Anda di halaman 1dari 9

865

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT DEPRESI


LANSIA DI KELURAHAN MARICAYA
MAKASSAR

*Rosita*
Dosen tetap STIKES Graha Edukasi Makassar

ABSTRAK

Usia lanjut merupakan keadaan saat tubuh mengalami banyak perubahan. Perubahan-
perubahan yang terjadi pada lansia berdampak baik secara fisik maupun psikologis antaralain
adanya perasaan sedih, cemas, muda tersinggung dan pemisimistik. Perasaan tersebut
merupakan gangguan psikososial yang terjadi pada lansia dan kemungkinan dapat terjadinya
depresi. Salah satu faktor penyebab terjadinya depresi pada lansia adalah kurangnya
dukungan dari keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa hubungan antara
dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain Cross Sectional Study dengan
jumlah sampel 40 responden yang memenuhi kriteria inklusi dengan cara pengambilan
sampel menggunakan Accidental Sampling, dan analisa data menggunakan uji Fisher.
Dari hasil penelitian diperoleh responden yang memiliki dukungan keluarga kurang
dengan tingkat depresi ringan (16.7%) dan dukungan keluarga yang baik dengan tingkat
depresi ringan (100%). Sedangkan dukungan keluarga kurang dengan tingkat depresi sedang
(83.3%) dan dukungan keluarga baik dengan tingkat depresi sedang (0%). Analisa data
menunjukan nilai p=0,000, yang berarti ada hubungan bermakna antara dukungan keluarga
dengan tingkat depresi lansia. Saran kepada keluarga yang memiliki anggota keluarga lansia
agar lebih mengenal, memahami karakteristik lansia dan memberikan dukungan, kasih
sayang dan perhatian pada lansia, sehingga lansia merasa diperhatikan dan lebih sejahtera
dihari tuanya.

Kata Kunci:Dukungan Keluarga, Depresi, Lansia

Pendahuluan penduduk lansia 9,1% jiwa. Sedangkan


di kota Makassar jumlah penduduk
A. Latar Belakang sebesar 1.272.340 jiwa dengan
Indonesia termasuk Negara yang komposisi lansia sebesar 6%.
memasuki era penduduk berstruktur Batasan lansia menurut World
lanjut usia (aging structured Health Organization (WHO),
population) karena jumlah penduduk meliputi: usia pertengahan (middle
berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. age) yaitu antara 45-59 tahun, lanjut
Jumlah pendudk lansia di Indonesia usia (elderly) yaitu 60-74 tahun, lanjut
pada tahun 2006 sebesar kurang lebih usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia
19 juta, dengan usia harapan hidup sangat tua (very old) di atas 90 tahun.
66,2 tahun. Pada tahun 2009 jumlah Di Indonesia, batasan lansia menurut
lansia sebesar 19,3 juta (8,37%), undang-undang No. 13 tahun 1998
dengan usia harapan hidup 67,4 tahun tentang kesejahteraan usia lanjut adalah
dan pada tahun 2020 diperkirakan seseorang yang telah mencapai usia 60
sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan tahun (Depos, 1999). Menurut BKKBN
usia harapan hidup 71,1 tahun (Marta (1995), lansia adalah individu yang
D. F, 2012). Menurut Badan Pusat berusia diatas 60 tahun, pada umumnya
Statistik (BPS) 2010, jumlah penduduk memiliki tanda-tanda terjadi penurunan
propinsi sulawesi selatan yaitu sebesar fungsi-fungsi biologis, psikologis,
7.908.519 jiwa dengan komposisi

