Anda di halaman 1dari 12

Versi online / URL:

Volume 3, Nomor 2

KEPUASAN INTERAKSI SOSIAL LANSIA DENGAN TIPE KEPRIBADIAN

Satisfaction of Social Interaction On The Old Age With Personality Type

Mokhtar Jamil

Program Studi Keperawatan FIKES Universitas Muhammadiyah Malang


Jl. Bendungan Sutami 188 A
e-mail: j_mild1301@yahoo.com

ABSTRAK

Peningkatan jumlah Lansia yang signifikan terjadi di seluruh dunia namun peningkatan ini tidak
diimbangi dengan kemampuan keluarga dalam memberikan perhatian dan kesejahteraan. Lansia yang tinggal
di panti terancam perhatian dan kesejahteraannya meliputi perhatian komunikasi, kesehatan, transportasi
dan juga rekreasi. Interaksi sosial merupakan sarana Lansia untuk mengaktualisasikan dirinya. Faktor yang
dapat mempengaruhi kepuasan interaksi sosial terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal yang dipengaruhi
oleh tipe kepribadian seseorang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tipe
kepribadian dengan kepuasan interaksi sosial Lansia di panti wredha Tresno Mukti Turen-Malang. Desain
penelitian yang digunakan adalah studi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah Lansia penghuni panti wredha Tresno Mukti Turen-Malang yang berjumlah
38 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55% responden termasuk kedalam tipe kepribadian introvert
dengan 16 responden tingkat kepuasan interaksi sosialnya rendah dan 5 responden pada tingkat sedang.
Sedangkan 45% responden bertipe kepribadian ekstrovert dengan 6 responden tingkat kepuasan interaksi
sosialnya rendah dan 11 responden pada tingkat sedang. Pengujian hipotesa menggunakan uji Chi-Square
pada tingkat kepercayaan 95% (± = 0,05). Dari hasil uji tersebut didapatkan besar nilai nilai P-value = 0,011
(P-value < ±) dan nilai R square sebesar 50,8% sehingga kesimpulan yang didapatkan adalah terdapat
hubungan yang bermakna antara tipe kepribadian dengan kepuasan interaksi sosial Lansia di panti wredha
Tresno Mukti Turen Malang dan peranan tipe kepribadian terhadap kepuasan interaksi sosial sebesar
50,8% sedangkan sisanya dari faktor lain. Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada pihak pengurus
panti memberikan program kegiatan sesuai dengan tipe kepribadian Lansia agar kepuasan interaksi sosial
dapat tercapai secara optimal.

Kata Kunci: Introvert, Ekstrovert, Interaksi Sosial, Lanjut Usia

ABSTRACT

The significancy raising number of old age is happened in whole world but it doesn’t equal with the
ability of family to give attention and prosperous to them. The attention and prosperous of old age who
lives in old-folks home are threathened like communication, healthy, transportation and also recreation.
Social interaction is the way used by the old-ages to actualize their live. The factor influence it consist of
external and internal which is influenced by personality type.The aim from this reseach is knowing the
relationship between personality type with satisfaction of social interaction on the Old Age of Old-folks
home Tresno Mukti Turen Malang. Research design used in this research is comparative study with cross
sectional approach. Sample taken in this research were 38 old age of old-folk home Tresno Mukti Turen
Malang. Result of this research indicate that 55% respondent were introvert with 16 respondent have low
satisfaction in their social interaction and 5 respondent have medium satisfaction. While 45% respondent
were ekstrovert with 6 respondent in low level satisfaction in their social interaction and 11 respondent
have moderate satisfaction. Hypothesize test was conducted by using Chi-Square test at 95% level of
confidence (± = 0,05), resulted P-Value = 0,011 (P-Value < ±) and R square = 50,8%, so it can be
concluded that there is significant relationship between personality type with satisfaction of social
interaction on the old-age of old-folks homeTresno Mukti Turen Malang while the role of personality type
in satisfaction of social interaction is 50,8% and 49,2% is from other factors. According to the result of
this research, it’s suggested to the old-folks home management give activity programs based on old-age’s
personality type in order to reach optimal satisfaction of social interaction.

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 171


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Key Words : Introvert, Extrovert, Social Interaction, Old-age

