Dosen Pembimbing
Inggrid dirgahayu. S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
Sinta juliani 191FK03016
Aldi rifaldi 191FK03020
Mutia kansha 191FK03021
Sinta anggraeni 191FK03022
Kelompok 2B
Kelas 2A
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa kami dapat
menyelesaikan makalah tentang kehamilan pada remaja ini dengan baik tanpa hambatan.
Hal ini tidak terlepas juga karena dukungan dari dosen pembimbing kami.
Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan tugas ini atas semua bantuan, bimbingan dan kemudahan yang telah
diberikan kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirul kalam, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang telah
membimbing kami untuk membuat makalah ini.
Bandung, juni, 2021
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kehamilan remaja merupakan fenomena internasional yang belum terselesaikan
hingga sekarang. Pada tahun 2013 World Health Organization (WHO)
menetapkan tema untuk hari kependudukan dunia yaitu “Kehamilan Remaja”. Hal
ini menandakan kasus tersebut perlu diperhatikan oleh seluruh warga dunia.
Secara global, diperkirakan bahwa 16 juta anak perempuan berusia 15-19 tahun
melahirkan setiap tahun (WHO, 2012). Kejadian kehamilan remaja banyak terjadi
di negara dengan penghasilan rendah dan menengah, termasuk Indonesia. Angka
kejadian kehamilan remaja di Indonesia adalah 48 per 1.000 perempuan pada
tahun 2012.
Angka kejadian kehamilan remaja di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan
angka kejadian kehamilan remaja sebanyak 6 di Malaysia dan 41 di Thailand pada
tahun 2014 (World Bank Group). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013
(Riskesdas, 2013) yang mendata perempuan usia 10-54 tahun yang sedang hamil,
masih didapatkan kehamilan pada usia sangat muda, Hasil survei Badan Pusat
Statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja pada usia 15-19
tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (BKKBN, 2014). Australian National
University (ANU) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI)
tahun 2010/2011 juga melakukan penelitian terhadap 3.006 remaja dalam
penelitian di Jakarta, Tangerang dan Bekasi didapatkan hasil sebesar 20,9 persen
remaja usia 17-24 tahun hamil sebelum menikah dan 38,7 persen remaja
mengalami kehamilan sebelum menikah dan kelahiran setelah menikah (Elisa dan
Muhammad,2017).
Sepanjang 2015, Dinas Kesehatan DIY mencatat ada 1.078 remaja usia
sekolah di Yogyakarta yang melakukan persalinan. Dari jumlah itu, 976 (90,5 %)
diantaranya hamil di luar pernikahan. Angka kehamilan di luar nikah merata di
lima kabupaten/kota di Yogya. Di Bantul ada 276 kasus (28,3 %), Kota
Yogyakarta ada 228 kasus (23,4 %), Sleman ada 219 kasus (22,4 %),
Gunungkidul ada 148 kasus (15,2 %), dan Kulon Progo ada 105 kasus (9,7 %)
(Dinkes, 2015)
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya,
emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran
bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan
secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
2.2 etiologi
1. Faktor medis
a) Faktor agama
b) Faktor lingkungan
1) Orang tua
2) Teman,
3) Pengetahuan
4) Perubahan
2.3 patofisiologi
1. Ultrasonografi :
2.7 Komplikasi
Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba,
2007):
1. Keguguran. Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja,
misalnya karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang
sengaja dilakukan oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan
akibat efek samping yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi
alat reproduksi yang pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
Prematuritas terjadi karena kurang matangnya alat reproduksi terutama rahim
yang belum siap dalam suatu proses kehamilan, berat badan lahir rendah
(BBLR) juga dipengaruhi gizi saat hamil kurang dan juga umur ibu yang
belum menginjak 20 tahun. cacat bawaan dipengaruhi kurangnya pengetahuan
ibu tentang kehamilan, pengetahuan akan asupan gizi rendah, pemeriksaan
kehamilan (ANC) kurang, keadaan psikologi ibu kurang stabil. Selain itu cacat
bawaan juga di sebabkan karena keturunan (genetik) proses pengguguran
sendiri yang gagal, seperti dengan minum obat-obatan (gynecosit sytotec) atau
dengan loncat-loncat dan memijat perutnya sendiri. Ibu yang hamil pada usia
muda biasanya pengetahuannya akan gizi masih kurang, sehingga akan
berakibat kekurangan berbagai zat yang diperlukan saat pertumbuhan dengan
demikian akan mengakibatkan makin tingginya kelahiran prematur, berat
badan lahir rendah dan cacat bawaan.
3. Mudah terjadi infeksi. Keadaan gizi buruk, tingkat sosial ekonomi rendah, dan
stress memudahkan terjadi infeksi saat hamil terlebih pada kala nifas.
4. Anemia kehamilan atau kekurangan zat besi. Penyebab anemia pada saat hamil
di usia muda disebabkan kurang pengetahuan akan pentingnya gizi pada saat
hamil di usia muda.karena pada saat hamil mayoritas seorang ibu mengalami
anemia. tambahan zat besi dalam tubuh fungsinya untuk meningkatkan jumlah
sel darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plasenta.lama
kelamaan seorang yang kehilangan sel darah merah akan menjadi anemis.
5. Keracunan kehamilan (gestosis). Kombinasi keadaan alat reproduksi yang
belum siap hamil dan anemia makin meningkatkan terjadinya keracunan hamil
dalam bentuk pre-eklampsia atau eklampsia. Pre-eklampsia dan eklampsia
memerlukan perhatian serius karena dapat menyebabkan kematian.
