan individu keluarga, tempat ang-
en sesuai dengan ketentuan yang diberikan gota keluarga berinteraksi sosial dan bel-
oleh professional kesehatan. Kepatuhan ber- ajar berperan di lingkungan.
arti memakai obat perisi sesuai dengan atur- 3. Fungsi reproduksi, yaitu untuk menerus-
an, yaitu obat yang benar, pada waktu yang kan kelangsungan keturunan dan menam-
benar, dengan cara yang benar (Yayasan bah sumber daya manusia.
Spiritia, 2013). Kepatuhan adalah istilah 4. Fungsi ekonomis, yaitu untuk memenuhi
yang menggambarkan penggunaan terapi an- kebutuhan keluarga, seperti sandang, pa-
tiretroviral (ART) sesuai dengan petunjuk pa- ngan dan papan.
da resep. Ini mencangkup penggunan obat 5. Fungsi perawatan kesehatan, yaitu untuk
pada waktu yang benar dan mengikuti aturan merawat anggota keluarga yang meng-
makan tertentu. (Yayasan Spiritia 405, 2013). alami masalah kesehatan.
Dukungan keluarga didefinisikan oleh
Gottlieb (1983) yaitu informasi verbal, sasar- Sesuai dengan fungsi pemeliharaan ke-
an, bantuan yang nyata atau tingkah laku sehatan, keluarga mempunyai tugas dalam
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab bidang kesehatan yang perlu dipahami dan
dengan subjek didalam lingkungan sosialnya dilakukan. Friedman (1998:12) membagi
atau yang berupa kehadiran dan hal yang da- lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan
pat memberikan keuntungan emosional atau yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut
pengaruh pada tingkah laku penerimanya. ini.
Dalam hal ini orang yang merasa memper- 1. Keluarga mengenal masalah kesehatan se-
oleh dukungan sosial, secara emosional me- tiap anggotanya. Perubahan sekecil apa-
rasa lega diperhatikan, mendapat saran atau pun yang dialami anggota keluarga secara
kesan yang menyenangkan pada dirinya. tidak langsung menjadi perhatian dan
Menurut Sarason (1983) dukungan ke- tanggung jawab keluarga, maka apabila
luarga adalah keberatan, kesedihan, kepeduli- menyadari adanya perubahan perlu segera
an dari orang-orang yang dapat diandalkan, dicatat kapan terjadinya, perubahan apa
menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang terjadi dan seberapa besar perubah-
yang sama juga dikemukakan oleh Cobb annya.
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 115

2. Keluarga mengambil keputusan untuk me- umpan balik tentang bagaimana cara me-
lakukan tindakan yang tepat. Tugas ini mecahkan persoalan.
merupakan upaya keluarga yang utama 5. Dukungan jaringan (network support),
untuk mencari pertolongan yang tepat se- menyediakan suatu perasaan keanggotaan
suai dengan keadaan keluarga. Dengan dalam sebuah kelompok orang-orang yang
pertimbangan siapa di antara keluarga berbagai kepentingan dan aktivitas sosial.
yang mempunyai kemampuan memutus-
kan untuk menentukan tindakan yang te- Sarafino (1997) mengatakan dukungan
pat agar masalah kesehatan dapat diku- sosial dapat di peroleh dari bermacam-ma-
rangi atau bahkan teratasi. cam sumber seperti orang-orang yang men-
3. Keluarga memberikan keperawatan ang- cintai individu tersebut, keluarga, teman,
gotanya yang sakit atau yang tidak dapat dokter, atau komunitas organisasi yang dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat memberikan barang, pelayanan, dan saling
atau usianya terlalu muda. Perawatan ini menjaga ketika ada bahaya. Menurut
dapat dilakukan dirumah apabila keluarga Friedman (1998:146) dukungn sosial keluar-
mempunyai kemampuan melakukan tin- ga mengacu kepada dukungan-dukungan so-
dakan untuk pertolongan pertama atau pe- sial yang di pandang oelah keluarga sebagai
layanan kesehatan untuk memperoleh tin- sesuatu yang dapat di akses atau diadakan
dakan lanjutan agar masalah yang lebih untuk keluarga (dukungan keluarga biasa
parah tidak terjadi. atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga
4. Keluarga mempertahankan suasana rumah memandang bahwa anak yang bersifat men-
yang menguntungkan kesehatan dan per- dukung selalu siap memberikan pertolongan
kembangan kepribadian anggota keluarga. dan bantuan jika diperlukan).
Menurut Sarason, et al., (1987:813-
Menurut Sarafino (1997:97) dukungan 815), ada tiga bentuk pengukuran dukungan
sosial keluarga dapat dibedakan menjadi sosial keluarga, yaitu sebagai berikut ini.
beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut ini. 1. Social embeddednes, di mana dukungan
1. Dukungan emosional (emotional support), sosial yang diterima individu di ukur dari
di mana keluarga sebagai tempat yang jumlah hubungan atau interaksi yang dija-
aman dan damai untuk istrahat dan pemu- lin individu dengan orang-orang di seki-
lihan serta membantu penguasaan terha- tarnya. Individu yang memiliki hubungan
dap emosi. Meliputi ungkapan rasa empa- yang lebih bayak dinilai memiliki dukung-
ti, keperdulian dan perhatian. Dukungan an sosial yang sangat besar. Dengan demi-
ini meliputi perilaku seperti memberikan kian, bentuk pengukuran ini tidak meman-
perhatian dan efeksi serta bersedia mende- dang kualitas interaksi yang terjalin.
