PROPOSAL SKRIPSI
MUTIARA RAHMAH
191012114201020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah cargiver secara bahasa bisa diartikan sebagai pemberi
perhatian. Khusus dalam konteks keperawatan. Caregiver merupakan
seorang pendukung informal bagi penderita membutuhkan perawatan dan
bertanggung jawab terhadap kebutuhan penderita, serta melakukan
sebagian besar tugas dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk
penderita tanpa menerima distribusi ekonomi. Keluarga yang berperan
sebagai caregiver berperan penting dalam merawat lansia. Caregiver
sangat berperan penting dalam merawat lansia dan memperhatikan pola
makan dan nutrisi pada lansia (Afriyeni & Sartana, 2016). Cargiver
mempunyai tugas sebagai emosional support, merawat lansia
(memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makanan, mempersiapkan
obat). Cargiver dan care adalah istilah yang sering digunakan untuk
mengambarkan orang melakukan perawatan pada orang yang mengalami
keterbatasan(Sciences, 2016)
Peran caregiver informal dalam pemenuhan nutrisi lansia sangat
diperlukan agar terciptanya status kesehatan lansia yang optimal sehinga
kualitas hidup lansia dapat meningkat tetapi kenyataan yang ada masih
terdapat yang mengangap sederhananya masalah pemenuhan nutrisi pada
lansia(Wahyuni, 2020). Yang terlibat adalah keluarga, dalam hal ini adalah
anak, menantu, cucu, atau saudara yang tinggal satu rumah. Suatu keluarga
terdiri dari dua individu atau lebih yang berbagi tempat tinggal atau
berdekatan satu atau dengan yang lainnya: memiliki ikatan emosi, terlibat
dalam posisi Psocial.(Ando & Umar, 2017)
Kurangnya dukungan sosial akan menyebabkan stres dan depresi
pada caregiver. Beban caregiver didefenisikan sebagai emosi dan perasaan
tertekan kerja yang terlalu berat, perubahan sebagai aspek dalam
kehidupan. Selain itu beban caregiver dalam merawat lansia berdampak
negatif pada fisik seperti kelelahan, dan menurunnya tingkat kesehatan.
Dampak sosial yang dirasakan caregiver adalah kurangnya waktu luang
untuk kegiatan pribadi yang disukai dan waktu untuk bersosialisasi dengan
teman dan lingkungan sekitar. faktor faktor yang mempengaruhi beban
caregiver diantranya adalah stressor, penyesuaian diri, penyesuaian diri,
serta sosiodemografi seperti jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
tingkat pendidikan. (Desriyani, Nurhidayah, & Adistie, 2019)
Nutrusi adalah subtansi organic yang di butuhkan organisme untuk
fungsi normal dalam system tubuh, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi yang
adekuat merupakan suatu komponen yang esensial pada kesehatan lansia.
Kebutuhan gizi lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua,
dan memperlambat usia biologi (Sciences, 2016)
Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi
yang baik disemua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan
kesukaan lansia dan memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan
makanan adalah hal yang terbaik yang dapat dilakukan keluarga. Keluarga
merupakan suport system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan(Mojokerto, 2012) Masalah kurang nutrisi pada lansia dapat
dilihat dengan mudah melalui penampilan umum, yakni rendahnya berat
badan lansia dibandingkan dengan standar atau berat badan ideal
seseorang. Selain itu masalah lain yang terjadi pada lansia yaitu berat
badan lebih dan obesitas. Status nutrisi adalah kesehatan individu yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat energi lain
yang belum diperoleh. Status gizi dibedakan atas status gizi buruk, normal,
dan lebih. Komsumsi makanan akan berpengaruh terhadap nutrisi
seseorang.sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa,
ia mempunyai kemampuan bereproduksi dan melahirkan anak. Ketika
kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini.
Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatan gerkan tubuh
berulang-ulang serta ditunjukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
fase selanjutnya olahraga(Hatta& Pakaya, 2010).
