Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

KEPERAWATAN KOMUNITAS pada kelompok didesa kecamatan kelurahan


kabupaten mana??????????????
HIPERTENSI coba disusun yang bagus judulnya askep pada komunitas atau kelompok
DOSEN PEMBIMBING: PRIYOTO S. Kep., Ners

Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Lilis Setyo Wati (201702026)
2. Lingga Galih P (201702027)
3. Marika Septiana P (201702028)
4. Mayang Dwi Utami (201702029)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Hipertensi
Pada Kelompok Komunitas” ini dengan tepat waktu. Kemudian shalawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup
yakni Al’Quran dan sunnah untuk keselamatan dunia dan akhirat.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas di
program studi S1 keperawatan Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun.
Dimakalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kami berharap untuk para pembaca
untuk memberikan saran dan masukan untuk membangun makalah kami lebih baik lagi.

Madiun, 5 April 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan Penduduk Lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ketahunan
Penduduk Lanjut usia (lansia) di Indonesia dari tahun ketahun jumlahnya cenderung
meningkat. Kantor Kementerian Koordinator tahun jumlahnya cenderung meningkat. Kantor
Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun1980 usia
harapan Kesejahteraan Rakyat (KESRA) melaporkan, jika tahun1980 usia harapan hidup
(UHH) 52,2 tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka hidup (UHH) 52,2
tahun dan jumlah lansia 7.998.543 orang (5,45%) maka pada tahun 2006 menjadi 19 juta
orang (8,90%) dan UHH juga meningkat pada tahun 2006 menjadi 19 juta orang (8,90%) dan
UHH juga meningkat (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia
akan (66,2 tahun). Pada tahun 2010 perkiraan penduduk lansia di Indonesia akan mencapai
23,9 juta atau 9,77 % dan UHH sekitar 67,4tahun. Sepuluh tahun mencapai 23,9 juta atau
9,77 % dan UHH sekitar 67,4tahun. Sepuluh tahun kemudian atau pada 2020 perkiraan
penduduk lansia di Indonesia mencapai kemudian atau pada 2020 perkiraan penduduk lansia
di Indonesia mencapai 28,8 juta atau 11,34 % dengan UHH sekitar 71,1 tahun
(KEMENSOS, 2010).
Menua merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusiayang Menua
merupakan proses yang alami dalam kehidupan manusia yang ditandai dengan menurunnya
kemampuan tubuh dalam menghadapi pengaruh ditandai dengan menurunnya kemampuan
tubuh dalam menghadapi pengaruh daridalam maupun dari luar tubuh. Perubahan tersebut
biasanya muncul pada daridalam maupun dari luar tubuh. Perubahan tersebut biasanya
muncul pada setiap bagian dari tubuh meliputi fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual.
setiap bagian dari tubuh meliputi fisik, mental, sosial ekonomi dan spiritual. Perubahan
terkait usia menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang Perubahan terkait usia
menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang umumnya terjadi pada lansia. Hal ini
meliputi menurunnya daya fikir, umumnya terjadi pada lansia. Hal ini meliputi menurunnya
daya fikir, berkurangnya cita rasa, masalah tidur, gemetar, berkurangnya refleks,
berkurangnya cita rasa, masalah tidur, gemetar, berkurangnya refleks, berkurangnya
penglihatan dan pendengaran, penyerapan yang kurang (Efendi, berkurangnya penglihatan
dan pendengaran, penyerapan yang kurang (Efendi,2010).
Hipertensi merupakan faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular. Hipertensi
merupakan faktor risiko terbesar penyakit kardiovaskular. Perkembangan angka kejadian
hipertensi di negara maju dari tahun 1980 Perkembangan angka kejadian hipertensi di negara
maju dari tahun 1980 hingga 2003 terus menunjukkan n peningkatan (Damasceno, 2009).
Sebanyak  73,6 juta orang di Amerika Serikat yang berus ia 20 tahun ke a tas menderita
hipertensi (Smithburger, 2010). Diperkirakan 30% dari penduduk Amerika hipertensi
(Smithburger, 2010). Diperkirakan 30% dari penduduk Amerika sekitar 50.000.000 jiwa
menderita tekanan darah tinggi dengan persentase sekitar 50.000.000 jiwa menderita tekanan
darah tinggi dengan persentase biaya kesehatan cukup besar setiap tahunnya (DepkesRI,
2007). Prevalensi biaya kesehatan cukup besar setiap tahunnya (DepkesRI, 2007). Prevalensi
hipertensi di Indonesia mencapai 15.000.000 penduduk yang mengalami hipertensi di
Indonesia mencapai 15.000.000 penduduk yang mengalami hipertensi (Bustan, 2007) . Rata-
rata kasus hipertensi di Jawa Tengah adalah hipertensi (Bustan, 2007) . Rata-rata kasus
hipertensi di Jawa Tengah adalah 9.800,54 kasus (Depkes Jawa Tengah, 2004).
Keperawatan komunitas merupakan salah satu bentuk kegiatan Keperawatan
komunitas merupakan salah satu bentuk kegiatandibidang kesehatan yang mencakup
beberapa sub bidang, salah satunya adalah keperawatan komunitas lanjut usia. Keperawatan
komunitas lanjut usia keperawatan komunitas lanjut usia. Keperawatan komunitas lanjut usia
merupakan bentuk pelayanan yang tepat dengan memberikan pelayanan sesuai merupakan
bentuk pelayanan yang tepat dengan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan para
usia lanjut dalam ruang lingkup komunitas. Semua dengan kebutuhan para usia lanjut dalam
ruang lingkup komunitas. Semua bentuk pemenuhan kebutuhan usia lanjut dipengaruhi oleh
beberapa bentuk pemenuhan kebutuhan usia lanjut dipengaruhi oleh beberapa karakteristik
yang terjadi dalam proses menua termasuk pemenuhan kebutuhan lansia dengan hipertensi,
sehingga penting adanya proses keperawatan untuk  lansia dengan hipertensi, sehingga
penting adanya proses keperawatan untuk  lansia dengan hipertensi.
B. Perumusan Masalah
Masalah yang dapat di rumuskan adalah bagaimana asuhan Masalah yang dapat di rumuskan
adalah bagaimana asuhan keperawatan dan proses keperawatan komunitas pada lansia dengan
hipertensi. keperawatan dan proses keperawatan komunitas pada lansia dengan hipertensi.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk megetahui konsep hipertensi pada lansia.
2. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan komunitas lansia dengan Untuk menegakkan
diagnosa keperawatan komunitas lansia dengan hipertensi.
3. Untuk mengetahui bagamana proses keperawatan komunitas lansia dengan Untuk
mengetahui bagamana proses keperawatan komunitas lansia dengan hipertensi.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi pendidikan keperawatan
Dapat menambah pengetahuan terutama mengenai asuhankomunitas Dapat menambah
pengetahuan terutama mengenai asuhankomunitas lansia dengan hipertensi.
2. Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan mengenai hipertensi pada lansia dan Dapat menambah wawasan
mengenai hipertensi pada lansia dan bagaimana mengatasi masalah hipertensi di suatu
komunitas.
3. Bagi penulis
Dapat digunakan sebagai latihan bagaimana cara menyusun asuhan Dapat digunakan sebagai
latihan bagaimana cara menyusun asuhan keperawatan komunitas lansia dengan hipertens

BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keperawatan Komunitas Lansia
1. Definisi
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagaibagian integral pelayanan
kesehatan berbentuk pelayanan biologi,psikologi, social dan spiritual secara komprehensif,
ditujukan kepadaindividu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakupsiklus
hidup manusia (Riyadi, 2007).Menurut WHO, lansia adalah orang yang memiliki usia diatas
60tahun (Nugroho, 2006).Keperawatan Kesehatan Komunitas lansia adalah
pelayanankeperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat khususnyalansia
denganpenekanan pada kelompok resiko tinggi, dalam upayapencapaian derajat kesehatan
yang optimal melalui pencegahan penyakitdan peningkatan kesehatan, dengan menjamin agar
pelayanan kesehatanyang dibutuhkan dapat terjangkau, dan melibatkan klien sebagai
mitradalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan/keperawatan (Efendi,
2010).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalamsuatu tempat,saling berinteraksi satu
sama lain, saling mengenal serta mempunyai minatdan interest yang sama (WHO).
Komunitas adalah kelompok darimasyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan
dibawahpemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana merekatinggal,
kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi,2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakandalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan Kesehatan (  Health Promotion)
Penyuluhankesehatanadalahkegiatan pendidikan yangdilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkankeyakinan,sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi jugamau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengankesehatan.Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai
kegiatan dankesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapaisuatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakatsecara
keseluruhan ingin hidup sehat. Menurut Notoatmodjopendidikan kesehatan adalah
suatu penerapan konsep pendidikan didalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
b. Proses Kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas darikelompok masyarakatsebagai
klien termasuk sub-sub sistem yangterdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga,
dan kelompok khusus. Perawat spesialis komunitas dalam
melakukanupayapeningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatanmasyarakat dapat menggunakan alternatif model
pengorganisasianmasyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau
pengembanganmasyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatanmasyarakatyang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatanpengorganisasian masyarakat dengan model pengembanganmasyarakat
(community development  ) (Palestin, 2007).
c. Kerjasama atau Kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara duapihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dansalingmenguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasiklien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri
terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi padapeningkatan kesehatan dan
kesejahteraan.Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkaitdengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antarakomponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertianperlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlianmasing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategipeningkatan kesehatan m asyarakat.
d. Pemberdayaan (  Empowerment  )
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhanasebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehinggamembentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain:adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatanmandiri untuk membentuk pengetahuan baru.