ngarkan keluh kesah orang lain. 2. Enacted social support, di mana dukungan
2. Dukungan penghargaan (apprasial assist- sosial yang diterima seseorang didasarkan
ance), melibatkan ekspresi yang berupa pada frekuensi tingkah laku dukungan
pernyataan setuju dan penilaian positif ter- yang diterima individu. Jadi konkretnya,
hadap ide-ide, perasaan dan performa berapa jumlah orang yang mendukung,
orang lain. Dukungan ini akan membantu berapa banyak dukungan tersebut diberi-
membangun perasaan menghargai terha- kan menjadi ukurannya.
dap diri sendiri pada individu dan meng- 3. Perceived social support, adalah evaluasi
hargai kompetensinya. subjektif dari kualitas dukugan yang dite-
3. Dukungan instrumental (instrumental sup- rima atau didapatkan (Procidano (1992)
port), melibatkan bantuan langsung, mi- dalam McCaskill dan Lakey 1992;820)).
salnya yang berupafinansial atau bantuan Bentuk pengukuran ini didasarkan pada
dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu. kualitas dukungan sosial yang diterima
4. Dukungan informasi (informational sup- atau didapatkan. Bentuk pengukuran ini
port), dukungan yang bersifat informasi didasarkan pada kualitas dukungan sosial
ini dapat berupa saran, pengarahan dan yang diterima semakin kuat seseorang
mendapatkan dukungan, semakin kuat
116 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 1, Maret 2017, hal 112- 123

kualitas dukungan yang diterima, sehing- tuk menjalani VCT tidaklah perlu merasa ta-
ga, dapat terjadi seseorang mempersepsi- kut karena konseling dalam VCT dijamin ke-
kan dukungan sosial yang diterimanya ku- rahasiaannya. Tes ini merupakan suatu dialog
rang, padahal individu tersebut memiliki antara klien dengan petugas kesehatan yang
jaringan sosial yang banyak. Sebaliknya, bertujuan agar orang tersebut mampu untuk
individu bisa mempersepsikan dukungan menghadapi stres dan membuat keputusan
sosial yang diterima lebih besar dari pada sendiri sehubungan dengan HIV/AIDS
yang sebenarnya diberikan oleh sumber- (publicahealth.wordpress.com).
nya. Penelitian-penelitian terdahulu yang
menjadi rujukan dalam penelitian in adalah
Keberhasilan terapi nntiretroviral dapat sebagai berikut ini.
diukur dari seberapa patuhnya pasien ODHA 1. Martoni, Arifin, dan Raveinal (2012) me-
dalam melakukan terapi ARV, dapat dilihat neliti tentang faktor-faktor yang mempe-
dari tanda-tanda klinis pasien yang membaik ngaruhi kepatuhan pasien HIV/AIDS di
setelah terapi, ukuran jumlah sel cb4+ men- poliklinik khusus rawat jalan bagi penya-
jadi predictor terkuat, dilihat dari kedisiplin- kit dalam RSUP dr. M. Djamil Padang.
an pasien mengkonsumsi obat, ketepatan Rancangan penelitian adalah observasi de-
waktu yang benar, dan cara yang benar se- ngan pendekatan cross sectional. Varia-
suai anjuran dokter. (Yayasan Spirita, 2013) bel-variabel penelitiannya adalah tingkat
HIV/AIDS memiliki dampak besar pa- pendidikan, back deppresion inventory
da penderita, keluarga, dan masyarakat. Pen- (BDI) dan pengetahuan. Hasil penelitian
cegahan penyeberan infeksi dapat diupaya- menunjukkan bahwa faktor utama yang
kan melalui peningkatan akses perawatan dan mempengaruhi kepatuhan pasien (ARV)
dukungan pada penderita dan keluarganya. adalah pengetahuan pasien terhadap terapi
VCT atau voluntary conselling and yang sembilan kali lebih besar dibanding-
testing adalah salah satu bentuk upaya terse- kan tingkat pendidikan.
but. VCT adalah proses konseling pretesting, 2. Pratiwi (2011), meneliti tentang pengaruh
konseling posttesting, dan testing HIV secara dukungan keluarga terhadap kepatuhan
sukarela yang bersifat confidential dan secara menjalankan program terapi pada pasien
dini membantu orag mengetahui status HIV. terapi Rumatan Metadon di Puskesmas
Dalam tahapan VCT, konseling dilaku- Bogor Timur Kota Bogor. Hasil penelitian
kan dua kali yaitu sebelum dan sesudah tes menunjukkan bahwa berdasarkan jalannya
HIV. Pada tahap prakonseling dilakukan terapi semua pasien berada dikategori
pemberian informasi tentang HIV dan AIDS, tinggi sebesar 100%. Keluarga pasien te-
cara penularan, cara pencegahan dan periode rapi sebagian besar juga mendukung pasi-
gejala. Kemudian, konselor melakukan peni- en untuk mengikuti terapi yaitu berada pa-
laian klinis. Konseling pretesting memberi- da kategori tinggi sebesar 73,17%.
kan pengetahuan tentang manfaat testing,
pengambilan keputusan untuk testing dan pe- Kerangka konsep penelitian dapat dije-
rencanaan atas issue HIV yang dihadapi. Se- laskan sebagaimana pada Gambar 1.
