Anda di halaman 1dari 8

JIM Fkep Volume I No.

1 Tahun 2016

INKONTINENSIA URINE DAN KUALITAS HIDUP LANSIA


DI BANDA ACEH
URINARY INCONTINENCE AND LIFE QUALITY OF ELDERLY
IN BANDA ACEH
Erni Meutia Rani¹; Teuku Tahlil²
¹Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
²Bagian Keilmuan Keperawatan Komunitas, Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
email: ernimeutia_rani@yahoo.com; ttahlil@unsyiah.ac.id

ABSTRAK
Inkontinensia urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering dijumpai pada lansia dan dapat
mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi adanya hubungan antara
inkontinensia urine dengan kualitas hidup lansia di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan desain korelatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah 65 orang lansia di sebuah panti jompo di Banda Aceh dan teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 30 (46,2%) responden mengalami
inkontinensia urine dan 35 (53,8%) responden tidak mengalami inkontinensia urine. Sedangkan untuk
variabel kualitas hidup, sebanyak 33 (50,8 %) responden memiliki kualitas hidup yang baik dan 32 (49,2%).
responden memiliki kualitas hidup yang kurang baik. Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara inkontinensia urine dengan kualitas hidup (p-value= 0,000). Perawat komunitas diharapkan
dapat memberikan penyuluhan dan perawatan kepada lansia tentang inkontinensia urine dan kualitas hidup
agar kualitas hidup lansia menjadi lebih baik.

Kata kunci : Inkontinensia urine, kualitas hidup, lansia

ABSTRACT
Urinary incontinence is a health problem that is quite common in the elderly and can affect the quality of life.
The objective of this study was to identify the relationship between urinary incontinence and quality of life of
the elderly in Banda Aceh. This research used correlative study design. The population in this study
comprised 65 people, and sampling technique used was the total sampling method. Data were collected
using a questionnaire. Results of the research showed that 30 (46.2%) respondents experienced urine
incontinence, and 35 (53.8%) respondents did not experience urinary incontinence. Whereas, for life quality
variable, 33 (50.8%) respondents had a good quality of life and 32 (49.2%) respondents had a poor quality of
life. The results of the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between urine
incontinence and life qualitative (p-value=0. 000). Community nurses are expected to provide education and
care to the elderly about urinary incontinence and life quality to improve their life quality.