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


866

sosial, dan ekonomi (Mubarak dkk, telah kehilangan pasangan, memiliki


2009). pasangan tapi tidak punya anak, berada
Manusia yang muda menjadi tua jauh dari anak-anak (rantauan) akan
merupakan proses penuaan yang secara membuat lansia merasa kesepian,
alamiah yang tidak bisa kita hindari sendiri tidak ada yang memperhatikan
dan merupakan hukum alam. Akibat (Wulandari, 2010).
dari proses itu menimbulkan beberapa Gejala depresi ini bisa
perubahan meliputi perubahan fisik, mengakibatkan dapat memperpendek
mental, spiritual, psikososial, adaptasi harapan hidup dengan mencetuskan
terhadap stress mulai menurun. atau memperburuk kemunduran fisik.
Menurut Maramis (dalam Azizah, 2011 Dampak terbesarnya sering terjadi
hal. 56) masalah kesehatan jiwa yang penurunan kualitas hidup dan
sering muncul pada lansia adalah menghambat pemenuhan tugas-tugas
gangguan proses pikir, demensia, perkembangan lansia. Depresi terjadi
gangguan perasaan seperti depresi, lebih banyak pada umur yang lebih tua
harga diri rendah, gangguan fisik dan dan dukungan keluarga yang rendah.
perilaku. Oleh karena itu lansia yang berada di
Menurut Yosep (2011) Depresi lingkungan keluarga atau tinggal
adalah satu bentuk gangguan jiwa pada bersama keluarga serta mendapat
alam perasaan (mood) yang ditandai dukungan dari keluarga akan membuat
kemurungan, kesedihan, kelesuhan, lansia merasa lebih sejahtera
kehilangan gairah hidup, tidak ada (Wulandari, 2010).
semangat dan marasa tidak berdaya, Hal tersebut didukung oleh
parasaan bersalah atau berdosa, tidak penelitian Vitaria Wahyu Astuti (
berguna dan putus asa. PHQHOLWL WHQWDQJ ³+XEXQJDQ
Prevalensi depresi pada lansia Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
tinggi sekali, sekitar 12-36% lansia Depresi Lansia Di Posyandu Sejahtera
yang menjalani rawat jalan mengalami *%, 6HWLD %DNWL .HGLUL´ GHQJDQ
depresi. Angka ini meningkat menjadi PHQJJXQDNDQ XML VWDWLVWLN 6SHDUPDQ¶V
30-50% pada lansia dengan penyakit Rho dengan program SPSS 11,0
keronis dan perawatan lama yang GHQJDQ NHPDNQDDQ .” QLODL \DQJ
mangalami depresi (Mangoenprasodjo, di dapat adalah p=0,000. Dari hasil uji
2004). Menurut Kaplanet all (1997 tes ini menunjukkan bahwa ada
dalam azizah 2011), kira-kira 25% hubungan antara dukungan keluarga
komunitas lanjut usia dan pasien rumah dengan tingkat depresi lansia di
perawatan ditemukan adanya gejala posyandu sejahtera GBI setia bakti
depresi pada lanjut usia. Depresi kediri wening wardoyo jawa tengah.
menyerang 10-15% lansia 65 tahun Adapun penelitian Meta Amelia
keatas yang tinggal dikeluarga dan Widya Saputri (2011), meneliti tentang
angka depresi meningkat secara dratis ³+XEXQJDQ $QWDUD 'XNXQJDQ 6RVial
pada lansia yang tinggal di institusi, Dengan Depresi Pada Lanjut Usia
dengan sekitar 50-75% penghuni Yang Tinggal Di Panti Wreda Wening
perawatan jangka panjang memiliki :DUGR\R -DZD 7LPXU´ $QDOLVLV GDWD
gajala depresi ringan sampai dengan menggunakan regresi
sedang. sederhana, dihasilkan p=0,003
Lanjut usia mengalami depresi (p<0,05). Berarti terdapat hubungan
dengan gejala umum yaitu kurang atau negative yang signitifikan antara
hilangnya perhatian diri, keluarga atau dukungan sosial dengan depresi.
lingkungan. Oleh karena itu, dalam Jumlah lansia yang berada di
menghadapi permasalahan di atas kelurahan Maricaya sangat benyak,
beruntunglah lansia yang masih sekitar 156 lansia \DQJ EHUXPXU •
memiliki keluarga. Keberadaan tahun. Dengan banyaknya jumlah
anggota keluarga seperti anak, cucu, lansia di Kelurahan Maricaya sehingga
cicit, maupun sanak saudara yang lain peneliti tertarik untuk meneliti di
yang masih memperhatikan, tempat ini. Adapun masalah yang
membantu, dan peduli dengan diteliti GHQJDQ MXGXO ³+XEXQJDQ
permasalahan yang di hadapi lansia. Dukungan Keluarga Dengan Tingkat
Namun bagi lansia yang hidup sendiri,