telah itu, klien akan melakukan tes. Darah
akan diambil dan dilakukan tes bias dengan
tes ELISA, Westren Blot ataupun Rapid. Kepatuhan Terapi
Apabila klien mempunyai faktor risiko Antiretroviral
terkena HIV maka di ajurkan untuk melaku- (X1) Keberhasilan
kan tes kembali tiga bulan setelahnya. Peme- Pasien ODHA
riksaan dini terhadap HIV/AIDS perlu dila- (Y)
Dukungan
kukan utuk segera mendapatkan pertolongan Keluarga (X2)
kesehatan sesuai kebutuhan bagi mereka
yang diidentifikasi terinfeksi karena HIV/
AIDS belum ditemukan obatnya, dan cara Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian
penularannya juga sangat cepat. Memulai un-
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 117

Metode Penelitian Teori-teori menaksir atau menguji hi-


Jenis penelitian ini adalah survey anali- potesis didasarkan pada asumsi bahwa popu-
tik dengan pendekatan cross sectional. Pene- lasi yang diselidiki harus berdistribusi nor-
litian cross sectional adalah penelitian yang mal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, artinya
bertujuan untuk mengetahui prevalensi suatu populasi tidak berdistribusi normal, maka ke-
efek/penyakit pada suatu waktu, oleh karena simpulan berdasarkan teori tersebut tidak
itu di sebut juga dengan studi prevalensi berlaku. Oleh karena itu, sebelum melakukan
(Notoatmodjo, 2007). uji hipotesis dalam penelitian ini terlebih da-
Data yang diperoleh berupa data pasien hulu dilakukan uji normalitas data. Uji nor-
dari pembagian kuesioner yang bertujuan un- malitas dilakukan dengan menggunakan pro-
tuk mengetahuai kepatuhan minum obat pasi- gram aplikasi statistik.
en ODHA yang ada di poli VCT RSUD dr. Pada model regresi linier harus didasar-
H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin. Sumber kan pada asumsi bahwa tidak terjadi heteros-
data dalam penelitian ini yaitu data primer kedastisitas, artinya varians variabel-variabel
berupa kuisioner dan data sekunder merupa- dalam model tersebut harus homogen (tidak
kan faktor pendukung penelitian berbeda). Oleh karena itu, sebelum melaku-
Populasi penelitian ini adalah seluruh kan uji hipotesis dalam penelitian ini terlebih
pasien yang terinfeksi HIV/AIDS yang dahulu dilakukan uji heteroskedastisitas. Uji
melakukan terapi Antiretroviral di poli VCT heteroskedastisitas ini dilakukan mengguna-
RSUD dr.H.Moch Ansari Saleh Banjarmasin kan program aplikasi statistik.
sebanyak 315 pasien ODHA. Sampel yang Model regresi linier diharapkan tidak
digunakan adalah pasien dengan HIV AIDS terjadi multikolinieritas, yaitu tidak adanya
yang telah mengkonsumsi obat Antiretrovi- korelasi dalam kombinasi-kombinasi varia-
ral/ARV minimal 2 bulan. Sampel yang terla- bel. Apabila terjadi multikolinieritas, maka
lu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak analisis regresi linier tidak layak digunakan.
dapat menggambarkan kondisi populasi yang Salah satu masalah utama dalam kegi-
sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang ter- atan penelitian social adalah masalah cara
lalu besar dapat mengakibatkan pemborosan memperoleh data yang akurat dan objektif.
biaya penelitian. Salah satu metode yang di- Hal ini sangat menjadi sangat penting artinya
gunakan untuk menentukan jumlah sampel karena kesimpulan penelitian hanya akan da-
adalah menggunakan untuk menentukan jum- pat dipercaya apabila didasarkan pada data
lah sampel adalah menggunakan rumus yang dipercaya. Agar penelitian tidak keliru
Slovin (Sevilla et.al., 1960 : 182). dan tidak memberikan gambaran yang jauh
Peneliti terlebih dahulu mengajukan berbeda dari kenyataan yang sebenarnya, ma-
izin pengambilan data penelitian ke RSUD dr ka diperlukan instrument pengukuran yang
H moch Ansari Saleh. Setelah mendapatkan valid (sahih) dan reliable (handal).
persetujuan, selanjutnya peneliti melakukan Persamaan regresi linier berganda
penelitian yang terlebih dahulu memberikan adalah sebagai berikut ini.