LATAR BELAKANG Interaksi sosial adalah hubungan-


hubungan yang menyangkut hubungan antara
Harapan hidup penduduk Indonesia individu dan individu, individu dan kelompok,
rata-rata mengalami peningkatan dari tahun dan kelompok dan kelompok, dalam bentuk
ke tahun. Data yang diperoleh dari Biro Pusat kerjasama serta persaingan atau pertikaian
Statistik pada tahun 2005, usia harapan hidup (Sunaryo, 2004). Dalam menjalankan
di Indonesia adalah 64,5 tahun dan jumlah kehidupan sehari-hari, Lansia berinteraksi
Lansia tercatat sebanyak 14.437.967 orang dengan individu dan kelompok di lingkungan
(Subagyo, 2007). Menurut data Departemen sosial yang berbeda-beda. Individu memiliki
Kesehatan (DepKes) jumlah penduduk karakter yang berlainan satu dengan yang
Lansia pada tahun 2006 sebesar kurang lebih lainnya. Perbedaan antar karakter individu
19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun, pada sebagai identitas diri individu masing-masing.
tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9 juta Perilaku yang ditunjukkan oleh individu,
(9,77%), usia harapan hidupnya meningkat membuat individu yang lain mengambil sikap
menjadi 67,4 tahun. Sedangkan menurut data atau tindakan sebagai reaksi individu yang
demografi internasional dari Bureau of the bersangkutan. Interaksi individu akan
Census USA, menyebutkan kenaikan jumlah membentuk kondisi lingkungan dalam
lansia Indonesia antara tahun 1990-2025 pergaulannya. Reaksi yang diambil oleh
mencapai 414 persen, tertinggi di dunia. individu, bisa sebagai reaksi positif atau
Kenaikan pesat itu terkait dengan usia harapan negative terhadap perilaku individu yang lain
hidup penduduk Indonesia (Darmojo, 1993). (Kang, 2010). Hal ini sejalan dengan pendapat
Dengan meningkatnya usia harapan hidup, dari Ali Hammadi (2010) yang mengatakan
maka jumlah Lansia pun akan mengalami bahwa interaksi sangat dibutuhkan oleh semua
peningkatan. manusia yang merupakan makhluk sosial
Peningkatan jumlah Lansia yang selain karena merupakan fitrah manusia
signifikan ini tidak diimbangi dengan sebagai makhluk sosial juga karena
kemampuan keluarga dalam memberikan merupakan sar ana menyalurkan buah
perhatian dan kesejahteraan. Menurut pemikiran, pendapat, dan bahkan menemukan
Romziah (2002) Lansia yang terancam pemikiran-pemikiran baru, dan juga saran
perhatian dan kesejahteraannya meliputi berbagi manfaat.
perhatian komunikasi, kesehatan, transportasi, Menurut Afdol (1995) pada umumnya
rekreasi dan juga agama padahal poin-poin Lansia yang tinggal di panti mempunyai
diatas merupakan hal penting yang menunjang banyak teman sebaya dan diduga lebih
kesejahteraan dan juga perkembangan jiwa memberi arti kehidupan dengan harapan
Lansia di masa tuanya. Senada dengan mendapatkan ketenangan dan kepuasan
Romziah, Suharmiati (2003) juga mengatakan hidup di hari tua yang meliputi kepuasan
bahwa kualitas hidup merupakan indikator layanan, aktivitas dan interaksi. Namun
penting untuk menilai keberhasilan intervensi menurut Penelitian yang dilakukan LemLit
pelayanan kesehatan, baik dari segi Unair tahun 1995 ternyata para Lansia
pencerahan maupun pengobatan, dimensi penghuni panti Werdha menyatakan kurang
kualitas hidup tidak hanya mencakup dimensi puas dan tidak puas dalam aspek interaksi
fisik saja, namun juga mencakup kinerja dengan sesama penghuni panti dengan
dalam memainkan peran sosial, keadaan prosentase 77,8 persen.
emosional, fungsi-fungsi intelektual dan Menurut hasil penelitian David S.
kognitif serta perasaan sehat dan kepuasan Janowsky pada tahun 1998 kepribadian
hidup dan itu kurang didapatkan oleh Lansia.

172 Juli 2012: 171 - 182


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

seseorang dapat menjadi faktor pendukung Kepribadian merupakan faktor yang


kepuasan interaksi seseorang dengan punya kaitan dengan faktor-faktor internal
lingkungannya, baik lingkungan hidup maupun yang mempengaruhi kepuasan berinteraksi.
tak hidup. Hal ini sejalan dengan yang Tercapainya kepuasan berinter aksi
diungkapkan oleh Nabillah (2008) bahwa ada merupakan manifestasi aktualisasi sehingga
beberapa hal yang dapat mempengaruhi meningkatkan harapan Lansia untuk hidup
kepuasan interaksi sosial pada manusia antara dan menikmati suasana di panti werdha. Dari
lain terdiri faktor eksternal; lingkungan latar belakang tersebut maka pada penelitian
bekerja, keluarga, sekolah, masyarakat atau ini akan dicari penjelasan tentang “Hubungan
organisasi panti sedangkan faktor internal Tipe Kepribadian Dengan Tingkat Kepuasan
adalah imitasi, identifikasi, sugesti, motivasi, Interaksi Lansia Penghuni Panti Werdha
simpati, dan empati yang semuanya Tresno Mukti Turen Malang”.
dipengaruhi oleh tipe kepribadian seseorang
Masing-masing sifat dan kepribadian itu METODE
mempunyai akibat pada interaksi atau
Berdasarkan penelitian ini maka desain
hubungan or ang tersebut dengan
yang digunakan adalah studi korelasional,
lingkungannya.
yaitu mengkaji hubungan antara variabel
Curl Gustav Jung, ahli psikologi,
secara cross sectional yaitu melakukan
mengemukakan dua ciri kepribadian utama
observasi data variabel independen yaitu tipe
yang dikenal istilah introvert dan ekstrovert.
kepribadian dan dependen yaitu kepuasan
Tipe tersebut berpengaruh terhadap pola
interaksi sosial hanya satu kali, pada satu saat
interaksinya. Tipe introvert lebih
dan tidak ada follow up (Nursalam, 2003).
mengutamakan pikiran, perasaan, cita-cita
Teknik sampling yang digunakan dalam
sendiri menjadi sumber dan minatnya,
penelitian ini adalah dengan cara “Total
menyenangi, merenung dan merencanakan
Sampling” yaitu teknik penetapan sampel
sehingga sering tampak menyendiri, tingkah
dengan cara mengambil semua anggota
laku lamban dan ragu-ragu (Sabri, 2001).
populasi menjadi sampel (Nursalam, 2003).
Tidak suka dengan pola kehidupan yang
Berdasarkan hal tersebut, jumlah sampel
melibatkan orang banyak sehingga sangat
dalam penelitian yang dilakukan di Panti
akrab justru tidak memuaskan perasaannya.
Werdha Trisno Mukti pada tanggal 4 – 5
Sedangkan tipe ekstrovert berorientasi
september 2010 ini adalah 38 koresponden
kedunia luar. Berprinsip praktis, cepat
dengan kriteria inklusi: bersedia diteliti dengan
bertindak dan cepat mengambil keputusan
menandatangani surat persetujuan, lama
karena orientasi hidup masa kini. Tipe ini lebih
waktu menghuni panti minimal 3 bulan,
suka turut serta aktif di tengah orang-orang
mampu berkomunikasi, sehat fisik dan mental.
sehingga mudah menyesuaikan diri dan
Instrumen penelitian yang digunakan
biasanya disenangi lingkungannya (Iskandar,
dalam penelitian ini sebanyak 2 instrumen.
2004).
Instrumen yang pertama adalah kuisioner
Panti Werdha Tresno Mukti merupakan
closed ended dischotomy question utuk
panti dengan jumlah penghuni 38 Lansia yang
mengetahui tipe kepribadian dari teori C. G.
terdiri dari pria dan wanita dengan karakter
Jung dengan jumlah soal 44 dengan tipe
dan tingkah laku yang berbeda-beda. Pada
jawaban “Ya” atau “Tidak”. Instrumen
waktu luang ada yang sukanya duduk di depan
penelitian yang kedua adalah closed ended-
kamar sendirian dan sebagian lagi
multiple choice, kuisioner ini digunakan untuk
bergerombol membicarakan sesuatu. Pola
mengetahuan tingkat kepuasan interaksi sosial
tingkah laku tersebut termasuk ciri tipe
dengan empat alternatif jawaban yaitu tidak
kepribadian introvert dan ekstrovert.