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


867

Depresi Lansia Di Kelurahan pertolongan praktis dan


Maricaya´ konkrit.
b. Dukungan Informasional,
Tinjauan Teori yaitu keluarga berfungsi
A. Konsep Keluarga sebagai sebagai sebuah
1. Pengertian Keluarga kolektor dan seminator
Menurut Mubarak dkk, (2009), (penyebar informasi).
keluarga adalah dua atau lebih dari c. Dukungan Penilaian, yaitu
dua individu yang tergabung karena keluarga bertindak sebagai
hubungan darah, hubungan sebuah umpan balik,
perkawinan atau pengangkatan, dan membimbing dan menengahi
mereka hidup dalam suatu rumah pemecahan masalah dan
tangga, berinteraksi satu sama lain, sebagai sumber dan validator
dan di dalam perannya masing- identitas keluarga.
masing menciptakan serta d. Dukungan Emosional, yaitu
mempertahankan kebudayaan. keluarga sebagai sebuah
Menurut Setiadi (2008), keluarga tempat yang aman dan damai
terjadi jikalau ada ikatan untuk istrahat dan pemulihan
perkawinan, hubungan serta membantu dalam
darah/adopsi, tinggal bersama penguasaan terhadap emosi.
dalam satu atap, mempunyai peran
masing-masing tiap anggota 4. Peran anggota keluarga
keluarga dan mempunyai ikatan terhadapa lansia
emosional. Dalam melakukan perawatan pada
2. Tugas Kesehatan Keluarga lansia, setiap anggota keluarga
Tugas kesehatan keluarga menurut memiliki peran yang sangat
Friedman (1998 dalam Padila 2012 penting. Ada beberapa hal yang
hal. 36): dapat dilakukan oleh anggota
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga dalam melaksanaakan
b. Mengambil keputusan untuk perannya terhadap lansia (Maryam
melakukan tindakan yang tepat S, dkk, 2008), yaitu:
c. Memberikan perawatan pada 1. Melakukan pembicaraan
anggota keluarga yang sakit terarah
d. Mempertahankan suasana 2. Mempertahankan kehangatan
rumah yang sehat keluarga
e. Menggunakan fasilitas 3. Membantu melakukan
kesehatan yang ada di persiapan makanan bagi lansia
masyarakat. 4. Membantu dalam hal
3. Dukungan Keluarga transportasi dan memenuhi
Menurut Friedman, (1998, dalam sumber-sumber keungan, dan
Setiadi 2008 hal. 21), sumber membantu mencukupi
dukungan keluarga antara lain kebutuhannya.
dukungan dari suami atau istri, dari 5. Memberi kasih sayang,
saudara kandung, atau dukungan menghormati dan menghargai
dari anak. Dukungan keluarga 6. Bersiakap sabar dan bijaksana
adalah sikap, tindakan dan terhadap perilaku lansia
penerimaan keluarga terhadap 7. Memberikan kesempatan untuk
anggotanya. Anggota keluarga tinggal bersama, menyediakan
memandang bahwa orang yang waktu serta perhatian.
bersifat mendukung selalu siap 8. Jangan menganggapnya
memberikan pertolongan dan sebagai beban
bantuan jika diperlukan (Friedman 9. Meminta nasehatnya dalam
1998). Terdapat empat dukungan peristiwa-peristiwa penting
keluarga menurut Friedman (1998 10. Mengajaknya dalam acara-
dalam Setiadi 2008 hal. 22), antara acara keluarga
lain: 11. Memberi dorongan untuk tetap
a. Dukungan Instrumental, yaitu mengikuti kegiatan-kegiatan di
keluarga merupakan sumber

