N USIA 18 TAHUN
Disusun Oleh:
Tisra Anggraini 2215901054
Erdawati 2215901167
Vina Syarwi 2215901054
Resti Syarwi 2215901156
Syurganil Hayati 2215901161
BUKITTINGGI 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena
atas kasih dan kuasanya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus
kelolaan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Remaja Nn. “N” Umur 18
Tahun Dengan Amenorhea Sekunder Di Puskesmas Kumanis Tahun 2022”
Laporan Kasus Kelolaan ini penulis susun dalam rangka pencapaian kompetensi, dan
merupakan salah satu tugas yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Profesi Kebidanan
Angkatan 6 Tahun 2022.
Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih terutama kepada Yth Ibu
Nurul Amalina, S.ST, M.Keb dan Ibu Dian Afraida, S,ST.MKM, selaku CI Akademik
dan CI Lapangan yang telah memberi arahan dan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kasus Kelolaan ini. Seterusnya penulis ucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Hj.Evi Hasnita, S.Pd, Ns, M.Kes sebagai Rektor Universitas Fort De
kock Bukittinggi.
2. Ibu Oktavianis, S.ST, M.Biomed selaku Dekan Kesehatan Universitas Fort De
Kock Bukittinggi.
3. Ibu Febriniwati Rifdi,S.SiT, M.Biomed selaku Ketua Program Studi DIV
Sarjana TerapanUniversitas Fort De Kock Bukittinggi.
4. Kepala Ibu Astri Netti, S.ST selaku Puskesmas Kumanis yang telah
mengizinkan untuk pengambilan Kasus Kelolaan ini.
5. Ibu Nurul Amalina, S.ST, M.Keb dan Ibu Dian Afraida, S,ST.MKM, selaku CI
Akademik dan CI Lapangan
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Profesi Bidan Universitas Fort De Kock
Bukittinggi yang telah memberikan ilmu pengetahuan, bimbingan serta nasehat
selama menjalani pendidikan.
7. Rekan-rekan mahasiswi Program Studi Kebidanan Program Profesi Bidan
Universitas Fort De Kock Bukittinggi angkatan 6 tahun 2022 yang sama-sama
berjuang dalam penyusunan kasus kelolaan ini.
8. Serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kasus kelolaan ini masih belum sempurna,
baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
laporan kasus ini. Semoga laporan kasus kelolaan ini dapat memenuhi tugas akhir seminar
kasus kelolaan individu.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi merupakan aspek yang menjadi perhatian setelah
upaya kesehatan pada umumnya tercapai. Kesehatan reproduksi menurut WHO
adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya (Yanti, 2011).
Wanita rentan terhadap penyakit yang menyerang organ reproduksinya.
Kebanyakan wanita, sangat malu dan tertutup untuk berkonsultasi secara langsung
mengenai kesehatan pribadinya. Faktor lain pun dikarenakan biaya untuk
pemeriksaan ke dokter spesialis cenderung mahal. Ada juga yang tidak
mempedulikan gejala yang muncul, dan ketika kondisi sudah memburuk dan
memerlukan penanganan yang ekstra, dokter spesialis menjadi tujuan akhir (Revina
dan Susanti, 2014).
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus menstruasi
normal yang terjadi secara periodik. Wanita akan merasa terganggu bila hidupnya
mengalami perubahan, terutama bila menstruasi menjadi lebih lama dan atau
banyak, tidak teratur, lebih sering atau tidak menstruasi sama sekali, bahkan bisa
disertai nyeri. Diharapkan semua wanita mengalami siklus menstruasi yang teratur,
namun hampir semua wanita pernah mengalami gangguan menstruasi selama masa
hidupnya. Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini
dihadapi oleh wanita remaja, reproduksi dan klimakterium (Sari, 2014)
Etiologi amenorea primer dan sekunder seringkali saling tumpang tindih.
Penyebab yang lebih sering pada amenorea primer adalah kelainan genetik dan
kelainan anatomik. Sedangkan pada sebagian besar amenorea sekunder disebabkan
oleh proses anovulasi, yang sering termanifestasi sebagai beberapa penyakit, di
antaranya sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome, PCOS),
kegagalan ovarium prematur (premature ovarian failure, POF), dan lain-lain
(Heffner, 2006).