Keywords : Urine incontinence, life quality, elderly

1
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

PENDAHULUAN tersebut tidak diketahui. Survei inkontinensia


Inkontinensia urine merupakan urine yang dilakukan oleh Divisi Geriatri
masalah kesehatan yang cukup sering Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUPN Dr.
dijumpai pada orang berusia lanjut, Cipto Mangunkusumo pada 208 usia lanjut di
khususnya perempuan. Inkontinensia urine lingkungan Pusat Santunan Keluarga
seringkali tidak dilaporkan oleh pasien atau (PUSAKA) di Jakarta (2002) didapatkan
keluarganya, antara lain karena menganggap angka kejadian inkontinensia urine tipe stress
bahwa masalah tersebut merupakan masalah 32,2% (Setiati & Pramantara, 2006, p.1392).
yang memalukan atau tabu untuk diceritakan, Sedangkan hasil survei yang dilakukan
ketidaktahuan mengenai masalah sebelumnya di Poliklinik Geriatri RSUPN
inkontinensia urine, dan menganggap bahwa Dr. Cipto Mangunkusumo terhadap 179
kondisi tersebut merupakan sesuatu yang pasien geriatri didapatkan angka kejadian
wajar pada orang usia lanjut serta tidak perlu inkontinensia urine stress sebanyak 20,5%
diobati (Setiati & Pramantara, 2006). pada laki-laki dan 32,5% pada perempuan.
Inkontinensia urine merupakan Penelitian di Poli Geriatri RS Dr. Sardjito
ketidakmampuan seseorang untuk menahan mendapatkan angka prevalensi inkontinensia
keluarnya urine. Diperkirakan bahwa 25-35% urine 14,74% (Setiati & Pramantara, 2006).
dari seluruh orang dewasa akhir akan Inkontinensia urine dapat
mengalami inkontinensia urine selama hidup menimbulkan berbagai permasalahan,
mereka (Onat, 2014). Prevalensi seperti: masalah medik, sosial dan ekonomi
inkontinensia urine di Kanada sama dengan (Purnomo, 2012). Dampak fisik
Amerika Serikat, yaitu sebesar 10% dari inkontinensia urine berupa resiko jatuh,
populasi. Di perkirakan sekitar 3,5 juta orang fraktur, infeksi kulit atau iritasi, infeksi
di Kanada mengalami inkontinensia urine saluran kemih, dan pembatasan terhadap
(The Canadian Continence Foundation, status fungsional. Dampak psikososial
2014). Di Skotlandia, diperkirakan antara inkontinensia urine meliputi penurunan
210.000 dan 335.000 orang dewasa memiliki kualitas hidup, merasa malu, ansietas,
masalah yang signifikan dengan depresi, isolasi sosial, dan hilangnya
inkontinensia urine (Scottish Intercollegiate kepercayaan diri (Miller, 2009). Masalah
Guidelines Network, 2004). Prevalensi ekonomi timbul akibat pemakaian popok atau
inkontinensia urine di Turki adalah sebesar perlengkapan lain yang memerlukan biaya
16,4-49,7% (Onat, 2014).Survei yang yang besar (Purnomo, 2012). Di Amerika
dilakukan di berbagai negara Asia didapat Serikat, biaya perawatan inkontinensia urine
bahwa prevalensi pada beberapa negara Asia untuk dewasa diperkirakan mencapai $19,5
adalah rata-rata 21,6% (14,8% pada wanita milyar (Gorina, Schappert & Bercovitz,
dan 6,8% pada pria). Dibandingkan pada usia 2014). Sedangkan di Kanada, total biaya
produksi, pada usia lanjut prevalensi yang diperlukan untuk inkontinensia urine
inkontinensia lebih tinggi. Prevalensi lebih dari $1 milyar per tahunnya (The
inkontinensia urine pada manula wanita Canadian Continence Foundation, 2014).
sebesar 38% dan pria 19%. Inkontinensia
urine mengenai individu dengan segala usia METODE
meskipun paling sering dijumpai di antara Penelitian ini merupakan penelitian
para lansia, kondisi tersebut bukan kuantitatif dengan desain/rancangan korelatif
konsekuensi normal dari penuaan dan sering (correlational study). Metode penelitian yang
kali dapat diobati (Kozier, 2010). digunakan adalah cross sectional study.
Di Indonesia data tentang lansia Populasi dalam penelitian ini adalah 65 orang
dengan masalah inkontinensia urine belum lansia di sebuah panti jompo di Banda Aceh
ada, sehingga prevalensi pasti tentang hal Pengambilan sampel dilakukan dengan

