Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA DI BALAI

PENYANTUNAN SOSIAL LANJUT USIA TERLANTAR (BPSLUT) SENJA CERAH


MANADO

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING NURSES IN THE IMPLEMENTATION OF TRIAGE IN


URGENT

**Krismita Irmalia Masipuang* Zainar Kasim* Sri Wahyuni


**Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
*Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan
Program Studi Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Muhammadiyah Manado
Email : masipuangkrismita@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan Kualitas hidup adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupannya
baik dilihat dari konteks budaya maupun system nilai dimana mereka tinggal dan hidup yang ada
hubunganya dengan tujuan hidup, harapan, standart dan fokus hidup mereka yang mencakup
beberapa aspek sekaligus, diantaranya aspek kondisi fisik psikologis, social dan lingkungan dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kualitas Hidup Lansia di Balai Penyatuan Sosial Lanjut Usia Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah
Manado.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan desain penelitian
Deskriptif Analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Tekhnik penentuan sampel dalam penelitian
ini yaitu Total Sampling dengan metode sampel Sampling Jenuh. Jumlah sampel dalam penelitian
ini berjumlah 47 responden dengan alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuisioner
kemudian data di kumpulkan dan di olah menggunakan program komputer SPSS versi 16.0 untuk di
analisa menggunakan hasil uji Chi-square.
Hasil Berdasarkan hasil uji chi-square aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia didapatkan nilai p
= 000 < ɑ 0,05. yang dimana jika nilai value lebih kecil dari nilai α = 0,05 dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup lansia di BPSLUT Senja Cerah Manado.
Kesimpulan dan Saran dalam penelitian ini yaitu ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
kualitas hidup lansia di BPSLUT Senja Cerah Manado. Disarankan agar lansia dapat meningkatkan
aktivitas fisik sehingga mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik.

Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Kualitas Hidup, Lansia

ABSTRACT
Introduction. Triage is an action in which patients are classified based on their prority of emergency. The
implementation of Triage by nurses is influenced by several factors, including knowledge, skills and motivation.
Based on the data obtained, the number of patient visits in the emergency department (IGD) has increased every
year. This increase occurred about 30% in all hospital emergency rooms in the world. The research objective was
to determine the factors that influence nurses in implementing triage. The research method used in this research is
descriptive analytical research design with a cross sectional approach. The sampling technique in this research is
Nonprobability Sampling with Saturated Sampling method. The number of samples in this study amounted to 32
respondents with a measuring instrument used in this study, namely a questionnaire then the data were collected
and processed using the SPSS version 16.0 computer program for analysis using the Chi-square test results. Based
on the results of the chi-square test knowledge with the implementation of triage, the value of p = 004 < ɑ 0,05 was
obtained. Skills with the implementation of triage obtained p value = 004 < ɑ 0,05. Motivation with the
implementation of triage obtained the results of the value of p = 004 < ɑ 0,05 with an Odd Ratio of 5.250. The
conclusion in this study is that there is a relationship between the factors that influence nurses in the
implementation of triage in the UPTD hospital emergency department. Manembo-Nembo Tipe C Bitung. It is
suggested that nurses can add knowledge, skills and motivation in carrying out triage.
Keywords : Knowledge, Skills, Motivation, Triage