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


868

luar rumah termasuk 3) Berkurangnya jumlah sel


pengembangan hobi b. Perubahan makro, yaitu perubahan
12. Mengupayakan sarana yang jelas dapat di amati atau
transportasi untuk kegiatan terlihat seperti:
mereka termasuk rekreasi 1) Mengecilnya kelenjar
13. Memeriksa kesehatan secara mandibula
teratur 2) Menipisnya diskus
14. Memberi dorongan untuk tetap intervertebralis
hidup bersih dan sehat 3) Erosi pada permukaan sendi-
15. Mencegah terjadinya sendi
kecelakaan, baik di dalam 4) Terjadinya osteoporosis
maupun di luar rumah. 5) Otot-otot mengalami atrofi
6) Sering di jumpai adanya
5. Peran Keluarga Dalam emfisema polmonum
Perawatan Lansia 7) Presbiopsi
Keluarga merupakan support 8) Adanya arteriosklerosis
system utama bagi lansia dalam 9) Menopouse pada wanita
mempertahankan kesehatannya. 10) Adanya demensia senilis
Peran keluarga dalam perawatan 11) Kulit tidak elastis lagi
lansia antara lain : 12) Rambut memuti
a. Menjaga atau merawat lansia
b. Mempertahankan dan 2. Teori-teori Proses Penuaan
meningkatkan status mental Teori-teori proses penuaanantara
lansia lain:
c. Mengantisipasi perubahan Teori-teori biologi
sosial ekonomi 1. Teori Genetic clock
d. Memberikan motivasi dan Menurut teori ini menua telah
memfasilitasi kebutuhan terprogram secara genetik
spiritual bagi lansia (Maryam untuk spesies-spesies tertentu.
S, dkk, 2008). Menua terjadi sebagai akibat
B. Konsep Lansia dari perubahan biokimia yang
1. Pengertian Lansia diprogram oleh molekul-
Menurut Maryam S, dkk (2008) molekul/DNA dan setiap sel
usia lanjut dikatakan sebagai tahap pada saatnya akan mengalami
akhir dari perkembangan pada daur mutasi. Sebagai contoh yang
kehidupan manusia. khas adalah mutasi dari sel-sel
Menurut World Health kelamin (terjadi penurunan
Organization (WHO), usia lanjut kemampuan fungsional sel).
di bagi menjadi empat kriteria 2. Teori Mutasi Somatik
antara lain: Menurut teori ini penuaan
a. Usia pertengahan (middle age) : disebabkan oleh kesalahan
kelompok usia 45-59 tahun yang beruntun dalam jangka
b. Usia lanjut (elderly) : antara 60- waktu yang lama melalui
74 tahun transkripsi dan translasi.
c. Usia tua (old) : antara 75-90 Kesalahan tersebut
tahun manyebabkan terbentuknya
d. Usia sangat tua (very old) : di enzim yang salah dan
atas 90 tahun. berakibat pada metabolisme
2. Proses penuaan dan perubahan yang salah, sehingga
yang terjadi pada lansia mengurangi fungsional sel.
Ada dua proses penuaan, yaitu penuaan 3. Teori Autoimun
secara primer dan secara sekunder Menurut teori ini, proses
(Mubarak dkk, 2009), antara lain: metabolisme tubuh suatu saat
a. Perubahan mikro merupakan akan memproduksi suatu zat
perubahan yang terjadi dalam sel khusus. Ada jaringan tubuh
seperti: tertentu yang tidak tahan
1) Berkurangnya cairan dalam sel terhadap suatu zat,sehingga
2) Berkurangnya ukuran sel jaringan tubuh menjadi lemah

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


869

dan sakit. Sebagai contoh Menurut teori penuaan ini


adalah tambahan kelenjar tarjadi karena kemampuan
timus yang pada usia dewasa organisme untuk menetapkan
akan berinvolusi kemudian jumlah sel yang membelah
semenjak itu terjadilah setelah sel-sel tersebut mati
kelainan. (Mubarak, 2009).
4. Teori Radikal Bebas
Menurut teori ini penuaan di Teori Kejiwaan Sosial
sebabkan karena adanya 1. Aktivitas atau Kegiatan
radikal babas dalam tubuh. (Activity Theory)
Radikal bebas dapat terbentuk a. Teori aktivitas menurut
di alam bebas. Tidak stabilnya Havighusrst dan Albercht
radikal bebas (kelompok berpendapat bahwa sangat
atom) yang masuk ke dalam penting bagi lansia untuk
tubuh akan mengakibatkan tetap beraktivitas dan
oksdasi oksigen bahan-bahan mencapai kepuasan hidup.
organik, seperti karbohidrat b. Ketentuan akan
dan protein. Radikal ini akan meningkatnya penurunan
menyebabkan sel-sel tidak jumlah kegiatan secara
dapat beregenerasi. langsung. Teori ini
5. Pemakaian dan Rusak menyatakan bahwa lansia
Kelebihan usaha dan stres yang sukses adalah mereka
menyebabkan sel-sel tubuh yang aktif dan ikut dalam
lelah (rusak). banyak kegiatan sosial.
6. Teori virus yang Perlahan- c. Ukuran optimal (pola
lahan Menyerang Sistem hidup) dilanjutkan pada
Kekebalan Tubuh cara hidup dari lansia.
Menurut teori ini penuaan d. Mempertahankan
terjadi sebagai akibat dari hubungan antara sistem
sistem imun yang kurang sosial dan individu agar
efektif seiring dengan tetap stabil dari usia
bertambahnya usia. Masuknya pertengahan ke usia lanjut.
virus ke dalam tubuh dapat 2. Teori Kepribadian Berlanjut
menyebabkan kerusakan pada (Continuity Theory)
organ tubuh. Pada teori ini menyatakan
7. Teori Sress bahwa perubahan yang terjadi
Menurut teori ini penuaan pada lansia sangat dipengaruhi
terjadi akibat hilangnya sel-sel oleh kepribadian yang
yang biasa digunakan tubuh. dimiliki.
Regenerasi jaringan tidak 3. Teori Pembebasan
dapat mempertahankan (Disengagement Theory)
kestabilan lingkungan internal, Teory ini menyatakan bahwa
kelebihan usaha, dan stres dengan bertambahnya usia,
menyebabkan sel-sel tubuh seorang mulai berangsur-
lelah terpakai. angsur melepaskan diri dari
8. Teori Rantai Silang kehidupan sosialnya. Keadaan
Menurut teori ini penuaan ini mengakibatkan interaksi
terjadi sebagai akibat adanya sosial lansia menurun, baik
reaksi kimia sel-sel yang tua secara kuantitas maupun
atau yang telah usang kualitas, sehingga sering
menghasilkan ikatan yang terjadi kehilangan ganda
kuat, khususnya jaringan (tripple loss) antaralain:
kolagen. Ikatan ini a. Kehilangan peran (loss
menyebabkan jaringan of role).
menjadi kurangnya elastis, b. Hambatan kontak sosial
kaku, dan hilangnya fungsi. (restraction of contacts
9. Teori Program and relationships).

