Anda di halaman 1dari 6

Machine Translated by Google

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN


INTERAKSI SOSIAL DAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA: PENELITIAN QUASI-
PERCOBAAN

Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Terhadap Peningkatan Interaksi Sosial dan Kognitif
Fungsi pada Lansia: Eksperimen Semu

Selfia Merlinda, Lia Jurniarni


Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat

Abstrak
Pendahuluan: Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu masalah kesehatan
Artikel riwayat
lansia yang merupakan prediktor utama terjadinya demensia. Terapi kombinasi kegiatan
Diajukan: 5 Juni 2022
yang mencakup kelompok realitas dan sosialisasi dapat dilakukan untuk mempertahankan
Tanggal: 23 Juli 2022
fungsi kognitif dan perubahan peran sosial pada lansia. Tujuan: Untuk mengetahui
pengaruh terapi aktivitas kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial dan fungsi
kognitif pada lansia. Metode: merupakan penelitian Quasi-Experimental Group Pretest
Penulis Korespondensi: and Posttest dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Paired T-test dengan sampel
- Lia Jurniarni penelitian sebanyak 30 responden. Inklusi responden lansia berusia 45-60 tahun, lansia
- Sekolah Tinggi Ilmu dengan masalah interaksi sosial, dan lansia dengan penurunan fungsi kognitif. Instrumen
yang digunakan adalah Mini Mental State Examination (MMSE) dan angket interaksi sosial. Hasil:
Keperawatan PPNI Distribusi usia tertinggi diperoleh dengan rentang usia 60-65 tahun sebanyak 16 orang
Jawa Barat (23,3%), dengan jenis kelamin tertinggi 19 orang (63,3%). Distribusi pendidikan terakhir
diperoleh dari SMA 13 orang (43,3%) dan pekerjaan terbanyak adalah pekerja 25 orang
email: (83,3%) dan berstatus kawin 20 orang (66,7%). Ada perbedaan yang signifikan antara
juniarnilia@yahoo.com skor sebelum dan sesudah pada interaksi sosial dan fungsi kognitif dengan p-value =
0,000(<0,005). Kesimpulan dan saran: intervensi terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan sosialisasi efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dan fungsi kognitif pada
lansia. Ini dapat digunakan sebagai program baik di masyarakat maupun di panti jompo
Kata Kunci:
dalam asuhan perlindungan gerontik.
lansia, terapi aktivitas kelompok,
interaksi sosial, dan fungsi Abstrak
kognitif Latar Belakang: Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu masalah kesehatan
pada lansia yang merupakan prediktor utama terjadinya demensia. Kegiatan terapi
kombinasi kelompok orientasi realitas dan sosialisasi dapat dilakukan untuk
mempertahankan fungsi kognitif dan perubahan peran sosial pada lansia. Tujuan: Untuk
mengetahui pengaruh terapi aktivitas kelompok dalam meningkatkan interaksi sosial dan
fungsi kognitif pada lansia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Quasi-
Experimental Group Pretest and Posttest dengan menggunakan uji Wilcoxon dan Paired
T-test dengan sampel penelitian sebanyak 30 responden. Inklusi responden lansia berusia
45-60 tahun, lansia dengan masalah interaksi sosial, dan lansia dengan penurunan fungsi
kognitif. Instrumen yang digunakan adalah Mini-Mental State Examination (MMSE) dan
angket interaksi sosial. Hasil: Distribusi umur tertinggi diperoleh pada rentang umur 60-65
tahun sebanyak 16 orang (23,3%), dengan jenis kelamin tertinggi sebanyak 19 orang
(63,3%). Sebaran pendidikan terakhir diperoleh dari SMA sebanyak 13 orang (43,3%)
dan pekerjaan terbanyak adalah pekerja sebanyak 25 orang (83,3%) dan status
perkawinan menikah sebanyak 20 orang (66,7%). Terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor sebelum dan sesudah pada interaksi sosial dan fungsi kognitif dengan nilai p
= 0,000 (<0,005). Kesimpulan dan saran: intervensi terapi aktivitas kelompok orientasi
realitas dan sosialisasi efektif untuk meningkatkan interaksi sosial dan fungsi kognitif
pada lansia. Hal ini dapat dijadikan program baik di komunitas maupun di panti jompo dalam asuhan ke
Machine Translated by Google

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022

PERKENALAN kesehatan mental, dan emosional pada lansia.


Jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada (Pambudi W., Dewi E. Sulistyroni L. 2017)
tahun 2009 sebesar 9,6% dan diperkirakan akan terus Solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi perubahan
meningkat pada tahun 2035 sebesar 16,77%. Komposisi kognitif pada lansia antara lain konseling, senam otak,
penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar terapi neurotik, dan terapi aktivitas kelompok yang didukung
7,18% dari total penduduk, dan data tahun 2011 meningkat dengan pola hidup sehat. Terapi aktivitas kelompok
menjadi 7,58%. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan suatu latihan dan edukasi yang bertujuan untuk
sebanyak 16 juta orang dapat hidup pada tahun 2021. memberikan gambaran mengenai lingkungan sekitar lansia
Jumlah tersebut setara dengan 5,95% dari total penduduk agar dapat bersosialisasi dengan baik. Diharapkan dengan
Indonesia yang tercatat sebanyak 270,2 juta jiwa. dilaksanakannya terapi aktivitas kelompok lansia dapat
Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan berdampak melatih fungsi kognitifnya sehingga dapat meningkatkan
pada perubahan transisi epidemiologi, yaitu peningkatan tingkat kognitifnya, mengembangkan kesadaran diri dan
angka kesakitan akibat penyakit degeneratif. (Pambudi meningkatkan hubungan interpersonal (Keliat, 2007).
dkk., 2017). Di Jawa Barat sendiri pada tahun 2019, jumlah
penduduk lanjut usia sebanyak 4,76 juta jiwa. Jumlah itu
sekitar 9,71% dari total penduduk Jawa Barat. Terapi aktivitas kelompok yang diberikan untuk
meningkatkan hubungan kognitif dan interpersonal adalah
terapi aktivitas kelompok dengan orientasi realitas dan
“Lansia merupakan akronim yang berarti “lanjut usia” sosialisasi. terapi aktivitas kelompok yang berorientasi
apabila seseorang telah mencapai usia 60 tahun atau lebih. pada realitas. Anda dapat membantu lansia yang
Penuaan bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses mengalami perubahan fungsi kognitif dengan
alami yang terjadi secara bertahap dan menimbulkan mengorientasikan dirinya pada situasi saat ini. Sementara
perubahan yang kumulatif. Meningkatnya angka harapan itu, terapi aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) pada lansia
hidup pada lansia diharapkan sejalan dengan peningkatan merupakan salah satu terapi yang penting untuk
kualitas hidup. Namun nyatanya, perubahan yang terjadi meningkatkan hubungan interpersonal, dimulai dari individu
pada berbagai sistem tubuh dapat menimbulkan berbagai dalam kelompok. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
masalah seiring bertambahnya usia. Perubahan lain yang menggabungkan kedua jenis terapi tersebut. Ini adalah
mungkin terjadi pada lansia antara lain bersifat psikologis kesalahpahaman yang umum.
dan spiritual (Meiner, 2015).
Lansia mempunyai permasalahan yang kompleks seiring METODE
bertambahnya usia. Penurunan fungsi kognitif merupakan Desain penelitian
salah satu masalah kesehatan pada lansia yang merupakan Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan menggunakan
prediktor utama terjadinya demensia. Perubahan kognitif quasi eksperimen one group pretest and posttest dimana
masyarakat terjadi karena perubahan biologis yang terdapat satu kelompok yaitu kelompok intervensi. Populasi
dialaminya dan umumnya seiring dengan proses penuaan. sasaran penelitian ini adalah lansia yang mempunyai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Coresa dan masalah penurunan interaksi sosial dan fungsi kognitif di
Ngestiningsih (2017) yang dilakukan di unit rehabilitasi Puskesmas Sukajadi Kota Bandung. Estimasi pengukuran
sosial fungsi kognitif pada penelitian tersebut, didapatkan sampel dihitung dengan G-power 3.1 dengan uji T, yang
hasil pemeriksaan MMSE Mini-Mental State Examination berarti: perbedaan antara dua mean dependen (pasangan
60,9% kemungkinan terganggu dan 22% kemungkinan yang cocok), = 0,05 total ukuran sampel.
mengalami gangguan. Pemeriksaan MMSE berdasarkan
usia menunjukkan penurunan fungsi kognitif paling banyak,
yaitu 60–75% per tahun. Hal ini serupa dengan penelitian Namun, untuk menghindari kesalahan dalam sampel,
sebelumnya yang menyatakan bahwa semakin bertambah tingkat pengurangan 10% –15% ditambahkan. yaitu 3.
usia maka semakin rendah hasil pemeriksaan fungsi Maka jumlah sampelnya adalah 30. Dalam penelitian ini
kognitifnya. dipilih purposive sampling dengan menggunakan kriteria
Pada lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif inklusi: lansia berusia 60–70 tahun, lansia dengan masalah
akan memberikan dampak berupa penurunan daya ingat interaksi sosial, dan lansia dengan penurunan kognitif.
jangka panjang dan jangka pendek, perilaku, dan
kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
(Darmojo, 2009). Hal ini dapat mempengaruhi kemampuan Instrumen
bersosialisasi. Keadaan ini dapat menyebabkan kemampuan Instrumen dalam penelitian ini menggunakan dua instrumen
interaksi sosial pada lansia berdampak buruk. Partisipasi yaitu instrumen Hal-Mental State Exam (MMSE) yang
sosial dan hubungan interpersonal merupakan bagian bertujuan untuk menilai fungsi kognitif dengan diberikan 30
penting dari aktivitas fisik, soal yang meliputi orientasi,