PENDAHULUAN pekerjaan, olahraga, kegiatan dalam rumah


Lanjut Usia adalah seseorang yang ataupun kegiatan lainnya. Namun proses
memiliki usia lebih dari atau sama dengan penuaan yang terjadi berdampak pada
55 tahun (WHO, 2013). Lansia dapat juga keterbatasan lansia dalam melakukan
diartikan sebagai menurunnya kemampuan aktivitas yang mempengaruhi kemandirian
jaringan untuk memperbaiki diri dan lansia sehingga lansiamendjadi mudah
mempertahankan struktur serta fungsi bergantung pada bantuan orang lain.
normalnya, sehingga tidak dapat bertahan Keterbatasan lansia melakukan aktivitas
terhadap jejas (Darmojo, 2015). fisik juga menyebabkan menurunnya tingkat
Lanjut Usia adalah seseorang yang kesehatan (Dania Damara Chiquita, 2017)
usianya lebih dari 60 tahun, berdasarkan Kualitas hidup adalah persepsi
Undang-Undang nomor 13 Tahun 1998 individu terhadap posisi mereka dalam
tentang Kesejahteraan lanjut usia kehidupannya baik dilihat dari konteks
(Infodatin, 2016). Secara umum populasi budaya maupun system nilai dimana mereka
lansia diperkirakan terus mengalami tinggal dan hidup yang ada hubunganya
peningkatan. Populasi lansia di Indonesia dengan tujuan hidup, harapan, standart dan
diperkirakan meningkat lebih tinggi dari fokus hidup mereka yang mencakup
pada populasi lansia di dunia setelah tahun beberapa aspek sekaligus, diantaranya aspek
2010 (Infodatin, 2016). kondisi fisik psikologis, social dan
Berdasarkan data yang didapatkan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
bahwa jumlah Populasi dunia pada tahun Masalah yang mencakup kualitas hidup
2019 yaitu sekitar 7,6 miliar orang dan sangat luas dan kompleks termasukmasalah
terjadi peningkatan tahun 2050 mencapai 9,9 kesehatan fisik,status psikologis, tingkat
miliar. Persentase populasi yang berumur kebebasan, hubungan social dan lingkungan
lebih dari 60 tahun di dunia dari tahun 2015 dimana mereka berada (Delwien, 2018).
sekitar 15% dan pada tahun 2018 meningkat Berdasarkan hasil studi di BPSLUT
menjadi 22% (Kaneda, 2018). Secara global senja cerah manado pada tanggal 07 juni
populasi lansia semakin meningkat pada 2021 dimana didapatkan data lansia dengan
tahun 2020 jumlah penduduk yang berusia jumlah 47 lansia dimana 27 lansia berjenis
60 tahun ke atas akan melebihi jumlah anak kelamin perempuan dan 20 lansia lainnya
yang berusia dibawah lima tahun dan pada berjenis kelamin laki – laki. selain itu
tahun 2050 sebanyak 80% lansia berada di berdasarkan hasil wawancara kepada 15
Negara berkembang (WHO,2018). lansia dimana dari jumlah tersebut 7 lansia
Negara Indonesia merupakan salah mengatakan merasa tidak sehat ketika
satu Negara berkembang yang memiliki melakukan aktifitas, lansia mengatakan
jumlah lansia pada tahun 2018 sebesar 9,3%, kurangnya aktifitas yang dilakukan karena
atau 22,4 juta jiwa (BPS, 2018). Pada tahun beban stress yang dialami sehingga
2020 yaitu sebanyak 27,08 juta jiwa lansia, mempengaruhi aktifitas yang dilakukan
tahun 2025 sebanyak 33,69 juta jiwa lansia, contohnya membaca buku ataupun
tahun 2035 sebanyak 48,19 juta jiwa lansia, menonton TV, selain itu 4 lansia
dan di prediksi pada tahun 2050 Indonesia mengatakan jarang melakukan aktifitas
akan mengalami peningkatan jumlah lansia berupa jalan pagi atau mengikuti senam
yang tinggi di bandingkan dengan Negara ringan dikarenakan sakit yang bisanya
yang berada dikawasan Asia (Kemenkes RI, dialami sering kambuh ketika berjalan
2018). ataupun mengikuti senam ringan, dan 4
Aktivitas fisik merupakan suatu lansia lainnya mengatakan tidak memiliki
kegiatan/ aktivitas yang menyebabkan gangguan apapun ketika melakukan aktivitas
peningkatan penggunaan energi atau kalori fisik baik itu menonton TV, membaca buku
oleh tubuh. Aktivitas fisik dalam kehidupan ataupun mengikuti kgiatan senam ringan.
sehari-hari dapat dikategorikan ke dalam
. presentase (61.7%). Sedangkan aktivitas
responden kurang baik terdapat 18 responden
Berdasarkan fakta yang terjadi maka di dengan presentase (38.3 %).
perlukan adanya penelitian tentang Hubungan Distribusi frekuensi berdasarkan Kualitas
Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Hidup Lansia hidup menjelaskan bahwa distribusi frekuensi
Di Balai Penyantunan Sosial Lanjut Usia responden yang memiliki kualitas hidup baik
Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah Manado. terdapat 31 responden dengan presentase (60.0
%). Sedangkan kualitas hidup kurang baik
TUJUAN PENELITIAN terdapat 16 responden dengan presentase (34.0
Tujuan penelitian ini adalah diketahui %).
Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Tabel 3 Tabulasi silang hubungan Aktivitas
Hidup Lansia Di Balai Penyantunan Sosial Fisik dengan Kualitas Hidup Lansia di BPSLUT
Lanjut Usia Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah Senja Cerah Manado, terdapat 29 responden
Manado. (61,7%) dengan aktivitas fisik baik, 26
responden (55,3%) dalam kualitas hidup dan 3
METODE PENELITIAN responden (6,4 %) yang kurang baik dalam
Rancangan Penelitian yang digunakan kualitas hidup. Sedangkan terdapat 5 responden
dalam penelitian ini yaitu dengan desain (10,6 %) dengan aktivitas fisik kurang, dengan
penelitian Deskriptif Analitik dengan aktivitas fisik kurang baik pada kualitas hidup
pendekatan Cross Sectional. Tekhnik dan 13 responden (27,7%) yang kurang baik
penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu dalam kualitas hidup.
Total Sampling dengan metode sampel Berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan
Sampling Jenuh. Jumlah sampel dalam adanya 0 sel yang memiliki nilai expected count
penelitian ini berjumlah 47 responden dengan kurang dari 5 maka pembacaan hasil dilanjutkan
alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini pada fischer exact testdengan nilai p =.000 yang
yaitu kuisioner kemudian data di kumpulkan dimana jika nilai value lebih kecil dari nilai α =
dan di olah menggunakan program komputer 0,05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
SPSS versi 16.0 untuk di analisa menggunakan antara aktivitas fisik dengan kualitas hidup
hasil uji Chi-square. Tempat Penelitian lansia di BPSLUT Senja Cerah Manado.
dilaksanakan di Balai Penyantunan Sosial Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Lanjut Usia Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah Karakteristik Responden menurut
Manado pada tanggal 19-21 Juli 2021 umur, Jenis Kelamin, dan
Pendidikan responden di Balai
HASIL PENELITIAN Penyantunan Sosial Lanjut Usia
Berdasaran tabel 1 di atas menjelaskan Terlantar (BPSLUT) Senja Cerah
bahwa karakteristik responden. Menurut umur Manado
terbanyak berumur 75-90 tahun yaitu 26 Banyaknya Responden
responden dengan presentase (55,3%) dan yang N
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase
terkecil berumur 55-65 tahun yaitu 8 responden o
(%)
dengan presentase (17,0 %). 1 Usia
Menjelaskan bahwa karakteristik responden 55-65Tahun 8 17.0
terbanyak adalah perempuan yaitu 32 responden 66-74Tahun 13 27.7
dengan presentase (68,1%). Dan laki-laki yaitu 75-90Tahun 26 55.3
15 responden dengan presentase (31,9 %). 2 Jenis Kelamin
Menjelaskan bahwa karakteristik responden Laki-laki 15 31.9
terbanyak tingkat pendidikan SMP yaitu 23 Perempuan 32 68.1
responden dengan presentase (48,9%). Dan yang 3 Tingkat Pendidikan
paling rendah tingkat pendidikan SMA yaitu 9 SD 15 31.9
responden dengan presentase (19,1 %). SMP
23 48.9
SMA 9 19.1
Tabel 2 menunjukan distribusi frekuensi
Total 47 100
berdasarkan Aktivitas fisik menjelaskan bahwa Sumber: Data Primer Tahun 2021
distribusi frekuensi responden yang memiliki
aktivitas baik terdapat 29 responden dengan Tabel 2. Distribusi Frekuensi berdasarkan
pengetahuan perawawat tentang adalah setiap kegiatan yang membutuhkan
triase, keterampilan perawat, enrgi untuk melakukannya seperti berjalan,
motivasi perawat, dan menari, mengasuh cucu dan lain sebagainya.
pelaksanaan triase (n=32) Aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur
Banyaknya Responden melibatkan gerakan tubuh yang dilakukan
N
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase secara berulang-ulang dan bertujuan untuk
o
(%) kesegaran jasmani (Depkes, 2016). Kualitas
1 Aktivitas Fisik hidup memiliki enam pokok diantaranya