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa kejadian amenorea
pada remaja adalah 10-15%, sedangkan di negara maju seperti: Belanda, persentase
1
amenorhoe cukup besar yaitu 13%. Angka kejadian amenorea di di Indonesia cukup
tinggi. Menurut survei yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada beberapa
sekolah di Indonesia pada tahun 2008. Hasilnya 17.665 remaja putri 6.855 yang
mengalami masalah dengan menstruasinya (40%). Menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara angka kejadian amenorea dari 1.600 remaja yang
mengalami kejadian amenorea mencapai 170 remaja (10%-13%) khususnya di
beberapa sekolah negeri maupun swasta (Yusril, 2010).
Dampak dari amenorea pada masa remaja akan muncul seiring bertambahnya
usia seperti kemungkinan tidak akan terjadi kehamilan setelah mereka menikah.
Beberapa penelitian mengatakan bahwa ketidaktahuan remaja tentang amenorea
banyak ditemukan yaitu kelainan pada daerah genetalia interna pada remaja seperti
kelainan pada selaput dara atau sering ditemukan kasus bahwa ada beberapa remaja
mengeluh tidak pernah mengalami mestruasi pada usia 16 tahun (Diana, 2010).
Survei pendahuluan yang dilakukan di SMA Khatolik Tri Sakti Medan pada bulan
Februari Tahun 2011 terdapat 68 siswi putri. Sebagai studi pendahuluan yang
dilakukan kepada 8 orang siswi, 2 orang diantaranya mengalami amenorea dan
sering mengalami gangguan menstruasi.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2002, jumlah
remaja putri di Indonesia sebesar 24,6% yaitu yang berusia 10-19 tahun. Di
Indonesia, remaja yang mengalami masalah dalam menstruasi diperkirakan sebesar
20%, gangguan menstruasi tersebut disertai dengan nyeri di perut, mulas, muntah-
muntah, sakit kepala, hingga berakhir dengan pingsan, emosi menjadi tidak
terkontrol dan badan menjadi lesu. (Dhanti, 2011)
Banyak faktor yang mempengaruhi menstruasi, baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Beberapa studi menunjukan bahwa prevalensi pada populasi wanita
usia 18 – 50 tahun mengalami gangguan pada siklus menstruasinya. Menurut hasil
penelitian, pelajar lebih sering mengalami gangguan siklus menstruasi (Oktavia,
2010).
Menstruasi yang tidak teratur pada masa 3- 5 tahun setelah menarche dan
pramenopause (3-5 tahun menjelang menopause) merupakan keadaan yang lazim
dijumpai. Tetapi pada masa reproduksi (umur 20-40 tahun), Menstruasi yang tidak
teratur bukan merupakan keadaan yang lazim, karena selalu dihubungkan dengan
2
keadaan abnormal (Sari, 2014).
Gangguan Menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi
dapat digolongkan menjadi 4, antara lain: kelainan dalam banyaknya darah dan
lamanya perdarahan pada Menstruasi (hipermenorea atau menoragia dan
hipomenorea), kelainan siklus (polimenorea, oligomenorea, dan amenorea),
perdarahan diluar haid (metroragia), dan gangguan lain yang ada hubungan dengan
haid (premenstrual tension, mittelschmerz, Dismenorea) (Sari, 2014).
Menstruasi normal terjadi setiap 22 – 35 hari selama 2 – 7 hari. Terdapat
gangguan menstruasi yang sering muncul, yaitu dismenore (nyeri menstruasi),
amenore (tidak menstruasi) dan sindrom pra menstruasi (Syafrudin, dkk, 2011).
Angka kejadian amenore sekunder berkisar antara 1 – 5% (Proverawati dan
Misaroh, 2009).
Amenore primer umumnya mempunyai sebab yang lebih berat dan lebih sulit
untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan- kelainan genetik.
Amenore sekunder lebih menunjuk kepada sebab yang timbul kemudian dalam
kehidupan wanita, seperti gangguan metabolisme, tumor, penyakit infeksi, stres (di
rumah, sekolah, atau tempat kerja), latihan fisik yang melelahkan, dan gangguan gizi
dimana berat badan rendah untuk tinggi badan (IMT kurang) (Sari, 2014).