35 (Merlinda, dkk, 2022)


Machine Translated by Google

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022

registrasi, perhatian, perhitungan, memori jangka panjang Variabel Intervensi


dan jangka pendek, penamaan, bahasa, menulis, dan (n=30)
keterampilan konstruksi. dan instrumen interaksi sosial Usia n (f%) 64,77±3,636
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan interaksi (rata-rata±sd)
sosial. Jenis Kelamin n (f%)
Pria 11 (36.7)
Prosedur Penelitian Wanita 19 (63.3)
Pertemuan tatap muka diadakan tiga kali Pendidikan
seminggu selama masing-masing 45 menit, dengan Terakhir n (f%)
kelompok duduk melingkar di setiap sesi. Pada sesi Sekolah dasar 5 (16.7)
pertama, kelompok akan memperkenalkan diri kepada Sekolah Menengah Pertama 12 (40.0)
setiap anggota kelompok dengan menggunakan bola Sekolah menengah atas 13 (43.3)
dan musik dan diedarkan kepada setiap anggota Pekerjaan Terakhir n (f%)
kelompok hingga semua kelompok memperkenalkan diri. pengusaha 5 (16.7)
Pada sesi kedua, setiap anggota kelompok akan Lainnya (Buruh) 25 (83.3)
memperkenalkan diri, nama panggilan, dan hobinya serta Status pernikahan
menanyakan nama lengkap, asal nama panggilan, dan n (f%)
hobi lawan bicaranya. Pada sesi ketiga, kelompok akan Nikah 20 (66,7)
memberikan topik pembicaraan untuk didiskusikan dan memberikan Janda duda 10 (33.3)
pendapat terhadap topik yang dibicarakan.
Analisis tabel 1: sebaran hasil Rata-rata umur
Analisis Statistik 64,77 (SD = 3,636), lebih dari separuh responden berjenis
Analisis univariat ini dilakukan untuk kelamin perempuan 19 orang (63,3%), dan pendidikan
analisis frekuensi demografi responden seperti usia, jenis terakhir dengan nilai tertinggi adalah SMA sebanyak 13
kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan terakhir, status orang ( 13,43), pekerjaan terakhir memperoleh distribusi
perkawinan, makna, dan median standar deviasi. hasil terbanyak sebesar 25 (83,3%), dan status
Sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk melihat perkawinan memperoleh distribusi hasil sebesar 20
hubungan pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap (66,7%).
peningkatan interaksi sosial dan pengaruh terapi aktivitas
kelompok. Pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
peningkatan interaksi sosial dan fungsi kognitif pada
terapi aktivitas untuk meningkatkan fungsi kognitif. lansia
Dengan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh
HASIL pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap peningkatan
Setelah dilakukan intervensi terapi aktivitas kelompok interaksi sosial dan fungsi kognitif pada lansia.
pada lansia : 3 kali pertemuan tatap muka. diproduksi:
Tabel 2. Data Sebaran Kemampuan Interaksi Sosial
Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah umur, Variabel Mean ± SD Nilai-P Nilai-P
jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan terakhir,
dan status perkawinan. Pra 27.00± -12.869 0,000
2.533
Tabel 1. Sebaran Data Demografi. Pos 34,50±
1.996