2
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

teknik total sampling. Pengumpulan data Tabel 2. Frekuensi Inkontinensia Urine pada
penelitian dilaksanakan mulai Juli sampai Lansia (n=65)
dengan Agustus 2016, menggunakan Inkontinensia Frekuensi Persentase
kuesioner inkontinensia urine dan kuesioner Urine
baku kualitas hidup WHOQOL. Pengisian Inkontinensia 30 46,2
kuesioner didampingi oleh peneliti, kecuali Tidak 35 53,8
inkontinensia
untuk responden yang tidak bisa membaca
Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih
atau mengisi kuesioner. Pengolahan data
dari setengah (53,8%) responden tidak
dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
mengalami inkontinensia.
editing, coding, transferring dan tabulating.
Analisa data dilakukan dengan program
Kualitas Hidup Lansia
SPSS, mencakup analisa univariat dan
Kualitas hidup lansia dapat dilihat
analisa bivariat. Persetujuan etik didapatkan
pada Tabel 3 berikut:
dari komisi penilai etik Fakultas
Tabel 3. Gambaran Kualitas Hidup Lansia
Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Ditinjau dari Domain Kesehatan Fisik,
dengan kode penelitian 1605201289.
Domain Psikologis, Domain Hubungan
Sosial dan Domain Lingkungan (n=65)
HASIL
Kualitas
Karakteristik responden dapat dilihat Frekuensi Persentase
Hidup
pada Tabel 1 berikut: Domain
Tabel 1. Data Demografi Lansia (n=65) kesehatan fisik
Data a. Baik 34 52,3
Frekuensi Persentase
Demografi b. Kurang 31 47,7
Umur (WHO) baik
a. 60-74 tahun 48 73,8 Domain
b. 75-90 tahun 16 24,6 psikologis
c. > 90 tahun 1 1,5 a. Baik 35 53,8
Jenis Kelamin b. Kurang 30 46,2
a. Perempuan 46 70,8 baik
b. Laki-Laki 19 29,2 Domain
Agama hubungan
a. Islam 65 100,0 sosial
Pendidikan a. Baik 32 49,2
Terakhir b. Kurang 33 50,8
a. Tidak baik
Sekolah 18 27,7 Domain
b. SD 29 44,6 lingkungan
c. SMP 11 16,9 a. Baik 35 53,8
d. SMA 6 9,2 b. Kurang 30 46,2
e. S1 1 1,5 baik
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Tabel 3 menunjukkan bahwa
kebanyakan responden adalah berusia antara kebanyakan responden mempunyai kualitas
60-74 tahun (73,8%), dan perempuan hidup dalam kategori baik jika ditinjau dari
(70,8%), semua responden adalah Islam domain kesehatan fisik (52,3%), psikologis
(100%), dan sebagian berpendidikan SD (53,8%), lingkungan (53,8%), dan kurang
(44,6%). baik jika dilihat dari domain hubungan sosial
(50,8%).
Inkontinensia Urine pada Lansia
Inkontinensia urine lansia dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:

3
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

Hubungan Inkontinensia Urine dengan Kualitas Hidup p-


Inkontin
Kualitas Hidup Lansia Baik Kurang value
ensia
Hubungan inkontinensia urine baik
Urine
dengan kualitas hidup lansia dapat dilihat f % f %
Inkontinen
pada Tabel 4 berikut: 2 6,7 28 93,3
sia
Tabel 4. Hubungan Inkontinensia Urine 0,000
Tidak
dengan Kualitas Hidup Lansia (n=65) inkontinen 33 94,3 2 5,7
Kualitas Hidup p- sia
Inkontin
Baik Kurang value Total 35 53,8 30 46,2
ensia
baik
Urine
f % f % Hubungan Inkontinensia Urine dengan
Inkontinen Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari
2 6,7 28 93,3
sia
Domain Hubungan Sosial
Tidak 0,000
inkontinen 31 88,6 4 11,4 Hubungan inkontinensia urine
sia dengan kualitas hidup lansia ditinjau dari
Total 33 50,8 32 49,2 domain hubungan sosial dapat dilihat pada
Tabel 7 berikut:
Hubungan Inkontinensia Urine dengan Tabel 7. Hubungan Inkontinensia Urine
Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari dengan Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari
Domain Kesehatan Fisik Domain Hubungan Sosial (n=65)
Hubungan inkontinensia urine Kualitas Hidup p-
Inkontin
dengan kualitas hidup lansia ditinjau dari Baik Kurang value
ensia
domain kesehatan fisik dapat dilihat pada baik
Urine
Tabel 5 berikut: f % f %
Tabel 5. Hubungan Inkontinensia Urine Inkontinen
1 3,3 29 96,7
sia
dengan Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari 0,000
Tidak
Domain Kesehatan Fisik (n=65) inkontinen 31 88,6 4 11,4
Kualitas Hidup p- sia
Inkontin
Baik Kurang value Total 32 49,2 33 50,8
ensia
baik
Urine
f % f % Hubungan Inkontinensia Urine dengan
Inkontinen Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari
2 6,7 28 93,3
sia
Domain Lingkungan
Tidak 0,000
inkontinen 32 91,4 3 8,6 Hubungan inkontinensia urine
sia dengan kualitas hidup lansia ditinjau dari
Total 34 52,3 31 47,7 domain lingkungan dapat dilihat pada Tabel
8 berikut:
Hubungan Inkontinensia Urine dengan Tabel 8. Hubungan Inkontinensia Urine
Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari dengan Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari
Domain Psikologis Domain Lingkungan (n=65)
Hubungan inkontinensia urine Kualitas Hidup p-
Inkontin
dengan kualitas hidup lansia ditinjau dari Baik Kurang value
ensia
domain psikologis dapat dilihat pada Tabel 6 baik
Urine
berikut: f % f %
Inkontinen
Tabel 6. Hubungan Inkontinensia Urine 2 6,7 28 93,3
sia
dengan Kualitas Hidup Lansia Ditinjau dari 0,000
Tidak
Domain Psikologis (n=65) inkontinen 33 94,3 2 5,7
sia