Peran Bidan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi yaitu
melakukan penyuluhan mengenai cara untuk mengurangi keluhan tersebut pada
remaja, dengan berperilaku hidup sehat, memperbaiki keadaan kesehatan seperti
perbaikan gizi, kehidupan dalam lingkungan yang sehat dan tenang, mengurangi
berat badan pada wanita dengan obesitas, olahraga, dan konsumsi nutrisi yang
seimbang. Selain itu khususnya sebagai remaja juga harus dapat menerapkan
perilaku hidup sehat untuk menjaga kesehatan reproduksi, karena wanita sebagai
tonggak kehidupan yang akan melahirkan generasi kehidupan (Syafrudin, dkk,
2011).
Beberapa penyebab menstruasi mengalami penyimpangan yang akibatnya
perempuan bisa menderita anemia hingga kurang subur. Gangguan menstruasi dapat
berdampak serius, menstruasi yang tidak teratur menjadi pertanda bahwa seseorang
kurang subur (infertil) (Arwini, 2013). Untuk mencegah terjadinya amenore
dapat dilakukan dengan melakukan gaya hidup sehat mulai dari kebiasaan
3
makan makanan bergizi seimbang, berolahraga rutin, tidak minum minuman
beralkohol, tidak minum obat-obatan steroid atau narkotik, tidak stres
dan menjaga berat badan normal. Jika amenore tidak di tangani dengan baik
dapat berdampak serius, menstruasi yang tidak teratur menjadi pertanda bahwa
seseorang kurang subur (infertil)
Berdasarkan latar belakang di atas oleh sebab itu penting untuk dilakukan
studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Amenorhea Sekunder pada Nn. N
Umur 18 Tahun Di Puskesmas Kumanis”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka disusun rumusan
masalah dari laporan ini, yaitu “Bagaimana Asuhan Kebidanan Amenorhea
Sekunder pada Nn. N umur 18 tahun di Puskesmas Kumanis Tahun 2022?”.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Nn. N Umur 18 Tahun Dengan
Amenorhea Sekunder di Puskesmas Kumanis Menggunakan Manajamen
Kebidanan dan Mendokumentasikan Dalam Bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Dilakukannya Pengkajian Asuhan Kebidanan pada Nn. “N” Umur 18 Tahun
Dengan Amenorhea Sekunder di Puskesmas Kumanis Tahun 2022
b. Dirumuskannya Diagnosa/Masalah Asuhan Kebidanan pada Nn. “N” Umur
18 Tahun Dengan Amenorhea Sekunder Di Puskesmas Kumanis Tahun 2022
c. Dilakukannya Perencanaan Tindakan Asuhan Kebidanan pada Nn. “N” Umur
18 Tahun Dengan Amenorhea Sekunder Di Puskesmas Kumanis Tahun 2022
d. Dilakukannya Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan pada Nn. “N”
Umur 18 Tahun Dengan Amenorhea Sekunder Di Puskesmas Kumanis Tahun
2022
4
e. Dilakukannya Evaluasi atau Mendokumentasikan semua temuan dan
tindakan yang telah diberikan pada Nn. “N” Umur 18 Tahun Dengan
Amenorhea Sekunder Di Puskesmas Kumanis Tahun 2022
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan dari laporan ini yaitu:
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan dalam menerapkan asuhan
kebidanan dengan amenore sekunder
2. Bagi Profesi
Memberi wawasan bagi profesi atau tenaga kesehatan lainnya dalam
menangani amenore sekunder dengan standar asuhan kebidanan.
3. Bagi Puskesmas Kumanis
Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan dengan amenore sekunder.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil studi kasus ini dapat menjadi referensi dan sumber bacaan yang
bermanfaat bagi institusi pendidikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
1. Kesehatan Reproduksi
a. Pengertian
sehat sejahtera secara fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebars dari
penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem fungsi
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal
yaitu:
1) Infertilitas
6
untuk mempuyai anak (Noviana dan Wilujeng, 2014).
sosial dan ekonomi yang terjadi di banyak negara dan merupakan salah
2014).
3) Gangguan menstruasi
a) Amenore
b) Dismenorhoe
c) Menoragia
d) Metroragia
e) Oligomenore
f) Sindrom pramenstruasi
7
Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku yang mencerminkan
2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan dialami
oleh sebagian besar wanita usia reproduktif (Norwitz dan Schorge, 2008).
b. Siklus Menstruasi
fase, yaitu:
1) Fase menstruasi, yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mesntruasi 1. Sel ovum
8
yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan
menstruasi.
perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa (Kumalasari dan
Andhyantoro, 2012)
b) Oligomenore
c) Amenore
berturut-turut.