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 173


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

puas, kurang puas, cukup puas dan sangat kasih sayang mayoritas berada pada tingkat
puas. kurang puas yaitu sebesar 60% dan 66%
Data hasil penelitian dianalisis dengan sedangkan pada aspek prestasi berada pada
menggunakan uji statistik korelasi Chi- tingkat cukup puas sebesar 79%.
Square dan uji regresi, untuk mengetahui
adanya hubungan antara tipe kepribadian Hubungan Tipe Kepribadian dengan
dengan tingkat kepuasan interksi sosial Tingkat Kepuasan Interaksi Sosial.
dengan derajat kemaknaan ± = 0,05.
Berdasarkan tabel 5, diperoleh hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa pada r esponden dengan tipe
kepribadian Ekstrovert, 6 responden (15%)
Hasil tingkat kepuasan interaksinya rendah dan 11
responden (28,9%) merasa tingkat kepuasan
Karateristik Responden di Panti Wredha interaksi sosialnya sedang. Pada responden
Tresno Mukti Turen-Malang dengan tipe kepribadian Introvert terdapat 16
responden (42,1%) menyatakan tingkat
Berdasarkan hasil penelitian sebagian kepuasan interaksinya rendah dan pada 5
besar koresponden tidak sekolah yaitu responden (13,2%) didapatkan hasil sedang
sebanyak 10 orang (26%) dan mayoritas pada tingkat kepuasan interaksi sosialnya.
koresponden tinggal dipanti dengan alasan Sedangkan secara keseluruhan r espon
masuk secara sukarela (92%). 61 % terbanyak adalah tingkat kepuasan interaksi
koresponden berusia 75 – 90 tahun dan 81% rendah sebanyak 22 orang (57,9%).
status perkawinan koresponden adalah janda Dari analisa data diperoleh nilai
(Tabel 1). signifikansi p = 0.011 (p < 0.05), dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
Gambaran Tipe Kepribadian Lansia di
hubungan antara tipe kepribadian dengan
Panti Wredha Tresno Mukti Turen-
kepuasan interaksi sosial Lansia di Panti
Malang
Tresno Mukti Turen-Malang pada tahun
2010. Dari hasil perhitungan korelasi diatas
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
maka besarnya R-Square 50,5%. Makna dari
bahwa sebagian besar responden termasuk
R-Square adalah peranan atau sumbangsih
dalam tipe kepribadian introvert sebanyak 21
tipe kepribadian terhadap kepuasan interaksi
orang (55%), sedang sisanya adalah
sosial sebesar 50,5%, dan 49.5% berasal dari
ekstrovert dengan jumlah 17 orang (45%).
faktor lain, seperti faktor eksternal meliputi
lingkungan kerja, sekolah, masyarakat,
Gambaran Kepuasan Interaksi Sosial
maupun organisasi.
Lansia di Panti Wredha Tresno Mukti
Turen-Malang
Tabel 1. Gambaran Tipe Kepribadian Lansia
di Panti Wredha Tresno Mukti Turen-
Berdasarkan tabel 3, tingkat kepuasan Malang
interaksi sosial Lansia mayoritas berada di
tingkat kepuasan sedang (74%) sebanyak 28 Tipe Kepribadian Frekuensi Prosentase
orang dan pada tingkat kepuasan rendah - Introvert 21 55
sebesar (28%) sebanyak 10 or ang, - Ekstrovert 17 45
Jumlah 38 100
sedangkan untuk tingkat kepuasan tinggi tidak
ada (0%).
Berdasarkan tabel 4, kepuasan interaksi
sosial Lansia pada aspek sikap menerima dan

174 Juli 2012: 171 - 182


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

Tabel 2. Karateristik Responden di Panti Wredha Tresno Mukti Turen-Malang


No. Karakteristik Frekuensi Prosentase
1. Tingkat Pendidikan
- SD 9 24
- SMP 8 21
- SMA 8 21
- Perguruan Tinggi 3 8
- Tidak Sekolah 10 26
Jumlah 38 100
2. Alasan Masuk
- Sukarela 35 92
- Terpaksa 3 8
Jumlah 38 100
3. Usia (Tahun)
- 60-74 15 39
- 75-90 23 61
- >90 0 0
Jumlah 38 100
4. Status Perkawinan
- Tidak Menikah 2 5
- Menikah atau masih Bersuami 5 14
- Janda/Duda 31 81
Jumlah 38 100