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


870

c. Berkurangnya komitmen 2. Rentang Respon Emosional


(social mores and Menurut Purwaningsi (2010),
values). (Mubarak dkk, Reaksi Emosi dibagi menjadi dua
2009). yaitu:
1. Reaksi emosi adaptif
Teori Psikologi merupakan reaksi emosi yang
Teori psikologi dipengaruhi juga umum dari seseorang terhadap
oleh biologi dan sosiologi salah satu rangsangan yang diterima dan
teori yang ada. Teori tugas berlangsung singkat. Ada dua
perkembangan yang diungkapkan reaksi adaptif:
oleh Hanghurst adalah bahwa setiap a. Respon emosi yang
individu harus memperhatikan tugas responsive
perkembangan yang spesifik pada Keadaan individu yang
tiap tahap kehidupan yang akan terbuka dan sadar akan
memberikan perasaan bahagia dan perasaannya. Pada rentang
sukses. Tugas perkembangan pada ini individu dapat
dewasa tua meliputi: penerimaan berpatisipasi dengan dunia
adanya penurunan kekuatan fisik dan eksternal dan internal.
kesehatan, penerimaan masa pensiun b. Reaksi kehilangan yang
dan penurunan pendapatan, respons wajar
penerimaan terhadap kematian Merupakan posisi rentang
pasangan atau orang-orang yang yang normal yang dialami
berarti bagi dirinya, mempertahankan individu yang mengalami
hubungan dengan kelompok yang kehilangan. Pada rentang
seusia, adopsi dan adaptasi dengan ini individu menghadapi
peran sosial secara fleksibel, serta realita dari kehilangan dan
mempertahankan kehidupan secara mengalami proses
memuaskan (Mubarak dkk, 2009). kehilangan. Misalnya
B. Konsep Depresi Pada Lanjut Usia bersedih, berhenti kegiatan
1. Pengertian Depresi sehari-sehari, takut pada
Depresi adalah satu masa diri sendiri, berlangsung
terganggunya fungsi manusia yang tidak lama.
berkaitan dengan alam perasaan 2. Reaksi emosi maladaptif
yang sedih dan gejala penyertanya, merupakan reaksi emosi yang
termasuk pada pola tidur dan nafsu suda merupakan gangguan.
makan, psikomotor, konsentrasi, Respon ini dibagi menjadi tiga
kelelahan, rasa putus asa dan tak tingkatan:
berdaya, serta gagasan bunu diri a. Supresi
(Azizah, 2011). Menurut Yosep Tahap awal respon
(2011) depresi adalah satu bentuk emosional maladaptive,
gangguan jiwa pada alam perasaan individu menyangkal,
(mood) yang ditandai kemurungan, menekan atau
kesedihan, kelesuhan, kehilangan menginternalisasi semua
gairah hidup, tidak ada semangat aspek perasaanya terhadap
dan marasa tidak berdaya, parasaan lingkungan.
bersalah atau berdosa, tidak b. Reaksi kehilangan yang
berguna dan putus asa. Depresi memanjang.
adalah salah satu bentuk gangguan Supresi memanjang
kejiwaan pada alam perasaan sehingga mengganggu
(affective/mood disorder), yang fungsi kehidupan individu.
ditandai dengan kemurungan, Gejala : bermusuhan,
kelesuan, ketidakadaangairah sedih berlebihan, rendah
hidup, perasaan tidak berguna, diri.
putus asa dan lain sebagainya c. Mania/Depresi
(Hawari. D, 2001). Merupakan respon emosional
yang berat dan dapat dikenal
melalui intensitas dan