9
2) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya menstruasi
(lebih dari 80 ml) atau lebih dari normal (lebih dari 8 hari), kadang
b. Hipomenore
menjelang menstruasi.
c) Dismenorea
10
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahimdan
yaitu:
Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur oleh otak,
ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem pengaturan ini
2) Kelainan sistemik
Keadaan seseorang yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini bisa
tubuhnya tak bekerja dengan baik atau menderita penyakit diabetes juga
teratur.
3) Stress
tubuh jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan sakit-sakitan,
4) Kelenjar gondok
11
gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun terlalu rendah
3. Amenorhea
mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit diketahui, seperti
Amenore Sekunder
a. Pengertian
12
(Fansia, 2011). Amenore sekunder (SA) secara klinis didefinisikan sebagai
tidak adanya menstruasi selama lebih dari 3 interval siklus atau 6 bulan
dkk, 2012)
b. Etiologi
anemia, infeksi, atau kelemahan kondisi tubuh secara umum. Selain itu bisa
c. Gejala
morning
13
sickness dan pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon
tiroid yang tinggi maka gejalanya adalah denyut jantung yang cepat,
wajah bulat (moon face), perut buncit dan lengan serta tungkai yang
1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembekuan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak
sedang menyusui.
d. Diagnosa
gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia penderita. Pemeriksaan yang biasa
dilakukan yaitu:
1) Biopsi endometrium
2) Progestin withdrawal
3) Kadar prolaktin
4) Kadar hormon
6) Tes kehamilan
14
7) Kadar FSH (Folicle Stimulatin Hormon), LH (Luteinzing
penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah penurunan berat badan yang drastis atau obesitas,
untuk menguranginya.
15
dengan:
titik akupunktur yaitu Zhongji (CV 3), Diji (SP 8), Hegu (LI 4), Sanyinjiao
(SP 6), Taichong (LV 3), Fenglong (ST 40), dan Guanyuan (CV 4).
2) Selain itu, pasien juga mendapat terapi herbal yaitu kunyit yang
dengan dosis kunyit sebanyak 21 gr, asam kawak 5 gr, madu 3 sdm, dan
240 mL dan pemberian rebusan air kacang hijau dengan dosis kacang
hijau sebanyak 30 gr dalam 300 mL air, lalu dijadikan 240 mL. Kedelai
16
5) Pemberian kortikosteroid pada gangguan glandula suprarenais
17
BAB III
LAPORAN KASUS
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subjektif
1. Identitas Pasien Identitas Wali Pasien
Nama : Nn. N Nama : Ny. I
Umur : 18 tahun Umur : 60 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Melayu Suku Bangsa : Melayu
Pendidikan : SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan : Mahasiswa Pekerjaan : Pensiunan
Gol. Darah :O Gol. Darah :B
Alamat : Jr.Koto Nagari Alamat : Jr.Koto
Sisawah Nagari
Sisawah
2. Alasan datang berkunjung
Nn. ingin periksa kesehatannya, Nn. “N” Mengatakan belum mendapatkan haid
sudah 3 bulan lalu dan merasa cemas dengan keadaanya
3. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 13 tahun
b. Siklus : ± 30 hari teratur
c. Lama : 5-7 hari
d. Banyaknya : ganti pembalut 2-3x/hari
e. Teratur/tidak : Tidak
f. Bau : khas
g. Keluhan : tidak halangan sudah 3 bulan lalu
4. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita
1) Jantung : Nn’’N’’ mengatakan tidak merasa berdebar-debar
18
saat melakukan aktifitas ringan dan tidak berkeringat dingin
ditelapak tangan.
2) Ginjal : Nn. ‘N’mengatakan tidak pernah merasa
sakit pinggang dan saat buang air kecil tidak sakit.
3) Asma : Nn. ‘N’ mengatakan tidak pernah sesak nafas.
4) TBC : Nn. ‘N’ mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan selama 3 bulan.
5) Hepatitis : Nn. ‘N’ mengatakan pada mata, kuku, dan
kulit tidak pernah berwarna kuning.