Pembahasan sifat sebagai makhluk individu. Selain itu


perubahan lingkungan dari rumah ke panti
Tipe Kepribadian Lansia di Panti Wredha juga dapat mempengarui tipe kepribadian
Tresno Mukti Turen-Malang seseorang. Beberapa alasan tersebut yang
diperkirakan menjadi penyebab kenapa
Tipe kepribadian merupakan gabungan tingkat tipe kepribadian berada pada level
dari keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak sedang.
dan dapat dilihat oleh seseorang. Berdasarkan Hal ini sesuai dengan pendapat Selo
penelitian yang telah dilakukan, didapatkan Sumardjan dan Soelaiman Soemardi (1991)
hasil 55% Lansia termasuk dalam tipe dalam buku pengantar sosiologi bahwa
Intr overt dan 45% sisanya termasuk manusia selain sebagai makhluk sosial yang
ekstrovert, sedangkan berdasarkan tingkat membutuhkan orang lain, manusia juga
tipe kerpibadian mayoritas berada pada level merupakan makhluk individu yang punya
sedang sebanyak 71%. keinginan untuk mendahulukan dirinya sendiri,
Hal ini terjadi karena pada beberapa selain itu manusia juga mempunyai sifat
item quesioner tipe kepribadian, Lansia berbeda sesuai dengan konsep dan ideal
dengan tipe kepribadian introvert mempunyai dirinya. Selain itu, usia juga berpengaruh
jawaban yang sama seperti Lansia dengan terhadap perubahan tipe kepribadian
tipe kepribadian ekstrovert. Pada orang seseorang karena dengan bertambahnya usia
dengan tipe kepribadian ekstrovert lebih maka pola pikir seseorang juga akan berubah.
cenderung untuk aktif, senang bergaul, dan Perubahan lingkungan merupakan salah
lebih berorientasi keluar. Dengan kata lain satu faktor yang mempengaruhi tipe
orang dengan tipe kepribadian ekstrovert kepribadian seseorang. Hal ini senada dengan
lebih dominan sifat sebagai makhluk sosial pendapat Roucek dan Warren (1991) dalam
sedangkan pada orang dengan tipe buku pengantar sosiologi bahwa faktor-faktor
kepribadian introvert lebih cenderung untuk pembentuk tipe kepribadian terdiri dari faktor
menikmati dunianya sendiri, berorientasi ke biologis atau fisik, faktor psikologis dan juga
dalam dan senang melamun, lebih dominan

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 175


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

faktor lingkungan. Faktor lingkungan dapat karena seseorang mau tidak mau harus
mempengaruhi tipe kepribadian seseorang menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Tabel 3. Gambaran Kepuasan Interaksi Sosial Lansia di Panti Wredha Tresno Mukti Turen-Malang
Kepuasan Interaksi Sosial Frekuensi Prosentase
- Tidak Puas 0 0
- Kurang Puas 10 28
- Cukup Puas 28 74
- Sangat Puas 0 0
Jumlah 38 100

Tabel 4. Distribusi kepuasan interaksi sosial berdasarkan aspek sikap menerima, kasih sayang dan
prestasi pada penghuni Panti Wredha Tresno Mukti Turen-Malang pada tahun 2010
Kepuasan Interaksi Aspek
Sosial Sikap Menerima Kasih sayang Prestasi
f % f % f %
Tidak Puas 4 11% 0 0% 0 0%
Kurang Puas 23 60% 25 66% 8 21 %
Cukup Puas 11 29% 13 34% 30 79 %
Sangat Puas 0 0% 0 0% 0 0%
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian dengan Tingkat Kepuasan Interaksi
Sosial Lansia Penghuni Panti Wredha tresno Mukti Turen-Malang, September 2010
Tingkat Kepuasan Interaksi Sosial Total
Rendah Sedang
f % f % f %
Ekstrovert 6 15.80 % 11 28.90 % 17 44.70 %
Tipe Kepribadian Introvert 16 42.10 % 5 13.20 % 21 55.30 %
22 57.90 % 16 42.10 % 38 100.00%
Pearson Chi-Squarre 0.011
R square 0.50,5

Dari hasil penelitian, Lansia yang tinggal dimana proses sosial yang menjadi faktor
di Panti Wredha Tresno Mukti Turen-Malang internal tersebut dipengaruhi oleh tipe
ini mempunyai jadwal-jadwal khusus dalam kepribadian seseorang (Soerjono Soekanto,
kesehariannya seperti makan, berdoa, senam 1991).
dan perawatan panti, dimana seluruh kegiatan Pada Lansia yang bertipe kepribadian
tersebut merupakan program yang diberikan introvert (55%), kegiatan panti diikuti bukan
oleh pihak pengurus panti. Program kegiatan hanya untuk berkumpul saja, tetapi
yang ada di panti merupakan kegiatan umum dikarenakan alasan tertentu, seperti agar tidak
yang tidak membedakan kegiatan antara tipe kesepian atau supaya tidak dimarahi petugas
kepribadian. Namun pendapat dari C.G.Jung panti. Pada orang bertipe kepribadian
dalam Sabri (2001) menjelaskan bahwa tipe introvert, mereka lebih cenderung untuk
kepribadian dapat berpengaruh terhadap pola menyendiri dan menikmati dunianya sendiri,
interaksi seseorang. Hal ini senada dengan kurang percaya diri sehingga kurang berani
yang diungkapkan Nabillah (2008) bahwa bertindak atau mengemukakan pendapat,
interaksi seseorang dipengaruhi oleh faktor tetapi dalam hal melakukan pekerjaan mereka
internal dan eksternal, dimana faktor eksternal berorientasi pada detail jadi bisa sangat teliti,
terdiri dari lingkungan luar seseorang seperti penuh perhitungan dalam mengambil
lingkungan kerja, masyarakat maupun keputusan, dan lebih dapat dipercaya. Hal
organisasi, sedangkan faktor internal terdiri diatas sesuai dengan teori Carl Gustav Jung
dari imitasi, identifikasi, sugesti, dan simpati dalam Sunaryo (2004) bahwa orang bertipe