informed consent kepada calon responden
dan menjelaskan tujuan penelitian yang akan Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
dilakukan. Bila responden setuju maka diper-
silakan untuk mendatangani lembar persetu- Keterangan:
juan. Y = keberhasilan pasien ODHA
Peneliti membagikan kuesioner kepada A = Konstanta
responden dan memberikan penjelasan ten- b1, b2, b3, b4 = koefisien garis regresi
tang cara pengisian kuesioner peneliti men- X1, X2, X3, X4 = kepatuhan terapi antiretro-
dampingi responden selama pengisin kuesio- viral dan dukungan keluarga
ner. Kuesioner yang telah diisi, kemudian di- E = error/variabel pengganggu
kumpulkan kepada peneliti. Data sekunder
diperoleh dari RSUD dr. H. Moch. Ansari Dari persamaan regresi linier berganda
Saleh dan anggota bimbingan yang telah tersebut, maka dilakukan analisis koefisien
mendapatkan terapi antiretroviral (ART). determinasi (R). Koefisien determinasi (R)
118 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 1, Maret 2017, hal 112- 123

pada intinya mengukur seberapa jauh ke- keluarga) tidak mempunyai penga-
mampuan model dalam menerangkan variasi ruh yang signifikan terhadap varia-
variabel terikat (Ghozali, 2005). Nilai Koefi- bel terikat (keberhasilan pasien
sien determinasi adalah antara nol dan satu. ODHA)
Nilai R yang kecil berarti kemampuan varia- Ha : variabel-variabel bebas (kepatuhan
bel-variabel bebas (kepatuhan terapi antire- terapi antiretroviral dan dukungan
troviral dan dukungan keluarga) dalam men- keluarga) mempunyai pengaruh
jelaskan variasi variabel terikat (keberhasilan yang signifikan terhadap variabel
pasien ODHA) amat terbatas. Begitu pula se- terikat (keberhasilan pasien ODHA)
baliknya, nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel bebas memberikan hampir Dasar pengambilan keputusan adalah
semua informasi yang dibutuhkan untuk dengan menggunakan angka probabilitas sig-
memprediksi variasi variabel terikat. nifikansi, yaitu sebagai berikut ini (Ghozali,
Kelemahan mendasar penggunaan koe- 2005).
fisien determinasi adalah bias terhadap jum- 1. Apabila angka probabilitas signifikansi >
lah variabel bebas yang dimasukkan ke da- 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
lam model. Setiap tambahan satuvariabel be- 2. Apabila angka probabilitas signifikansi <
bas, maka R pasti meningkat tidak perduli 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima
apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel terikat.Oleh ka- Untuk mengkaji variabel yang domi-
rena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk nan, maka digunakan indikator koefisien beta
menggunakan nilai Adjusted R pada saat standardized dari variabel-variabel dari mo-
mengevaluasi mana model regresi yang ter- del regresi. Koefisien beta standardized di-
baik. Tidak seperti R, nilai adjusted R dapat peroleh dari hasil perkalian antara koefisien
naik atau turun apabila satu variabel bebas parsial korelasi ( SDX1/Sdy) dan koefisien
ditambahkan ke dalam model. variablenya (bi).
Dalam penelitian ini, uji F digunakan Uji asumsi klasik terdiri atas uji norma-
untuk mengetahui tingkat siginifikansi pe- litas, uji heteroskedasitas, dan uji multikoli-
ngaruh variabel-variabel independen secara nearitas. Uji normalitas digunakan untuk
bersama-sama (simultan) terhadap variabel menguji apakah dalam model regresi, kedua
dependen (Ghozali, 2005 ) variabel (bebas maupun terikat) mempunyai
Dalam penelitian ini, hipotesis yang distribusi normal atau setidaknya mendekati
digunakan adalah sebagai berikut ini. normal (Ghozali, 2005). Pada prinsipnya nor-
Ho : variabel-variabel bebas yaitu kepa- malitas dapat dideteksi dengan melihat pe-
tuhan terapi antiretroviral dan nyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
dukungan keluarga tidak mempunyai dari grafik atau dengan melihat histogram da-
pengaruh yang signifikan secara ber- ri residualnya. Dasar pengambilan keputus-
sama-sama terhadap variabel terikat- annya adalah sebagai berikut ini (Ghozali,
nya yaitu keberhasilan pasien 2005).
ODHA 1. Jika data (titik) menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diago-
Uji t digunakan untuk menguji signifi- nal atau grafik histogramnya menunjuk-
kansi hubungan antara variabel X dan Y. kan pola distribusi normal, maka model
Apakah variabel X1 dan X2 (kepatuhan terapi regresi memenuhi asumsi normalitas.
antiretroviral dan dukungan keluarga) benar- 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal
benar berpengaruh terhadap variabel Y dan/atau tidak mengikuti arah garis
(keberhasilan pasien ODHA) secara terpisah diagonal atau garfik histogram tidak me-
atau parsial (Ghozali, 2005). Hipotesis yang nunjukkan pola distribusi normal, maka
digunakan dala pengujian ini adalah sebagai model regrsi tidak memenuhi asumsi nor-
berikut ini. malitas.
Ho : variabel-variabel bebas (kepatuhan
terapi antiretroviral dan dukungan
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 119

Uji heteroskedastisitas adalah untuk diatas 0,90), maka hal ini merupakan indi-
menguji apakah dalam model regresi terjadi kasi adanya multikolinearitas.
ketidaksamaan varian dari residual satu peng-
amatan ke pengamatan yang lain. Jika varian Hasil Penelitian dan Pembahasan
dari residual satu pengamatan ke pengamatan Berdasarkan hasil analisis, diketahui
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas bahwa korelasi (X1) dengan (Y) sangat sig-
dan jika varians berbeda disebut heteroske- nifikan di mana nilai thitung sebesar 5,420 de-
dastisitas. Model regresi yang baik adalah ngan sig. Sebesar 0,000, sehingga lebih kecil
yang homokedastisitas atau tidak terjadi dari 0,05. Dengan demikian, hipotesis yang
heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). menyatakan terdapat pengaruh antara varia-
Cara untuk mengetahui ada tidaknya bel tingkat kepatuhan terapi antiretroviral de-
heteroskedastisitas adalah dengan melihat ngan keberhasilan pasien penderita HIV/
grafik plot antara nilai prediksi variabel AIDS teruji kebenarannya. Artinya, semakin
terikat yaitu ZPRED dengan residualnya baik tingkat kepatuhan terapi antiretroviral,
SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedas- semakin tinggi pula keberhasilan pasien pen-
tisitas dapat dilakukan dengan melihat ada ti- derita HIV/AIDS.
daknya pola tertentu pada grafik scatterplot Nilai R sebesar 0,659 dan nilai koefisi-
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu en determinasi R2 sebesar 0,435 (43,5%). Hal
Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu ini menunjukkan bahwa variabel tingkat ke-
X adalah residual (Y prediksi Y sesungguh- patuhan terapi antiretroviral memberikan
nya) yang telah standartized. kontribusi pengaruh sebesar 43,5% terhadap
Dasar analsisnya adalah sebagai berikut variabel keberhasilan pasien penderita HIV/
ini. AIDS.