6) Hipertensi : Nn.‘N’ mengatakan tidak pernah merasakan
sakit kepala hebat, pandangan kabur, dan tekanan darah > 140/90
mmHg.
b. Riwayat penyakit ginekologi
Nn. ‘N’ mengatakan tidak pernah merasakan gejala rasa sakit, benjolan, luka,
serta tidak ada keluarnya cairan nanah di kemaluan, dan tidak menstruasi selama
3 bulan.
5. Data kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
Nn. ‘N’ mengatakan makan 2-3 x/hari dan jarang sarapan porsi sedang, jenis
makanan nasi, lauk, dan lebih suka makanan instan, kurang suka makan sayur
serta minum 5-7 gelas/hari jenis air putih dan teh.
b. Pola eliminasi
Nn. ‘N’ mengatakan BAB 1 kali/hari konsistensi lembek serta BAK 3-5 kali/hari,
warna urine kuning jernih, bau khas urine.
c. Aktifitas
Nn. ‘N’ mengatakan sehari-hari sekolah, membantu pekerjaan orang tua, dan
bermain, dan jarang olahraga dirumah, olahraga hanya pada saat disekolah
d. Istirahat / Tidur
Nn mengatakan jarang tidur siang dan tidur malam 6 - 7 jam per hari.
e. Personal Hygiene
Nn. ‘N’ mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2-3x sehari, ganti pakaian 2x
sehari dan keramas 3x dalam seminggu.
6. Data psikososial
a. Pengetahuan tentang gangguan/penyakit yang diderita
19
Nn. ‘N’ mengatakan belum mengetahui penyebab dari tidak datangnya haid
selama 3 bulan yang lalu
b. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Nn. ‘N’ hanya mengetahui bahwa harus menjaga kebersihan area kewanitaannya,
tetapi tidak mengetahui tentang alat reproduksi dan gangguan reproduksi yang
mungkin terjadi.
c. Dukungan keluarga
Keluarga dan kerabat selalu mendukung Nn. ‘N’ untuk cepat sembuh dan kembali
pulih seperti semula, dimana Nn. ‘N’ selalu ditemani oleh keluarga dan kerabat
saat memerlukan bantuan dan memenuhi kebutuhannya.
d. Keadaan psikologi
Nn. ‘N’ mengatakan cemas dengan kondisinya, karena takut terjadi gangguan
kesehatan yang serius.
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. TB : 155 cm
d. BB : 52 kg
e. Lila : 24 cm
f. TTV
TD : 112/68 mmHg S : 36,5˚C
N : 84 x/menit R : 18 x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : Bersih, tidak berketombe, dan tidak rontok
2) Muka : Bersih, tidak oedema
3) Mata : Conjungtiva merah mudah dan tidak pucat
4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan.
5) Telinga : Simetris, bersih, dan tidak ada serumen.
6) Mulut / gigi / gusi : Bibir kering, bersih, tidak Stomatitis, tidak caries,
tidak bengkak dan tidak berdarah.
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjer limfe
20
c. Dada dan Axilla
1. Dada : Normal, simetris
2. Mammae
a. Membesar : Normal, tidak teraba benjolan abnormal.
b. Simetris : Simetris kanan dan kiri.
3. Axilla
a. Benjolan : Tidak ada benjolan.
b. Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
4. Abdomen
a. Benjolan : Tidak ada benjolan atau pembesaran
abnormal
b. Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan.
c. Bekas luka operasi : Tidak ada bekas operasi.
5. Genitalia
a. Vulva Vagina
1. Varices : Tidak ada varices.
2. Luka : Tidak ada luka.
3. Kemerahan : Tidak ada kemerahan.
4. Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
5. Kelenjar Bartholini : Tidak ada pembesaran.
6. PPV : Terdapat pengeluaran pervaginam
dari darah merah pembalut penuh.
b. Anus : Tidak ada Haemoroid.
6. Ektremitas : Atas : tidak oedema
Bawah : tidak oedema, tidak ada varies
C. Assesment
1. Diagnosa
Nn. ‘N’ umur 18 tahun dengan amenorhea Sekunder
2. Masalah
Nn. ‘N’ mengatakan tidak halangan sudah 3 bulan yang lalu dan cemas
dengan keadaanya
3. Kebutuhan
KIE amenorhea dan pola hidup sehat
21
D. Planning
22
CATATAN PERKEMBANGAN I
(Kunjungan Ulang)
SUBJEKTIF
1. Nn. mengatakan ingin kunjungan ulang
2. Nn. mengatakan telah mengkonsumsi obat secara teratur sesuai anjuran bidan.
3. Nn. mengatakan sudah melaksanakan anjuran yang disarankan, seperti makan yang bergizi,
olahraga rutin dan istirahat yang cukup.