176 Juli 2012: 171 - 182


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

kepribadian introvert lebih berorientasi ke Hal ini terjadi karena pada Lansia
dalam dirinya sendiri, lebih suka memikirkan menerima perubahan-perubahan yang terjadi
daripada melaksanakan, dan menunjukkan pada dirinya dan sudah menyesuaikan diri
bahwa minat dan nilai terutama dari diriny dengan perubahan-perubahan tersebut,
perasaan, cita-citanya sendiri yang menjadi sejalan dengan pendapat Nugroho (2004)
sumber dan minat-minat dan nilai-nilainya. bahwa tugas perkembangan usia lanjut adalah
Sebagian responden termasuk dalam tipe menyesuaikan diri dengan menurunnya
kepribadian ekstrovert (45%). Lansia yang kekuatan fisik dan kesehatannya,
tinggal di panti wredha secara pasti akan menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan. berkurangnya penghasilan (income) keluarga,
Apabila mereka bertemu maka akan menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
cenderung untuk berinteraksi misalnya hidup, membentuk hubungan dengan orang-
bercerita tentang masa lalu dan masa kini. orang yang seusia, membentuk pengaturan
Hal ini terlihat pada respon Lansia yang kehidupan fisik yang memuaskan,
mayoritas menyatakan senang nonton acara menyesuaikan diri dengan peran sosial secara
TV yang ringan atau melakukan kegiatan luwes sesuai dengan teori tugas
yang tidak terlalu memerlukan pemikiran. perkembangan. Lansia akan merasa puas
Selain sebagai sarana hiburan, dengan apabila dapat merasakan kepuasan dari
berkumpul dengan teman juga dapat kegiatan yang dilakukan di lingkungan sehari-
menghilangkan kesedihan karena mereka hari dan mampu memelihara sikap dan
cenderung bisa meramaikan suasana. Hal ini suasana yang bahagia. Sedangkan menurut
sesuai teori C.G. Jung dalam Sunaryo (2004) kamus umum, kepuasan yang menyenangkan
yang menyatakan bahwa Lansia dengan tipe timbul bila kebutuhan dan harapan tertentu
kepribadian ekstrovert cenderung mudah individu terpenuhi.
mendapatkan teman dan mudah meminta Berdasarkan tingkat pendidikan,
pertolongan dari orang lain tanpa canggung, mayoritas Lansia tidak sekolah (26%) dan SD
serta aktif di tengah-tengah sekumpulan (24%). Semakin tinggi pendidikan maka
orang/masyarakat. Selain itu mereka semakin baik pola interaksinya karena
cenderung bertindak dan lebih berani tampil kemampuan beradaptasi semakin baik, begitu
di depan orang banyak, tetapi kadang juga juga sebaliknya rendahnya pendidikan
kurang bertanggung jawab dan tergesa-gesa seseorang maka sulit untuk beradapatasi
dalam mengambil keputusan. maupun untuk berubah baik pada saat
interaksi individu-individu, individu-kelompok
Tingkat Kepuasan Interaksi Sosial maupun kelompok dengan kelompok
Lansia di Panti Wredha Tresno Mukti Menurut Alston dan Dudley dalam Gillin
Turen-Malang (1999), kepuasan dimasa usia lanjut tergantung
terpenuhi dan tidaknya tiga A kebahagiaan
Interaksi sosial merupakan hubungan (Three A’s Of Happiness), yaitu acceptance
sosial yang dinamis yang menyangkut (penerimaan), affection (kasih sayang) dan
hubungan antar orang, kelompok, maupun achievement (prestasi). Sikap menerima
antara orang dengan kelompok. Interaksi (acceptance) orang lain dipengaruhi sikap
sosial merupakan wujud dari proses sosial. menerima diri yang timbul dari penyesuaian
Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan pribadi maupun penyesuaian sosial yang baik,
hasil bahwa 42% kepuasan interaksi sosial Shaver dan Freedman dalam buku psikologi
Lansia berada pada tingkat sedang, 58% perkembangan lebih lanjut menjelaskan
Lansia dengan tingkat kepuasan rendah dan bahwa kebahagiaan bergantung pada sikap
0% Lansia dengan tingkat kepuasan tinggi. menerima dan menikmati keadaan orang lain

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 177


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

dan apa yang dimilikinya, mempertahankan berkurangnya kepuasan interaksi, perubahan


keseimbangan antara harapan dan prestasi. fisik dan peran sosial ini dapat mengacu pada
Kasih sayang (affection) merupakan hasil perubahan tentang dirinya saat ini, dibayang-
normal dari sikap diterima oleh orang lain. bayangi oleh kejayaan di masa muda
Semakin diterima baik oleh orang lain, membuat lanjut usia merasa kurang percaya
semakin banyak diharapkan cinta dari orang diri saat mengalami penuaan saat ini. Hal ini
lain. Bahwa kasih sayang penting dalam sesuai dengan pendapat Shaver dan
penyesuaian diri yang baik telah ditunjukkan Freedman dalam Hurlock (1998) lebih jauh
dalam banyak telaah tentang kurangnya cinta menjelaskan bahwa sikap menerima orang
dan pengaruhnya yang sangat besar kepada lain dipengaruhi sikap menerima diri yang
individu. Prestasi (achievement) berhubungan timbul dari penyesuaian pribadi maupun
dengan tercapainya tujuan seseorang. Kalau penyesuaian sosial yang baik, kebahagiaan
tujuan ini secara tidak realistis tinggi, maka seseorang bergantung pada sikap menerima
akan timbul kegagalan dan yang bersangkutan dan menikmati keadaan orang lain dan apa
akan merasa tidak puas dan tidak bahagia. yang dimilikinya, mempertahankan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan keseimbangan antara harapan dan prestasi.
bahwa kepuasan interaksi sosial dari 38 orang Berikutnya adalah kasih sayang
Lansia cukup bervariasi mulai dari 25 hingga (affection), dari hasil penelitian didapatkan
yang tertinggi 45. Adapun penilaian kepuasan sebanyak 31% Lansia menyatakan kurang
interaksi sosial Lansia menggunakan puas dalam hal kasih sayang. Hal ini dapat
kuesioner dengan tiga aspek yang dinilai yaitu dikarenakan dari pengurus panti
sikap menerima (acceptane), kasih sayang melaksanakan tugasnya hanya karena
(affection), dan prestasi (achievement). rutinitas saja, tidak berdasarkan kasih sayang
Dari hasil penelitian di Panti Wredha Tresno sedangkan alasan Lansia masuk ke panti
Mukti Turen-Malang didapatkan kepuasan wredha dengan mayoritas secara sukarela
dari aspek sikap menerima (acceptance) seperti ingin mencari kedamaian hidup,
sebesar 31%, dari kasih sayang (affection) mempunyai harapan khusus dan
sebesar 31%, dan dari segi prestasi mendekatkan diri kepada Tuhan. Ditambah
(achievement) sebesar 38%. lagi kurang adanya perhatian dari teman-
Ditinjau dari aspek sikap menerima teman Lansia baik pada saat sehat ataupun
(acceptance), Lansia berada dalam satu panti Pada akhir nya mempengaruhi tingkat
dengan jumlah penghuni yang tidak terlalu kepuasan Lansia dalam berinteraksi di panti
banyak maka kemungkinan untuk tidak saling wredha. Hal ini sejalan dengan respon yang
kenal sangat sedikit. Jika ada penghuni baru diberikan Lansia. Hal ini merupakan hasil
maka penghuni lama berusaha mengenal dan normal dari sikap diterima oleh orang lain.
saling menjaga agar para penghuni tersebut Semakin diterima baik oleh orang lain,
nyaman tetapi ada pula yang merasa semakin banyak diharapkan cinta dari orang
terganggu dengan datangnya penghuni baru lain (Hurlock, 1998)
karena merasa tidak nyaman atau tidak cocok Sedangkan jika ditinjau dari segi prestasi
karena sebagian besar Lansia tidur dalam 1 (achievement), pada saat Lansia
ruangan dengan 6 – 7 tempat tidur. Hal ini berinteraksi, ada harapan atau tujuan yang
sesuai dengan respon Lansia saat menjawab ingin dicapai baik yang disadari atau tidak.
kuesioner tentang komunikasi dan bentuk Tercapainya tujuan dan harapan merupakan
interaksi kerjasama sebagian besar cenderung manifestasi kepuasan. Jika interaksi yang
menyatakan kurang puas. Selain itu pada terjadi saat ini sesuai dengan harapan ideal
Lansia yang belum menerima berbagai mereka maka kepuasan interaksi akan
perubahan yang dialaminya akan membuat terpenuhi, baik puas terhadap diri sendiri