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


871

pengaruhnya terhadap fisik tingkat depresi lansia. Dalam penelitian


individu dan fungsi sosial. ini, Vitaria mengemukakan bahwa
depresi pada lansia berawal dari rasa
3. Penyebab Depresi kesepian dan keterasingan. Tetapi
Faktor-faktor resiko terjadinya dengan adanya dukungan dari keluarga
depresi pada lansia menurut Amir dapat membuat lansia merasa aman,
(2005) yaitu: merasa ada yang menemani, ada yang
a. Jenis kelamin memperdulikan keberadaan lansia.
b. Usia Dukungan keluarga yang telah
Depresi lebih sering terjadi pada diberikan dapat membantu lansia
c. Status perkawinan merasa diperhatikan khususnya tentang
d. Riwayat keluarga masalah kesehatan. Dengan demikian
e. Kepribadian lansia merasa dibantu dalam mencari
f. Stresor sosial solusi untuk kesehatannya sehingga
g. Dukungan sosial lansia menjadi tenang dan mempunyai
h. Dukungan keluarga koping yang adaptif dalam memecahkan
suatu masalah.
Adapun hasil penelitian yang sama
yang dilakukan oleh Kristyaningsih
Hasil dan Pembahasan (2011), pada 88 responden, diperioleh
A. Hubungan Dukungan Keluaerga responden yang mengalami dukungan
Dengan Tingkat Depresi Lansia keluarga kurang sebanyak 7 responden
Berdasarkan hasil analisis (7%), dukungan keluarga sedang 11
hubungan antara dukungan keluarga responden (12%) dan dukungan
dengan tingkat depresi lansia di keluarga baik 78 responden (81%).
Kelurahan Maricaya, diperoleh Sedangkan tingkat depresi ringan
responden yang memiliki dukungan sebanyak 9 responden (10%), depresi
keluarga kurang dengan tingkat depresi sedang 5 responden (5%), depresi berat
ringan sebanyak 1 responden (16.7%) 6 (6%) dan tidak depresi sebanyak 76
dan dukungan keluarga yang baik responden (79%). Analisis dengan
dengan tingkat depresi ringan sebanyak menggunakan uji korelasi Spearman
34 responden (100%). Sedangkan Rank 5KR GL SHUROHK ! <
dukungan keluarga kurang dengan . EHUDUWL WHUGDSDW +XEXQJDQ
tingkat depresi sedang sebanyak 5 antara Dukungan Keluarga dengan
responden (83.3%) dan dukungan Tingkat Depresi pada Lansia.
keluarga baik dengan tingkat depresi Sejalan juga dengan penelitian yang
sedang tidak ada (0%). Dan hasil dilakukan oleh Avritania dkk (2012),
analisis bivariat dengan menggunakan pada 92 responden diperoleh responden
uji Fisher didapatkan hasil korelasi yang dukungan keluarga kurang
dengan nilai p: 0.000, yang berarti ada sebanyak 16 responden (10,9%),
hubungan antara dukungan keluarga dukungan keluarga cukup sebanyak 10
dengan tingkat depresi lansia di responden (17,4%), dan dukungan
Kelurahan Maricaya. keluarga baik 66 responden (71,7%)
Hasil penelitian ini sejalan dengan sedangkan responden yang mengalami
hasil penelitian Astuti (2010), dengan depresi sebanyak 8 responden (8,7%),
jumlah responden 61 orang. Responden kemungkinan depresi 43 (46,7%). Dan
yang mengalami dukungan keluarga tidak depresi 41 responden (44,6%).
sedang sebanyak 5 responden (8,2%), Analisis dengan menggunakan uji
dan dukungan keluarga baik 56 6SHDUPDQ¶V 5KR GHQJDQ NHPDNQDDQ
responden (91,8%) sedangkan tingkat .” QLODL \DQJ GLGDSDW DGDODK
depresi sedang diperoleh 10 responden p=0,000. Dengan demikian terdapat
(16,39%), dan tingkat depresi ringan 51 hubungan signitifikan antara perawatan
(83,60%). Analisis menggunakan uji dan dukungan sosial keluarga dengan
VWDWLVWLN 6SHDUPDQ¶V 5KR GHQJDQ tingkat depresi pada lansia.
NHPDNQDDQ .” QLODL \DQJ GLGDSDW Menurut Friedman (1998 dalam
adalah p=0,000. Dari hasil uji tes ini Setiadi, 2008 hal. 21), mengemukakan
menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan keluarga menjadikan keluarga
antara dukungan keluarga dengan mampu berfungsi dengan berbagai