4
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

Total 35 53,8 30 46,2 langsung mempengaruhi fungsi saluran


berkemih, perubahan status volume dan
PEMBAHASAN eksresi urine, atau gangguan kemampuan
Hubungan Inkontinensia Urine dengan untuk ke jamban. Pada orang usia lanjut di
Kualitas Hidup Lansia panti, inkontinensia urine dikaitkan dengan
Charalambous & Trantafylidis terdapatnya gangguan mobilitas, demensia,
(2009) menyebutkan bahwa inkontinensia depresi, stroke, diabetes, dan Parkinson
urine sering dikaitkan dengan penurunan (Setiati & Pramantara, 2006).
kualitas hidup. Walaupun tidak mengancam Menurut peneliti, kesejahteraan fisik
nyawa, inkontinensia urine dapat berhubungan dengan kesehatan fisik. Kondisi
mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan kesehatan fisik secara keseluruhan
sosial pasien. Dampak fisik inkontinensia mengalami kemunduran sejak seseorang
urine meliputi infeksi bakteri dan jamur, memasuki fase lansia dalam kehidupannya.
selulitis, infeksi kulit, ulkus dekubitus, resiko Inkontinensia urine merupakan salah satu
jatuh, fraktur, dan disfungsi seksual. Dampak kemunduran fungsi anatomi dan fisiologi
psikologis inkontinensia urine meliputi pada lansia yang akan menghambat
stress, depresi, kehilangan kepercayaan diri pencapaian kesejahteraan fisik karena dapat
dan rasa malu. Sedangkan menghindari menimbulkan resiko jatuh, kerusakan kulit,
aktivitas sosial, mengurangi kegiatan pribadi, dan lain-lain. Hal ini akan berpengaruh
kehilangan kemandirian dan pengeluaran terhadap kualitas hidup lansia. Hasil analisa
biaya yang besar merupakan dampak sosial data penelitian ini menunjukkan bahwa ada
dari inkontinensia urine. hubungan antara inkontinensia urine dengan
Hasil penelitian di atas menunjukkan kualitas hidup jika ditinjau dari domain
bahwa ada hubungan inkontinensia urine kesehatan fisik (p-value= 0,000).
dengan kualitas hidup lansia (p-value= Inkontinensia urine yang
0,000). berkepanjangan dengan dampak yang
Hal tersebut senada dengan dibawanya menyebabkan kualitas hidup dan
penelitian yang dilakukan oleh Ghafouri, et harga diri lansia menurun. Kondisi kualitas
al (2014) tentang Urinary Incontinence in hidup dan harga diri yang rendah
Qatar: A Study of The Prevalence, Risk menyebabkan timbulnya kekhawatiran lansia
Factors and Impact on Quality of Life pada terhadap kondisi kehidupannya dan pada
1606 responden, didapatkan bahwa akhirnya dapat membawa lansia pada kondisi
inkontinensia urine dapat mempengaruhi depresi (Jackson, 2005). Menurut peneliti,
kualitas hidup (p-value= 0,005). faktor psikologis menjadi faktor penting bagi
Menurut Sari (2013), kualitas hidup individu untuk melakukan kontrol terhadap
jika dilihat dari dimensi kesehatan semua kejadian yang dialaminya dalam
merupakan evaluasi dari kepuasan dan hidup. Penurunan kemampuan psikologis
kebahagiaan terhadap aspek-aspek kesehatan dapat disebabkan karena penurunan fungsi
fisik seperti rasa sakit dan ketidaknyamanan fisiologis, misalnya fungsi perkemihan
akibat penyakit, kebugaran dan tenaga, menurun menyebabkan lansia merasa malu,
kualitas tidur, serta ketergantungan obat. Hal rendah diri, stress dan depresi. Hal tersebut
tersebut berarti semakin puas seseorang dapat mempengaruhi tingkatan untuk
terhadap aspek kesehatan fisik tersebut, memperoleh kepuasan dalam hidup dan
semakin baik pula kualitas hidupnya. menjadi salah satu faktor yang ikut berperan
Prevalensi inkontinensia urine meningkat dalam menentukan kualitas hidup lansia.
seiring meningkatnya usia. Lansia sering kali Penelitian yang pernah dilakukan
memiliki kondisi medik yang dapat oleh Chesor (2015) tentang Hubungan Antara
mengganggu proses berkemih yang secara Inkontinensia Urine dengan Depresi pada

