Anda di halaman 1dari 10

SINOPSIS

KEPERAWATAN KOMUNITAS II
EFEKTIVITAS TERAPI HOLTIKULTURA TERHADAP
KUALITAS HIDUP LANSIA
LITERATURE REVIEW

Dosen Pengampu :
Reni Nurhidayah, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Lia Datul Masrifah
1811B0041/IKP 6A

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
KEDIRI
2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 3
BAB II.................................................................................................................................. 5
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................................... 5
2.1 Sumber Data/Subjek/Objek Penelitian ..................................................................... 5
2.2 Metode Desain ............................................................................................................ 6
2.3 Calon Pembimbing..................................................................................................... 7
BAB III ................................................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap manusia mengalami berbagai proses dalam kehidupan salah
satunya proses penuaan. Penuaan merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari oleh setiap manusia, proses ini berjalan secara
berkesinambungan dan bertahap dalam waktu beberapa dekade (Gede,
2017). Lanjut usia menurut UU Nomor 13 Tahun 1998 adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Penduduk lanjut
usia terus mengalami peningkatan seiring kemajuan di bidang kesehatan
yang ditandai dengan meningkatnya angka harapan hidup dan menurunnya
angka kematian. Perkembangan demografi ini dapat membawa dampak di
bidang kesehatan, ekonomi, dan sosial. (Badan Pusat Statistik, 2020)
Berdasarkan data WHO di kawasan Asia Tenggara populasi
Lansia sebesar 8% atau sekitar 142 juta jiwa. Pada tahun 2050 diperkirakan
populasi Lansia meningkat 3 kali lipat dari tahun ini. Pada tahun 2000
jumlah Lansia sekitar 5,300,000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan
pada tahun 2010 jumlah Lansia 24,000,000 (9,77%) dari total populasi,
dan tahun 2020 diperkirakan jumlah Lansia mencapai 28,800,000
(11,34%) dari total populasi. (Badan Pusat Statistik, 2020)
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (2020) persentase lansia di
Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni menjadi
9,92 % (26 juta orang) di mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih
banyak dibandingkan lansia laki-laki (10,43 % berbanding 9,42%). Dari
seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda (60-69 tahun) jauh
mendominasi dengan besaran yang mencapai 64,29%, selanjutnya diikuti
oleh lansia madya (70-79 tahun) yang mencapai 27,23% dan lansia tua
(80+ tahun) dengan besaran yang mencapai 8,49%. Pada tahun ini sudah
ada enam provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk
lansianya sudah mencapai 10 persen, yaitu: DI Yogyakarta (14,71%), Jawa
Tengah (13,81%), Jawa Timur (13,38%), Bali (11,58%), Sulawesi Utara
(11,51%), dan Sumatera Barat (10,07%).

1
Terjadinya peningkatan jumlah lansia dengan cepat di dunia, selain
menjadi tantangan, juga dapat memberikan kontribusi yang baik bagi
sebuah negara sehingga para lansia dapat berada dalam keadaan sehat,
mandiri, aktif dan produktif. Populasi ini memiliki risiko kesehatan mental
yang lebih besar karena persepsi isolasi sosial. (Chan et al, 2017).
Penelitian mengemukakan tentang fenomena penuaan yang tumbuh cepat
di seluruh dunia telah menyebabkan rekonseptualisasi lansia sebagai fase
dalam kehidupan dimana individu masih dapat berperan aktif dalam
masyarakat dan memiliki kualitas hidup yang baik (Lu LC et al, 2020).
Konsep penuaan aktif yang didefinisikan sebagai proses mengoptimalkan
peluang untuk kesehatan, partisipasi dan keamanan untuk meningkatkan
kualitas hidup lansia (Bassi M et al, 2018).
Upaya promotif dan preventif dengan menekankan koordinasi
lintas program merupakan faktor penting yang harus dilakukan untuk
menekan angka kesakitan lansia. Beberapa ahli mengemukakan bahwa
berbagai perubahan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada lansia (Hall
J et al, 2018). Lansia merasa rendah diri akibat penampilan fisik menjadi
kurang menarik, kehilangan rasa percaya diri, merasa tidak berguna,
kesepian dan terasing. teman dan keluarga akan menjauh karena lanjut usia
dianggap akan membebani kehidupan mereka akibat ketergantungan
lansia yang semakin tinggi terhadap anggota keluarganya. Kondisi tersebut
jika tidak segera ditangani dengan cepat dapat mengakibatkan munculnya
masalah psikologis lansia (Mochizuki-Kawai, et al 2021).
Terapi holtikultura merupakan terapi yang mendekatkan
hubungan manusia dengan alam. Terapi ini menggunakan media tanaman
serta aktivitas berkebun. (Ng KST et al, 2018). Terapi holtikultura termasuk
kedalam salah satu terapi komplementer dalam implementasi keperawatan
yang sangat efektif karena merupakan sebuah bentuk terapi dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan (Silitonga et al, 2017). Manfaat program
hortikultura berlaku untuk bidang fisik, mental dan sosial. Terapi
hortikultura ini dapat memberikan latihan fisik dan stimulasi sensorik.
Dengan adanya keterkaitan manusia dengan alam terapi ini ditunjukkan
untuk tujuan terapeutik dan rehabilitatif (Bassi M et al, 2018).

