1 Tahun 2016
ABSTRAK
Inkontinensia urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering dijumpai pada lansia dan dapat
mempengaruhi kualitas hidup. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi adanya hubungan antara
inkontinensia urine dengan kualitas hidup lansia di Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan desain korelatif.
Populasi dalam penelitian ini adalah 65 orang lansia di sebuah panti jompo di Banda Aceh dan teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 30 (46,2%) responden mengalami
inkontinensia urine dan 35 (53,8%) responden tidak mengalami inkontinensia urine. Sedangkan untuk
variabel kualitas hidup, sebanyak 33 (50,8 %) responden memiliki kualitas hidup yang baik dan 32 (49,2%).
responden memiliki kualitas hidup yang kurang baik. Hasil uji Chi Square menunjukkan ada hubungan yang
bermakna antara inkontinensia urine dengan kualitas hidup (p-value= 0,000). Perawat komunitas diharapkan
dapat memberikan penyuluhan dan perawatan kepada lansia tentang inkontinensia urine dan kualitas hidup
agar kualitas hidup lansia menjadi lebih baik.
ABSTRACT
Urinary incontinence is a health problem that is quite common in the elderly and can affect the quality of life.
The objective of this study was to identify the relationship between urinary incontinence and quality of life of
the elderly in Banda Aceh. This research used correlative study design. The population in this study
comprised 65 people, and sampling technique used was the total sampling method. Data were collected
using a questionnaire. Results of the research showed that 30 (46.2%) respondents experienced urine
incontinence, and 35 (53.8%) respondents did not experience urinary incontinence. Whereas, for life quality
variable, 33 (50.8%) respondents had a good quality of life and 32 (49.2%) respondents had a poor quality of
life. The results of the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between urine
incontinence and life qualitative (p-value=0. 000). Community nurses are expected to provide education and
care to the elderly about urinary incontinence and life quality to improve their life quality.
1
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
2
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
teknik total sampling. Pengumpulan data Tabel 2. Frekuensi Inkontinensia Urine pada
penelitian dilaksanakan mulai Juli sampai Lansia (n=65)
dengan Agustus 2016, menggunakan Inkontinensia Frekuensi Persentase
kuesioner inkontinensia urine dan kuesioner Urine
baku kualitas hidup WHOQOL. Pengisian Inkontinensia 30 46,2
kuesioner didampingi oleh peneliti, kecuali Tidak 35 53,8
inkontinensia
untuk responden yang tidak bisa membaca
Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih
atau mengisi kuesioner. Pengolahan data
dari setengah (53,8%) responden tidak
dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
mengalami inkontinensia.
editing, coding, transferring dan tabulating.
Analisa data dilakukan dengan program
Kualitas Hidup Lansia
SPSS, mencakup analisa univariat dan
Kualitas hidup lansia dapat dilihat
analisa bivariat. Persetujuan etik didapatkan
pada Tabel 3 berikut:
dari komisi penilai etik Fakultas
Tabel 3. Gambaran Kualitas Hidup Lansia
Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Ditinjau dari Domain Kesehatan Fisik,
dengan kode penelitian 1605201289.
Domain Psikologis, Domain Hubungan
Sosial dan Domain Lingkungan (n=65)
HASIL
Kualitas
Karakteristik responden dapat dilihat Frekuensi Persentase
Hidup
pada Tabel 1 berikut: Domain
Tabel 1. Data Demografi Lansia (n=65) kesehatan fisik
Data a. Baik 34 52,3
Frekuensi Persentase
Demografi b. Kurang 31 47,7
Umur (WHO) baik
a. 60-74 tahun 48 73,8 Domain
b. 75-90 tahun 16 24,6 psikologis
c. > 90 tahun 1 1,5 a. Baik 35 53,8
Jenis Kelamin b. Kurang 30 46,2
a. Perempuan 46 70,8 baik
b. Laki-Laki 19 29,2 Domain
Agama hubungan
a. Islam 65 100,0 sosial
Pendidikan a. Baik 32 49,2
Terakhir b. Kurang 33 50,8
a. Tidak baik
Sekolah 18 27,7 Domain
b. SD 29 44,6 lingkungan
c. SMP 11 16,9 a. Baik 35 53,8
d. SMA 6 9,2 b. Kurang 30 46,2
e. S1 1 1,5 baik
Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Tabel 3 menunjukkan bahwa
kebanyakan responden adalah berusia antara kebanyakan responden mempunyai kualitas
60-74 tahun (73,8%), dan perempuan hidup dalam kategori baik jika ditinjau dari
(70,8%), semua responden adalah Islam domain kesehatan fisik (52,3%), psikologis
(100%), dan sebagian berpendidikan SD (53,8%), lingkungan (53,8%), dan kurang
(44,6%). baik jika dilihat dari domain hubungan sosial
(50,8%).