5
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

Lanjut Usia di Panti Wreda Dharma Bakti Ketidakaktifan lansia dalam aktivitas sosial
Pajang Surakarta pada 43 responden dengan akan berpengaruh pada penurunan kualitas
teknik simple random sampling menunjukkan hidupnya.
terdapat hubungan antara inkontinensia urine Beberapa penelitian menunjukkan
dengan depresi dengan hasil uji statistik Chi bahwa dukungan sosial dapat membantu
Square didapatkan p-value 0,002. individu untuk beradaptasi dengan segala
Demikian juga hasil penelitian yang situasi dan peristiwa yang tidak diinginkan,
dilakukan oleh Ekowati (2010) tentang baik yang berkaitan dengan segala situasi dan
Hubungan Inkontinensia Urine dengan peristiwa yang tidak diinginkan, baik yang
Tingkat Depresi pada Usia Lanjut di berkaitan dengan kondisi fisik maupun
Posyandu Lansia “Flamboyan” Desa psikologis. Berkaitan dengan kesehatan,
Onggobayan Ngestiharjo Kasihan Bantul dukungan sosial yang efektif dapat
pada 50 responden yang diambil dengan menurunkan kecemasan pada penderita
menggunakan teknik total sampling terdapat penyakit kronis. Pasien yang memperoleh
hubungan antara inkontinensia urine dengan dukungan sosial tinggi menunjukkan
tingkat depresi dengan hasil uji statistik Chi prognosa dan penyesuaian yang lebih baik
Square didapatkan p-value 0,002. (Ambarwati, 2008). Inkontinensia urine pada
Berdasarkan Tabel 6, diketahui lansia berdampak pada timbulnya penurunan
bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi- kualitas hidup lansia. Dampak psikososial
Square pada ɑ= 0,05 didapatkan p-value inkontinensia urine meliputi penurunan
0,000, yang berarti ada hubungan kualitas hidup, merasa malu, ansietas,
inkontinensia urine dengan kualitas hidup depresi, isolasi sosial, dan hilangnya
lansia ditinjau dari domain kesehatan kepercayaan diri (Miller, 2009).
psikologis. Berdasarkan Tabel 7, diketahui
Sholichah (2009) menyebutkan bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi-
dukungan sosial merupakan sumber koping Square pada ɑ= 0,05 didapatkan p-value
yang dapat mempengaruhi situasi yang 0,000, yang berarti ada hubungan
stressfull dan juga menyebutkan orang yang inkontinensia urine dengan kualitas hidup
stress juga mampu mengubah situasi, arti lansia ditinjau dari domain hubungan sosial.
situasi atau reaksi emosinya terhadap situasi Menurut Hutapea (2011), dibutuhkan
yang ada. Menurut Smeltzer (2001), kondisi hidup yang menunjang agar lansia
dukungan dapat diperoleh dengan cara dapat menjalani masa tuanya dengan baik
berbicara dengan orang lain yang mengalami dan memuaskan. Kondisi hidup yang
kondisi serupa, dengan demikian dapat menunjang juga amat dibutuhkan agar lansia
mendorong pasien untuk dapat tidak merasa tertekan karena ketidaksiapan
mengekspresikan perasaan, berbagi masalah memasuki masa tuanya. Kondisi hidup yang
praktis, dan meningkatkan koping efektif menunjang tersebut antara lain adalah sosial
yang akhirnya akan berdampak pula pada ekonomi, kesehatan, kemandirian dan
kualitas hidup pasien sendiri. Selain itu, kesehatan mental. Menurut Ismail (2013),
dukungan sosial ini mencakup pemberian inkontinensia urine merupakan masalah yang
nasehat, petunjuk-petunjuk, saran, usulan, memberikan efek secara langsung pada
informasi atau umpan balik (Friedman, pasien dan keluarga. Implikasi lain yang
2010). dapat di alami individu adalah masalah
Menurut peneliti, inkontinensia urine kesehatan, hubungan sosial, dan masalah
menyebabkan lansia kurang melakukan pembiayaan. Diperkirakan biaya untuk
kontak sosial dan partisipasi sosial dengan mengatasi inkontinensia lebih dari 1,5 juta
lingkungannya karena merasa malu akibat dolar per tahun. Lansia mungkin mengalami
inkontinensia yang dideritanya. masalah khusus dengan inkontinensia akibat