Baik 29 61.7 kesehatan fisik, kesehatan psikologis, tingkat
Kurang 18 28.3 kemandirian, hubungan sosial, lingkungan
serta keadaan spiritual (WHO, 2015).
2 Kualitas Hidup Menurut Kemenkes RI (2015), aktivitas fisik
Baik 31 66.0
secara teratur memiliki efek yang
Kurang 16 34.0
menguntungkan terhadap kesehatan yaitu
Total 47 100
Sumber: Data Primer Tahun 2021
terhindar dari penyakit jantung, stroke,
osteoporosis, kanker, tekanan darah
Tabel 3. Hasil analisis hubungan aktivitas fisik tinggi,kecing manis, dan lain-lain, berat
dengan kualitas hidup badan terkendali, otot lebih bertenaga dan
Pe Kualitas Hidup Jumlah bugar, secara keseluruhan keadaan kesehatan
P
menjadi lebih baik. Aktivitas fisik yang tidak
Aktifitas Fisik Baik Kurang F % value
ada (kurangnya aktivitas fisik) merupakan
F % F % F % 000
faktor resiko independen untuk penyakit
Baik 26 55.3 3 6.4 29 617
kronis, dan secara keseluruhan diperkirakan
Kurang 5 10.6 13 27.7 18 38.3
menyebabkan kematian secara keseluruhan
Total 31 66.0 16 34.0 47 100.0
diperkirakan menyebabkan kematian secara
Sumber: Data Primer Tahun 2021
global (WHO, 2017).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji Chi-Square Berdasarkan Tabel.5.6 Tabulasi silang
hubungan antara aktivitas fisik dengan kualitas hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas
hidup lansia di BPSLUT Senja Cerah Manado Hidup Lansia di BPSLUT Senja Cerah
didapatkan adanya 0 sel yang memiliki nilai Manado, terdapat 29 responden (61,7%)
expected count kurang dari 5 maka pembacaan dengan aktivitas fisik baik, 26 responden
hasil dilanjutkan pada fischer exact testdengan (55,3%) dalam kualitas hidup dan 3
nilai p =.000 yang dimana jika nilai value lebih responden (6,4 %) yang kurang baik dalam
kecil dari nilai α = 0,05 dapat disimpulkan kualitas hidup. Sedangkan terdapat 5
bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik responden (10,6 %) dengan aktivitas fisik
dengan kualitas hidup lansia di BPSLUT Senja kurang, dengan aktivitas fisik kurang baik
Cerah Manado. pada kualitas hidup dan 13 responden
Hal ini sejalan dengan penelitian yang (27,7%) yang kurang baik dalam kualitas
dilakukan oleh Qonitah Karima Herfia hidup. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
(2019) dengan judul “ Hubungan aktifitas faktor antara lain yang mempengaruhi
fisik dengan kualitas hidup pada lansia di aktivitas fisik pada seseorang, menurut Perry
panti jompo malang”. Berdasarkan hasil uji & Potter (2005) yaitu, Umur : Kemampuan
Spearman’s rho menunjukkan bahwa terdapat aktivitas sehari-hari pada lanjut usia
hubungan antara aktivitas fisik dan kualitas dipengaruhi dengan umur lanjut usia itu
hidupdengan menunjukkan hasil nilai yang sendiri. Umur seseorang menunjukan tanda
signifikan 0,000 (p<0,05). Hal ini sesuai kemauan dan kemampuan, ataupun
dengan hipotesa bahwa ada hubungan bagaimana seseorang bereaksi terhadap
aktifitas fisik dengan kualitas hidup pada ketidak mampuan melaksanakan aktivitas
lansia. Sesuai dengan teori (Tarwoto dan sehari-hari. Jenis Kelamin : Perbedaan jenis
Wartonah,2016). Aktivitas adalah suatu kelamin sangat mempengaruhi tingkat
energy atau keadaan untuk bergerak untuk aktivitas seseorang. Pada umumnya aktivitas
memenuhi kebutuhan hidup. Aktivitas fisik fisik seorang laki-laki akan lebih besar
dibanding aktivitas fisik seorang perempuan. pedesaan). Anak-anak yang rumahnya dekat
Etnis : Faktanya perbedaan etnis seseorang dengan lapangan atau tempat berolahraga
juga dapat mempengaruhi tingkat aktivitas biasanya akan mudah terpengaruh untuk
fisik seseorang. Hal ini disebabkan oleh meniru orang-orang yang dilihatnya aktif
perbedaan budaya yang ada dalam kelompok berolahraga. Kondisi lingkungan juga
atau masyarakat tersebut. Budaya yang mempengaruhi, anak-anak dipedesaan akan
terdapat di setiap Negara pasti berbeda-beda, lebih aktif bergerak dibanding anakanak
misal di negara Belanda mayoritas dipekotaan yang sudah menggunakan
masyarakatnya menggunakan sepeda untuk fasilitas seperti sepeda motor dan angkutan