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


872

kepandaian dan akal, sehingga akan adekuat. Koping yang tidak adekuat
meningkatkan kesehatan dan adaptasi dalam mengahadapi masalah, akan
lansia dalam menjalankan kehidupan. menyebabkan krisis yang bertumpuk
Sumber dukungan keluarga antara lain dan berkepanjangan yang akhirnya
dukungan dari suami atau istri, dari dapat menimbulkan gejala depresi.
saudara kandung, atau dukungan dari Menurut Mariam, dkk (2008),
anak. Dukungan keluarga adalah sikap, mengatakan bahwa, Interaksi yang
tindakan dan penerimaan keluarga fungsional terdapat dalam sistem
terhadap anggotanya. Anggota keluarga keluarga terbuka dan mendorong
memandang bahwa orang yang bersifat pertumbuhan serta berubah bila
mendukung selalu siap memberikan kebutuhan muncul. pola komunikasi
pertolongan dan bantuan jika keluarga fungsional merupakan support
diperlukan. Hal ini sesuai dengan yang system utama bagi lansia dalam
dikemukakan oleh Cobb dalam Kuncoro mempertahankan dan meningkatkan
(2002) bahwa dukungan keluarga status mental lansia.
diperoleh dari satu orang anggota Dalam penelitian Wulandari 2010,
keluarga maupun dari beberapa anggota mengatakan bahwa depresi terjadi lebih
keluarga sekaligus dan menurut Serason banyak pada umur yang lebih tua dan
juga dalam Kuncoro (2002) dukungan dukungan keluarga yang rendah. Oleh
keluarga dipengaruhi oleh jumlah karena itu lansia yang berada di
sumber dukungan yang tersedia, lingkungan keluarga atau tinggal
merupakan banyaknya orang yang dapat bersama keluarga serta mendapat
diandalkan saat lansia membutuhkan dukungan dari keluarga akan membuat
bantuan. Semakin banyak orang yang lansia merasa lebih sejahtera. Menurut
dapat diandalkan maka semakin kuat Amir (2005), mengatakan bahwa
pula dukungan keluarganya. adanya peran serta yang besar dari
Usia tua mengakibatkan daya tahan keluarga dalam memberikan dukungan
jasmani maupun rohani pada pria dan dan pemenuhan kebutuhan lansia,
wanita menjadi sangat berkurang. sehingga timbul koping yang baik dari
Sedangkan ketegangan-ketegangan lansia dalam menghadapi stressor.
psikis oleh kecemasan-kecemasan Keluarga merupakan support system
ketuaan menjadi lebih besar. Beban (sistem pendukung) yang berarti
psikis menjadi lebih berat, sedangkan sehingga dapat memberi petunjuk
kekuatan memikul beban menjadi tentang kesehatan mental lansia,
semakin berkurang. Kesadaran semakin peristiwa dalam hidupnya dan sistem
tua, tidak berguna dan tidak berdaya, dukungan yang diterima. Sistem
membuat hati menjadi semakin buram dukungan yang penting bagi kesehatan
atau makin depresif. Ditambah dengan lansia terutama fisik dan emosi. Lansia
bermacam-macam penyakit dan proses- yang sering ditemani dan mendapatkan
proses kerusakan atau kemunduran dari dukungan akan mempunyai kesehatan
sistem otak, semua kejadian itu dapat mental yang lebih baik.
menyebabkan orang menjadi depresif
(Kartono, 2002, hal. 161). Dan Menurut
Azizah (2011), mengatakan bahwa
menurunnya kapasitas hubungan Kesimpulan
keakraban lansia dengan keluarga dan Berdasarkan hasil penelitian yang maka
berkurangnya interaksi dengan keluarga dapat disimpulkan sebagai berikut:
dapat menimbulkan perasaan tidak 1. Lansia yang mengalami dukungan
berguna, tidak dibutuhkan lagi dan keluarga baik sebanyak 34 responden
kondisi ini dapat berperan menimbulkan (85.0%) dan dukungan keluarga kurang
terjadinya depresi. sebanyak 6 responden (15.0%).
Stres sangat rentan terjadi pada 2. Lansia yang mengalami depresi ringan
lanjut usia karena faktor kehilangan, sebanyak 35 responden (87.5%) dan
penurunan kesehatan fisik, dan depresi sedang sebanyak 5 responden
kurangnya dukungan dari keluarga (12.5%).
(Friedman,1998). Kurangnya dukungan 3. Ada hubungan bermakna antara
keluarga kepada lanjut usia, akan dukungan keluarga dengan tingkat
mempengaruhi koping pada lansia tidak depresi lansia, yang artinya semakin