Tabel 2 menunjukkan hasil pre-test dan post-test


menggunakan instrumen kemampuan interaksi sosial
yang terdiri dari 12 soal. Pada hasil di atas terdapat nilai
median pada pre-test sebesar 27,0, dan setelah
dilakukan intervensi terjadi peningkatan nilai median
sebesar 35,0 dengan p-value sebesar 0,000 (0,05).

36 (Merlinda, dkk, 2022)


Machine Translated by Google

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022

Tabel 3. Data Distribusi MMSE (n=30) berstatus lanjut usia, pasangan merupakan pasangan hidup
Variabel Mean Min- Group sekaligus pendukung dalam menjalani sisa hidupnya.
±SD Maks nilai p nilai p Individu yang mengalami perceraian atau tidak mempunyai
Pretes 18,97± 0,718 pasangan termasuk dalam kelompok yang beresiko tinggi
17-20 -4,837 0,000
mengalami masalah psikologis, sedangkan lansia yang
Pascates 22,70± mempunyai pasangan hidup memungkinkan untuk
20-26
1.685 meringankan permasalahan psikologisnya, dan lansia harus
mampu menyesuaikan diri dengan keadaan. hilangnya
Hasil yang diperoleh memungkinkan 3 untuk pre- pasangan hidup (Wahyu Elok, dkk., 2017).
test dan post-test menggunakan instrumen MMSE yang
terdiri dari 30 soal. Reratanya adalah 22,70 (SD = 1,685)
dan nilainya 0,000 (0,05). Deskripsi pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
peningkatan interaksi sosial.
DISKUSI Pada hasil penelitian penerapan terapi aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kelompok terdapat perbedaan skor keterampilan interaksi
berdasarkan umur diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh sosial sebelum dan sesudah intervensi. Terdapat peningkatan
sebesar 64,77 (SD = 3,636). Proses menua yang dialami nilai mean yang signifikan setelah dilakukan terapi aktivitas
lansia menyebabkan penurunan fungsi tubuh secara kelompok. Hasil op-values = 0,000 menunjukkan adanya
keseluruhan, sehingga derajat kesehatan lansia menurun. pengaruh setelah diberikan intervensi. Hal ini sejalan
Keadaan ini akan berdampak pada kemampuan lansia dengan beberapa penelitian, termasuk Fatma (2018) yang
dalam berinteraksi (Wahyu et al. 2017). melakukan intervensi yang sama, menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh terapi aktivitas kelompok terhadap
Berdasarkan data demografi, kita dapat melihat interaksi sosial. Penerapan terapi aktivitas kelompok untuk
bahwa gender mempengaruhi penurunan fungsi kognitif dan meningkatkan interaksi sosial diberikan terapi aktivitas
hubungan interpersonal. kelompok sosialisasi dengan memfasilitasi beberapa
Penurunan fungsi kognitif lebih banyak terjadi pada wanita responden dalam berhubungan dengan orang lain, seperti
dibandingkan pria karena wanita memproduksi hormon bertanya, berdiskusi, bercerita tentang dirinya dalam
estrogen. Menurut Marlina (2012), penurunan hormon kelompok, dan menyapa teman dalam kelompok (Keliat,
estrogen dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit 2009) .
neodegeneratif. Hormon-hormon ini berkaitan erat dengan
menjaga fungsi kognitif. Dampak dari menurunnya fungsi
kognitif yaitu terganggunya hubungan interpersonal, lansia Peningkatan interaksi sosial yang dialami kelompok
yang mengalami gangguan sosial lebih cenderung berjenis perlakuan merupakan efek terapeutik kelompok yang
kelamin perempuan (Fatma, 2018). Hal ini sejalan dengan meliputi universalitas, penanaman harapan, pengembangan
pernyataan Townsend (2009) bahwa gender akan keterampilan sosial, kemampuan berhubungan dengan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkomunikasi orang lain, pemasukan informasi, identifikasi, kohesi
karena jenis kelamin laki-laki dan perempuan menunjukkan kelompok, dan kepemilikan, pengalaman interpersonal, dan
gaya komunikasi yang berbeda dan mempunyai interpretasi berbagi emosi yang kuat.
yang berbeda terhadap suatu percakapan.