2. Tujuan
Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkanmasyarakat mampu
secara mandiri menjaga dan meningkatkan statuskesehatan masyara kat (Mubarak, 2005).
Namun, secara terperinici berikutadalah tujuan keperawatan komunitas lansia dengan
hipertensi:
a. pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan,
b. menjamin agar pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dapat terjangkau
c. melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksana an danevaluasi pelayanan
kesehatan/ keperawatan
d. optimalisasi kualitas hidup lansia dengan hipertensi di suatukomunitas dengan menekan
kesakitan dan mengurangi gejalanya.
3. Ruang lingkup
Ruang lingkup pelayanan kesehatan komunitas pada lansia adalahindividu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehatmaupun yang sakit dengan ruang lingkup
kegiatan adalah upaya promotif,preventif, kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif dengan
penekanan padaupaya preventif dan promotif.

B. Hipertensi lansia
1. Definisi
Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi di dalam pembuluhdarah arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh (ridwan,2009). Tekanan darah biasanya dicatat
sebagai tekanan sistol dan diastol.Tekanan darah maksimum dalam arteri disebut tekan an
sistolik yangdisebabkan sistol ventrikular. Tekanan minimum dalam arteri disebuttekanan
diastolik yang disebabkan oleh diastol ventrikular ( Jain, 2011).
Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah(Ridwan,
2009). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darahpersisten dengan tekanan sistolik
di atas 140 mmHg dan tekanandiastolik di atas 90 mmHg (Smeltzer, 2002).
Apabilaseseorang memilikitekanan darah sistol 140 mmHg dan tekanan darah diastol 90
mmHg ataulebih yang diukur ketika ia sedang duduk dapat dikategorikan memilikitekanan
darah tinggi (Ridwan, 2009).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, Ridwan (2009) menggolongkanhipertensi ke dalam tiga
golongan yaitu hipertensi esensial, sekunder, danmaligna.
1) Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik)
Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proseslabil(intermiten) pada individu pada akhir
30-an dan awal 50-an yangsecara bertahap akan menetap. Hipertensi esensial secara
pastibelum diketahui penyebabnya. Gangguan emosi, obesitas,konsumsi alkohol yang
berlebih, rangsang kopi yang berlebih,rangsang konsumsi tembakau, obat-obatan, dan
keturunanberpengaruh pada proses terjadinya hipertensi esensial. Penyakithipertensi esensial
lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria (C. smeltzer, 2002).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkankarena gangguan pembuluh
darah atau organ tertentu (gray et al,2009) mengelompokkan penyebab hipertensi menjadi
tigagolongan, yaitu:
a) Penyakit parenkim ginjal
Permasalahan pada ginjal yang menyebabkan kerusakanparenkim akan menyebabkan
hipertensi dan kondisi hipertensiyang ditimbulkan tersebut akan semakin memperparah
kondisikerusakan ginjal.
b) Penyakit Renovaskular
Merupakan penyakit yang menyebabkan gangguandalam vaskularisasi darah ke ginjal
seperti arterosklerosis.Penurunan pasokan ginjal akan menyebabkan produksi
reninipsilateral dan meningkatkan tekanan darah, sering diatasisecara farmakologis
dengan ACE Inhibitor.
c) Endokrin
Gangguan aldosteronisme primer akan berpengaruhterhadap hipertensi. Tingginya kadar
aldosteron dan rendahnyakadar renin mengakibatkan kelebihan natrium dan air
sehinggaberdampak pada meningkatnya tekanan darah.