berpergian dan di negara Indonesia mayoritas kota. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
masyarakatnya menggunakan kendaraan disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
bermotor sehingga secara garis besar tingkat mempengaruhi aktivitas fisik yaitu umur,
aktivitas masyarakat Belanda lebih besar jenis kelamin, etnis, dan tren baru.
dibandingkan masyarakat Belanda. Tren
Terbaru : Salah satu tren terbaru saat ini Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
adalah mulai berkembangnya peneliti berasumsi aktivitas fisik sangat
teknologiteknologi yang mempermudah mempengaruhi kualitas hidup, semakin
pekerjaan manusia. Dahulu manusia harus sering aktivitas fisik maka semakin baik
membajak sawah dengan kerbau, namun perubahan kualitas hidup sehingga menurut
dengan teknologi traktor manusia lebih peneliti adalah perlu secara aktif melakukan
dipermudah dalam melakukan pekerjaan aktifitas fisik terutama pada lansia agar untuk
tersebut. Lutan (2017) menyatakan terdapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku
aktif atau aktivitas fisik. Beberapa faktor KESIMPULAN
yang mempengaruhi perilaku tersebut adalah Ada Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Faktor Biologis : Faktor biologis Kualitas Hidup Lansia Di Balai
berpengaruh terhadap tingkat aktivitas yang Penyantunan Sosial Terlantar (BPSLUT)
dilakukan seseorang. Faktor biologi tersebut Senja Cerah Manado
meliputi jenis kelamin, usia, dan kegemukan.
Faktor Psikologis : Terdapat beberapa faktor SARAN
yang menyebabkan seseorang melakukan Diharapkan Pemberian aktivias
aktivitas fisik. Beberapa faktor tersebut dapat diterapkan dan diajarkan kepada
adalah Pengetahuan tentang bagaimana lansia yang ada di BPSLUT senja cerah
berlatih, Hambatan terhadap aktivitas manado khususnya tiap wisma agar dapat
jasmani/fisik, Niat untuk aktif, Sikap menerapkan hal ini sehingga dapat
terhadap kegiatan, dan Rasa percaya diri meningkatkan sosialisasi dan komunikasi
mampu melakukan kegiatan. Faktor antar lansia serta dapat meningkatkan
Lingkungan Sosial : Lingkungan sosial kualitas hidup mereka
seseorang sangat berpengaruh terhadap
perilaku aktif. Keluarga merupakan
lingkungan yang memberikan pengaruh
besar. Orang tua merupakan orang yang KEPUSTAKAAN
dapat menjadi contoh bagi anak-anaknya.
Timbulnya minat untuk aktif berolahraga Andry Ariyanto, (2020). Aktivitas Fisik
dapat dibangkitkan oleh contoh yang Terhadap Kualitas Hidup pada Lansia.
diberikan orang tuanya. Misalnya, mulai dari Physical Activity To Quality Of Life In
kecil anak sudah diajak untuk menyaksikan The Elderly. Pdf (Diakses 9 Juni 2021,
17 orang tuanya melakukan kegiatan Jam 14:20 WITA)
olahraga. Pasti anak akan timbul minat untuk
meniru dan mencontoh orang tuanya. Faktor Anis Ika Nur Rohmah, Purwaningsih,
Fisikal : Faktor Fisikal meliputi keadaan Khoridatul Bariyah (2018). Kualitas
tempat tinggal dan kondisi lingkungan Hidup Lanjut Usia. JURNAL
(daerah pegunungan, pekotaan, atau KEPERAWATAN, ISSN 20.86-3071.
Tesis: Fakultas Ilmu Kesehatan BREF (WHOQOL-BREF). Universitas
Universitas Muhamadiyah Malang. Aisyiyah Yogyakarta.
(Diakses 25 Juni 2021, Jam 01:05)
Menurut Para Ahli. (2016) Pengertian Kualitas
Asep Mulyadi, 2017. Gambaran Aktivitas Fisik Hidup dan Dimensi-dimensi Quality Of
Lanjut Usia Demensia Di Balai Life. Pdf (Diakses 09 Juni 2021, 10:30
Perlindungan Sosial. Universitas WITA)
Pendidikan Indonesia.
Notoatmodjo, Soekidjo.2018.Metodologi
Azizah, L. M. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Penelitian Ilmu Keperawatan. Pedoman
Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu Skripsi, Tesis, dan Instrumen. Jakarta:
Salemba Medika
Badan Pusat Statistik, 2013.Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. Qonitah Karisma Herfia. 2019. Hubungan
Buletin Jendela Data & Informasi Aktivitas Fisik Dengan Kualitas Hidup
Kesehatan, Semester I, 1, pp 1-16. Pada Lanjut Usia Di Panti Jompo
http://www.depkesw.go.id/download Malang. Program Studi Fisioterapi,
s/Buletin Lansia pdf. (Diakses 22 juni Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
2021, jam 12:20 WITA) Muhammadiyah Malang.