6. Kematian ibu yang tinggi. Kematian ibu pada saat melahirkan banyak
disebabkan karena perdarahan dan infeksi. Selain itu angka kematian ibu
karena gugur kandung juga cukup tinggi.yang kebanyakan dilakukan oleh
tenaga non profesional (dukun).
7. Persalinan yang lama8. Disproporsi fetopelvis Kehamilan pada remaja
biasanya menghadapi banyak krisis psikologis selama kehamilan (Muscari :
2005) :
1. Menyadari kehamilannya dan menginformasikannya kepada pasangan
serta orang tua
2. Keputusan untuk mengandung janin sampai lahir atau melakukan aborsi
3. Menyiapkan kebutuhan keuangan, medis dan nutrisi
4. Menghadapi hubungan interpersonal di rumah dan di sekolah
5. Keputusan untuk membesarkan sendiri bayinya atau untuk adopsi
6. Koping terhadap perubahan gambaran tubuh
7. Koping terhadap masalah keterikatan dan menjadi orang tua.
1. Pengkajian
Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko
tinggi adalah sebagai berikut:
a. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
riwayat perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
c. Riwayat kesehatan:
- Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi
ke rumah sakit atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi
klinis yang mengindikasikan kehamilan antara lain berhentinya
periode menstruasi dan adanya pembesaran payudara.
- Riwayat kesehatan masa lalu.
- Riwayat kesehatan keluarga.
d. Pemeriksaan fisik
- Inspeksi Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,
laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernapasan terhadap
kedalaman dan kesmetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,
penggunaan ekstremitas, adanyan keterbatasan fisik dan seterusnya.
- Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu,
derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan
kontrak uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubitkan kulit mengamati
turgor. Pemeriksaan Leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan
leopold
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau
respon nyeri yang abnormal.
4) Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan
bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau
konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada
tidaknya refleks atau gerakan pada kaki bawah, memeriksa
refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau
tidak.
3) Auskultasi Mendengarkan suara nafas, bunyi jantung,
abdomen untuk bising usus ada denyut jantung janin.
2. Identifikasi umum Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:
a. Lama kehamilan
b. Kapan terjadin perdarahan, berapa lama, banyaknya, dan aktivitas yang
mempengaruhi
c. Karakteristik darah: merah terang, kecokelatan, adanya gumpalan darah, dan
lendir
d. Sifat dan lokasi ketidaknyamanan seperti kejang, nyeri tumpul atau tajam,
mulas serta pusing.
3. Kaji status psikososial :
respon remaja terhadap kehamilan dan persalinan, tingkat perkembangan
kognitif remaja, kemampuan menyelesaikan masalah, gambaran tubuh,
ketergantungan dan hubungan dengan teman sebaya serta pasangan. Pada
umumnya remaja menyangkal kehamilannya sehingga pengenalan sejak awal
oleh orang tua atau tenaga kesehatan sangat penting untuk menentukan waktu
awal perawatan pranatal.
3. Kaji sistem pendukung : orang tua, teman pria atau pacar atau suami.
4. Diagnosa Keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan
nutrisi, sekunder akibat masa remaja.
b. Kebutuhan pembelajaran mengenai proses kehamilan, kebutuhan individu,
harapan masa datang berhubungan dengan kurangnya informasi.
c. Risiko tinggi cidera terhadap janin berhubungan dengan malnutrisi ibu,
ketidakadekuatan perawatan dan skrinning pranatal.
d. Gangguan citra tubuh atau gangguan identitas pribadi berhubungan dengan
perubahan tubuh akibat kehamilan, krisis situasi dan maturasi, tidak adanya
sistem pendukung.
e. Risiko isolasi sosial berhubungan dengan respon kelompok sebaya terhadap
kehamilan.
5. Intervensi keperawatan
a. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan
yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik, penurunan simpanan
nutrisi, sekunder akibat masa remaja
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kebutuhan nutrisi klien dapat
terpenuhi
Intervensi Rasional
Kaji masukan makanan dalam 24 jam
Membantu untuk merencanakan perubahan atau penambahan diet
yang adekuat.
Timbang berat badan klien dan Penambahan berat badan tentukan
berat badan sebelum hamil.
Berikan informasi tentang risiko diet dalam kehamilan Penambahan
berat badan dibutuhkan selama kehamilan yang dihitung sesuai
tuntutan pertumbuhan normal dan berat badan sebelum kehamilan.
Keistimewaan makanan, yang dihubungkan dengan tahap
perkembangan bumil.
Berikan ketentuan pada individu akan penambahan berat badan
berdasarkan kebutuhan pertumbuhan dan berat badan sebelum hamil,
mengenali gaya hidup bumil dan kesukaan pada “makanan siap saji”
Kalori adekuat perlu untuk persediaan protein dan menjamin masukan
zat besi
Tekankan pentingnya masukan vitamin atau zat besi setiap hari.
Remaja yang hamil cenderung mengalami masalah malnutrisi dan
anemia, karena pertumbuhan belum lengkap dan atau atau kebiasaan
makan, yang memerlukan peningkatan protein, zat besi dan kalori.
Berikan informasi tentang peran protein dalam perkembangan janin
Masukan protein yang tidak adekuat selama kehamilan, khususnya
trimester pertama, membuat pertumbuhan janin terhambat.
Kaji situasi klien, dan tentukan siapa yang bertanggung jawab
terhadap pembelanjaan dan persiapan makanan. Berikan informasi
tentang cara- cara memperbaiki masukan nutrisi Status ekonomi, atau
kurangnya pengalaman belanja dan penyediaan makanan dapat
mempeng