Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN PERAN CAREGUVER DENGAN PEMENUHAN

NUTRISI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL SICINCIN SABAI


NAN ALUH TAHUN 2023

PROPOSAL SKRIPSI

MUTIARA RAHMAH

191012114201020

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN


DAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS PRIMA
NUSANTARA BUKITTINGGI
TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah cargiver secara bahasa bisa diartikan sebagai pemberi
perhatian. Khusus dalam konteks keperawatan. Caregiver merupakan
seorang pendukung informal bagi penderita membutuhkan perawatan dan
bertanggung jawab terhadap kebutuhan penderita, serta melakukan
sebagian besar tugas dan menghabiskan sebagian besar waktu untuk
penderita tanpa menerima distribusi ekonomi. Keluarga yang berperan
sebagai caregiver berperan penting dalam merawat lansia. Caregiver
sangat berperan penting dalam merawat lansia dan memperhatikan pola
makan dan nutrisi pada lansia (Afriyeni & Sartana, 2016). Cargiver
mempunyai tugas sebagai emosional support, merawat lansia
(memandikan, memakaikan baju, menyiapkan makanan, mempersiapkan
obat). Cargiver dan care adalah istilah yang sering digunakan untuk
mengambarkan orang melakukan perawatan pada orang yang mengalami
keterbatasan(Sciences, 2016)
Peran caregiver informal dalam pemenuhan nutrisi lansia sangat
diperlukan agar terciptanya status kesehatan lansia yang optimal sehinga
kualitas hidup lansia dapat meningkat tetapi kenyataan yang ada masih
terdapat yang mengangap sederhananya masalah pemenuhan nutrisi pada
lansia(Wahyuni, 2020). Yang terlibat adalah keluarga, dalam hal ini adalah
anak, menantu, cucu, atau saudara yang tinggal satu rumah. Suatu keluarga
terdiri dari dua individu atau lebih yang berbagi tempat tinggal atau
berdekatan satu atau dengan yang lainnya: memiliki ikatan emosi, terlibat
dalam posisi Psocial.(Ando & Umar, 2017)
Kurangnya dukungan sosial akan menyebabkan stres dan depresi
pada caregiver. Beban caregiver didefenisikan sebagai emosi dan perasaan
tertekan kerja yang terlalu berat, perubahan sebagai aspek dalam
kehidupan. Selain itu beban caregiver dalam merawat lansia berdampak
negatif pada fisik seperti kelelahan, dan menurunnya tingkat kesehatan.
Dampak sosial yang dirasakan caregiver adalah kurangnya waktu luang
untuk kegiatan pribadi yang disukai dan waktu untuk bersosialisasi dengan
teman dan lingkungan sekitar. faktor faktor yang mempengaruhi beban
caregiver diantranya adalah stressor, penyesuaian diri, penyesuaian diri,
serta sosiodemografi seperti jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan,
tingkat pendidikan. (Desriyani, Nurhidayah, & Adistie, 2019)
Nutrusi adalah subtansi organic yang di butuhkan organisme untuk
fungsi normal dalam system tubuh, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi yang
adekuat merupakan suatu komponen yang esensial pada kesehatan lansia.
Kebutuhan gizi lanjut usia perlu dipenuhi secara adekuat untuk
kelangsungan proses pergantian sel dalam tubuh, mengatasi proses menua,
dan memperlambat usia biologi (Sciences, 2016)
Keterlibatan keluarga sangat penting untuk menyediakan nutrisi
yang baik disemua lingkungan. Kemampuan untuk memberikan makanan
kesukaan lansia dan memberikan atmosfer sosial yang mendorong asupan
makanan adalah hal yang terbaik yang dapat dilakukan keluarga. Keluarga
merupakan suport system utama bagi lansia dalam mempertahankan
kesehatan(Mojokerto, 2012) Masalah kurang nutrisi pada lansia dapat
dilihat dengan mudah melalui penampilan umum, yakni rendahnya berat
badan lansia dibandingkan dengan standar atau berat badan ideal
seseorang. Selain itu masalah lain yang terjadi pada lansia yaitu berat
badan lebih dan obesitas. Status nutrisi adalah kesehatan individu yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat energi lain
yang belum diperoleh. Status gizi dibedakan atas status gizi buruk, normal,