1. Apabila terdapat pola tertentu, seperti ti- Temuan ini didukung oleh pernyataan
tik-titik yang ada membentuk pola tertentu Meichenbuan dan Turk (1987) bahwa faktor
(bergelombang, melebar kemudian me- yang paling berhubungan dengan keberhasil-
nyempit), maka mengindikasikan telah an penderita penyakit AIDS adalah kepatuh-
terjadi heteroskedastisitas. an yang dipengaruhi oleh pengetahuan, fak-
2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, tor sikap, keadaan sakit yang dirasakan, fak-
serta titik-titik menyebar di atas dan di ba- tor lingkungan dan faktor psikis. Hal ini seja-
wah angka nol pada sumbu Y, maka tidak lan dengan Nasronudin dan Margarita (2007)
terjadi heteroskedastisitas. berhasilnya pengelolaan dan perawatan ter-
hadap penderita HIV/AIDS tergantung pada
Uji multikolinearitas adalah untuk kerjasama petugas kesehatan dengan pasien
menguji apakah pada model regresi ditemu- keluarganya. ODHA yang mempunyai pe-
kan adanya korelasi antar variabel bebas. ngetahuan yang cukup tentang HIV/AIDS
Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan yang mengubah perilakunya sehingga akan
terdapat problem multikolinearitas (Ghozali, dapat mengendalikan kondisi penyakitnya se-
2005). Model regresi yang baik seharusnya hingga penderita dapat hidup lebih lama.
tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Konseling sangat diperlukan untuk memberi-
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multiko- kan pengetahuan terhadap ODHA dan pene-
linearitas di dalam model regresi adalah rimaan pasien terhadap sakitnya. Pengetahu-
sebagai berikut ini Ghozali, 2005). an itu meliputi pengertian tentang terapi
1. Nilai R yang dihasilkan oleh suatu esti- ARV, pentingnya kepatuhan terapi, efek
masi model regresi empiris sangattinggi, samping yang mungkin terjadi serta lama
tetapi secara individual variabel-variabel pengobatan. Dengan pengetahuan tinggi di-
bebas banyak yang tidak signifikan mem- harapkan ODHA menjalankan kepatuhan te-
pengaruhi variabel terikat (. rapi ARV sesuai dengan aturan yang dianjur-
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-va- kan dokter (Nasronudin dan Margarita,
riabel bebas. Apabila antar variabel bebas 2007).
ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya Berdasarkan hasil analisis, diketahui
bahwa korelasi (X2) dengan (Y) sangat signi-
120 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 1, Maret 2017, hal 112- 123

fikan dimana nilai thitung sebesar 3,714 de- menurut ODHA, MK yang paling mengerti
ngan sig. sebesar 0,000, sehingga lebih kecil apa saja keluhan mereka selama minum obat.
dari 0,05. Dengan demikian hipotesis yang Dari hasil penelitian, terlihat pemantauan
menyatakan terdapat pengaruh antara varia- yang dilakukan MK selama kurang lebih satu
bel dukungan keluargadengan keberhasilan bulan dengan kunjungan MK selama tiga
pasien penderita HIV/AIDS teruji kebenaran- sampai dengan empat kali kunjungan menun-
nya. Artinya, semakin baik kepuasan kerja, jukkan kepatuhan minum obat >95%. Hasil
maka semakin tinggi pula keberhasilan pasi- ini sesuai dengan Purwaningtyas (2007), ma-
en penderita HIV/AIDS. najer kasus bertugas mengkoordinasi tim pe-
Nilai R sebesar 0,396 dan nilai koefisi- layanan HIV-AIDS jika secara klinis pasien
en determinasi R2 sebesar 0,157 (15,7%). Hal mempunyai keluhan. Manajer kasus bertang-
ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga gungjawab secara langsung jika harus kon-
memberikan pengaruh sebesar 15,7% terha- sultasi kepada dokter, tim dokter, atau psiko-
dap variabel keberhasilan pasien penderita log. Bila pasien menghadapi masalah-masa-
HIV/AIDS. lah sosial, petugas sebagai manajer kasus ha-
Dukungan dari keluarga adalah mem- rus mencari solusi yang tepat. Manager
berikan motivasi kepada ODHA dan meng- Kasus diperlukan untuk mendukung pelayan-
ingatkan kepatuhan untuk minum obat. Hasil an yang komprehensif bagi pasien HIV/
penelitian Payuk Irma (2012) menunjukkan AIDS.
bahwa ODHA yang memiliki dukungan kelu- Pada dasarnya untuk dapat menjalani
arga cukup memiliki kualitas hidup yang ba- ARV dengan baik, maka ODHA sangat
ik, berbanding terbalik dengan ODHA yang membutuhkan dukungan psikososial dari se-
mendapatkan dukungan yang kurang genap pihak, baik tim profesional kesehatan
Dukungan dari orangtua dan keluarga (dokter, perawat, apoteker, dan lain-lain).