Gambaran pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi


Kategori karakteristik demografi lainnya adalah Realitas terhadap peningkatan fungsi kognitif pada
pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan. Tingkat lansia
pendidikan pada umumnya erat kaitannya dengan Pada hasil penelitian di atas terdapat perbedaan
pengetahuan, sehingga semakin rendah tingkat pendidikan yang signifikan setelah dilakukan intervensi.
seseorang maka semakin besar pula kemungkinan ia untuk Nilai 0,000 diperoleh dari penelitian sebelumnya yang
menerima dan mencari ilmu pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan Adriana dkk. (2019). Terdapat nilai signifikan
berdampak pada berkurangnya pengetahuan seseorang setelah dilakukan intervensi dengan nilai rata-rata sebesar
terhadap permasalahan yang menimpanya (Keliat, 2014). 22,70 membuktikan bahwa skor menjadi lebih ringan setelah
Bekerja erat kaitannya dengan produktivitas dan keuangan dilakukan intervensi. Terapi kelompok sering kali berhasil
seseorang. Oleh karena itu, salah satu peneliti menegaskan digunakan pada lansia yang mengalami perubahan fungsi
bahwa jika seseorang tidak bekerja maka akan lebih mudah kognitif.
terjadinya gangguan psikologis, sehingga berdampak pada Terapi kelompok yang dimaksud adalah terapi aktivitas
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam kelompok yang berorientasi pada realitas. Terapi aktivitas
pernikahan kelompok; Orientasi realitas dapat membantu lansia yang

37 (Merlinda, dkk, 2022)


Machine Translated by Google

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022

mengalami perubahan fungsi kognitif dengan lansia . [jendela kesehatan:jurnal kesehatan


mengorientasikannya pada situasi saat ini (Keliat, 2009) vol.no 2]
menjaga fungsi kognitif pada lansia sangat penting untuk
kesejahteraannya. Melakukan aktivitas kognitif secara Kholifah, N,. S,. (2016). Keperawatan gerontik .[buku].
rutin diduga dapat menjaga fungsi kognitif yang prima
pada lansia (Adriana et al. 2019).
Manurug, CH, Karema,W., dan Maja, J., (2016)gambaran
fungsi kognitif pada lansia di desa koka
KESIMPULAN kecamatan tombulu.[jurnal e-clinic,vol.4no.2)
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa intervensi
yang diberikan berupa terapi aktivitas kelompok Martina,A,. Wibhawa, B., dan S, B, Meilany.,
sosialisasi dapat meningkatkan interaksi sosial pada (2016. )interaksi sosial lansia di badan
lansia yang mengalami perubahan fungsi kognitif. Hasil perlindungan sosial tresna werdha
perhitungan MMES menunjukkan bahwa kebebasan (BPSTW) ciparay dengan keluarga.
terapi ini mengurangi gangguan kognitif. [bangkit pkm].