3. Faktor Risiko
Menurut Harrison (2000), kegemukan (obesitas), gayahidupyang tidak aktif (malas
berolahraga), stress, alkohol, atau garam yanglebih dalam makanan, bisa memicu terjadinya
hipertensi pada orang-orang yang memiliki kepekaan untuk diturunkan. Faktor
yangmempengaruhi timbulnya hipertensi :
1) Stres
Hubungan antara stres den gan hipertensi, diduga terjadimelalui aktivasi saraf
simpatis (saraf yang bekerjasaatberaktivitas). Peningkatan aktivitas saraf
simpatisdapatmeningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).Apabila stress
berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darahmenetap tinggi (Shadine, 2010).
2) Rokok 
Meskipun efek jangka panjang merokok terhadap tekanan darah masih belum jelas,
namun efek sinergis merokok dengan tekanan darah yang tinggi terhadap risiko
kardiovaskuler telah didokumentasikan secara nyata.
3) Alkohol
Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat meningkatkan tekanan darah,
mungkin dengan cara meningkatkan katekolamin plasma.
4) Konsumsi Garam Dapur
Hubungan antara asupan natrium dan hipertensi masih kontroversial, tetapi jelas
bahwa pada beberapa pasien hipertensi, asupan garam yang banyak menyebabkan
peningkatan tekanan darah secara nyata. Pasien hipertensi hendaknya mengkonsumsi garam
tidak lebih dari 100 mmol/hari (2,4 gram natrium, 6 gram natrium klorida).
5) Aktivitas atau Olahraga
Olahraga teratur adalah suatu kebiasaan dan cara yang baik  untuk mengurangi berat
badan. Hal itu juga tampak berguna untuk  menurunkan tekanan darah dengan sendirinya
(Shadine, 2010).
6) Obesitas
Faktor yang diketahui dengan baik adalah obesitas, dimana berhubungan dengan
peningkatan volume intravaskulerdan curah jantung. Pengurangan berat badan sedikit saja
sudah menurunkan tekanan darah.
7) Jenis Kelamin
Laki-laki cenderung mengalami tekanan darah yang tinggidibandingkan dengan
perempuan. Tekanan darah pria mulai meningkat ketika usianya berada pada rentang 35-50
tahun. Kecenderungan seorang perempuan terkena hipertensi pada saat menopause karena
penurunan hormone seks (Ridwan, 2009).
4. Manifestasi Klinis
Hipertensi merupakan penyakit yang banyak tidak  menimbulkan gejala khas
sehingga sering tidak terdiagnosis dalam waktu yang lama. Gejala akan terasa secara tiba-tiba
saat ada kenaikan tekanan darah (Jain, 2011).
Manifestasi klinis yang ditimbulkan hipertensi bersifat tidak  spesifik. Sakit kepala
merupakan gejala umum yang sering dialami pada pasien hipertensi. Namun, sakit kepala
juga disebabkan olehbeberapa hal sepeti camas, stres, sulit tidur malam, atau infeksi
virusminor sehingga sakit kepala bukan merupakan manifestasi klinis khashipertensi. Sesak
nafas juga terjadi pada pasien hipertensi. Sesak nafas pada seseorang yang menderita
hipertensi biasanya terjadi karena kegemukan. Perdarahan di beberapa bagian tubuh
jugamerupakan efek hipertensi. Risiko perdarahan dari arteri ke otak atau retina mata
meningkat karena adanya hipertensi terutama pada pasien dengan usia di atas 50 tahun.
Menstruasi yang berat dan munculnya gejala menopause sering dialami wanita dengan
hipertensi. Manifestasi hipertensi yang lebih serus adalah perdarahan ke otak yang dapat
membunuh seseorang dalam waktu yang singkat atau menyebabkan kelumpuhan (Jain, 2011).
Hipertensi akan menjadi masalah kesehatan yang serius jika tidak terkendali karena
akan megakibatkan komplikasi yang berbahaya dan berakibat fatal seperti stroke, penyakit
jantung koroner, dan gagal ginjal (Anies, 2006).

Tabel 2.1 K lasifikasi tekanan da rah menurut WHO

Klasifikasi Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Pilihan< 120 <80


Normal< 130 <85
Normal tinggi 130-139 85-90
Hipertensi derajat I (ringan) 140-159 90-99
Hipertensi derajat II (sedang) 160-179 100-109
Hipertensi derajat III (berat) >180 >110

Sumber: Tierney, 2002


5. Patofisiologi
Tekanan darah dapat meningkat melalui beberapa mekanisme.Pertama, jantung
memompa lebih kuat sehingga darah mengalirdengan kecepatan tinggi setiap detiknya.
Kedua, arteri besarmengalami kehilangan kelenturannya dan menjadi kakusehinggaketika
jantung berdenyut darah harus melewati pembuluh darah yangsempit sehingga menaikkan
tekanan darah. Ketiga, kelainan fungsiginjal untuk membuang sejumlah garam dan cairan
sehinggameningkatkan volume darah yang berdampak pada peningkatantekanan darah
(Ridwan, 2009).
Menurut Anies (2006) peningkatan tekanan darah melalui mekanisme:
1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan darah lebih banyak cairan setiap
detiknya.
2) Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga tidak dapat
mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu, darah dipaksa
untuk melalui pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan naiknya tekanan darah.
Penebalan dan kakunya dinding arteri terjadi karenaadanya arterosklerosis. Tekanan darah
juga meningkat saat terjadi vasokonstriksi yang diseabkan rangsang an saraf atau hormon.
3) Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat meningkatkan tekanandarah. Hal ini dapat
terjadi karena kelainan fungsiginjal sehingga tidak mampu membuang natrium dan air dalam
tubuh sehingga volume darah dalam tubuh meningkat yang menyebabkantekanan darah juga
meningkat.
6. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah untuk mencegahkomplikasi penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai
dan mempertahankan tekanan sistolik di bawah 140 mmHg dan tekanan diastolik di bawah
90 mmHg dan mengontrol faktor risiko. Hal ini dapatdicapai melalui modifikasi gaya hidup
atau dengan obat anti hipertensi (Mansjoer, 2001).
Pengobatan utama hipertensi dengan diuretika, penyekat reseptor beta-adrenergik,
penyakit saluran kalsium,inhibitor ACE (angiotensin-converting enzyme ), atau penyekat
reseptor alfa-adernergikbergantung pada keadaan pasien termasuk mengenai biaya,
karakteristik demografi, penyakit yang terjadi bersamaan, dan kualitas hidup (Pierce dan
Wilson, 2005).