dan lebih. Komsumsi makanan akan berpengaruh terhadap nutrisi
seseorang.sebagai mana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa,
ia mempunyai kemampuan bereproduksi dan melahirkan anak. Ketika
kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini.
Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, melibatan gerkan tubuh
berulang-ulang serta ditunjukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani
fase selanjutnya olahraga(Hatta& Pakaya, 2010).
Lansia atau lanjut usia merupakan dimana manusia telah mencapai
kemasakan dalam ukuran dan fungsi. Proses menua adalah suatu proses
secara perlahan lahan kemapuan jaringan untuk memperbaiki diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya, sehinga tidak dapat
bertahan terhadap lesion atau luka (infeksi) dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Friska, 2020). Berdasarkan pengolongan usia, lansia
memiliki beberapa karaktekristik yang multipatologi, karakteristik
multipatologi lansia antara lain menurunnya daya cadangan biologis,
berubahnya tanda gejala dan penyakit dari yang klasik terganggunya status
fungsional dan sering terdapat gangguan nutrisi, nutrisi kurang atau buruk,
karakteristik multipatologidapat dilihat dari pola penyakit yang bergeser
kearah penyakit penyakit degeneratif seperti ganguan sendi, hipertensi,
stroke dan diabetes yang berhubungan dengan status nutrisi pada
lansia(City, 2021)
Besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia
memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan
biaya pelayanan kesehatan, penurunan pendapatan, peningkatan
disabilitas. Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilakun melayani
yang dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional,
penghargaan atau penilaian, Keluarga harus memperhatikan pola makan
serta nutrisi lansia. Umumnya lansia mengalami penurunan fungsi organ
tubuh seperti indra penglihatan, penciuman, hinga pengecapan hingga
memicu berkurangnya nafsu makan, hal tersebut akan mempengaruhi
asupan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh (Mojokerto, 2012) Word
Health Organization (WHO) memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia
diseluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus
bertambah hingga 2 miliar orang ditahun 2050. WHO mengolongkan
lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun,
lanjut usia erderly 60-74 tahun, usia tua (old) 70-90 tahun, dan usia sangat
tua (very old) diatas 90 tahun, menurut peraturan pemrintah republik
indonesia nomor 43 tahu 2004, lanjut usia adalah seseorag yang telah
mencapai usia 60 tahun ketas (Friska, 2020)
Di Indonesia jumlah lansia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-
2020), yakni mencapai 9,92 persen (26 juta-an) dimana lansia perempuan
sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43
persen dibanding 9,42 persen). Dari seluruh lansia yang ada di indonesia
lansia muda (60-69 tahun) 64,29 persen, selanjutnya diikuti oleh lansia
madya (70-79 tahun) dan lansia tua (80+ tahun) dengan besaran
masingmasing 27,23 persen dan 8,49 persen. Di Sumatera Barat jumlah
lansia mencapai 10,07 persen dan termasuk salah satu dari enam provinsi
yang telah memasuki fase sruktur penduduk tua di Indonesia (Hayati &
Murni, 2021)
Jumlah lansia yang berada di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih Sicincin sebanyak 55 orang, kepada 10 orang lansia telah
dilakukan observasi, dari 10 lansia tersebut tinggal bersama keluarganya,
namun keluarga sibuk dengan pekerjaannya sehing kurang perhatian pada
lansia, dan pada saat observasi lansia terlihat kurus, mudah lelah,
penyembuhan luka lambat, lemas sepanjang hari Berdasarkan fenomena
diatas peneliti tertarik ingin melakukan penelitian Hubungan Peran
Caregiver Dengan Pemenuhan Nutrisi Lansia Di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut “Hubungan Peran Caregiver dengan Pemenuhan Nutrisi
pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin.