4. Nn. sudah tidak terlalu cemas dengan keadaannya
5. Nn. mengatakan mendapatkan menstruasi tanggal 14 Desember 2021
OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 120/60 mmHg
N : 82 x/i ,
P : 22 x/i
S : 36,5 ˚C
4. Pemeriksaan abdomen tidak ada nyeri tekan
ASSESMENT
Nn. umur 18 tahun dengan riwayat amenorrhea sekunder
PLANNING
Tanggal 15 Desember 2021 Pukul 09.30 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang
yaitu Nn. kondisi nya sudah membaik
a. TD : 110/60 mmHg
b. N : 82 x/i ,
c. P : 22 x/i
d. S : 36,5 ˚C
23
2. Memberikan KIE mengenai pola hidup sehat, yaitu makan makanan yang berigizi dan
seimbang, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan hindari stress
3. Menganjurkan Nn. melanjutkan terapi obat setelah menstruasi berhenti yaitu pil KB
progesteron (mini pil) 1x1 75 mg selama 3 kali siklus
4. Menganjurkan Nn. untuk kunjungan ulang setelah mini pil habis atau jika ada keluhan.
EVALUASI
1. Nn. mengerti dengan hasil pemeriksaan
2. Nn. memahami penjelasan yang diberikan
3. Nn. bersedia melanjutkan meminum obat yang diberikan bidan setelah menstruasi berhenti
4. Nn. bersedia untuk kunjungan ulang setelah mini pil habis atau jika ada keluhan
24
Dokumentasi Kunjungan I
25
CATATAN PERKEMBANGAN II
(Kunjungan Ulang)
SUBJEKTIF
1. Nn. mengatakan telah mengkonsumsi mini pil yang diberikan selama 28 hari
2. Nn. mengatakan sudah mendapatkan menstruasi kembali tanggal 09 Januari 2021
OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Tanda-tanda vital : TD : 120/60 mmHg
N : 82 x/i ,
P : 22 x/i
S : 36,5 ˚C
4. Pemeriksaan abdomen tidak ada nyeri tekan
ASSESMENT
Nn. umur 18 tahun dengan riwayat amenorrhea sekunder
PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan dan menjelaskan tentang keadaan yang dialaminya sekarang
a. TD : 110/60 mmHg
b. N : 82 x/i ,
c. P : 22 x/i
d. S : 36,5 ˚C
2. Memberikan KIE mengenai pola hidup sehat, yaitu memberikan KIE tentang personal
26
3. Memberitahu Nn. untuk tetap menjalankan anjuran sebelumnya, untuk memenuhi gizi
4. Menganjurkan Nn. untuk mengkonsumsi terapi obat setelah menstruasi berhenti yaitu pil KB
EVALUASI
27
Dokumentasi Kunjungan ke II
28
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada bab ini akan dibahas tentang Amenorhea dengan kajian teori jurnal/Evidence
Based Kebidanan (EMB).