BAB III
PROSES KEPERAWATANseperti pada judul dilapiran halaman depan klp/komunitas
desa kecamatan kabupaten
A. Pengkajian
Core
1. Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal dikomunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitastersebut. Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi
daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type
komunitas (masyarakat rural atau urban) keadaan demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.
2. Data demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia lansia,jumlah lansia jenis kelamin,
status perkawinan, ras atau suku , bahasa , tingkat pendapatan, pendidikan ,
produktivitas, masih bekerja atau tidak, agama dan komposisi keluarga.
3. Vital statistik 
Jabarkan atau uraikan data tentang angka kematian kasar atau CDR penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angkakelahiran.
4. Status kesehatan komunitas
Angka mortalitas, morbiditas akibat hipertensi. Kondisi kesehatanlansia dikaji dengan
menganalisis:
a. Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas:
1) Sakit kepala
2) Epistaksis
3) Pusing / migrain
4) Rasa berat ditengkuk 
5) Sukar tidur
6) Mata berkunang kunang
7) Lemah dan lelah
8) Muka pucat
b. Pemeriksaan fisik 
Menurut Jain (2011), pemeriksaan fisik yang perlu dilakukanpada pasien hipertensi
adalah:
1) Tinggibadandanberatbadan
2) Tinggidanberatbadan diperlukan karena kondisi
obesitasdapatberpengaruhpadatekanan d arah.
3) Pemeriksaannadi
Semakinparahkondisihipertensi, maka jarak denyut nadi (amplitudo) akan semakin
kecil. Amplitudo yang besar yaitu denyut nadi yang penuh dan teratur menunjukkan
tekanan darah sistolik  yang tinggi (arterosklerosis).
4) Suarajantungdan dada
Pemeriksaanjantungdan dada dapat mengindikasikan hipertensi telah mempengaruhi
jantung.Gagal jantung yang disebabkan penumpukan cairan di paru dapat
diketahuimelaluipemeriksaansuara dada melaluistetoskop.
5) Suaraperutdanleher
Suaraarteriperutdan leher dengan nada tinggi dapatmenunjukkan penyempitan arteri
yang menuju ginjal, kaki, dan otak.

c. Pemeriksaan diagnostik 
Diagnosis hipertensi biasanya berdasar pada terjadinya peningkatan tekanan darah
setelah dilakukan pengukuran secara berulang. Pemeriksaan yang dapat dil akukan adalah:
1) Diagnosis tekanan darah
Mengukur tekanan darah merupakan tes rutin paling penting untuk
mendiagnosis hipertensi (Jain, 2011).Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan
tujuan untuk memantau tekanan darah apakah masih dalam kondisi normal atau
abnormal. Tekanan sistolik yang melebihi 130 mmHg dan tekanan diastolik yang
melebihi 80 mmHg merupakan tekanan darah yang abnormal. Selain itu yang
diperhatikan adalah selisih tekanansistole dan diastole atau pulse pressure (Ridwan,
2009).
2) Diagnosis dengan Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan menggunakan EKG dilakukan dengan tujuanuntuk mengetahui
aktivitas jantung.
3) Dual Energy X-Ray Absorptionmetry (DEXA Scan)
Dexa scan digunakan untuk menetukan densitas tulang serta komposisi tubuh
seperti masa lemak terhadap masa otot.Untuk keperluan hipertensi, alat ini digunakan
untuk mengukur kadar lemak dalam organ tubuh tertentu. Dengan diketahuinya
penumpukan lemak dalam tuubuh dapat membantu pasiendalam mengontrol berat
badan yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
4) Tes Doppler
Tes doppler digunakan untuk menentukan kondisi sirkulasidarah yang
terdistribusi ke seluruh sistem kardiovaskular.
5) Tes Kolesterol
Penimbunan kolesterol dalam tubuh akan mengganggusistem kardiovaskular
sehingga akan mempengaruhi tekanan darahseseorang.
6) Tes Darah
Tes darah dilakukan untuk mengetahui kadar kolesteroldarah, gula darah, urea
darah, kreatinin dalam darah, tingkat natrium dan kalium dalam darah.

d. Kejadian penyakit hipertensi pada lansia (dalam satu tahun terakhir).


Apakah ada keturunan hipertensi
f. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1) Pola pemenuhan nutrisi
Konsumsi garam berlebih, lemak, merokok, dan konsumsi kopi.
2) Pola pemenuhan cairan elektrolit
3) Pola istirahat tidur
Kurang tidur, tidur malam, dan kualitas tidur
4) Pola eliminasi
5) Pola aktifitas gerak, olahraga
6) Pola pemenuhan kebersihan diri
7) Status psikososial :
a) Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
b) Hubungan dengan orang lain
c) Peran di masyarakat
d) Kesedihan yang dirasakan
e) Stabilitas emosi : stress
8) Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasan.
9) Status pertumbuhan dan perkembanganan lansia, tahapan perkembangan yang
sudah dipenuhi dan belum terpenuhi.
10) Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
11) Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
12) Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsusmsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan
obat terlarang, pola konsumsitinggi garam, lemak dan purin.