178 Juli 2012: 171 - 182


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

maupun terhadap orang lain. Akhirnya harga memanfaatkan dukungan sosial dari
diri (prestise) sebagai Lansia yang berada di lingkungannya. Afdol (1995) juga
panti tetap terpelihara. Hal ini dapat dilihat menyatakan bahwa orang-orang bertipe
pada respon Lansia terhadap perasaan harga introvert, sangat akrab dengan banyak orang
dirinya selama di panti wredha yang justru tidak memuaskan perasaan atau
menyatakan cukup puas. Secara keseluruhan kebutuhan pribadinya. Menurut Hurlock
aspek prestasi menduduki 38% dari kepuasan (1998), Ada beberapa kondisi penting yang
interaksi Lansia. Hal ini dapat terjadi karena menunjang kepuasan pada Lansia yaitu
beberapa hal, diantaranya alasan masuk panti diterima oleh dan memperoleh respek dari
yang sebagian besar mempunyai harapan kelompok sosial.
khusus. Harapan-harapan pada saat masuk Penyebab pada mayoritas Lansia bertipe
tersebut ada sebagian yang sudah tercapai kepribadian introvert menyatakan kurang
dan masih ada yang belum tercapai sehingga puas terhadap interaksi sosialnya karena
menyebabkan Lansia lebih mudah untuk kondisi pada panti wredha, dalam 1 ruangan
mencapai kepuasan interaksinya. terdapat 6 – 7 tempat tidur, sedangkan
ruangan yang berisi 1 atau 2 tempat tidur
Hubungan Tipe Kepribadian dengan jumlahnya terbatas dan biayanya lebih mahal.
Kepuasan Interaksi Sosial pada Lansia Pada Lansia dengan tipe kepribadian introvert,
di Panti Wredha Tresno Mukti Turen- keadaan 1 ruangan banyak penghuni dengan
Malang tipe kepribadian yang berbeda-beda ini
menyebabkan ketidaknyaman. Lingkungan
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa yang terbatas yaitu hanya sekitar panti yang
tingkat kepuasan cukup di dominasi oleh tidak terlalu luas disertai tata tertib yang harus
responden dengan tipe kepribadian ditaati sangat memungkinkan menambah
Ekstrovert. Tingkat kepuasan interaksi kurang ketidakpuasan Lansia.
mayoritas dimiliki oleh responden dengan tipe Selain itu, kelompok Lansia dengan
kepribadian Introvert,. Jumlah total prosentase dengan tipe kepribadian Introvert menduduki
tertinggi terletak pada tipe kepibadian Introvert jumlah tertinggi sebesar 55%. Sebagian besar
dengan tingkat kepuasan sedang. Setelah Lansia berumur 75-90 tahun. Seperti pada
dilakukan analisa uji statistik Chi-Square pembahasan sebelumnya bahwa Lansia
diperoleh hasil signifikansi p = 0,011 dan R berorientasi ke dalam cenderung untuk
square = 50,5%. Hal ini menunjukkan bahwa menarik diri, merenung dan lebih
nilai p < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan H1 mendekatkan diri dengan Tuhan Yang Maha
diterima yaitu ada hubungan tipe kepribadian Esa, selain itu juga terjadi perubahan terhadap
dengan tingkat kepuasan interaksi sosial dan minat meliputi minat terhadap diri, minat
pengaruh peranan tipe kepribadian dalam pakaian, dan minat pada uang. Seseorang
kepuasan interaksi sosial Lansia penghuni semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila ia
panti wredha Tresno Mukti Turen-Malang semakin tua. Orang mungkin menjadi sangat
sebesar 50,5% dan 49.5% berasal dari faktor berorientasi pada egonya (egocentric) dan
lain, seperti faktor ekster nal meliputi pada dirinya (self centred) dimana mereka
lingkungan kerja, sekolah, masyarakat, lebih banyak berfikir tentang dirinya daripada
maupun organisasi orang lain.
Menurut pendapat Costa dan McCrae Berdasarkan alasan masuk panti
yang dikutip Afdol (1995) bahwa kepuasan wredha, sebagian besar karena sukarela,
hidup akan lebih mudah diperoleh bagi Lansia terutama karena mempunyai harapan khusus
yang berkepribadian ekstrovert, karena (92%) seperti di panti ada yang merawat,
perbedaan kemampuan menemukan dan kesejahteraan terjamin dan mempunyai teman