Inkontinensia Urine pada Lansia
Inkontinensia urine lansia dapat
dilihat pada Tabel 2 berikut:
3
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
4
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
5
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
Lanjut Usia di Panti Wreda Dharma Bakti Ketidakaktifan lansia dalam aktivitas sosial
Pajang Surakarta pada 43 responden dengan akan berpengaruh pada penurunan kualitas
teknik simple random sampling menunjukkan hidupnya.
terdapat hubungan antara inkontinensia urine Beberapa penelitian menunjukkan
dengan depresi dengan hasil uji statistik Chi bahwa dukungan sosial dapat membantu
Square didapatkan p-value 0,002. individu untuk beradaptasi dengan segala
Demikian juga hasil penelitian yang situasi dan peristiwa yang tidak diinginkan,
dilakukan oleh Ekowati (2010) tentang baik yang berkaitan dengan segala situasi dan
Hubungan Inkontinensia Urine dengan peristiwa yang tidak diinginkan, baik yang
Tingkat Depresi pada Usia Lanjut di berkaitan dengan kondisi fisik maupun
Posyandu Lansia “Flamboyan” Desa psikologis. Berkaitan dengan kesehatan,
Onggobayan Ngestiharjo Kasihan Bantul dukungan sosial yang efektif dapat
pada 50 responden yang diambil dengan menurunkan kecemasan pada penderita
menggunakan teknik total sampling terdapat penyakit kronis. Pasien yang memperoleh
hubungan antara inkontinensia urine dengan dukungan sosial tinggi menunjukkan
tingkat depresi dengan hasil uji statistik Chi prognosa dan penyesuaian yang lebih baik
Square didapatkan p-value 0,002. (Ambarwati, 2008). Inkontinensia urine pada
Berdasarkan Tabel 6, diketahui lansia berdampak pada timbulnya penurunan
bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi- kualitas hidup lansia. Dampak psikososial
Square pada ɑ= 0,05 didapatkan p-value inkontinensia urine meliputi penurunan
0,000, yang berarti ada hubungan kualitas hidup, merasa malu, ansietas,
inkontinensia urine dengan kualitas hidup depresi, isolasi sosial, dan hilangnya
lansia ditinjau dari domain kesehatan kepercayaan diri (Miller, 2009).
psikologis. Berdasarkan Tabel 7, diketahui
Sholichah (2009) menyebutkan bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi-
dukungan sosial merupakan sumber koping Square pada ɑ= 0,05 didapatkan p-value
yang dapat mempengaruhi situasi yang 0,000, yang berarti ada hubungan
stressfull dan juga menyebutkan orang yang inkontinensia urine dengan kualitas hidup
stress juga mampu mengubah situasi, arti lansia ditinjau dari domain hubungan sosial.
situasi atau reaksi emosinya terhadap situasi Menurut Hutapea (2011), dibutuhkan
yang ada. Menurut Smeltzer (2001), kondisi hidup yang menunjang agar lansia
dukungan dapat diperoleh dengan cara dapat menjalani masa tuanya dengan baik
berbicara dengan orang lain yang mengalami dan memuaskan. Kondisi hidup yang
kondisi serupa, dengan demikian dapat menunjang juga amat dibutuhkan agar lansia
mendorong pasien untuk dapat tidak merasa tertekan karena ketidaksiapan
mengekspresikan perasaan, berbagi masalah memasuki masa tuanya. Kondisi hidup yang
praktis, dan meningkatkan koping efektif menunjang tersebut antara lain adalah sosial
yang akhirnya akan berdampak pula pada ekonomi, kesehatan, kemandirian dan
kualitas hidup pasien sendiri. Selain itu, kesehatan mental. Menurut Ismail (2013),
dukungan sosial ini mencakup pemberian inkontinensia urine merupakan masalah yang
nasehat, petunjuk-petunjuk, saran, usulan, memberikan efek secara langsung pada
informasi atau umpan balik (Friedman, pasien dan keluarga. Implikasi lain yang
2010). dapat di alami individu adalah masalah
Menurut peneliti, inkontinensia urine kesehatan, hubungan sosial, dan masalah
menyebabkan lansia kurang melakukan pembiayaan. Diperkirakan biaya untuk
kontak sosial dan partisipasi sosial dengan mengatasi inkontinensia lebih dari 1,5 juta
lingkungannya karena merasa malu akibat dolar per tahun. Lansia mungkin mengalami
inkontinensia yang dideritanya. masalah khusus dengan inkontinensia akibat
6
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
keterbatasan fisik dan lingkungan tempat selanjutnya dapat melakukan penelitian yang
tinggalnya. Lansia yang mobilitasnya lebih kompleks terkait hubungan
terbatas mempunyai peluang lebih besar inkontinensia urine dengan kualitas hidup
untuk mengalami inkontinensia karena lansia.