6
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

keterbatasan fisik dan lingkungan tempat selanjutnya dapat melakukan penelitian yang
tinggalnya. Lansia yang mobilitasnya lebih kompleks terkait hubungan
terbatas mempunyai peluang lebih besar inkontinensia urine dengan kualitas hidup
untuk mengalami inkontinensia karena lansia.
ketidakmampuan mereka untuk mencapai
toilet pada waktunya (Potter & Perry, 2005). REFERENSI
Lingkungan tempat tinggal menjadi Ambarwati, W. (2008). Hubungan antara
faktor penting yang berpengaruh terhadap persepsi dukungan sosial dengan
kualitas hidup lansia. Lingkungan tempat tingkat kecemasan pada penderita
tinggal yang berbeda mengakibatkan Diabetes Melitus melalui
perubahan peran lansia dalam menyesuaikan http://isjd.pdii.go.id/admin/jurnal/10
diri. Bagi lansia, perubahan peran dalam 2087073.pdf. Diakses pada tanggal 8
keluarga, sosial ekonomi, dan sosial Agustus 2016.
masyarakat tersebut mengakibatkan
kemunduran dalam beradaptasi dengan Charalambous, S & Trantafylidis, A. (2009).
lingkungan baru dan berinteraksi dengan Impact of urinary incontinence on
lingkungan sosialnya (Yuliati, Baroya & quality of life. Pelviperineologi, 28,
Ririanty, 2014). 51-53.
Menurut peneliti, tempat tinggal
harus dapat menciptakan suasana yang Chesor, A. (2015). Hubungan antara
tentram, damai, dan menyenangkan sehingga inkontinensia urin dengan depresi
dengan demikian, lansia akan terdukung oleh pada lanjut usia di Panti Wreda
lingkungan untuk mencapai kualitas hidup Dharma Bakti Pajang Surakarta.
yang tinggi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Berdasarkan Tabel 8, diketahui Muhammadiyah Surakarta.
bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi-
Square pada ɑ = 0,05 didapatkan p-value Ekowati, S. (2010). Hubungan inkontinensia
0,000, yang berarti ada hubungan urine dengan tingkat depresi pada
inkontinensia urine dengan kualitas hidup usia lanjut di Posyandu Lansia
lansia ditinjau dari domain lingkungan. “Flamboyan” Desa Onggobayan
Ngestiharjo Kasihan Bantul.
KESIMPULAN Program Studi Ilmu Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
pembahasan yang telah diuraikan, dapat ‘Aisyiyah Yogyakarta.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara inkontinensia urine dengan Friedman, M., Bowdens, B. V & Jones, G. E.
kualitas hidup lansia. Penelitian ini (2010). Buku ajar keperawatan
diharapkan dapat digunakan sebagai kajian keluarga: Riset, teori dan praktik
ilmu yang bermanfaat untuk mempelajari (ed. 5). Jakarta: EGC.
kejadian inkontinensia urine dan kualitas
hidup lansia serta meningkatkan peran Ghafouri, A., Alnaimi, A. R., Alhothi, H. M.,
perawat khususnya perawat komunitas dan Alroubi, I., Alrayashi, M., Molhim,
perawat gerontik dalam promosi kesehatan N. A, et al. (2014). Urinary
sebagai health educator terhadap pentingnya incontinence in Qatar: A study of the
pengetahuan tentang inkontinensia urine dan prevalence, risk factors and impact
kualitas hidup pada lansia, sehingga dapat on quality of life. Arab Journal of
mempertahankan dan meningkatkan kualitas Urology, 12, 269-274.
hidup lansia menjadi lebih baik. Peneliti