2
Meninjau dari penelitian-penelitian sebelumnya bahwa
pentingnya Penduduk lansia yang produktif, berkualitas dan memiliki
banyak pengalaman bisa menjadi kekuatan untuk sebuah negara. Selain
itu, semakin penting pula untuk mempromosikan strategi penuaan yang
sukses, hemat biaya, mudah diakses, dan lebih mungkin dapat diterima
oleh para lansia dengan adanya terapi holtikultura (Chan et al, 2017), terapi
holtikultura sebagai salah satu terapi penting untuk dipahami, dianalisis
lebih lanjut dan lebih dikembangkan lagi di indonesia. Oleh karena itu
penulis ingin mengusung penelitian “Efektivitas Terapi Holtikultura
Terhadap Kualitas Hidup Lansia.”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang
dapat diambil adalah “Apakah dengan adanya terapi holtikultura dapat
meningkatkan kualitas hidup lansia, yang dimana terapi ini bisa menjadi
salah satu bentuk terapi komplementer sehingga para lansia dapat
mengetahui manfaat dari tindakan intervensi ini.”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


a. Maksud
Untuk mengidentifikasi efektivitas terapi holtikultura terhadap kualitas
hidup serta meningkatkan derajat kesehatan lansia.
b. Tujuan penelitian
a) Mengidentifikasi hubungan penyakit atau riwayat kesehatan dengan
kualitas hidup lansia.
b) Mengidentifikasi hubungan sebelum dan sesudah diberikan terapi
hortikultura.
c) Mengidentifikasi efektivitas terapi holtikultural dengan kualitas
hidup lansia.

1.4 Manfaat Penelitian


a. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber
informasi dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya, terutama
mengenai terapi komplementer holtikultura dalam keperawatan.

3
b. Aspek Praktisi
Memberikan informasi mengenai terapi holtikultura terhadap
kualitas hidup lansia dan hasil penelitian ini diharapkan bisa
digunakan untuk melakukan pengabdian masyarakat atau diharapkan
perawat dapat memilih terapi holtikultura sebagai salah satu intervensi
dalam keperawatan.
Untuk masyarakat agar dapat melaksanakan terapi holtikultura
secara terampil, sehingga diharapkan dapat mengetahui manfaat dari
melakukan terapi holtikultura dalam meningkatkan derajat kesehatan
serta kualitas hidup terutama pada lansia.

4
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Sumber Data/Subjek/Objek Penelitian


a) Strategi pencarian Literatur
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICO
Framework.
1. Population/problem : Lanjut usia
2. Intervention : Terapi holtikultura
3. Comparison : Tidak ada faktor pembanding
4. Outcome : Efektivitas terapi holtikultura terhadap
peningkatan kualitas hidup serta meningkatkan derajat
kesehatan lansia.
b) Kata kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword (AND, OR
NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam
penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu :

Terapi Holtikultura Horticultural Therapy

Kualitas Hidup Quality of Life


Lansia Elderly

c) Database atau search engine


Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
atau data yang diambil dari sumber lain yang diperoleh bukan dari
pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Sumber
data sekunder yang didapat berupa artikel, jurnal, buku yang
relevan dengan topik dilakukan database melalui science direct,
pubmed, dan google scholar.