Menurut Rakhmawati (2013) faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
reproduksi, status gizi, stress, usia dan penyakit metabolic. Penelitian yang
2014, dari 100 responden diketahui bahwa sebesar 92% mengalami gangguan
menstruasi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Shita tahun 2014 di SMA Negeri
atau lebih tipe gangguan menstruasi. Gangguan volume dan lamanya menstruasi
sebesar 32,9%, gangguan siklus menstruasi 68,9% dan gangguan lain yang
asupan gizi dapat terpenuhi maka pertumbuhan juga akan optimal. Remaja
putri harus mempertahankan status gizi yang baik dengan cara mengkonsumsi
makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat mentruasi. Asupan gizi
yang kurang ataupun lebih akan menyebabkan kecukupan gizi tidak baik
sehingga dapat menjadikan gangguan selama siklus menstruasi. Hal tersebut akan
membaik bila asupan nutrisinya baik. Zat gizi yang harus dipenuhi diantaranya zat
gizi makro seperti karbohidrat, lemak dan protein. Asupan karbohidrat dapat
dalam tubuh. Hal tersebut mempengaruhi jumlah insulin dan leptin. Dalam sistem
29
reproduksi hormon tersebut berpengaruh terhadap GnRH (Gonadotropin Releasing
oleh kelainan hipotalamus atau pituitari, estrogen yang rendah terus atau tinggi terus
dan kelainan pada ovarium.Seperti pada remaja yang mempunyai kadar lemak
tinggi dalam tubuh akan mempengaruhi produksi hormon estrogen karena selain
dari ovarium estrogen juga akan diproduksi oleh jaringan adiposa sehingga estrogen
menjadi tidak normal, cenderung tinggi. Produksi hormon yang tidak seimbang
10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Amenore dalam ilmu Tradisional
dahak, serangan angin dingin yang dapat menyebabkan defisiensi atau obstruksi
dari meridian chong dan ren, mengakibatkan tidak terjadinya menstruasi (Yin dan
Liu, 2000).
hidup sehat mulai dari kebiasaan makan makanan bergizi seimbang, berolahraga
rutin, tidak minum minuman beralkohol, tidak minum obat-obatan steroid atau
narkotik, tidak stres dan menjaga berat badan normal. Untuk pengobatan secara
amenore tergantung pada penyebabnya. Jika ada gangguan pada organ reproduksi
maka akan ditangani gangguannya terlebih dahulu sehingga siklus haid akan normal
kembali. Amenore sekunder bisa juga terjadi karena kehamilan atau menopause
(Liu, 2016).
dan Yuniarti, 2004) atau mengkonsumsi makanan yang kaya akan fitoestrogen
31
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. W usia 18 tahun dengan Amenorhe di
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi klien pada kasus didapatkan data nama pasien Nn. W Umur 18 tahun. Keluhan
utama Nn. W mengatakan sudah 3 bulan lebih belum mendapatkan menstruasi dan
2. Interpretasi data meliputi diagnosa kebidanan yaitu didapatkan data Nn. W Umur 18
tahun dengan amenore sekunder. Masalah Nn. W mengatakan merasa cemas dengan
keadaannya. Pada kasus Nn. W kebutuhan yaitu KIE tentang gangguan menstruasi.
4. Antisipasi pada Nn. W dengan amenore sekunder yaitu Pemberian terapi hormonal yaitu
5. Rencana Tindakan Pada kasus rencana tindakan yang dibuat tanggal 04 Desember 2021
pukul 11.30 WIB, Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan, berikan KIE pada
pasien mengenai gangguan, berikan KIE pada pasien mengenai amenore sekunder,
anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup, berikan support mental pada pasien untuk
mengurangi kecemasan, anjurkan pada pasien untuk meminum terapi obat sesuai anjuran
bidan, anjurkan pasien untuk kunjungan ulang 10 hari lagi atau jika ada keluhan.
32
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Evaluasi tanggal 15 Desember 2021 atau jika ada keluhan. Pada kasus pasien dengan
amenore sekunder yang adalah keadaan umum ibu baik, kecemasan berkurang, asupan
nutrisi terpenuhi, terjadi perdarahan menstruasi Nn. W mengatakan merasa senang dan
tidak cemas karena sudah mendapatkan menstruasi pada tanggal 09 Januari 2021.
8. Setelah dilakukan asuhan kebidanan Nn. W umur 18 tahun dengan amenore sekunder
selama 1 bulan mulai dari pengkajian sampai evaluasi didapatkan kesenjangan yaitu pada
langkah perencanaan
B. Saran
1. Pasien
amenorea sekunder
2. Bagi Instansi
33
DAFTAR PUSTAKA
Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
34
Porverawati, A dan Misaroh, S, 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Yogyakarta: Medical Book
Revina dan Susanti, 2014. Sistem Pakar Diagnosa Gangguan Kesehatan Pada
Organ Reproduksi Wanita Berbasis Web Dengan Metode Forward
Chaining. Jurnal LPKIA, Vol.1 No.1, September 2014 dengan e-
journal.lpkia.ac.id/files/students/essays/journals/211.pdf. diakses tanggal 24
November 2015
Syafrudin dkk, 2011. Penyuluhan Kesehatan pada Remaja, Keluarga, Lansia dan
Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC
35
31