dapat meningkatkan kepatuhan minum obat Pemerintah, LSM, dukungan sebaya, keluar-
ARV bagi ODHA. Bagi ODHA yang sudah ga ODHA maupun segenap masyarakat ber-
diketahui statusnya oleh keluarga dan keluar- kewajiban turut berkontribusi dalam rangka
ganya dapat menerima kondisi mereka, maka menjaga hak ODHA untuk memperoleh la-
faktor keluarga biasanya menjadi pendukung yanan kesehatan yang baik dan optimal, uta-
utama. Biasanya orang tua, suami/istri, anak manya layanan ARV, sehingga dapat hidup
menjadi orang-orang terdekat yang meng- sehat, adalah bagian dari hak asasi manusia
ingatkan untuk minum obat. Keluarga dalam itu sendiri (Purwaningtyas A, 2007).
hal ini bisa berfungsi menjadi pengawas mi- Berdasarkan perhitungan analisis regre-
num obat (PMO) bagi ODHA. Akan tetapi, si, konstanta a sebesar 0,471 dan arah regresi
ada kondisi keluarga yang justru mengham- b1 sebesar 0,604 untuk untuk variabel Ting-
bat kepatuhan misalnya takut diketahui pa- kat kepatuhan terapi antiretroviral (X1), b2
sangannya sebagai ODHA sehingga menjadi sebesar 0,093 untuk variabel dukungan kelu-
berhenti minum obat. arga (X2). Dengan demikian bentuk hubung-
Dukungan dari teman melalui untuk an variabel tersebut digambarkan oleh per-
mengingatkan jadwal minum obat memberi- samaan regresi adalah Y = 0,471 + 0,604 X1
kan pengaruh dalam meningkatkan kepatuh- + 0,093 X2.
an minum obat. Sesuai dengan penelitian Kekuatan hubungan antara tingkat ke-
Yuniar (2013), bahwa SMS reminder mampu patuhan terapi antiretroviral (X1) dan du-
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap te- kungan keluarga (X2) terhadap keberhasilan
rapi ARV. Hasil ini juga sesuai dengan pene- pasien penderita HIV/AIDS (Y) ditunjukkan
litian Payuk (2012), ODHA yang mendapat- oleh koefesien product moment sebesar R=
kan dukungan dari teman yang cukup, memi- 0,692. Untuk menguji keberartian koefesien
liki proporsi kualitas hidup baik dibanding- korelasi, dilakukan uji F dan diperoleh harga
kan dengan yang tidak mendapatkan dukung- Fhitung sebesar 33,474.
an dari teman. Hasil uji signifikansi menunjukkan ko-
Dukungan dari petugas kesehatan dan relasi jamak yang diperoleh dalam penelitian
manager kasus (MK) adalah penting karena ini signifikan. Dengan demikian, hipotesis
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 121

yang menyatakan terdapat pengaruh yang ARV, menjadi lebih patuh dalam minum
signifikan antara tingkat kepatuhan terapi an- obat.
tiretroviral dan dukungan keluarga terhadap Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan
keberhasilan pasien penderita HIV/AIDS ter- keluarga dan lingkungan sosial responden, di
uji kebenarannya. Artinya, semakin baik mana keluarga memberikan banyak dukung-
tingkat kepatuhan terapi antiretroviral dan an baik emosional, intrumental, informasio-
dukungan keluarga semakin tinggi pula ke- nal, dan penilaian. Memiliki tanda dan gejala
berhasilan pasien penderita HIV/AIDS. harga diri yang positif, seperti tidak mengkri-
Koefisien determinasi yang merupakan tik diri sendiri, mampu melakukan sesuatu,
kuadrat dari koefesien korelasi ganda pada pandangan hidup yang optimis, dan tidak
variabel tingkat kepatuhan terapi antiretrovi- menolak kemampuan diri (Purba, 2008). Pe-
ral dan dukungan keluargasecara bersama- nelitian ini juga didukung oleh Lubis (2011)
sama dengan keberhasilan pasien penderita bahwa ketika pasien mampu menerima ke-
HIV/AIDS yaitu sebesar R = (0,692) = adaan dirinya, baru ia akan mempunyai harga
0,478 dan nilai koefisien determinasi diri yang tinggi. Pasien yang memiliki harga
(47,8%). Hal ini menunjukkan bahwa varia- diri yang tinggi dapat melawan pengaruh ne-
bel tingkat kepatuhan terapi antiretroviral dan gatif dari penyakitnya.
dukungan keluarga secara bersama-sama Hasil penelitian ini didukung oleh Su-
memberikan pengaruh sebesar 47,8% terha- paryanto (2012) menyatakan bahwa dukung-
dap variabel keberhasilan pasien penderita an keluarga tinggi dapat memiliki harga diri
HIV/AIDS. Sementara itu, sisanya sebesar yang lebih tinggi dimana peran keluarga
52,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain mempunyai pengaruh yang sangat tinggi da-
faktor-faktor tersebut masih ada faktor-faktor lam harga diri. Sebuah keluarga yang memi-
lain yang berpengaruh tetapi tidak diteliti. liki dukungan keluarga yang rendah tidak
Ada hal yang perlu diperhatikan sehu- mempunyai kemampuan dalam membangun
bungan tingkat kepatuhan terapi antiretrovi- harga diri anggota keluarganya dengan baik.
ral dengan dukungan keluarga pasien yaitu ji- Keluarga akan memberikan umpan balik
ka seseorang lupa minum satu dosis maupun yang negatif dan berulang-ulang akan me-
sekali, maka virus akan menggandakan diri. rusak harga diri bagi penderitan.