Data lingkungan fisik


1. Pemukiman
a. Luas bangunan
b. Bentuk bangunan : Rumah, petak, asrama, pavilyun
c. Jenis bangunan : Permanen, semi permanen, non permanen
d. Atap rumah : Genting, seng, welit, ijuk, kayu, asbes
e. Dinding : Tembok, kayu, bambu, atau lainnya sebutkan
f. Lantai : Semen , tegel , keramik, tanah, kayu, atau lainnya sebut an.
g. Ventilasi : Kurang atau lebih dari 15-20 % dari luas lantai
h. Pencahayaan : Kurang, baik 
i. Penerangan : Kurang, baik 
j. Kebersihan : Kurang, baik 
k. Pengaturan ruangan dan perabot : Kurang, baik 
l. Kelengkapan alat Rumah tangga. : Kurang, baik 
2. Sanitasi
a. Penyediaa n air bersih (MCK).
b. Penyediaa n air minum
c. Pengelolaan jamban bagaimana jenisnya, berapa ju mlahnya danmbagaimana jarak
dengan sumber air.
d. Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
e. Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya sebutkan.
f. Polusi udara, air, tanah, atau suara/kebisingan.
g. Sumber polusi : pabrik, rumah t angga, industri lainnya sebutkan.
3. Fasilitas
a. Peternakan , pertanian, perikanan dan lain-lain.
b. Pekarangan
c. Sarana olah raga
d. Taman, lapangan
e. Ruang pertemuan
f. Sarana hiburan
g. Sarana ibadah
4. Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur dan selatan.
5. Kondisi geografis
Ketinggian, cuaca, suhu, sector pertenin, perikanan, jenis tanah, perairan.

Pelayanan kesehatan dan social


1. Pelayanan kesehatan
a. Lokasi sarana kesehatan
b. Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader).
c. Jumlah kunjungan
d. Sistem rujukan
2. Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan).
a. Lokasi
b. Kepemilikan
c. Kecukupan
3. Ekonomi
a. Jenis pekerjaan
b. Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c. Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d. Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
4. Kemanan dan transportasi
a. Keamanan
1) Sistem keamanan lingkungan
2) Penanggulangan kebakaran
3) Penanggulangan bencana
4) Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah.
b. Transportasi
1) Kondisi jalan
2) Jenis tranportasi yang dimiliki
3) Sarana transportasi yang ada
5. Politik dan pemerintahan
a. Sistem pengorganisasian
b. Struktur organisasi
c. Kelompok organisasi dalam komunitas
d. Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
6. Sistem komunikasi
a. Sarana umum komunikasi
b. Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas.
c. Cara penyebaran informasi
7. Pendidikan
a. Tingkat pendidikan komunitas
b. Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau nonformal).
1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c. Jenis bahasa yang digunakan
8. Rekreasi
a. Kebiasaan rekreasi
b. Fasilitas tempat rekreasi