7
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016

Gorina, Y., Schappert, S & Bercovitz, A.


(2014). Prevalence of incontinence Purnomo, B. B. (2012). Dasar-dasar urologi.
among older Americans. Hyattsville, Jakarta: CV. Sagung Seto.
Maryland: U.S. Department of
Health and Human Services Centers Sari, N. K. (2013). Status gizi, penyakit
for Disease Control and Prevention kronis, dan konsumsi obat terhadap
National Center for Health Statistics. kualitas hidup dimensi kesehatan
fisik lansia. Jurnal Penelitian
Hutapea, B. (2011). Emotional intelligence Kesehatan, Jurusan Ilmu Gizi
dan psychological well-being pada Fakultas Kedokteran Universitas
manusia lanjut usia anggota Diponegoro, 3 (2), 20-26.
organisasi berbasis keagamaan di
Jakarta. Diunduh dari Scottish Intercollegiate Guidelines Network,
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/1- management of urinary incontinence
13_2.pdf. Diakses pada tanggal 7 in primary care. (2004). Scotland:
Agustus 2016. Royal College of Physicians.

Ismail, D. D. S. L. (2013). Aspek Setiati, S & Pramantara, I. D. P. (2006).


keperawatan pada inkontinensia Inkontinensia urin dan kandung
urine. Jurnal Ilmu Keperawatan, 1 kemih hiperaktif. Jakarta: Pusat
(1), 3-11. Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Jackson, S. R., Delia, S., Edward, J. B., Universitas Indonesia.
Stephan, D. (2005). Urinary
incontinence and diabetes in post Sholichah, R. D. (2009). Hubungan antara
menopause. New York: Mc Graw dukungan sosial dengan derajat
and Hill. depresi pada penderita DM tipe II
dengan komplikasi melalui
Kozier, B. (2010). Buku ajar fundamental http://eprints.uns.ac.id/10497/1/1483
keperawatan: Konsep, proses, dan 31608201010561.pdf. Diakses pada
praktik (ed. 7). Jakarta: EGC. tanggal 7 Agustus 2016.

Miller, C. A. (2009). Nursing for wellness in Smeltzer, S. C. (2001). Buku ajar


older adults (6th ed). Ohio: Wolters keperawatan medikal-bedah Brunner
Kluwer. & Suddarth. Jakarta: EGC.

Onat, S. S., Delialioglu, S. U., Guzel, O & The Canadian Continence Foundation,
Ucar, D. (2014). Relationship incontinence: The Canadian
between urinary incontinence and perspective. (2014). Canada:
depression in elderly patients. Cameron Institute.
Journal of Clinical Gerontology &
Geriatrics, 5, 86-90. Yuliati, A., Baroya, N., Ririanty, M. (2014).
Potter, A. P & Perry, A. G. (2005). Perbedaan kualitas hidup lansia yang
Fundamental keperawatan: Konsep, tinggal di komunitas dengan di
proses, & praktik. Vol 1 & 2. pelayanan sosial lanjut usia. e-Jurnal
Jakarta: EGC. Pustaka Kesehatan, 2(1), 87-94.

Anda mungkin juga menyukai