C. Tujuan penelitian
1. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan peran caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
2023.
2. Tujuan umum
a. Untuk diketahui distribusi frekuensi peran caregiver pada lansia di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin tahun 2023.
b. Diketahui distribusi frekuensi pemenuhan nutrisi pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin pada tahun 2023.
c. Diketahuinya hubungan peran caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Soial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
tahun 2023.

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan informasi
ilmiah tentang hubungan peran caregiver dengan pemenuhan
nutrisi pada lansia.
2. Manfaat Bagi Perawat
a. Meningkatkan wawasan mengenai pemenuhan nutrisi pada
lansia.
b. Memberikan sumbangan pemikiran mengenai peran
caregiver dalam Pemenuhan nutri lansia.
3. Manfaat Bagi Lansia
Mendapatkan pelayanan yang akurat mengenai peran
caregiver dalam pemenuhan nutrisi lansia.
4. Manfaat Penelitian Selanjutnya
Memperoleh pengalaman dan literature dalam penelitian
selanjutnya.

E. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi ilmu
keperawatan Universitas Prima Nusantara Bukittinggi untuk
mengetahui hubungan peran Caregiver dengan pemenuhan nutrisi
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
Sicincin pada tahun 2023 desain penelitian yang digunakan adalah
mengunakan surve analitik, pada penelitian ini mengungkapkan
sebab akibat dengan cara melibatkan suatu kelompok subjek.
Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen adalah
peran Caregiver sedangkan variable dependen adalah pemenuhan
nutrisi. Populasi dalam penelitian ini adalah lansia sebanyak 110
orang. Total sampel sampling yang diambil 52 orang. Penelitian ini
akan dilaksanakan pada Bulan juni 2023.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. . Konsep Caregiver
1. Pengertian Caregiver

Caregiver merujuk kepada seseorang yang menyediakan


layanan kepada orang lain sesuai kebutuhan. Sedangkan menurut
Awad dan Voruganti (2008). Caregiver adalah seorang individu
yang mempunyai tugas untuk merawat dan menundukung orang
lain dalam kehidupanya. Menurut sukarmin caregiver adalah
seseorang yang memberikan bantuan kepada orang yang
mengalami ketidak mampuan dan memerlukan bantuan karena
penyakit yang dideritanya(Patricia, Rahayuningrum, & Nofia,
2019)

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat kita


simpulkan bahwa caregiver merupakan individu yang memberikan
sebuah perawatan kepada orang lain yang sakit maupun yang tidak
mampu, caregiver bersal dari anggota keluarga, teman dan tenaga
profesional lainnya yang mmemperoleh bayaran(Niman, 2019)

