Anda di halaman 1dari 8

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I
PENDAHULAN

1.1 Latar Belakang

Inkontinensia urine sering sekali tidak dilaporkan oleh para lansia

karena dianggap masalah tersebut merupakan masalah yang tabu dan

memalukan untuk diceritakan. Banyak juga lansia yang tidak mengerti masalah

inkontinensia urine dan banyak yang beranggapan bahwa kondisi tersebut

merupakan suatu kondisi yang wajar terjadi pada lansia dan tidak memerlukan

pengobatan (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015). Secara umum inkontinensia

urine disebabkan oleh perubahan pada anatomi dan fungsi organ kemih lansia,

obesitas, dan menopause. Proses persalinan juga dapat mengakibatkan

inkontinensia urine yang disebabkan dari otot-otot dasar panggul rusak akibar

tegangan otot dan jaringan penunjang serta robekan jalan lahir.

Penyebabnya dihubungkan dengan kondisi seperti sistitis, obstruksi

aliran keluar, cedera spinal pada bagian suprasakral, dan stroke. 40% sampai

70% inkontinensia pada lansia adalah jenis inkontinensia urgensi (Stanley &

Bearce, 2006).Faktor jenis kelamin juga berperan dalam terjadinya

inkontinensia urine khususnya pada wanita karena menurunnya hormon

esterogen pada usia menopause yang bisa mengakibatkan penurunan tonus otot

1
LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M
IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2

vagina dan otot pintu saluran kemih sehingga menyebabkan terjadinya

inkontinensia urine (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015).

Pada masa lanjut usia sesorang secara bertahap mengalami berbagai

kemunduran, baik kemunduran fisi, mental, dan sosial (Azizah & Lilik Ma'rifatul,

2011). Perubahan fisik yang terjadi pada setiap lansia sangat bervasriasi,

perubahan ini terjadi dalam berbagai sistem yang ada pada tubuh, dimulai dari

sistem integumen, sistem kardiovasikular, sistem muskuloskeletal, sistem

gastrointetinal, sistem reproduksi, sistem neurologis dan urologi. Perubahan-

perubahan mental pada lansia yang sering yaitu perubahan kepribadia, perubahan

memori dan perubahan intelegensi. Sedangkan perubahan psikososial dapat

berupa kehilangan pekerjaan dan kesepian (Darmojo & Soetojo, 2006)

Semua perubahan fisiologis yang dialami ini bukan merupakan proses

patologis, tetapi hanya perubahan fisiologis umum yang perlu untuk diantisipasi

(Potter PA & Perry AG, 2005). Saat ini Indonesia memasuki periode aging

population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan

peningkatan jumlah lansia.

Di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduklansia dari 18 juta

jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019,

dan diperkiraan akan terus meningkat dimana pada tahun 2035 menjadi 48,2 juta

jiwa (15,77%) (KEMENKES RI, 2019). Berdasarkan hasil Statistik Penduduk

Lanjut Usia 2020, Dalam waktu hampir lima dekade, persentase lansia Indonesia

meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2020), yakni menjadi 9,92% (26 juta-an) di

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
3

mana lansia perempuan sekitar satu persen lebih banyak dibandingkan lansia laki-

laki (10,43 % berbanding 9,42 %). Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia,

lansia muda (60-69 tahun) jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai

64,29 %, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70-79 tahun) dan lansia tua (80+

tahun) dengan besaran masing-masing 27,23% dan 8,49 %. Pada tahun 2020

sudah ada enam provinsi yang memiliki struktur penduduk tua di mana penduduk

lansianya sudah mencapai 10 %, yaitu: DI Yogyakarta (14,71%), Jawa Tengah

(13,81%), Jawa Timur (13,38%), Bali (11,58%), Sulawesi Utara (11,51%), dan

Sumatera Barat (10,07%) (Subdirektorat Statistik Pendidikan, 2020).

Pada lanjut usia sering terjadi masalah “empat besar” yang memerlukan

perawatan segera yaitu : imobilisasi, ketidakstabilan, gangguan mental dan

inkontinensia. Masalah inkontinensia mtidak disebabkan langsung oleh proses

penuaan, pemicu terjadinya masalah inkontinensia pada lanjut usia ini

dikarenakan kondisi yang terjadi pada lanjut usia yang dikombinasikan dengan

perubahan terkait usia dalam sistem urinaria (Stanley & Beare, 2007).

Dari hasil Statistik Penduduk Lanjut Usia 2010 didapatkan masih ada

sekitar separuh lansia yang mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir.

Angka kesakitan lansia cenderung menurun setiap tahun. Pada tahun 2020, sekitar

24 dari 100 lansia sakit dalam sebulan terakhir. Kesadaran lansia terhadap keluhan

kesehatan yang dideritanya cukup tinggi.