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873


873

baik dukungan keluarga yang diberikan, Imron M. dan Munif A. (2010). Metedologi
maka semakin menurun tingkat depresi Penelitian Bidang Kesehatan.
pada lansia. Sebaliknya semakin Jakarta: Sagung Seto
berkurang dukungan keluarga yang Kartono, K. (2002). Patologi Sosial 3.
diberikan maka semakin meningkat Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
tingkat depresi pada lansia. .ULVW\DQLQJVLK ' ³+XEXQJDQ DQWDUD
Dukungan Keluarga dengan Tingkat
Depresi pada Lansia di Desa Langsar
Laok Kecamatan Saronggi
DAFTAR PUSTAKA .DEXSDWHQ 6XPHQHS´
Amir, N. (2005). Depresi: Aspek http://www.dianhusada.ac.id/jurnali
Neorobiologi, Diagnosis, dan mg/jurper1-10-dew.pdf diakses
Tatalaksana. Jakarta: Balai Penerbit tanggal 10/12/2012
FK UI Kuncoro. (2002). Dukungan Sosial Pada
Astuti, W. F. ³Hubungan Dukungan Lansia. http://www.epsikologi.
Keluarga Dengan Tingkat Depresi com/usia diakses tanggal 12/02/2013
Lansia Di Posyandu Sejahtera GBI Marta, D. F. ³Determinan Tingkat
Setia Bakti Kediri´ Jurnal STIKES Depresi Pada Lansia Di Panti Social
RS. Baptis Kediri vol. 3, No.2 Tresna Werdah Budi Mulia 4 Jakarta
http://puslit 2. Petra.ac.id diakses Selatan´ Skripsi. Fakultas Ilmu
tanggal 03/11/2012 Keperawatan Universitas Indonesa.
AvULWDQLD GNN ³Hubungan Perawatan http://lontar.ui.ac.id diakses tanggal
Dan Dukungan Sosial Keluarga 30/11/2012
Dengan Depresi Pada Lansia Di Maryam, S. et al. (2008). Mengenal Usia
Kelurahan Kembangarum Lanjut dan Perawatannya. Jakatra:
6HPDUDQJ´ Salemba Medika
http://ejournalstikestelogorejo.ac.id Mubarak, dkk (2009). Ilmu Keperawatan
diakses tanggal 25/12/2012 Komunitas Konsep Dan Aplikasi.
Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Jakarta: Salemba Medika
Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Hayomsari, F. ³Hubungan Antara Metodologi Penelitian Ilmu
Dukungan Keluarga Keperawatan. Jakarta: Salemba
Dengan Mekanisme Koping Lansia Yang Medika.
Dirawat Di Rumah Sakit Umum Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan
,VODP .XVWDWL 6XUDNDUWD´ Skripsi. Keluarga. Yogyakarta: Nuha
Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Medika.
Kesehatan Universitas Purwaningsih W. dkk (2010). Asuhan
Muhammadiyah Surakarta. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
http://etd.eprints.ums.ac.id/9483/2/J2 Nuha Medika.
10060061.pdf diakses tanggal 5DPODK ³Hubungan Pelaksanaan
14/12/2012 Tugas Kesehatan Dan Dukungan
BPS. (2010). Estimasi Proporsi Penduduk Keluarga Dengan Pengabaian
Lansia Menurut Profinsi Tahun 2000- Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas
2025. http://www.datastatistik Kassi-Kassi Makassar´ Skripsi.
Indonesi.com/canter/view Fakultas Ilmu Keperawatan
/920/936/1/3/ diakses tanggal Universitas Indonesia.
01/03/2012 http://www.lontar.ui.ac.id diakses
Friedman, M. (1998). Keperawatan tanggal 16/12/2012
Keluarga . Edisi 3. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran. EGC.
Hawari, D. (2001). Manajemen Stres,
Cemas, Dan Depresi. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Hawari, D. (2007). Sejahtera Di Usia
Senja: Demensi Psikoreligi Pada
Lanjut Usia (Lansia). Jakarta: Balai
Penerbit FK UI

JKSHSK/Volume 1/Nomor 1/Juli 2016. 865-873

Anda mungkin juga menyukai