B. Analisis Masalah
Analisa data merupakan suatu studi dan pengujian data yang dapat berbentuk
kuantitatif maupun kuaitatif. Dalam analisa data, semua aspek harus dipertimbangkan karena
analisa data perlu menentukan kebutuhan kesehatan dan dukungan masyarakat serta trend
dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Dalam melakukan analisa data terdapat beberapa
langkah antara lain : pengelompok an data, meringkas, membandingkan dan membuat
kesimpulan.
Melakukan analisa data tersebut diatas membutuhkan pengetahuan danketerampilan
tentang menganalisa dan pengambilan keputusan melalui berpikir kritis. Oleh karena itu
perawat komunitas harus mempelajari dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang
dibutuhkan tersebut, sehingga perawat mampu memberikan asuhan keperawatan komunitas.
Analisa data berarti perawat komunitas mempelajari data  –  data yang telah
terkumpul melalui metode pengumpulan data. Data yang telah terkumpul dapat berupa data
kualitati dan kuantitatif. Analisa data dilakukan untuk  melihat masalah kesehatan y ang
dialami masy arakat dan untuk  mengidentifikasi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan. Analisa data juga memberikan informasi tentang kekuatan yang dimiliki oleh
masyarakat, system pendukung dan sumber  –  sumber yang dapat dimanfaatkan untuk
peningkatan kesehatan.
1. Tahap  –  tahap analisa data
Analisa seperti beberapa prosedur lain yang kita lakukan, dapat dipandang sebagai
suatu proses yang mempunyai beberapa langkah atau tahapan. Tahapan  –  tahapan yang
digunakan untuk membantu melakukan analisa tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mengelompokan data atau mengkategorikan data
Mengelompokan atau mengkateforikan data sangat membantu kita dalam melakukan
analisa data yang telah dikumpulkan dalamkomuntas. Kategori atau pengelompokan yang
biasa digunakan yaitu berdasarkan :
1) Karakteristik demografi ( jumlah anggota keluarga, usia, jenis kelamin, kelomp ok
rasial da n etnik dan lain  –  lain )
2) Karakteristik geografi ( batas wilayah, jumlah dan tipe tetangga, lingkungan tempat
tinggal dan jalan
3) Karakteristik sosial ekonomi ( pekerajaan, pendapatan, pendidikan,rumah sewaan,
rumah pribadi )
4) Karakteristik sistem pendukung dan pelayanan kesehatan ( rumah sakit, klinik, pusat
kesehatan mental dan sebagainya.
b. Meringkas
Setelah metode pengkategorian dilakukan, langkah selanjutnya adalah meringkas atau
menyimpulkan data pada masing  –  masing kategori yang telah dikelompokan dapat dalam
bentukpenghitungan, table, atau grafik.
c. Membandingkan
Langkah berikutnya setelah data diringkas yaitu langkah membandingkan data,
apakah ada yang menyimpang atauabnormal, apakah ada data  –  data yang tidak pantas atau
keselahan  – kesalahan saat mengelompokan data sehingga perlu adanya revalidasi data.. data
–  data yang diperoleh dari masyarakat dari wilayah binaan, dibandingkan dengan data data
yang sama seperti data yang bersifat kecamatan, kabupaten , atau nasional.
d. Pengambilan Kesimpulan
Setelah data yang dikumpulkan dikelompokan, diringkas dan dibandingkan. Tahapan
paling ahir adalah penarikan kesimpulan yang logis dari bukti  –  bukti yang diperoleh yaitu
pengambilan kesimpulan yang mengarah pada pernyataan diagnosa keperawatan.Pada tahap
ini dilakukan sintesa apa yang diketahui perawat tentang komunitas, yaitu ; apa maksud / arti
dari data tesebut.
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan.
Tujuananalisis data :
a. Menetapkan kebutuhan komunity
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunity
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanankesehatan
C. Diagnosis
Diagnosis terhadap hipertensi perlu dilakukan dalaminterval waktu tertentu untuk
menentukan gejala hipertensi yang dialami seseorang. Diagnosis ini dilakukan dalam keadaan
tanpa pembiusan, tidak sedang mengkonsumsi kopi, alkohol, serta tidak merokok. Terkadang
terdapat kesalahan saat melakukan diagnosa hipertensi terutama pada wanita lanjut usia
karena penurunan sensitivitas refleks baroreseptor sehingga menimbulkan fluktuasi dalam
tekanan darah (Ridwan, 2009).
Diagnosis yang muncul pada asuhan keperawatan komunitas lansia dengan hipertensi adalah:
1. Gangguan hipertensi pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan pola hidup
yang buruk.
2. Nyeri pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan tekanan vasekuler serebral
3. Risiko intoleransi aktivitas pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan
kelemahan umum.
D. Skoring
Skoring bertujuan untuk menentukan diagnose prioritas dalam proses keperawatan . Scoring
dilakukan dengan mempertimbangkan 12 aspek.
1. Gangguan curah jantung pada komunitas lansia di desa X berhubungan
dengan pola hidup yang buruk.
No Kriterian penapsiran skoring
1 Risiko Terjadi 5
2 Risiko parah 3
3 Potensional untuk pendidikan kesehatan 5
4 Minat masyarakat 4
5 Kemungkinan Diatasi 5
6 Sesuai program 4
7 Tempat 4

No.Kriteria Penapisan Skoring


1. Risiko Terjadi 5
2. Risiko Parah 3
3. Potensial untuk pendidikan kesehatan 5
4. Minat masyarakat 4
5. Kemungkinan Diatasi 5
6. Sesuai program 4
7. Tempat 4
8. Waktu 3
9. Dana 1
10. Fasilitas kesehatan 4
11. Sumber dana 2
12. Sesuai dengan peran perawat CHN 5
Jumlah 45

2. Nyeri pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan tekanan


vasekuler serebral
No Kriteria Penapisan Skoring
1 Risiko Terjadi 5
2 Risiko Parah 4
3 Potensial untuk pendidikan kesehatan 5
4 Minat masyarakat 2
5 Kemungkinan Diatasi 4
6 Sesuai program 5
7 Tempat 4
8 Waktu 2
9 Dana 1
10 Fasilitas kesehatan 4
11 Sumber dana 1
12 Sesuai dengan peran perawat CHN 5

Jumlah 42

3. Risiko intoleransi aktivitas pada komunitas lansia berhubungan dengan


kelemahan umum.
No Kriteria Penapisan Skoring
1 Risiko Terjadi 5
2 Risiko Parah 4
3 Potensial untuk pendidikan kesehatan 5
4 Minat masyarakat 2
5 Kemungkinan Diatasi 4
6 Sesuai program 5
7 Tempat 4
8 Waktu 2
9 Dana 1
10 Fasilitas kesehatan 4
11 Sumber dana 1
12 Sesuai dengan peran perawat CHN 5
Jumlah 42

E. Prioritas Masalah
1. Gangguan hipertensi pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan pola hidup
yang buruk.
2. Nyeri pada komunitas lansia di desa X berhubungan dengan tekanan vasekuler serebral
3. Risiko intoleransi aktivitas pada komunitas lansia berhubungan dengankelemahan umum.