ketidakmampuan mereka untuk mencapai
toilet pada waktunya (Potter & Perry, 2005). REFERENSI
Lingkungan tempat tinggal menjadi Ambarwati, W. (2008). Hubungan antara
faktor penting yang berpengaruh terhadap persepsi dukungan sosial dengan
kualitas hidup lansia. Lingkungan tempat tingkat kecemasan pada penderita
tinggal yang berbeda mengakibatkan Diabetes Melitus melalui
perubahan peran lansia dalam menyesuaikan http://isjd.pdii.go.id/admin/jurnal/10
diri. Bagi lansia, perubahan peran dalam 2087073.pdf. Diakses pada tanggal 8
keluarga, sosial ekonomi, dan sosial Agustus 2016.
masyarakat tersebut mengakibatkan
kemunduran dalam beradaptasi dengan Charalambous, S & Trantafylidis, A. (2009).
lingkungan baru dan berinteraksi dengan Impact of urinary incontinence on
lingkungan sosialnya (Yuliati, Baroya & quality of life. Pelviperineologi, 28,
Ririanty, 2014). 51-53.
Menurut peneliti, tempat tinggal
harus dapat menciptakan suasana yang Chesor, A. (2015). Hubungan antara
tentram, damai, dan menyenangkan sehingga inkontinensia urin dengan depresi
dengan demikian, lansia akan terdukung oleh pada lanjut usia di Panti Wreda
lingkungan untuk mencapai kualitas hidup Dharma Bakti Pajang Surakarta.
yang tinggi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Berdasarkan Tabel 8, diketahui Muhammadiyah Surakarta.
bahwa dari hasil uji statistik dengan Chi-
Square pada ɑ = 0,05 didapatkan p-value Ekowati, S. (2010). Hubungan inkontinensia
0,000, yang berarti ada hubungan urine dengan tingkat depresi pada
inkontinensia urine dengan kualitas hidup usia lanjut di Posyandu Lansia
lansia ditinjau dari domain lingkungan. “Flamboyan” Desa Onggobayan
Ngestiharjo Kasihan Bantul.
KESIMPULAN Program Studi Ilmu Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
pembahasan yang telah diuraikan, dapat ‘Aisyiyah Yogyakarta.
disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara inkontinensia urine dengan Friedman, M., Bowdens, B. V & Jones, G. E.
kualitas hidup lansia. Penelitian ini (2010). Buku ajar keperawatan
diharapkan dapat digunakan sebagai kajian keluarga: Riset, teori dan praktik
ilmu yang bermanfaat untuk mempelajari (ed. 5). Jakarta: EGC.
kejadian inkontinensia urine dan kualitas
hidup lansia serta meningkatkan peran Ghafouri, A., Alnaimi, A. R., Alhothi, H. M.,
perawat khususnya perawat komunitas dan Alroubi, I., Alrayashi, M., Molhim,
perawat gerontik dalam promosi kesehatan N. A, et al. (2014). Urinary
sebagai health educator terhadap pentingnya incontinence in Qatar: A study of the
pengetahuan tentang inkontinensia urine dan prevalence, risk factors and impact
kualitas hidup pada lansia, sehingga dapat on quality of life. Arab Journal of
mempertahankan dan meningkatkan kualitas Urology, 12, 269-274.
hidup lansia menjadi lebih baik. Peneliti
7
JIM Fkep Volume I No.1 Tahun 2016
Onat, S. S., Delialioglu, S. U., Guzel, O & The Canadian Continence Foundation,
Ucar, D. (2014). Relationship incontinence: The Canadian
between urinary incontinence and perspective. (2014). Canada:
depression in elderly patients. Cameron Institute.
Journal of Clinical Gerontology &
Geriatrics, 5, 86-90. Yuliati, A., Baroya, N., Ririanty, M. (2014).
Potter, A. P & Perry, A. G. (2005). Perbedaan kualitas hidup lansia yang
Fundamental keperawatan: Konsep, tinggal di komunitas dengan di
proses, & praktik. Vol 1 & 2. pelayanan sosial lanjut usia. e-Jurnal
Jakarta: EGC. Pustaka Kesehatan, 2(1), 87-94.