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 179


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

senasib sepenaggungan. Namun setelah percaya diri untuk mendapatkan perhatian


sekian lama menghuni panti, harapan-harapan orang lain. Sehingga melalui interaksi
tersebut ada yang terpenuhi dan ada yang persaingan kurang bisa memberi kepuasan.
belum terpenuhi. Bebearapa faktor yang Jika terjadi suatu pertikaian / konflik, Introvert
mempengaruhi diantaranya adalah dukungan cenderung kurang bisa menerima karena
keluarga ; keluarga jarang mengunjungi. hidupnya berorientasi masa depan dan
Dukungan dari teman- teman di panti ; adanya bersifat intuitif sehingga mudah larut dalam
perhatian dari teman-teman Lansia baik pada konflik yang berkepanjangan. Namun mereka
saat sehat ataupun sakit. Dukungan petugas mampu menyembunyikan perasaan tersebut
panti ; dalam memberikan pelayanan belum dari orang lain karena apabila orang lain
sesuai dengan harapan Lansia yaitu para mengetahuinya akan membahayakan
petugas melayani sekedar rutinitas saja tanpa integritas egonya.
didasari oleh rasa kasih sayang. Pada Dalam hal penyesuaian, keberhasilan
akhirnya mempengaruhi tingkat kepuasan tipe introvert dalam mencapai kepuasan
Lansia dalam berinteraksi di panti wredha. interaksi membutuhkan rentang waktu yang
Dilihat dari status perkawinan para lebih lama daripada ekstrovert, karena
Lansia mayoritas adalah janda atau duda. masing-masing Lansia mempunyai tujuan dan
Hilangnya pasangan hidup membawa harapan untuk dicapai. Mereka akan
perubahan pada pola interaksinya. Lansia menyatakan puas apabila tujuan dan harapan
merasa kehilangan dukungan dari orang yang tersebut benar-benar telah dicapai.
dicintai yang mempengaruhi perasaan harga Berdasarkan keterangan ini maka ada
dirinya sehingga berpengaruh terhadap kelebihan dan kekurangan yang dimiliki tipe
kemampuan berinteraksi berkurang. Lansia introvert dalam berinteraksi. Hal inilah yang
sering didapatkan menyendiri, merenungi mempengaruhi respon Lansia terhadap
nasibnya. Pada Lansia ini didapatkan interaksi tingkat kepuasan interaksi selama tinggal di
individu-individu lebih dominan daripada panti wredha, sehingga Lansia cenderung
dengan kelompok. Meskipun interaksi antar mempunyai tingkat kepuasan sedang.
individu baik namun untuk hal-hal tertentu saja
yang sifatnya umum dan bukan hal-hal yang KESIMPULAN DAN SARAN
pribadi, sehingga pada Lansia ini merasa
Berdasarkan hasil penelitian dapat
kepuasannya pada tingkat sedang artinya
dirumuskan kesimpulan sebagai berikut : 1)
Lansia merasa kepuasan interaksinya tidak
Tipe kepribadian lansia penghuni Panti
seperti pada saat masih mempunyai pasangan
Wredha Tresno Mukti Turen Malang sebagian
hidup
besar termasuk tipe Introvert (55%), hal ini
Lansia dengan tipe Introvert dalam
dipengaruhi faktor usia dan lingkungan panti.
berinteraksi dengan individu atau kelompok
Kepribadian seseorang akan menyesuaikan
lebih konservatif karena mereka sulit untuk
dengan lingkungan baru tersebut, sedangkan
beradaptasi karena terlihat kaku bila bersama
semakin bertambah usia akan mempengaruhi
orang banyak apalagi dengan orang yang tidak
pola pikir seseorang; 2) Sebagian besar tingkat
dikenal. Pada saat interaksi bentuk kerjasama
kepuasan interaksi sosial lansia berada pada
para introvert cenderung untuk menikmati
level sedang sebesar 74% dengan aspek yang
karena adanya manfaat yang akan
paling tinggi tingkat kepuasannya adalah dari
diterimanya. Pada saat terjadi persaingan,
segi prestasi (achievement) sebesar 38%.
introvert cenderung kurang berespon karena
Hal ini dipengaruhi oleh faktor usia, tingkat
merasa ragu-ragu dalam bertindak dan penuh
pendidikan, status perkawinan dan alasan
pertimbangan dalam membuat membuat
masuk panti; 3) Ada hubungan bermakna
keputusan. Diliputi perasaan malu, kurang
antara tipe kepribadian dengan tingkat