Delwien,(2018). Kualitas Hidup Lansia. Ragil Setya Budi, BAB II. 2016. Tinjauan
Yogyakarta: Graha Ilmu Pustaka Lansia.
http://repository.ump.ac.id/1774/3/RAG
Depkes RI (2011). Meningkatkan kualitas IL%20SETYA%20BUDI%20BAB
Hidup Lansia Konsep Dan Berbagai %20II.pdf (Diakses 30 Juni 2021, Jam
Intervensi. Wineka Media , Jl. 11:45)
Pamimerah XII N29B Malang.
Ratnawati, 2017. Pengertian Lansia.
DIRSECIU, P. (2017) Hubungan Antara http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3547
Tingkat Aktivitas Fisik Dengan
/4/Chapter%20II.pdf. (Diakses 29 Juni
Kebugaran Jasmani Siswa Kelas X
2021, Jam 19:45)
Tahun Ajaran 2016/2017 Di SMK
Muhammadiyah 1 Wates Kabupaten
Syamsumin Kurnia Dewi, 2018. Level Aktivitas
Kulon Progo DIY. 1-14. (Diakses 10
Fisik dan Kualitas Hidup Warga Lanjut
Juni 2021, Jam 11:50)
Usia. JURNAL MKMI,Vol. 14 No. 3
September. Akademi Fisioterapi
Ekawati, 2011. Aktivitas Fisik kognitif,
“YAB”. Yogyakarta
spiritualitas,sosial. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Umma, A.(2016) Hubungan Kebutuhan
Spiritual dengan Kualitas Hidup Pada
Ismail et al. (2015) Hubungan Aktivitas Fisik
Lansia di Panti Werdha Kota. Skripsi,
Lansia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Universitas Diponegoro.
Is sumiati.2015.Kuesioner Physical activity http://eprints.undip.ac.id/49604/1/PRO
scale for elderly (PASE).Jurnal POSAL_Athurrita_Choirru_Umma.pdf
kesehatan Al-Isryad Vol (Diaskes 10 Juni 2021, Jam 20:22).
XIII,No.2.September 2020. UEU-
Undergraduate-8030-LAMPIRAN.pdf Yuvalianda (2020). Analisis univariat &
(Diakses 23 Juni 2021, Jam 21:00) bivariate.https://yuvalianda.com/analisis
-univariat-&-bivariat/ (Diakses 15 Juni
Kiik et al., (2018). Kualitas hidup pada lansia 2021, Jam 22:18)
bisa diukur dengan mengunakan World
Healty Organization Quality of Life- Zakia Fitri Radiani,2018. Kuesioner Kualitas
Hidup. Skripsi .
http://scholar.unand.ac.id/48858.
(Diakses 23 Juni 2021, Jam 21.10)

Anda mungkin juga menyukai