Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap Peningkatan Interaksi Sosial dan Kognitif
Fungsi pada Lansia: Eksperimen Semu
Abstrak
Pendahuluan: Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu masalah kesehatan
Artikel riwayat
lansia yang merupakan prediktor utama terjadinya demensia. Terapi kombinasi kegiatan
Diajukan: 5 Juni 2022
yang mencakup kelompok realitas dan sosialisasi dapat dilakukan untuk mempertahankan
Tanggal: 23 Juli 2022
fungsi kognitif dan perubahan peran sosial pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh terapi aktivitas kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial dan fungsi
kognitif pada lansia. Metode: merupakan penelitian Quasi-Experimental Group Pretest
Penulis Korespondensi: and Posttest dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Paired T-test dengan sampel
- Lia Jurniarni penelitian sebanyak 30 responden. Inklusi responden lansia berusia 45-60 tahun, lansia
- Sekolah Tinggi Ilmu dengan masalah interaksi sosial, dan lansia dengan penurunan fungsi kognitif. Instrumen
yang digunakan adalah Mini Mental State Examination (MMSE) dan angket interaksi sosial. Hasil:
Keperawatan PPNI Distribusi usia tertinggi diperoleh dengan rentang usia 60-65 tahun sebanyak 16 orang
Jawa Barat (23,3%), dengan jenis kelamin tertinggi 19 orang (63,3%). Distribusi pendidikan terakhir
diperoleh dari SMA 13 orang (43,3%) dan pekerjaan terbanyak adalah pekerja 25 orang
email: (83,3%) dan berstatus kawin 20 orang (66,7%). Ada perbedaan yang signifikan antara
juniarnilia@yahoo.com skor sebelum dan sesudah pada interaksi sosial dan fungsi kognitif dengan p-value =
0,000(<0,005). Kesimpulan dan saran: intervensi terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan sosialisasi efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dan fungsi kognitif pada
lansia. Ini dapat digunakan sebagai program baik di masyarakat maupun di panti jompo
Kata Kunci:
dalam asuhan perlindungan gerontik.
lansia, terapi aktivitas kelompok,
interaksi sosial, dan fungsi Abstrak
kognitif Latar Belakang: Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu masalah kesehatan
pada lansia yang merupakan prediktor utama terjadinya demensia. Kegiatan terapi
kombinasi kelompok orientasi realitas dan sosialisasi dapat dilakukan untuk
mempertahankan fungsi kognitif dan perubahan peran sosial pada lansia. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial dan
fungsi kognitif pada lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-
Experimental Group Pretest and Posttest dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Paired
T-test dengan sampel penelitian sebanyak 30 responden. Inklusi responden lansia berusia
45-60 tahun, lansia dengan masalah interaksi sosial, dan lansia dengan penurunan fungsi
kognitif. Instrumen yang digunakan adalah Mini-Mental State Examination (MMSE) dan
angket interaksi sosial. Hasil: Distribusi umur tertinggi diperoleh pada rentang umur 60-65
tahun sebanyak 16 orang (23,3%), dengan jenis kelamin tertinggi sebanyak 19 orang
(63,3%). Sebaran pendidikan terakhir diperoleh dari SMA sebanyak 13 orang (43,3%)
dan pekerjaan terbanyak adalah pekerja sebanyak 25 orang (83,3%) dan status
perkawinan menikah sebanyak 20 orang (66,7%). Terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor sebelum dan sesudah pada interaksi sosial dan fungsi kognitif dengan nilai p
= 0,000 (<0,005). Kesimpulan dan saran: intervensi terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan sosialisasi efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dan fungsi kognitif
pada lansia. Hal ini dapat dijadikan program baik di komunitas maupun di panti jompo dalam asuhan ke
Machine Translated by Google
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022
Tabel 3. Data Distribusi MMSE (n=30) berstatus lanjut usia, pasangan merupakan pasangan hidup
Variabel Mean Min- Group sekaligus pendukung dalam menjalani sisa hidupnya.