180 Juli 2012: 171 - 182


Versi online / URL:
Volume 3, Nomor 2

kepuasan interaksi lansia penghuni Panti Perawat. Penerbit Buku Kedokteran


Wredha Tresno Mukti Turen-Malang dengan EGC, Jakarta
nilai signifikansi p = 0,011 dan nilai R square Depsos (2002). Usia Lanjut Tanggung
sebesar 50,5%. Hal ini dapat dikatakan bahwa Jawab Kita Bersama. http://
tipe kepribadian lansia menentukan tingginya w w w . d e p s o s . g o . i d /
tingkat kepuasan interaksi Lansia dengan index.php?option=news&task=viewarticle&sid=989&Itemid=.Diakses
pengaruh sebesar 50,5% sedangkan sisanya pada tanggal 17 Februari 2010 pukul
dari faktor lain seperti faktor eksternal 15.50 WIB
meliputi lingkungan kerja, sekolah, Gillin, Daley (1999). Introduction to
masyarakat, maupun organisasi. Psychology. The McGraw-Hill
Saran yang dapat diberikan adalah: 1) Companies, Singapore
Perlu adanya penambahan jenis kegiatan Guyton, Arthur C dan Hall, John E. 1997.
sesuai dengan tipe kepribadian yaitu untuk Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
Hurlock E.B (1998). Psikologi
Lansia bertipe kepribadian ekstrovert yaitu
Perkembangan Suatu Pendekatan
aktivitas kelompok sosialisasi dengan metode
Sepanjang Rentang Kehidupan edisi
dinamika kelompok, bermain peran, atau
5. Penerbit Erlangga. Jakarta
dengan diskusi dan tanya jawab. Sedangkan
Hammadi, Ali (2010). Realita Kehidupan
pada Lansia bertipe kepribadian introvert
Sosial. http://sosiologi/ilmu masyarakat/
diberikan jenis kegiatan bersifat personal
fenomena. Diakses tanggal 17
seperti membuat kerajinan tangan yang
November 2009.
dibimbing seorang petugas dan secara
Iskandar, dkk (2004). Test Personaliti edisi
bertahap yaitu mulai dari jenis interaksi 4. Yayasan Dharma Graha. Jakarta.
individu dan individu, dilanjutkan interaksi Ismayadi. Wahyu (2004). Memahami Mitos
individu dan kelompok dan akhirnya antara & Realita Tentang Lansia. http//e-
kelompok dan kelompok. Kegiatan dilakukan psikologi.com Diakses tanggal 17
dengan berdasarkan kasih sayang dalam November 2009.
rangka meningkatkan kualitas interaksi sosial Kang (2010). Macam Karakter dan Respon
Lansia di dalam panti wredha; 2) Perlu Manusia. http://mr.pams.multiply.com/
adanya penyegaran (pelatihan) petugas panti j o u r n a l / i t e m / 1 7 /
berupa motivasi dalam member ikan interaksi_sosial_sosiologi_x
pelayanan agar pelayanan yang diberikan Kartini (1996). Psikologi Umum. Mandar
tidak sebagai rutinitas saja namun lebih ke Maju. Bandung.
arah pelayanan dengan pendekatan Kartono, Effendy. (1996). Dasar-dasar
acceptance, affection, dan achievement. Keperawatan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: EGC
DAFTAR PUSTAKA Nabillah. (2009). Interaksi Sosial di
Masyarakat. http://digilib-blog.net/file/
Afdol et al (1995). Latar Belakang Sosial pdf/newsletter_september_09.pdf.
Ekonomi dan Tingkat Kepuasan Diakses tanggal 28 Februari 2009.
Hidup Lanjut Usia Penghuni Panti Nugroho, Adi. (2004). Hubungan Tipe
Wredha. PPKP Lemlit Unair Surabaya Kepribadian (introvert, ekstrovert)
Alimul, Aziz H (2003). Riset Keperawatan dengan Tingkat Kenakalan Remaja
dan Teknik Penulisan Ilmiah, Salemba di SMA Negeri 1 Bima. Tidak
Medika, Jakarta dipublikasi Skripsi PSIK Unmuh.
Arikunto, Suhar sini (2006). Prosedur Malang.
Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta Nugroho, Wahyudi (2000). Perawatan
Copel, Linda Carman (2000). Kesehatan Lanjut Usia. Penerbit Buku Kedokteran
Jiwa dan Psikiatri Pedoman Klinis EGC, Jakarta

Kepuasan Interaksi Sosial Lansia dengan Tipe Kepribadian 181


Mokhtar Jamil JURNAL KEPERAWATAN, ISSN 2086-3071

Nursalam, Pariani (2001). Pedoman Praktis Zaini N.C (1997). Kumpulan Abstrak
Metodologi Riset Keperawatan. Penelitian Universitas Airlangga
Sagung Seto. Jakarta. 1995-1996. Lembaga Penelitian
Nursalam (2003). Konsep dan Penerapan Universitas Airlangga. Surabaya.
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta
PSIK (2004). Buku Panduan Penyusunan
Proposal dan Skripsi. Fakultas
Kedokteran UNIBRAW. Malang
Romziah (2002). Lanjut Usia dan Berbagai
Permasalahannya. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta
Sabri, Muhammad. (2001). Hubungan Antara
Tipe Kepribadian Introvert dengan
Ekstrovert pada Mahasiswa UII
Jogjakarta yang Sedang
Mengerjakan Skripsi. Tidak
dipublikasikan
Soekanto, Soerjono.(1990). Sosiologi Suatu
Pengantar. PT RajaGrafindo Permata,
Jakarta.
Soemardi, Soelaiman.dkk. (1991). Pengantar
Psikologi Klinis. UI-Press. Jakarta
Subagyo, Slamet. (2007). Hasil Sensus
Penduduk Indonesia.
www.kompas.com. Diakses tanggal 5
Mei 2009
Suharmiati, Siti. (2003). Psikologis dan
Kualitas Hidup. http://digilib-blog.net/
file/ newsletter_januari_10.pdf. Diakses
tanggal 13 Maret 2010.
Suhartini. (2007). Segi Praktis Perawatan
Lanjut Usia. Jakarta: Binarupa Aksara
Sunaryo, Sigit. (2004). Kesehatan Jiwa,
Antara Interaksi dan Kepuasan.
www.kapanlagi.com. Diakses tanggal 5
Mei 2009.
Stuart dan Sundeen. (1998). Diagnosa
Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC
Townsend. Ebersole (1998). Geriatric and
Nursing Healthy Aging. Mosby USA
Wrahatnala, Bondet, 2009, Sosiologi 1 :
untuk SMA dan MA Kelas X, Jakarta :
Pusat Perbukuan Depar temen
Pendidikan Nasional, h. 113 – 123.
Yayan (2004). manfaat interaksi sosial
untuk kesehatan jiwa. http//
www.healthy.net.id

182 Juli 2012: 171 - 182

Anda mungkin juga menyukai