PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Inkontinensia urine merupakan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi
urine. Inkontinensia urine dapat berupa pengeluaran urine yang terkadang
hanya sangat sedikit (beberapa tetes) atau sangat banyak. Inkontinensia urine
berarti pengeluaran urine secara spontan pada sembarang waktu di luar
kehendak (involunter). Keadaan ini umum dijumpai pada manula (Agoes dkk,
2013).
Saat ini di seluruh dunia, jumlah lanjut usia diperkirakan lebih dari 629 juta
jiwa (satu dari 10 berusia lebih dari 60 tahun), dan pada tahun 2025, lanjut
usia akan mencapai 1,2 miliyar (Nugroho, 2014).
Pada lansia terjadi perubahan fisiologis tubuh seperti perubahan pada sistem
perkemihan. Pengeluaran kemih diatur oleh otot-otot yang disebut sfingter
(terletak di dasar kandung kemih dan dinding saluran kemih) sehingga
mengakibatkan inkontinensia urine yang merupakan pengeluaran urine secara
spontan yang mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan sosial (Agoes
dkk, 2013).
Inkontinensia urine sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya
karena malu atau tabu untuk diceritakan, ketidaktahuan, dan menganggapnya
sebagai hal yang wajar pada lansia sehingga tidak perlu diobati (Setiati dan
Pramantara dalam Sunarti dkk, 2019).
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat dirumuskan sebagai
berikut : adakah hubungan tingkat depresi dengan kejadian inkontinensia
urine pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru?
3. Tinjauan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
depresi dengan kejadian inkontinensia urine pada lansia di Panti
Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.
2. Mengetahui inkontinensia urine pada lansia di Panti Sosial
Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru.
3. Menganalisis hubungan tingkat depresi dengan kejadian
inkontinensia urine pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werda Budi Sejahtera Banjarbaru.
4. Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi
profesi kesehatan dalam menambah informasi dan wawasan
tentang tingkat depresi dengan kejadian inkontinensia urine pada
lansia.
2. Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
kepustakaan terkait tentang hubungan tingkat depresi dengan
kejadian inkontinensia urine pada lansia bagi seluruh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.
3. Untuk Peneliti
Adapun manfaat penelitian ini sendiri sebagai sarana untuk
mendapatkan wawasan dan pengetahuan tentang tingkat depresi
dengan kejadian inkontinensia urine pada lansia serta memberikan
pengalaman dalam penerapan ilmu yang sudah didapat ke dalam
kondisi yang nyata. Selain itu, juga dapat sebagai bahan
pertimbangan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti
permasalahan yang sama dengan variabel berbeda.
5. Penelitian Terkait
Penelitian yang dilakukan oleh Desak Made Cittarasmi Saraswati Seputra
2019 mengenai Hubungan Tingkat Inkontinensia Urin Dengan Derajat
Depresi Pada Pasien Lanjut Lanjut Usia Di Panti Sosial Tresna Werda Wana
Seraya Denpasar. Penelitian ini menggunakan metode potong lintang dengan
23 orang lanjut usia sebagai sampel (total sampling). Inkontinensia urine
ditentukan dengan menggunakan kuesioner International Consultation on
Incontinence Questionnaire-Urinary Incontinence (ICIQ-UI) Short From dan
depresi ditentukan melalui skoring kuisioner Geriatric Depression Scale
(GDS) Short From. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pravalensi
inkontinensia urine pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya
sebesar 46%. Pada penelitian ini didapkan hasil lansia yang mengalami
inkontinensia urine dan depresi sebanyak 60,9% sedangkan lansia yang
mengalami inkontinensia urine tetapi tidak mengalami depresi sebanyak
39,1%. Berdasarkan uji kolerasi sprearman, dapat disimpulkan bahwa
semakin tinggi tingkat inkontinensia urin, maka semakin tinggi pula derajat
depresi (r = 0,637, P = 0,01).
Penelitian ini dilakukan oleh Young-Mee Lim dkk 2018 Inkontinensia Urine
Sangat Terkait Dengan Depresi Pada Wanita Korea Paruh Baya Dan Lebih
Tua: Data Dari Studi Longitudinal Korea Tentang Penuaan. Pada penelitian
ini sebanyak 1116 peserta didiagnosis dengan inkontinensia urine di
antaranya 7486 responden dilibatkan dalam penelitian ini, menggunakan data
dari survei mapan yang menyelidiki populasi yang mewakili secara
nasional.Wawancara pribadi dengan bantuan komputer digunakan untuk
menilai status inkontinensia urine dan depresi. Depresi dinilai dengan
menggunakan skala 10 item Center for Epidemiological Studies-Depression
(CES-D 10). Hasil proposi pasien dengan depresi secara signifikan lebih
tinggi pada wanita dengan inkontinensia urine (9,1%) dibandingkan pada
wanita tanpa inkontinensia urine (6,3%) (P < 0,0001). Dari hasil penelitian
tersebut inkontinensia urine tidak terkontrol dan sering sangat terkait dengan
depresi pada wanita Korea paruh baya dan lebih tua. Pengelolaan
inkontinensia urine yang memburuk mungkin bermanfaat sebagai bagian dari
penelitian dari penilaian dan pengelolaan depresi.