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi Nyumirah, S. 2012, Pengaruh terapi aktivitas kognitif
pertimbangan pelayanan kesehatan dalam meningkatkan terhadap kemampuan interaksi sosial
interaksi sosial dan fungsi kognitif. Hasil penelitian klien isolasi sosial di RSJD Dr.Amino
diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian Gondohutomo[jurnal]
selanjutnya mengenai pengaruh terapi aktivitas kelompok
terhadap peningkatan interaksi sosial dan fungsi kognitif
pada lansia. Diharapkan bagi penelitian selanjutnya Pambudi W., dewi E.,sulistyorini L., (2017).Pengaruh
dapat melanjutkan penelitian ini dalam situasi yang terapi aktivitas kelompok sosialisasi
kondusif. (TAKS) terhadap kemampuan interaksi
sosial pada lansia dengan kesetaraan dan
DAFTAR PUSTAKA pelayanan sosial lanjut usia (PSLU)
Akemat & keliat, B,A., (2004), menyebabkan kematian jember .
jiwa terapi aktivitas kelompok,Jakarta:EGC

Pandeirot, . Maulidah L, (2015). . pengaruh terapi


Badan Pusat Statistik JAWA BARAT. Data statistik aktivitas kelompok sosialisasi terhadap
lansia.(2017) https://bandungkota.bps.go.id/ kemampuan bersosialisasi sosialisasi
staticta di diagnosis pasien skizofrenia
ble.html rumah sakit jiwa menur Surabaya. [jurnal].

Hardiningtyas WR, Setyabudi, I., (2016). peran terapi


aktivitas kelompok sosialisasi (TAKS) Pandji, D., (2012). menembus dunia lanjut usia;
terhadap kemampuan interaksi sosial dan Kehidupan lanjut usia secara fisik maupun
masalah isolasi sosial pasien. [perawatan psikologis.[Buku].
jurnal vol.4 ].
Riani, D,A.,dan Halim, M,S.,(2019). fungsi kognitifitas
Haruna, D, H,. (2016). pengaruh terapi aktivitas kelompok lansia yang beraktivitas kognitif secara
terhadap kemampuan interaksi sosial rutin dan tidak rutin, [ jurnal vol.46 no.2 ]
lanjut usia di celana dalam tresna werdha
gau mabaji gowa. Rini, S, S., Kuswardani, T., Aryana, S., (2018). faktor-
Hayuningtyas, W, R., Setyabudi, I., (2016).peran terapi faktor yang berhubungan dengan gangguan
aktivitas kelompok sosial (TAKS) terhadap fungsi kognitif pada lansia di panti sosial
kemampuan interaksi sosial dan masalah tresna werdha wana seraya denpasar.
sosial isolasi pasien., [ jurnal 4 no.3]. [ jurnal vol.2 no.2].

Selai, F,. (2018)terapi aktivitas kelompok terhadap Sasanti, A, (2020) pengaruh terapi aktivitas kelompok
kemampuan interaksi sosial pada tingkat kesepian pada

38 (Merlinda, dkk, 2022)


Machine Translated by Google

Jurnal Ilmiah Keperawatan (Jurnal Ilmiah Keperawatan) Edisi Khusus, Vol 8, No.3, Tahun 2022

lansia penderita hipertensi di desa maasing kecamatan tuminting.[jurnal


pengkok kedawung sragen. [jurnal]. vol.2 no.1].005

Toreh, M,E, (2019). gambaran fungsi kognitif


pada lanjut usia di kelurahan

39 (Merlinda, dkk, 2022)

Anda mungkin juga menyukai