±SD Maks nilai p nilai p Individu yang mengalami perceraian atau tidak mempunyai
Pretes 18,97± 0,718 pasangan termasuk dalam kelompok yang beresiko tinggi
17-20 -4,837 0,000
mengalami masalah psikologis, sedangkan lansia yang
Pascates 22,70± mempunyai pasangan hidup memungkinkan untuk
20-26
1.685 meringankan permasalahan psikologisnya, dan lansia harus
mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. hilangnya
Hasil yang diperoleh memungkinkan 3 untuk pre- pasangan hidup (Wahyu Elok, dkk., 2017).
test dan post-test menggunakan instrumen MMSE yang
terdiri dari 30 soal. Reratanya adalah 22,70 (SD = 1,685)
dan nilainya 0,000 (0,05). Deskripsi pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
peningkatan interaksi sosial.
DISKUSI Pada hasil penelitian penerapan terapi aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kelompok terdapat perbedaan skor keterampilan interaksi
berdasarkan umur diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh sosial sebelum dan sesudah intervensi. Terdapat peningkatan
sebesar 64,77 (SD = 3,636). Proses menua yang dialami nilai mean yang signifikan setelah dilakukan terapi aktivitas
lansia menyebabkan penurunan fungsi tubuh secara kelompok. Hasil op-values = 0,000 menunjukkan adanya
keseluruhan, sehingga derajat kesehatan lansia menurun. pengaruh setelah diberikan intervensi. Hal ini sejalan
Keadaan ini akan berdampak pada kemampuan lansia dengan beberapa penelitian, termasuk Fatma (2018) yang
dalam berinteraksi (Wahyu et al. 2017). melakukan intervensi yang sama, menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
Berdasarkan data demografi, kita dapat melihat interaksi sosial. Penerapan terapi aktivitas kelompok untuk
bahwa gender mempengaruhi penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan interaksi sosial diberikan terapi aktivitas
hubungan interpersonal. kelompok sosialisasi dengan memfasilitasi beberapa
Penurunan fungsi kognitif lebih banyak terjadi pada wanita responden dalam berhubungan dengan orang lain, seperti
dibandingkan pria karena wanita memproduksi hormon bertanya, berdiskusi, bercerita tentang dirinya dalam
estrogen. Menurut Marlina (2012), penurunan hormon kelompok, dan menyapa teman dalam kelompok (Keliat,
estrogen dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit 2009) .
neodegeneratif. Hormon-hormon ini berkaitan erat dengan
menjaga fungsi kognitif. Dampak dari menurunnya fungsi
kognitif yaitu terganggunya hubungan interpersonal, lansia Peningkatan interaksi sosial yang dialami kelompok
yang mengalami gangguan sosial lebih cenderung berjenis perlakuan merupakan efek terapeutik kelompok yang
kelamin perempuan (Fatma, 2018). Hal ini sejalan dengan meliputi universalitas, penanaman harapan, pengembangan
pernyataan Townsend (2009) bahwa gender akan keterampilan sosial, kemampuan berhubungan dengan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi orang lain, pemasukan informasi, identifikasi, kohesi
karena jenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukkan kelompok, dan kepemilikan, pengalaman interpersonal, dan
gaya komunikasi yang berbeda dan mempunyai interpretasi berbagi emosi yang kuat.
yang berbeda terhadap suatu percakapan.
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Nyumirah, S. 2012, Pengaruh terapi aktivitas kognitif
pertimbangan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan terhadap kemampuan interaksi sosial
interaksi sosial dan fungsi kognitif. Hasil penelitian klien isolasi sosial di RSJD Dr.Amino
diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian Gondohutomo[jurnal]
selanjutnya mengenai pengaruh terapi aktivitas kelompok
terhadap peningkatan interaksi sosial dan fungsi kognitif
pada lansia. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya Pambudi W., dewi E.,sulistyorini L., (2017).Pengaruh
dapat melanjutkan penelitian ini dalam situasi yang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
kondusif. (TAKS) terhadap kemampuan interaksi
sosial pada lansia dengan kesetaraan dan
DAFTAR PUSTAKA pelayanan sosial lanjut usia (PSLU)
Akemat & keliat, B,A., (2004), menyebabkan kematian jember .
jiwa terapi aktivitas kelompok,Jakarta:EGC
Selai, F,. (2018)terapi aktivitas kelompok terhadap Sasanti, A, (2020) pengaruh terapi aktivitas kelompok
kemampuan interaksi sosial pada tingkat kesepian pada
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022