5
d) Kriteria Inklusi dan Eksklusi
1. Kriteria Inklusi
KRITERIA INKLUSI
Population/problem Lansia
Intervention Terapi Holtikultura
Tidak ada faktor
Comparation
pembanding
Efektivitas terapi
holtikultura terhadap
Outcome peningkatan kualitas hidup
serta meningkatkan derajat
kesehatan lansia.
Jurnal atau artikel yang terbit
Tahun terbit
mulai dari tahun 2015-2021
Bahasa Indonesia dan
Bahasa
Bahasa Inggris

2. Kriteria eksklusi
Adapun kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :
1. Topik penelitian bukan terapi holtikultura terhadap
kualitas hidup lansia.
2. Tidak menjawab hasil penelitian yang diinginkan
3. Jurnal atau artikel yang terbit sebelum tahun 2015

2.2 Metode Desain


Berdasarkan hasil pencarian jurnal melalui science direct,
pubmed, dan google scholar menggunakan kata kunci yaitu,
“Terapi Holtikultura” OR “Horticultural Therapy” OR “Quality
Of Life” AND “Kualitas Hidup” AND ”Lansia” OR “Elderly”.
Peneliti menemukan 31 hasil jurnal dari tahun 2015-2021
yang sesuai dengan kata kunci di Pubmed, Science Direct, dan
Google Schoolar. Kelayakannya ada sebanyak 15 jurnal yang
tidak sesuai dengan kriteria inklusi dilakukan eksklusi sehingga
didapatkan 8 jurnal yang akan dilakukan review.

6
Selanjutnya untuk artikel atau jurnal Internasional yang tidak
bisa di download, maka harus “COPY” telebih dahulu “DOI dari
PUBMED” selanjutnya masuk ke “SCI-HUB” masukkan “DOI”
lalu download file artikel atau jurnalnya. Kemudian
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia melalui “Google Drive
and Google Document”
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
Literature Review. Literature review ini di sintesis menggunakan
metode naratif dengan mengelompokkan data-data hasil ekstraksi
yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab
tujuan. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi
kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi
nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian
serta database.

2.3 Calon Pembimbing


1. Kurniawan Edi Priyanto, S.Kep., Ns., M.Kes
2. Reni Nurhidayah, S.Kep., Ns., M.Kep

7
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Gede, W. (2017). Hubungan Kualitas Hidup Dan Faktor Resiko Pada Usia Lanjut Di
Wilayah Kerja Pukesmas Tampaksiring. Intisari Sains Medis 8, 41- 49.

Badan Pusat Statistik. (2020). Statistik Penduduk Lansia.

Chan HY, Ho RC, Mahendran R, Ng KS, Tam WW, Rawtaer I, Tan CH, Larbi A,
Feng L, Sia A, Ng MK, Gan GL, Kua EH. (2017). Effects of horticultural
therapy on elderly' health: protocol of a randomized controlled trial. BMC
Geriatr. Aug 29;17(1):192.
Bassi M, Rassiga C, Fumagalli N, Senes G. (2018). Quality of experience during
horticultural activities: an experience sampling pilot study among older adults
living in a nursing home. Geriatr Nurs. Jul-Aug;39(4):457-464.

Silitonga, A. N., Satiadarma, M. P., & Risnawaty, W. (2017). Penerapan Hortikultura


Terapi Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Pada Lansia. Jurnal Muara Ilmu
Sosial, Humaniora, dan Seni, 399.

Ng KST, Sia A, Ng MKW, Tan CTY, Chan HY, Tan CH, Rawtaer I, Feng L,
Mahendran R, Larbi A, Kua EH, Ho RCM. (2018) Effects of Horticultural
Therapy on Asian Older Adults: A Randomized Controlled Trial. Int J
Environ Res Public Health. Aug 9;15(8):1705.

Mochizuki-Kawai H, Sakaba T, Yamakawa Y. (2021) Indoor horticultural therapy


for older adults living in a nursing home: Bedside structured floral
arrangement program. Geriatr Gerontol Int. Jun;21(6):538-539.

Lu LC, Lan SH, Hsieh YP, Yen YY, Chen JC, Lan SJ. (2020 ). Horticultural Therapy
in Patients With Dementia: A Systematic Review and Meta-Analysis. Am J
Alzheimers Dis Other Demen. Jan-Dec;35:1533317519883498.

Hall J, Mitchell G, Webber C, Johnson K. (2018). Effect of horticultural therapy on


wellbeing among dementia day care programme participants: A mixed-
methods study (Innovative Practice). Dementia (London). Jul;17(5):611-620.

Anda mungkin juga menyukai