Anda di halaman 1dari 4

LATAR BELAKANG PENYAKIT INKONTINENSIA URIN

DISUSUN OLEH :

CHRISTAVANI EFENDI

161211207

3B

DOSEN PEMBIMBING : Ns. LENI SASTRA, MS

S1 KEPERAWATAN

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


International Continence Society (ICS) mendefinisikan bahwa inkontinensia urin adalah
sebagai keluarnya urin secara involunter yang menimbulkan masalah sosial seperti rasa malu
untuk bersosialisasi dengan para lansia lain yang mengakibatkan gangguan hygiene
(Angellita, 2012)
Menurut Undang-undang no.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, lansia
adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (Maryam, et al., 2010). Tahapan lanjut
dari lanjut usia ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh. Secara fisiologis proses
menua merupakan penurunan bertahap dan teratur dari organ atau sistem organ (Sustyani,
dkk., 2012). Proses menua biasanya ditandai dengan adanya perubahan fisik, biologis, mental
dan spikososial. Dan perubahan fisik tersebut yang menimbulkan terjadinya masalah
kesehatan (Aspiani, R.Y, 2014).
Berdasarkan data Word Health Organisation (WHO), 200 juta penduduk didunia
mengalami inkontinensia urin. Unites States Department Of Health And Human Services
(Departement Kesehatan dan Layanan Masyarakat) di Amerika Serikat, melaporkan pada
tahun 2010, bahwa penderita inkontinensia urin mencapai 13 juta penduduk dan 85%
diantaranya ialah perempuan (Wahyudi, 2017).
Di indonesia ditemukan 5.052 laki-laki yang memiliki masalah inkontinensia urin sekitar
15-30% individu dan diperkirakan berusia lebih dari 60 tahun (Kementrian Kesehatan RI,
2013). Di sumatera barat sebanyak 12.443 jumlah penduduk lanjut usia perempuan maupun
laki-laki yang berisiko terjadinya inkontinensia urin (Junita, 2013)
Inkontinensia urin adalah ketidakmampuan seseorang menahan keluarnya urin. Keadaan
ini dapat menimbulkan berbagai permasalahan medik, sosial maupun ekonomi (Purnomo,
2012). Masalah inkontinensia urin tidak akan mengancam jiwa penderitanya, tetapi akan
berpengaruh pada kualitas hidup yang disebabkan oleh faktor gangguan psikologi dan faktor
sosial yang sulit diatasi, penderita merasa rendah diri kerena selalu basah akibat urin yang
keluar dan menimbulkan bau, serta urin yang tak tertahankan akibat batuk, bersin, dan
keterbatasan menahan urin dari kamar ke kamar mandi (Agoes, 2010)
Adapun intervensi yang dapat menyembuhkan ketidakmampuan menahan kencing
(inkontinensia urin) ialah senam kegel, dimana senam kegel adalah senam otot untuk
menguatkan otot panggul atau senam yang bertujuan untuk memperkuat otot-otot dasar
panggul terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita lanjut usia dapat memperkuat
otot-otot saluran kemih ( Yuliana, 2011)
Senam kegel (latihan otot dasar panggul), yang dikemukakan oleh Arnold kegel,
melaporkan perbaikan/kesembuhan sampai 84% dengan latihan otot dasar panggul untuk
wanita dan pria dengan berbagai macam tipe inkontinensia urin. Dengan 4-6 minggu
melakukan latihan senam kegel secara teratur akan terasa berkurangnya kebocoran urine,
semua latihan diatas akan memberikan kontrol yang baik pada kandung kemih, walaupun
memakan waktu dan kesabaran, hasilnya cukup memuaskan (Darmajo, 2011)
Penanganan inkontinensia urin yang dapat dilakukan dengan cara surgical, tetapi
kebanyakan lansia merasakan ketakutan dalam menghadapi, tetapi terapi non-surgical yang
lebih efektif untuk mengatasi penanganan inkontinensia urin ialah senam kegel (Part &
Kang, 2014).
Data yang didapat di PSTW Cinta Kasih Yossudarso Padang, dengan jumlah lansia 40
orang, 30 diantaranya mengalami inkotinensia urine. Adapun masalah yang dirasakan lansia
terkait inkontinensia urin yaitu keluarnya urin saat batu, ngompol sebelum sampai ketoilet,
ngompol saat sedang berjalan cepat, terkencing didalam celan sebelum melepas celana, tidak
mampu menahan kencing.
RSUP. Dr. M. Djamil Padang menyatakan 7 orang pasien dari 10 orang pasien yang
pernah dipasang kateter mengalami gangguan berkemih dengan gejala seperti, urin yang
keluar sendiri atau tanpa disadari dan perasaan ingin BAK terus.
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penilitian dengan
tujuan meningkatkan kemunduran fisiologis lansia dengan menggunakan senam kegel pada
lansia serta menerapkan senam kegel dalam keseharian dengan cara terjadwal.
DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/jit/article/viewFile/589-7878/pdf21

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/14676

http://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/view/117

http://ejournal.delihusada.ac.id/index.php/JPKM/article/download/20/22/

Anda mungkin juga menyukai