Dari data WHO (2012) menunjukkan 200juta penduduk dunia yang

mengalami masalah inkontinensia urine. Sedangkan data dari DEPKES (2012)

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
4

didapatkan data bahwa 5,8% penduduk Indonesia yang mengalami inkontinensia

urine. Inkontinensia urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering

terjadi dan sijumpai pada lansia. Inkontinensia urin merupakan keluarnya urin

yang tidak terkendali dalam waktu yang tidak dikehendaki tanpa memperhatikan

frekuensi dan jumlahnya yang akan menyebabkan masalah sosial dan higienis

penderitanya. Selain masalah sosial dan hieginis inkontinensia urin mempunyai

komplikasi yang cukup serius seperti infeksi saluran kemih, kelainan kulit,

gangguan tidur, problem psikososial seperti depresi, mudah marah dan terisolasi

(Setiati & Pramantara, 2007).

Inkontinensia urine yang lama bisa berdampak pada penurunan kualitas

hidup lansia. Keadaan ini bisa menimbulkan berbagai permasalahan diantara lain :

masalah medik, sosial, maupun ekonomi. Masalah medik bisa berupa iritasi dan

kerusakan kulit disekitar kemaluan, masalah sosial bisa berupa malu dan menarik

diri dari orang lain, masalah ekonomi bisa berupa tentang pemakaian diapers atau

perlengkapan lain guna menjaga agar tidak basah terkena urine yang memerlukan

biaya yang tudak sedikit. Dampak lain yang bisa ditimbulkan antara lain lansia

kurang percaya diri dengan kondisi tersebut sehingga menutup diri dari orang lain.

Diperlukan sosialisasi untuk mengatasi masalah inkontinensia urine menggunakan

terapi latihan berkemih (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2015).

Upaya yang biasanya dilakukan untuk mengurangi keluhan dari

inkontinensia urine pada lansia yang selama ini digunakan yakni senam Kegel

(Kegel Exercise) dan latihan berkemih yang bertujuan untuk membangun kembali

kekuatan otot dasar panggul (Jayanti & Witarsa, 2015). Peran perawat kepada

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
5

penderita inkontinensia urine yaitu memberikan edukasi atau pendidikan

kesehatan tentang pentingnya senam kegel dan latihan berkemih. Latihan kegel

yang dilakukan secara teratur dan terjadwal dapat menguatkan otot rangka pada

dasar panggul, sehingga memperkuat fungsi sfingter eksternal pada kandung

kemih yang bisa menyebabkan seseorang untuk menahan berkemih (Simbolon &

Boyoh, 2017).

Berdasarkan uraian diatas untuk mengatasi inkontinensia urine pada

lansia saya sebagai peneliti tertarik melakukan peneltian dengan judul “Asuhan

Keperawatan Gerontik Dengan Masalah Inkontinensia Urine Urgensi

melalui Metode Latihan Berkemih di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha

Pasuruan”.

1.2 Batasan Masalah

Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan Gerontik

Dengan Masalah Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih

di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

1.3 Rumusan Masalah

Apakah Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Masalah Inkontinensia

Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di UPT Pelayanan Sosial Tresna

Werdha Pasuruan?

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
6

1.4 Tujuan Masalah

1.4.1 Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Masalah

Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Teridentifikasi pengkajian Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Masalah

Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di UPT

Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

2. Teridentifikasi diagnose Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Masalah

Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di UPT

Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

3. Teridentifikasi perencanaan Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan

Masalah Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di

UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

4. Teridentifikasi implementasi Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan

Masalah Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di

UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan

5. Teridentifikasi evaluasi Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Masalah

Inkontinensia Urine Urgensi melalui Metode Latihan Berkemih di UPT

Pelayanan Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
7

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Teoritis

Dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi dunia pendidikan

dalam mengembangkan ilmu keperawatan gerontik khusunya mengenai asuhan

keperawatan pada lansia dengan Inkontinensia Urine Urgensi.

1.5.2 Praktis

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mengaplikasikan mata kuliah Riset Keperawatan

Gerontik yang berkaitan dengan pemberihan Asuhan Keperawatan Gerontik

pada lansia dengan metode Latihan Berkemih.

2. Bagi Klien dan Keluarga

Sebagai tambahan pengetahuan bagi klien tentang masalah

Inkontinensia Urine Urgensi agar mampu merawat masalah tersebut dengan

baik sehingga tercipta peningkatan status kesehatan yang optimal.

3. Bagi Profesi Keperawatan

Dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam mengembangkan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan

masalah inkontinensia urine urgensi.

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M


IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

4. Bagi UPT Panti

Sebagai tambahan atau referensi dalam pemberian asuhan keperawatan

pada klien dengan masalah inkontinensia urine urgensi di UPT Pelayanan

Sosial Tresna Werdha Pasuruan.

LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK ERMY LINSIA DIAH S M

Anda mungkin juga menyukai