2. Jenis Jenis Caregiver


Caregiver terbagi menjadi dua jenis yaitu caregiver formal
dan informal. Caregiver formal merujuk pada tenaga profesional
atau paraprofesional yang menyediakan perawatan dengan adanya
pembiayaan atau dibayar seperti perawat, asisten perawat. Sehinga
pengertian caregiver adalah profesional, parapofesional, atau
sukarelawan yang menyediakan perawatan dirumah, komunitas,
institusi ataupun kediaman.(Kusumawati R, 2018). Caregiver
informal didefenisikan seseora ng yang memberian perawatan
tanpa bayar dan memiliki hubungan dalam merawat seseorang,
seperti keluarga, teman, tetangga atau yang mungkin menjadi
caregiver primer atau sekunder. Seserang yang menyediakan
waktu penuh atau sebgian untuk membantu dan tinggal dengan
seseorang yang membutuuhkan perwatan dan tidak bisa di
pisahkan. pada peelitian ini peneliti mengunakan jenis caregiver
informal (Fitriana & Budiarto, 2021)
3. Tugas dan Fungsi Caregiver
Menurut Granand 2012 ada 3 tugas spesifik sebagai
caregiver, yaitu sebagai berikut:
a. Dukungan medis
Termasuk penjadwalan, membantu dalam pengobatan,
monitor efek samping, manajemen luka, memonitor rekam
medis, dan petunjuk medis.
b. Pengaturan jaminan dan keuanngan
Menyeleksi rencana asuransi yang tepat, membantu
menyiapkan obat baru dan obat obatan yang mahal, atau
menemukan sumber asuransi dan menyelamatkan keuangan
juga menabung.
c. Manajemen rumah tangga
Termasuk manajemen nutrisi, keamanan, kontrol indeksi,
menyiapkan dukungan fisik emosional dan spiritual.
4. Kebutuhan Cargiver
a. Kebutuhan dukungan emosional
1) Strategi manajemen stress
2) Strategi koping psikologis
3) Strategi untuk mengutarakan kecemasan, rasa bersalah,
depresi, kemarahan.
4) Permasalahan mengenai perubahan peran
5) Mendapatkan fasilitas bantuan perawatan
b. Kebutuhan bantuan akan jasa social
Caregiver memerlukan bantuan dari jasa social untuk
mengetahui beberapa hal sebagai berikut:
1) Berbagai pelayanan yang ada
2) Jasa social digunakan untuk membantu perekonomian
3) Mengetahui lebih banyak tentang dasar dan intstitusi yang
mungkin menyediakan bantuan berharga.
5. Dampak Menjadi Caregiver
Menurut Cohen et all & Schulz et all, 1990 dalam potter &
perry, 2005 mengidentifikasi dampak yang didapatkan ketika
menjadi seorang caregiver antara lain:
a. Pelanggaran privasi
b. Kurangnya kontak sosial
c. Tidak mendapat waktu untuk sendiri atau melakukan aktivitas
rekreasi
d. Meningkatkan kemungkinan menyerah terhadap tanggung
jawaban pekerjaan
e. Dan meningkatkan resiko mengalami depresi
f. Meningkatkan perasaan marah, bersalah, kesediaan,
kecemasan, depresi, keadaan tidak berdaya, keletihan kronis
dan kelelahan emosional
g. Kesehatan fisik lebih lemah jika dibandingkan dengan orang
tidak menjadi caregiver(rizky amelia anwar, 2019)
6. Peran Caregiver
Seorang caregiver berperan untuk memberi dukungan,
merawat lansia seperti (memperhatikan status gizi lansia dengann
selalu memperhatikan menu dan gizi makanan yang dikomsumsi
setiap hari dan secara rutin,). Mengatur keuangan, memberi
keputusan terhadap perawatan dan berkoordinasi dengan pelayanan
kesehatan formal(Wahyuni, 2020)

B. Tinjaun Umum Nutrisi Pada lansia


1. Nutrisi
Nutrisi adalah subtansi organik yang dibutuhkanorganisme
untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan,
pemeliharaan kesehatan. Semakin tua usia seseorang, maka
resiko seorang individu untuk mengalami malnutrisi akan
semakin tinggi. Chien dan Guo (2014) menyebutkan bahwa
malnutrisi pada lansia dapat menyebabkan kejadian gangguan
kerja otot, penurunan fungsi kognitif, penurunan masa tulang
dan meningkatkan angka kematian, Tujuan Gizi pada Lansia:
a. Menjadikan lansia yang dapat terpenuhi akan kebutuhan
gizinya
b. Terpenuhinya kebutuhan jasmani, rohani, sosial dan
sikologis lanjut usia secara memadai serta teratasinya
masalah-masalah akibat usia lanjut.
c. Terlindunginya lanjut usia dariperlakuan yang salah
d. Terlaksananya kegiatan-kegiatan yang bermakna bagi
lanjut usia.(Maulidia & Halifah, 2016)
Lansia di Indonesia banyak yang mengalami gangguan
pemenuhan gizi, pengashan gzi mungkin memiliki efek positif
pada asupan energi dan zat gizi yang lain serta kualitas hidup
penduduk lansia danlansia yang menderita malnutrisi. adapun
masalah gizi yang sering terjadi pada lansia adalah masalah gizi
yang berlebihan (obesitas) dan masalah gizi kurang (kurus)
status gizi Lansia yang abnormal dapat terjadi karena adanya
perubahan perubahan yaitu dengan penurunan air liur,kultus
dalam menelan, dan menunda pengosongan perut dan
kerongkongan serta menurunkan gastroin yaitu gerakan testinal
dimana maslah ini dapat mempengruhi nutrisidan sebagai salah
satu yang paling penting dalam pemeliharaan kesehatan Status
gizi ialah keadaan tubuh sebagai akibat komsumsi makanan
dan pengunaan zat zat. Yang Perlu Diperhatikan pada
Pemenuhan Gizi Lansia:
a. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, makanan
yang terlalu pedas.
b. Batasi minum kopi atau teh,kurangani konsumsi makanan
yang terlalu asin.
c. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan,
hati, telur, daging rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
d. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara
dikukus, direbus, atau dipanggang kurangi makanan yang
digoreng (Akbar & Eatall, 2020).

Bagi lansia pengukuran dan penentuan status gizi pada


lansia ialah dengan mengunakan indeks massa tubuh (IMT),
biasa dikenall dengan Body Mass index merupakan alat ukur
yang sering digunakan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan berat badan seseorang sehingga dapat
mempertahankan berat badan normal yang memungAkin
seseorang dapat mencapai usa harapan hiduplebih panjang.
Mini Nutritional Assesment (MNA) merupakan suatu alat
skriningyag telah divalidasi seara kusus untuk lasia, memiliki
sensifitas, dapat diandal kan, secara luas dapat digunakan
sebgai metode skrining dan telah direkomendasikan(Akbar &
Eatall, 2020).

Jenis- jenis Sumber Gizi:

a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi
tubuh,dan akan diproses didalam tubuh yang akan berfungsi
sebagai cadangan energi tubuh kita untuk beraktivitas.
Contoh : nasi, roti, kentang, sagu, sereal, pasta, singkong,
dll.
b. Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai
pertumbuhan dan perkembangan setiap sel dalam tubuh dan
juga untuk menjaga kekebalan tubuh. Contohnya : daging,
telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-
kacangan.

c. Vitamin dan Mineral


Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh,
yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral
sendiri merupakan unsur pelengkap yang membantu dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam tubuh.
Contoh : sayur-sayuran, buah-buahan, air minearal.

Tabel: 2.1 MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT (MNA)


NO Pertanyaan Keterangan Skor Nilai

Screening

1 Apakah anda mengalami penurunan 0: mengalami


berat badan selama 3 bulan teakhir penurunan asupan
dikarenakan hilangnya selera makan, makanan yang parah.
masalah pencernaan, kesulitan 1:penurunan asupan
mengunyah atau menelan? makanan sedang
2.tidak mengalami
penurunan asupan
makan
2 Apakah anda kehilangan berat badan 0: kehilangan berat
selama 3 bulan terakhir badan lebih dari 3 kg
1: tidak tau
2: kehihilangan berat
badan 1-3 kg
3: tidak kehilangan berat
badan
3 Bagaman pergerakan atau mobilisasi 0: hanya di tempat tidur
anda ? atau di kursi roda
1: dapat turun dari
tempat tidur namun
tidak dapat jalan jalan
2. dapat pergi keluar
atau jalan jalan
4 Apakah ada mengalami stres psikolosis 0: ya
atau penyakit akut selama 3 bulan 1: tidak
terakhir?
5 Apakah anda memiliki masalah 0: demensia atau depresi
neoropsikologi? berat
1: demensia ringan
2:tidak mengalami
neoropsikologi
6 Bgaiman hasil BMI (body mass indeks) 0: BMI < 19
anda? ( berat badan (kg)/ tinggi badan) 1: BMI antra 19-21
2: BMI antara 21-23
3: BMI lebih 23
Nilai skrinning (total nilai maksimal 12-14 stastus gizi
14) normal
8-11 berisiko
malnutrisi
Skor 0-7 malnutrisi

Sumber:(Boy, 2019)

C. Tinjauan Umum Tentang Lansia


1. Pengertian lansia
Lanjut usia (lansia) yaitu seseorang yang mencapai usia 60
tahun keatas baik pria maupun wanita dengan semakin
meningkatnya penduduk lansia, di butuhkan perhatian dari
berbagai pihak terutama keluar yang berperan penting dalam
pemenuhan nutrisi lansia. Penuaan penduduk membawa
berbegai implikasi baik dari aspek sosial, ekonomi, hukum,
politik, dn terutma kesehatan. Permasalahan kesehatan
merupakan salah satu permaalaha utama penduduk lansia,
larena terkait dengan kemunduran fisik manusia yang terjadi
secara alamiah serta menyangkut kebutuhan hidup (Yang,
Dengan Pemanfaatan, Sapta, Stikes, & Pekanbaru, 2014).
Proses penuaan, seperti penurunan fungsi biologis,
psikologis, sosial atau ekonomi. Proses terjadinya penuaan
lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya:
a. faktor ekonomi, lansia dengan ekonomi rendah akan
berpengaruh pada kemampuannya untuk rutin
pemeriksaan kesehatan.
b. faktor kelurga, keluarga yang tinggal atau keluarga
yang hidup dengan keluarga yang lebih muda dan
memperhatikan kesehtanya akan lebih terjaga kondisi
kesehatanya dan psikologis lansia tersebut.
c. faktor nutrisi, asupan nutrisi lansia akan berpengaruh
pada proses metabolisme tubuh yang nantinya akan
berpengaruh pada kesehata.
d. faktor pengetahuan, lansia yag mempunyai pengetahuan
baik mengenai pentingnya menjaga kesehatan akan
berupaya untuk terusmenjaga kesehatannya walaupun
sudah tua (Bd & Ida, 2013)

Masa tua akan datang dengan sendirinya tanpa diminta,


dimana tidak semua orang bisa menerima kenyataan dengan
lapang dada. Masa tua merupakan proses berkelanjutan dalam
dimensi waktu dan merupakan fase terkhir dari perkembangan
seseorang(Rahman, 2016) Istilah lain lanjut usia adalah manula
yang meupakan singkatan dari manusia lanjut usia, pada waktu
seseorang memasuki masa usia lanjut, terjadi berbagai
perubahan fisik, psikologis, maupun sosial. Hurlock (1992)
juga menjelaskn dua perubahan lain yang harus dihadapi oleh
individu lanjut usia. Yaitu perubahan sosial dan ekonomi(Yang
et al., 2014)
2. Batasan lanjut usia
Sebagaimana pendapat Santrock batasan usia lansia
berkisar diatas 60 atau 65 tahun ke atas
a. Menurut WHO batasan lansia adalah sebagai
berikut:
1. Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
2. Lanjut usia (elderly) 60-70 tahun
3. Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) 90 tahun(Debarun
Chakraborty, 2016)
b. Menurut UU RI no 13 tahun 1998 adalah merea
yang telahn memasuki usia 60 tahun
keatas(Debarun Chakraborty, 2016)
c. Menurut Depkes RI batasn lansia adalah sebagai
berkut:
1. Umur pertengahan dalam masa virilitas antara
45-54 tahun
2. Lanjut usia dini dalam masa prasenium usia 55-
64 tahun
3. Lanjut usia dalam masa senium usia 65 tahun
keats
4. Lanjut usia dengan resiko tinggi usia 70 tahun
keatas (Thahir, 2015)
3. Ciri ciri lansia
Menurut Hurlock terdapat beberapa ciri ciri orang lanjut usia
yaitu;
a. Usia lanjut merupakan periode kemunduran
Kemunduran dapat berdampak pada psikologis lansia.
Motivasi memiliki peran penting dalam kemunduran pada
lansia. Jika memiliki motivasi yang kuat maka kemunduran
itu akan lama tejadi.
b. Memiliki status kelompok
Lansia memiliki status kelompok minoritas karena sebagian
akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi
lansia dan di perkuat oleh pendapat pendapat klise yang
jelek teerhadap lansia.
c. Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan peran tersebut dilakukan karena lansiamulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan peran
terhadap lansia sebaiknya dilakuan atas keinginan sendiri
bukan atas dasar tekanan dari lingkungan.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan yang buruk terhadap lansia dapat membuat lansia
cenderung mengembngkan konsep diri yang buruk. Lansia
lebih memperlihatkan perilaku yang buruk. Karena
perlakuan yang buruk itu membut penyesuaian diri lansia
menjadi buruk (Pasmawati, 2017).
4. Tipe tipe lansia
Menurut nugroho (2000) dalam maryam (2008)
menjelaskan tipe lansia yang ada dapat dibagi menjadi lima
bagian yaitu:
1. Arif bijaksana
2. Tipe mandiri
3. Tipe tidak puas
4. Tipe pasrah
5. Tipe bingung(Prabasari, Juwita, & Maryuti, 2017)
5. Perkembangan Lansia
Lanjut usia merupakan suatu periode penutup dalam
rentang hidup seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang
telah beranjak jauh dari periode terdahul yang lebhih
menyenangkan atau beranjak dari waktu yang penuh dengan
manfaat pada masa ini lansia menjadi lebih matang karena
memiliki pengalaman hidup dan bersifat bijaksana dalam
pengambilan suatu keputussan. Namun ketika individu menjadi tua
banyak hal yang akan berubah dari individu tersebut. Semakin tua,
kondisi seseorang akan semakin menurun atau mengalami regresi
dalam berbagai hal(Tjahyo Utomo, 2012).
6. Penilaian Pada Lansia
Penilaian pada lansia bertujuan untuk menentukan
kemampuan medis,psikologis dan fungsional dari orang tua
yang lemah secara garis besar penilaian pada lansia meliputi:
a. Penilaian kondisi medis
Penilaian kondisis medis meliputi penilaian riwayat
penyakit dahulu mauun riwayat penyakit sekarang dan
mengevaluasi status gizi lansia. Penilaian terhadap
penyakit terdahulu pada lansia diharapkan dapat
mengetahui faktor resiko yang dapat menyebabkan
penurunan kondisi medis lansia dimasa sekarang.
b. Penurunan fungsi lansia
Penilaian fungsional pada lansia terfokus pada penilaian
kemampuan lansia menjalakan aktifitas sehari hari,
serta untuk mengetahui faktor resiko yang meyebabkan
jatuh pada lansia. Terdapat beberapa penilaian dasar
ADLs diantaranya adalah penilaian terhadap
kemampuan makan, berpakaian, mandi, berpindah
tempat sera kemampuan dalam buang air kecil dan
buang air besar.
c. Penilaian psikologis
Penilaian yang dilakukan terkait penilaian psikologis
adalah penilaan terhadap ganguan fungsi kognitif dan
penilaian terkait depresi pada lansia. Instrumen yang
digunakan dalam menilian kemampuan kognitif pada
lansia bisa mengunakan MMSE (Mini Mental Score
Examination) atau instrumen MoCA (Montreal
Cognitive Assesment) untuk mendeteksi adanya
gangguan depresi pada lansia.
d. Penilaian fungsional
Keadaan dan lingkungan merupakan salah satu hal yang
harus diperlihatkan atau dinilai pada seseorang yang
emauki usia lanjut. Penilaian terhadap lingkugan dapat
menjadi tolak ukur dalam mengevaluasi potensial
hazard.
D. Pemenuhan Nutrisi Pada Lansia
Seiring dengan pertambahan usia, akan menimbulkan
berbagai permasalahan bagi lansia. Seiring permasalahan tersebut,
mempengaruhi asupan makanan yang di komsumsi sehinga mutu
makanan yang di makan menjadi masalah yang paling penting
karena dapat berpengaruh terhadap status nutrisi lansia.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang diberikan dengan baik dapat
membantu dalam proses beradapbtasi atau menyesuaikan diri
dengan perubahan perubahan yang dialaminya. Pemenuhan nutrisi
pada lansia sangat penting. Pada usia lanjut menunjukkan bahwa
asupan energi sangat mempengaruhi kebutuhan tubuh(Eka
Maulidia, 2012).
E. Kerangka Teori

Sumber skema 2.1: (Kusumawati R, 2018), (Rossy Ratnaratih


Kusuma Dewi,2017

Caregiver Jenis jenis caregiver :

1. caregive formal

2. caregiver informal

Pemenuhan nutrisi Kebutuhan Caregiver


lansia
1. Kebutuh tahu tentang
caregiver

2. Kebutuhan dukungan
emosional

3. Kebutuhan bantuan akan


jasa sosial

Peran Caregiver

Seorang caregiver berperan untuk memberi dukungan,


merawat lansia seperti (memperhatikan status gizi lansia
dengann selalu memperhatikan menu dan gizi makanan
yang dikomsumsi setiap hari dan secara ruticn,).
Mengatur keuangan, memberi keputusan terhadap
perawatan dan berkoordinasi dengan pelayanan kesehatan
gggggggghhhffdfhhh

Anda mungkin juga menyukai