Oleh karena itu, sangat diperlukan kepatuhan
yang tinggi jika tidak mematuhi aturan pema- Kesimpulan
kaian obat ARV, obat yang dikonsumsi tidak Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dapat lagi memperlambat virus, sehingga dilakukan, maka diperoleh kesimpulan seba-
perlu diganti dengan dosis yang lebih tinggi gai berikut ini.
(Syafrizal, 2011). 1. Ada pengaruh yang signifikan antara ting-
Sejalan dengan penelitian Walter, kat kepatuhan terapi antiretroviral dengan
Sanjobo dan Watt (dalam Yuniar, 2011), ke- keberhasilan pasien penderita HIV/AIDS
patuhan terapi ARV telah memberikan perba- di RSUD dr. H. Moch. Ansari Saleh Ban-
ikan bagi kualitas hidup mereka baik secara jarmasin.
fisik, psikologis maupun sosial. Secara fisik 2. Ada pengaruh yang signifikan antara
ODHA merasa lebih segar dan tidak lemas. dukungan keluarga terhadap keberhasilan
Secara psikologis merasa sehat seperti belum pasien penderita HIV/AIDS RSUD dr. H.
terkena HIV dan lebih percaya diri untuk bisa Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
hidup lebih lama. Secara sosial mereka bisa 3. Tingkat kepatuhan terapi antiretroviral
beraktivitas dengan normal seperti sediakala. merupakan variabel yang paling dominan
Kemudian, ODHA yang mampu mengatur dalam mempengaruhi keberhasilan pasien
pengobatan dan merasakan hasil positif dari penderita HIV/AIDS RSUD dr. H. Moch.
pengobatan menjadi lebih patuh minum Ansari Saleh Banjarmasin.
ARV. Selain itu, ODHA yang menganggap
penyakitnya parah dan telah mengalami geja- Saran-saran yang dapat diberikan ada-
la yang serius, serta mengetahui manfaat lah sebagai berikut ini.
122 Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis, Vol 3, No 1, Maret 2017, hal 112- 123

1. Pasien diharap menjalin hubungan yang McCaskill, J.W. dan B. Lakey, 2000, Per-
baik dengan keluarga karena dukungan ceived Support, Social Undermining,
keluarga merupakan suatu kebutuhan yang and Emotion, Personality and Social
sangat penting dalam memberikan motiva- Psychology Bulletin, Vol. 26, No. 7,
si, nutrisi, makan, minum dan obat-obat- hal. 820-832
an. Dengan hal ini, prosedur tetap pro- Meichenbaum Donald dan Dennis C. Turk,
gram pengobatan yang ada dapat dijalani 1987, Facilitating Treatment Adher-
dengan baik. ence: A Practitioners Guidebook.
2. Keluarga harus selalu memberikan du- Plenum Press, New York.
kungan, motivasi dan memenuhi kebutuh- Nasronudin dan Margarita, 2007, Konseling,
an pasien sehari-hari baik fisiologi mau- dukungan, perawatan dan pengobatan
pun psikologi selama menjalani program ODHA, Airlangga University Press,
pengobatan, sehingga program pengobat- Surabaya.
an dapat lancar. Keluarga perlu menam- Niven Niel, 2000, .Psikologi Kesehatan,
bah pengetahuan mereka tentang HIV/ Edisi 2, EGC, Jakarta.
AIDS, khususnya mengenai obat ARV. Notoatmodjo S, 2010, Metodologi Penelitian
Selain keluarga dan teman, peran MK da- Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
lam peningkatan kepatuhan ODHA dalam Payuk Irma, 2012, Hubungan Dukungan So-
minum obat ARV juga penting. Untuk sial dengan Kualitas Hidup Orang de-
menekan jumlah virus HIV, diharapkan ngan HIV/AIDS di Puskesmas Jumpan-
ODHA selalu minum obat sesuai yang di- dang Baru Makasar, Skripsi, Fakultas
resepkan dan tepat waktu. Kesehatan Masyarakat Univesitas
Hasanuddin, Makassar.
DAFTAR PUSTAKA Purba Jenny Marlindawani, dkk. 2008. Asuh-
Cobb Nancy J., 2001, Adolescence: Continu- an Keperawatan pada Klien dengan
ity, Change, and Diversity, Fourth Edi- Masalah Psikososial dan Gangguan
tion, Mayfield Publishing Company, Jiwa, USU Pres, Medan.
California. Pratiwi Enditiara Yuli, 2011, Pengaruh Du-
Djuanda Adhi, dkk., 2007, Ilmu Penyakit kungan Keluarga terhadap Kepatuhan
Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima, Balai Menjalankan Program Terapi pada
Penerbit FKUI, Jakarta. Pasien Terapi Rumatan Metadon di
Friedman M. Marilyn, 1998, Keperawatan Puskesmas Bogor Timur Kota Bogor,
Keluarga: Teori dan Praktik, EGC, Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas
Jakarta. Negeri Semarang, Semarang.
Ghozali Imam, 2005, Aplikasi Analisis Mul- Purwaningtias A., Y.W. Subronto, dan M.
tivariate dengan Program SPSS, Ba- Hasanbasri, 2007, Pelayanan HIV/
dan. Penerbit Universitas Diponegoro, AIDS di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta,
Semarang. KMPK Universitas Gadjah Mada,
Gottlieb B.H., 1983. Social Support Strategi- Yogyakarta.
es, Guidelines for Mental Health Prac- Sarafino E.P., 2006, Health Psychology: Bio-
tice, Sage Publications, London. psychosocial Interactions. Fifth Edi-
Kaplan H.I dan B.J. Sadock, 2007, Sinopsis tion, John Wiley & Sons, USA.
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Psikiatri Sarason B.R., dkk., 1987, Interrelations of
Klinis, Jilid 1, Bina Rupa Aksara Jakar- Social Support Measures: Theoritical
ta. and Practical Implications, Journal of
Lubis Zaki Dinul. 2011. Gambaran Karak- Personality and Social Psychology,
teristik Individu dan Faktor Risiko ter- Vol. 52, hal. 813-832.
hadap Terjadinya Infeksi Oportunistik Sarason, I.G., dkk., 1983, Assessing Social
pada Penderita HIV/AIDS di Rumah Support: The Social Support Question-
Sakit Penyakit Infeksi Suliati Saroso,. naire, Journal of Personality and
Skripsi, Fakultas Kedokteran Universi- Social Psychology, Vol. 44 No. 1. hal.
tas Indonesia, Jakarta. 127-139.
Poetri, Analisis Tingkat Kepatuhan dan Dukungan Keluarga Terhadap . 123

Sevilla, C.G., dkk., 1960, Research Methods, Yuniar Y., 2013, Faktor-faktor Pendukung
Rex Printing Company, Quezon City. Kepatuhan Orang dengan HIV AIDS
Syafrizal, 2011, Hubungan Kepatuhan (ODHA) dalam Minum Obat Antiretro-
ODHA dengan Keberhasilan Terapi viral di Kota Bandung dan Cimahi,
ARV di Lantera Minangkabau Support Buletin Penelitian Kesehatan, Juni
Padang, Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu 2013, Vol. 41, hal. 72-83.
Kesehatan Alifah, Padang. http://dr-suparyanto.blogspot.co.id/2012/03/
Yayasan Spiritia, 2013, Lembaran Informasi odha-orang-dengan-hiv-aids.html
tentang HIV dan AIDS untuk orang https://publicahealth.wordpress.com/2009/06
yang hidup dengan HIV (ODHA). /19/vct-metoda-evektif-deteksi-dan-
pencegahan-hivaids/

Anda mungkin juga menyukai

  • Print
    Print
    Dokumen1 halaman
    Print
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Rencana Bulanan Ketua Tim
    Rencana Bulanan Ketua Tim
    Dokumen1 halaman
    Rencana Bulanan Ketua Tim
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Abs Trak
    Abs Trak
    Dokumen2 halaman
    Abs Trak
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen18 halaman
    Bab Ii
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Manajemen
    Manajemen
    Dokumen18 halaman
    Manajemen
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Stase Elektif 2019
    Stase Elektif 2019
    Dokumen12 halaman
    Stase Elektif 2019
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • MMD 3-1
    MMD 3-1
    Dokumen4 halaman
    MMD 3-1
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Siti Nur Asiah
    Siti Nur Asiah
    Dokumen3 halaman
    Siti Nur Asiah
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus
    Contoh Kasus
    Dokumen4 halaman
    Contoh Kasus
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Ebp Panti-1
    Ebp Panti-1
    Dokumen15 halaman
    Ebp Panti-1
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Perawatan Tali Pusat PDF
    Leaflet Perawatan Tali Pusat PDF
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Perawatan Tali Pusat PDF
    Vhie
    100% (2)
  • Surat Pernyataan
    Surat Pernyataan
    Dokumen1 halaman
    Surat Pernyataan
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus
    Contoh Kasus
    Dokumen28 halaman
    Contoh Kasus
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Benson Kudus
    Benson Kudus
    Dokumen24 halaman
    Benson Kudus
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv New
    Bab Iv New
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv New
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Sop Sistem Informasi Akademk Terpadu
    Sop Sistem Informasi Akademk Terpadu
    Dokumen2 halaman
    Sop Sistem Informasi Akademk Terpadu
    ayu
    Belum ada peringkat
  • Benson Kudus
    Benson Kudus
    Dokumen24 halaman
    Benson Kudus
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv New
    Bab Iv New
    Dokumen4 halaman
    Bab Iv New
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • 1273 2772 1 SM
    1273 2772 1 SM
    Dokumen18 halaman
    1273 2772 1 SM
    Atikah Wulandari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen13 halaman
    Bab Iii
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Benson Kudus
    Benson Kudus
    Dokumen24 halaman
    Benson Kudus
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • D5 VIn U
    D5 VIn U
    Dokumen12 halaman
    D5 VIn U
    Wicaksana An
    Belum ada peringkat
  • Kuasioner Baru
    Kuasioner Baru
    Dokumen3 halaman
    Kuasioner Baru
    A'asAsiyah
    Belum ada peringkat
  • Relaksasi Benson
    Relaksasi Benson
    Dokumen8 halaman
    Relaksasi Benson
    asri
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Anemia Pada Ibu Hamil
    Leaflet Anemia Pada Ibu Hamil
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Anemia Pada Ibu Hamil
    RieYou
    100% (1)