Lansia atau lanjut usia merupakan dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Proses menua adalah suatu proses
secara perlahan lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehinga tidak dapat
bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Friska, 2020). Berdasarkan pengolongan usia, lansia
memiliki beberapa karaktekristik yang multipatologi, karakteristik
multipatologi lansia antara lain menurunnya daya cadangan biologis,
berubahnya tanda gejala dan penyakit dari yang klasik terganggunya status
fungsional dan sering terdapat gangguan nutrisi, nutrisi kurang atau buruk,
karakteristik multipatologidapat dilihat dari pola penyakit yang bergeser
kearah penyakit penyakit degeneratif seperti ganguan sendi, hipertensi,
stroke dan diabetes yang berhubungan dengan status nutrisi pada
lansia(City, 2021)
Besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia
memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan
biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan, peningkatan
disabilitas. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilakun melayani
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan atau penilaian, Keluarga harus memperhatikan pola makan
serta nutrisi lansia. Umumnya lansia mengalami penurunan fungsi organ
tubuh seperti indra penglihatan, penciuman, hinga pengecapan hingga
memicu berkurangnya nafsu makan, hal tersebut akan mempengaruhi
asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh (Mojokerto, 2012) Word
Health Organization (WHO) memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia
diseluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus
bertambah hingga 2 miliar orang ditahun 2050. WHO mengolongkan
lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun,
lanjut usia erderly 60-74 tahun, usia tua (old) 70-90 tahun, dan usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun, menurut peraturan pemrintah republik
indonesia nomor 43 tahu 2004, lanjut usia adalah seseorag yang telah
mencapai usia 60 tahun ketas (Friska, 2020)
Di Indonesia jumlah lansia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-
2020), yakni mencapai 9,92 persen (26 juta-an) dimana lansia perempuan
sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43
persen dibanding 9,42 persen). Dari seluruh lansia yang ada di indonesia
lansia muda (60-69 tahun) 64,29 persen, selanjutnya diikuti oleh lansia
madya (70-79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran
masingmasing 27,23 persen dan 8,49 persen. Di Sumatera Barat jumlah
lansia mencapai 10,07 persen dan termasuk salah satu dari enam provinsi
yang telah memasuki fase sruktur penduduk tua di Indonesia (Hayati &
Murni, 2021)
Jumlah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih Sicincin sebanyak 55 orang, kepada 10 orang lansia telah
dilakukan observasi, dari 10 lansia tersebut tinggal bersama keluarganya,
namun keluarga sibuk dengan pekerjaannya sehing kurang perhatian pada
lansia, dan pada saat observasi lansia terlihat kurus, mudah lelah,
penyembuhan luka lambat, lemas sepanjang hari Berdasarkan fenomena
diatas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian Hubungan Peran
Caregiver Dengan Pemenuhan Nutrisi Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan peran caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
2023.
2. Tujuan umum
a. Untuk diketahui distribusi frekuensi peran caregiver pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin tahun 2023.
b. Diketahui distribusi frekuensi pemenuhan nutrisi pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin pada tahun 2023.
c. Diketahuinya hubungan peran caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Soial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
tahun 2023.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan informasi
ilmiah tentang hubungan peran caregiver dengan pemenuhan
nutrisi pada lansia.
2. Manfaat Bagi Perawat
a. Meningkatkan wawasan mengenai pemenuhan nutrisi pada
lansia.
b. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai peran
caregiver dalam Pemenuhan nutri lansia.
3. Manfaat Bagi Lansia
Mendapatkan pelayanan yang akurat mengenai peran
caregiver dalam pemenuhan nutrisi lansia.
4. Manfaat Penelitian Selanjutnya
Memperoleh pengalaman dan literature dalam penelitian
selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi ilmu
keperawatan Universitas Prima Nusantara Bukittinggi untuk
mengetahui hubungan peran Caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
Sicincin pada tahun 2023 desain penelitian yang digunakan adalah
mengunakan surve analitik, pada penelitian ini mengungkapkan
sebab akibat dengan cara melibatkan suatu kelompok subjek.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen adalah
peran Caregiver sedangkan variable dependen adalah pemenuhan
nutrisi. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak 110
orang. Total sampel sampling yang diambil 52 orang. Penelitian ini
akan dilaksanakan pada Bulan juni 2023.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. . Konsep Caregiver
1. Pengertian Caregiver
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh,dan akan diproses didalam tubuh yang akan berfungsi
sebagai cadangan energi tubuh kita untuk beraktivitas.
Contoh : nasi, roti, kentang, sagu, sereal, pasta, singkong,
dll.
b. Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai
pertumbuhan dan perkembangan setiap sel dalam tubuh dan
juga untuk menjaga kekebalan tubuh. Contohnya : daging,
telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-
kacangan.
Screening
Sumber:(Boy, 2019)
1. caregive formal
2. caregiver informal
2. Kebutuhan dukungan
emosional
Peran Caregiver