F. Intervensi Keperawatan
N Diagnos Tujuan Strate Rencana Sumber Kriteria Standa
o a gi Kegiata Hasil r
n Evalua
si
1 Ganggu Komun Setelah Health 1.Pendi Mahasiswa,petu -Klien -
an itas dilqkuka Promo dikan gas mampu Respo
hiperten lansia n proses tion mengen puskesma,kader menjela n
si pada dengan keperawa ei posyandu skan verbal
komunit hiperte tan hiperten lansia,keluarga definisi dan
as nsi dan selama 2 si hiperten psikom
lansia keluarg x 60 - si otor
di desa anya menit Jelaskan -Klien
X klien definisi mampu
berhubu mampu hiperten menjela
ngan memaha si skan
dengan mi - secara
pola konsep Jelaskan singkat
hidup hipertensi faktor faktor
yang dan resiko resiko
buruk upaya hiperten hiperten
pencegah si si
annya - -Klien
Jelaskan mampu
upaya menyeb
preventi utkan
f minimal
hiperten 3 upaya
si pencega
- han
Jelaskan hiperten
cara si dan
mengub cara
ah mengub
perilaku ah
pada perilaku
klien sehat
yang -Klien
dapat mampu
menceg menjela
ah skan
hiperten secara
si singkat
- penanga
Jelaskan nan dini
penanga untuk
nan dini hiperten
untuk si
hiperten
si.
-
Ajarkan
terapu
relaksas
i otot
progresi
f untuk
mengats
i
hiperten
si.

Komunitas
lansia dengan
Komun Setelah Group 2.Bentu hipertensi,kader - Respo
itas dilaakuka Proces k posyandu Terbent n
lansia n s komunit lansia,petugas uk psikom
pembinaa as puskesmas komunit otor
n selama peduli as dan
2x120 hiperten peduli efektif
menit, si hiperten
klien -Adakan si
mampu sosialisa dengan
membent si kader
uk pembent minimal
komunita ukan 5 orang
s peduli komunit dan
hipertensi as anggota
peduli minimal
hiperten 15
si orang
- -
Lakuka Tersusu
n nnya
pengkad suatu
eran tujuan
untuk yang
menjadi sama
perintis. dengan
komunit
as

Coba buku komunitas ippki digunakan ya dilihat dan dipahami baru dibuat secara garis besar
hampir sama format dan bunyi diagnosanya!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! jangan copi past
aja yang penting mengerjakan gt

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diagnosakeperawatankomunitas yang bias ditegakkanpada asuhankeperawatan
komunitas lansia dengan hipertensi adalah:
a.Gangguan hipertensi pada komunitas lansia di
desaXberhubungandenganpolahidup yang buruk.
b. Nyeri pada komunitas lansia di desa X
berhubungandengantekananvasekulerserebral
c. Risiko intoleransi aktivitaspadakomunitaslansia didesa Xberhubunga n d
engankelemahanumum.

B. Saran
1. Hendaknya dilakukan pengembangan dalam intervensi keperawatan komunitas lansia
dengan hipertensi terutama untuk terapi modalitas yang dapat digunakan.
2. Dalam pelaksanaan proses keperawatan komunitas hendaknya klien menjadi subjek, bukan
objek.
3. Hendaknya libatkan keluarga lansia dalam setiap intervensi.
4. Posyandu lansia hendaknya diberdayakan dengan optimal karena sangat membantu dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas lansia.

DAFTAR PUSTAKA
Anies. 2006. Waspada Penyakit Tidak Menular  . Jakarta: Elex MediaKomputerindo
Effendi dan Makhfudi. 2010. Keperawtan Kesehatan Komunitas Teori danPraktik dalam
Keperawtan. Jakarta: salemba medika
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 3 (13thed). Jakarta:EGC.
Jain, Ritu. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah . Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama
Kemensos. 2010. Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan MasalahKesejahteraannya.
Depsos.go.id
Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I  . Jakarta: Media Aesculapius
Mubarak, W & dkk. (2006). Ilmu Keperwatan Komunitas. Jakarta: CV. SagumgSeto.
Nugroho, Wahjudi.2006. Komunikasi dalam Keperawat n Gerontik  . Jakarta:penerbit Buku
Kedokteran EGC
Pakkenberg BD. 2003.  Aging and The human neocor tex Exp. Gerontology.
Pierce dan Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.Jakarta :EGC
Pudjiastututi SS. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta: EGC
Ridwan, Muhamad. 2009. Mengenal, Mencegah, Mengatasi,Hipertensi. Semarang: Pustaka
Widyamara
Riyadi, sugeng. 2007. Keperawatan Kesehatan Masyarakat  . Jakarta: EGC
Smeltzer and Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume I  . Jakarta: EGC
Tiarney, L. M., McPhee, S. J ., and Papadakis, M. A. 2002.  Diagnosis dan Terapi
Kedokteran : Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai