Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN TINGKAT

KEMANDIRIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI


PADA LANSIA DI UPT PANTI WREDHA
BUDHI DHARMA PONGGALAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
NOVIA TRIHAYATI
201210201126

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2016
HUBUNGAN FUNGSI KOGNITIF DENGAN TINGKAT
KEMANDIRIAN AKTIVITAS SEHARI-HARI
PADA LANSIA DI UPT PANTI WREDHA
BUDHI DHARMA PONGGALAN
YOGYAKARTA1

Novia Trihayati2, Suri Salmiyati3


INTISARI
Latar Belakang: Seiring dengan meningkatnya usia 70% lansia yang berusia di
atas 60 tahun mengalami ketergantungan dengan orang lain. Rasio ketergantungan
lanjut usia telah meningkat dari 12,12 tahun 2005 menjadi 13,52 tahun 2007 dan
13,57 pada tahun 2009. Penurunan fungsi kognitif merupakan salah satu
penyebabnya dan prevalensi lansia dengan fungsi kognitif buruk sebesar 37, 8%
dari 286 responden.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi
kognitif dengan tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT Panti
Wredha Budhi Dharma Ponggalan Yogyakarta.
Metode Penelelitian: Desain penelitian ini adalah non-eksperimen menggunakan
metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah 56 lansia dengan teknik pengambilan sampel secara
purposive sampling yaitu 34 lansia. Analisis data menggunakan rumus Kendall
Tau. Pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner. Metode pengumpulan
data secara langsung atau data primer.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fungsi kognitif dalam
kategori tidak ada gangguan fungsi kognitif sebanyak 13 orang (38,2%) dan
tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari dalam kategori mandiri sebanyak 20
orang (58,8%). Hasil uji statistik Kendall Tau didapatkan nilai p=0.02 dengan
nilai signifikan p<0,05.
Kesimpulan: Ada hubungan antara fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian
aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan
Yogyakarta.
Saran: Perawat diharapkan mampu melakukan pencegahan atau pengurangan
dampak kemunduran fisik maupun psikis terutama pada fungsi kognitif.

Kata Kunci : Fungsi Kognitif, Tingkat kemandirian aktivitas sehari hari,


lansia.
Kepustakaan : 8 buku (1998-2014), 4 jurnal, 11 internet, 1 skripsi
Jumlah Halaman : 14 Halaman, 5 Tabel

1
Judul Skripsi.
2
Mahasiswa PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Dosen PSIK Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
THE CORRELATION OF COGNITIVE FUNCTION AND
INDEPENDENCE ACTIVITY DAILY LIVING
IN ELDERLY AT UPT PANTI WREDHA
BUDHI DHARMA PONGGALAN
YOGYAKARTA1

Novia Trihayati2, Suri Salmiyati 3

ABSTRACT

Background: The increasing age of 70% of the elderly aged over 60 years are
addicted to other people. Elderly dependency ratio has increased from 12.12 in
2005 to 13,57 in 2009. The decline in cognitive function is one of causes and
prevalence of elderly with poor cognitive function by 37,8% from 286
respondents.
Research Objective: The purpose of this research is to determine correlation
between cognitive function and independence activity daily living in elderly at
UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Yogyakarta.
Research Methodology: This research was non-experimental used correlation
descriptive method with approach of time cross sectional. Population in this
research were elderly at UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Yogyakarta
amounted to 56 elderly. Samples taken by use purposive sampling technique is
obtained 34 respondents. Data analysis used correlation kendall tau. Data
collection using the questionnaire. The method of collecting data directly or
primary data.
Result of Research: The results of this research indicates that cognitive function
in no impaired category as many as 13 people (38.2%) and activity daily living in
independence category as many as 20 people (58.8%). The results of statistic test
used Kendall Tau obtained p value = 0.02 with a significant value of p <0.05.
Conclusion: There is correlation between cognitive function and independence
activity daily living in elderly at UPT Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan
Yogyakarta.
Suggestion: Nurses are expected to do the prevention or reduction of the impact
of physical and psychological deterioration, especially on cognitive function.

Keyword : cognitive function, independence activity daily living, elderly.


Literature : 8 books (1998-2014), 4 journals, 14 internet, 1 minithesis.
Total pages : 14 pages, 5 tables.

1
Title.
2
Student of Nursing student, Faculty of health science, University of ‘Aisyiyah Yogyakarta.
3
Lecturer of University ‘Aisyiyah Yogyakarta.
PENDAHULUAN kebijakan dan program yang ditujukan
kepada kelompok penduduk lansia sehingga
Masa lanjut usia (lansia) merupakan dapat berperan dalam pembangunan dan
masa paling akhir dari siklus kehidupan tidak menjadi beban bagi masyarakat.
manusia. Seseorang dikatakan lanjut usia Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang
apabila berusia 65 tahun ke atas. Lansia kesejahteraan lansia menetapkan, bahwa
bukan suatu penyakit, namun merupakan batasan umur lansia di Indonesia adalah 60
tahap lanjut dari suatu proses kehidupan tahun keatas (Kemenkes RI, 2014).
yang ditandai dengan penurunan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
kemampuan tubuh untuk beradaptasi pasal 138 ayat 1 menetapkan bahwa upaya
dengan stres lingkungan (Efendi dan pemeliharaan kesehataan bagi lanjut usia
Makhfudli, 2009). harus ditujukan untuk menjaga agar tetap
Menurut World Health Organitation hidup sehat dan produktif secara sosial
(WHO) memperkirakan tahun 2025 jumlah maupun ekonomi sesuai dengan martabat
lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 kemanusiaan. Ayat 2 menetapkan bahwa
miliar orang yang akan terus bertambah Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data fasilitas pelayanaan kesehatan dan
WHO memperkirakan 75% populasi lansia memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk
di dunia pada tahun 2025 berada di negara dapat tetap hidup mandiri dan produktif
berkembang (Wardhana, 2014). Hasil secara sosial dan ekonomis (Depkeu, 2009).
sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan Meningkatnya jumlah lansia menimbulkan
bahwa Indonesia termasuk 5 besar negara masalah terutama dari segi kesehatan dan
dengan jumlah penduduk lansia terbanyak kesejahteraan lansia. Masalah tersebut jika
di dunia. Pada tahun 2010 jumlah lansia di tidak ditangani akan berkembang menjadi
Indonesia mencapai 1,8 juta orang. masalah yang kompleks dari segi fisik,
Sementara itu data Survei Sosial Ekonomi mental dan sosial yang berkaitan dengan
Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik kesehatan dan kesejahteraan mereka.
(BPS) 2012 menunjukkan lansia di Masalah-masalah tersebut bisa
Indonesia sebesar 7,56 % dari total menyebabkan lansia menjadi rapuh dan
penduduk Indonesia. Menurut data tersebut banyak yang mengalami masalah-masalah
sebagian besar lansia di Indonesia berjenis kesehatan, kebanyakan lansia yang perlu
kelamin perempuan. Badan Perencanaan bantuan orang lain ini adalah lansia yang
Pembangunan Nasional (BAPPENAS) mengalami gangguan fisik yang cukup
memperkirakan pada tahun 2050 akan ada parah sehingga mempengaruhi Activitiy of
80 juta lansia di Indonesia dengan Daily Living (ADL) pada lansia tersebut
komposisi usia 60-69 tahun berjumlah 35,8 (Gallo et al, 1998).
juta, usia 70-79 tahun berjumlah 21,4 juta Menurut penelitian yang dilakukan
dan 80 tahun ke atas ada 11,8 juta pusat penelitian kesehatan Universitas
(Wardhana, 2014). Indonesia, mengungkapkan 70% dari lansia
Yogyakarta merupakan kota yang yang berusia di atas 60 tahun mengalami
memiliki jumlah penduduk lanjut usia ketergantungan dengan orang lain
(lansia) tertinggi di Indonesia. Dari total (Ausrianti, 2010). Pada saat ini, rasio
pendudukan di kota pelajar tersebut, ketergantungan lanjut usia telah meningkat
diperkirakan lansia mencapai 13,4 % pada dari 12,12 tahun 2005 menjadi 13,52 tahun
tahun 2015, meningkat 14,7 % pada tahun 2007 dan 13,57 pada tahun 2009
2020 dan 19,5 % pada tahun 2030 (SUSENAS 2009, dalam Rinajumita,
(Merdeka, 2014). 2011). Hal ini berarti tahun 2005, 12 lanjut
Meningkatnya populasi lansia ini usia didukung oleh 100 orang usia muda
membuat pemerintah perlu merumuskan
(15-44 tahun) sedangkan pada tahun 2009 digunakan dalam penelitian ini dengan
meningkat menjadi 13 lanjut usia yang pendekatan cross sectional yaitu yaitu
didukung oleh 100 orang usia muda. pengukuran variabel tidak terbatas harus
Penurunan fungsi kognitif pada tepat pada satu waktu bersamaan, namun
lansia merupakan penyebab terbesar mempunyai makna bahwa setiap subyek
terjadinya ketidakmampuan dalam hanya dikenai satu kali pengukuran, tanpa
melakukan aktivitas normal sehari-hari, dan dilakukan tindak lanjut atau pengulangan
juga merupakan alasan tersering yang pengukuran (Saryono dan Anggraini, 2013).
menyebabkan terjadinya ketergantungan Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
terhadap orang lain untuk merawat diri fungsi kognitif, variabel terikat adalah
sendiri (care dependence) pada lansia. tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari.
Pengetahuan atau kognitif diperlukan untuk Variabel pengganggu yang dikendalikan
memenuhi kebutuhan lansia dan sikap juga adalah umur dan kesehatan fisiologis
dapat mempengaruhi perilaku lansia dalam sedangkan yang tidak dikendalikan adalah
kemandirian pemenuhan kebutuhan fungsi psikososial dan tingkat stres.
aktivitas sehari-hari (Zaskia, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
Menurut WHO (1998, dalam Rohmah, 2009) semua lansia yang tinggal di UPT Panti
menyebutkan bahwa prevalensi gangguan Wredha Budhi Dharma Ponggalan
kognitif meningkat sejalan bertambahnya Yogyakarta. Jumlah populasi dalam
usia, kurang dari 3% terjadi pada kelompok penelitian ini adalah 56 lansia. Teknik
usia 65-70 tahun dan lebih dari 25% terjadi dalam pengambilan sampel menggunkan
pada kelompok usia 85 tahun ke atas. purposive sampling. Dengan kriteria inklusi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh sebagai berikut: bersedia menjadi
Wreksoatmodjo di Jakarta, mendapatkan responden, dapat berkomunikasi, berumur
data lansia dengan fungsi kognitif buruk 60 tahun keatas, tidak sedang menderita
sebesar 37, 8% dari 286 responden penyakit berat. Sedangkan kriteria eksklusi
(Wreksoatmodjo, 2013). sebagai berikut: lansia dengan penurunan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan kesadaran/ tidak kooperatif.
yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Alat yang digunakan untuk
November 2015 didapatkan data 56 lansia pengumpulan data dalam penelitian ini
di UPT Panti Wredha Budhi Dharma adalah kuesioner. Fungsi kognitif diukur
Ponggalan Yogyakarta. Dari hasil dengan kuesioner Mini Mental Status
wawancara yang telah dilakukan kepada 8 Examination (MMSE) melalui penilaian
lansia, terdapat 4 lansia mengalami terhadap beberapa pernyataan yang
ketergantungan sebagian dalam diajukan, yang meliputi mengukur
melaksanakan aktivitas sehari-hari dan 6 kemampuan orientasi, registrasi, perhatian
lansia mengalami kerusakan fungsi kognitif dan kalkulasi, mengingat dan bahasa.
dalam aspek kalkulasi, mengingat dan Sedangkan untuk aktivitas sehari-hari
bahasa. diukur dengan kuisioner Barthel Indeks
Tujuan umum pada penelitian ini melalui penilaian terhadap beberapa
untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif pernyataan yang diajukan, jenis pernyataan
dengan tingkat kemandirian aktivitas yang dibuat dengan pilihan dengan bantuan
sehari-hari pada lansia di UPT Panti atau mandiri.
Wredha Budhi Dharma Ponggalan Uji statistik yang digunakan dalam
Yogyakarta. penelitian ini adalah Kendall Tau yaitu data
yang dianalisis lebih dari 30 data atau
METODE PENELITIAN
responden (Riwidikdo, 2009).
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif korelatif. Pendekatan waktu yang
HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden Penelitian
Gambara Umum Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Panti Wredha Budhi Dharma Responden
Ponggalan Yogyakarta berdiri sejak tahun Karakteristik Frekuensi Presentas
1952, semula berlokasi di Jalan Solo no. 63 Responden (n : 34) e (%)
(sekarang Hotel Sri Manganti) dengan
Umur
nama panti jompo budhi dharma. Saat itu
60-74 tahun 27 79,4
panti masih bersifat umum dan dapat (lanjut usia)
menerima hampir semua penyandang 75-90 tahun 7 20,6
masalah sosial mulai dari anak jalanan, (lanjut usia tua)
gelandangan, pengemis, tuna susila, tuna Jenis kelamin
wisma dan lanjut usia terlantar. Setelah Laki-laki 11 32,4
berjalan 15 tahun, pemerintah memisahkan Perempuan 23 67,6
penghuni panti menurut kelompoknya.
Kelompok Lanjut Usia/ Lansia terlantar di Tingkat
pendidikan
tempatkan di kampung Tegalgendu,
Tidak sekolah 17 50
Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta, SD 4 11,8
Daerah Istimewa Yogyakarta, tepatnya SMP 6 17,6
pada tanggal 15 Agustus 1967 dengan nama SMA 7 20,6
Panti Wredha Budhi Dharma (PWBD)
dengan status menyewa. Sepuluh tahun Sumber: Data Primer 2016
kemudian, keberadaan panti dipindah lagi
ke areal resmi milik Pemda di Ponggalan Berdasarkan tabel 1.1 tentang
UH 7/203, Giwangan, Umbulharjo, distribusi frekuensi karakteristik responden
Yogyakarta, DIY hingga sekarang. di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan
Sarana dan fasilitas yang disediakan Yogyakarta menunjukkan bahwa
diantaranya luas tanah 6.089 m2, kantor karakteristik umur terbanyak yaitu 60-74
yang representatif, wisma lansia 8 asrama, tahun (lanjut usia) sebanyak 27 orang (79,4
pendopo, musholla, dapur, rumah penjaga, %). Karakteristik responden berdasarkan
wisma pramurukti, dan tanah pemakaman. jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan
Penelitian ini dilakukan pada seluruh wisma sebanyak 23 orang (67,7 %). Karakteristik
yang terdapat di Panti Wredha Budhi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Dharma dengan jumlah lansia sebanyak 56. terbanyak yaitu tidak sekolah sebanyak 17
Jadwal kegiatan pelayanan di Panti Wredha orang (50%).
Budhi Dharma yaitu hari senin pukul 08.00-
10.00 WIB pengajian, hari selasa pukul Deskripsi Data Penelitian
08.00-10.00 WIB, ketrampilan membuat Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Fungsi
sulak dari rafia dilanjutkan pukul 10.00- Kognitif
12.00 WIB pemutaran film layar lebar, hari Fungsi Kognitif F %
rabu pukul 09.00-10.00 WIB bimbingan Tidak ada 13 38,2
rohani kristen/katolik dilanjutkan pukul gangguan kognitif
10.00-14.00 WIB kegiatan musik Gangguan kognitif 6 17,7
menggunakan alat musik electone, hari ringan
Gangguan kognitif 15 44,1
kamis pukul 08.00-10.00 WIB pembinaan
berat 34 100
mental spiritual islam, hari jum’at pukul Total
08.00-selesai kerja bakti lingkungan panti, Sumber: Data Primer 2016
dan hari sabtu pukul 08.00-09.00 WIB
senam lansia.
Berdasarkan tabel 1.2 tentang Berdasarkan tabel 1.4 menunjukkan
distribusi frekuensi fungsi kognitif lansia di bahwa presentase tertinggi adalah fungsi
Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan kognitif dengan kategori tidak ada
Yogyakarta menunjukkan bahwa fungsi gangguan fungsi kognitif dengan tingkat
kognitif pada kategori tidak ada gangguan kemandirian aktivitas sehari-hari pada
fungsi kognitif sebanyak 13 orang (38,2%), kategori mandiri sebanyak 11 orang
gangguan kognitif ringan 6 orang (17,7%), (32,4%), sedangkan presentase untuk fungsi
dan gangguan kognitif berat 15 orang kognitif dengan kategori tidak ada
(44,1%). gangguan fungsi kognitif dengan tingkat
kemandirian aktivitas sehari-hari pada
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Tingkat kategori ketergantungan sebagian sebanyak
Kemandirian Aktivitas Sehari- 2 orang (5,9%).
hari Lansia
Tingkat kemandirian aktivitas
F %
Hasil Uji Statistik
sehari-hari Tabel 1.5 Hasil Uji Kendall Tau Fungsi
Mandiri 20 58,8 Kognitif dan Tingkat
Ketergantungan sebagian 14 41,2 Kemandirian Aktivitas Sehari-
Ketergantungan total 0 0 hari Pada Lansia
Total 34 100 Aktivitas Fungsi
Sumber: Data Primer 2016 sehari-hari kognitif
Aktivitas
Berdasarkan tabel 1.3 distribusi 1.000 .386*
sehari-hari
frekuensi tingkat kemandirian aktivitas Fungsi kognitif .386* 1.000
sehari-hari lansia di Panti Wredha Budhi Sumber: Data Primer 2016
Dharma Ponggalan Yogyakarta
menunjukkan bahwa tingkat kemandirian Berdasarkan hasil uji Kendall Tau
aktivitas sehari-hari pada kategori mandiri untuk mengetahui hubungan fungsi kognitif
sebanyak 20 orang (58,8%), ketergantungan dengan tingkat kemandirian aktivitas
sebagian 14 orang (41,2%), dan sehari-hari pada lansia didapatkan nilai
ketergantungan total 0 orang (0%). korelasi sebesar 0,386 dengan signifikan p
sebesar 0,02 (p<0,05) maka Ha diterima
Tabel 1.4 Deskripsi Korelasi Fungsi sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
Kognitif dengan Tingkat hubungan antara fungsi kognitif dengan
Kemandirian Aktivitas Sehari- tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari
hari pada lansia di UPT Panti Wredha Budhi
Fungsi aktivitas sehari-hari Total Dharma Ponggalan Yogyakarta.
kognit
Ketergantu
if Mandiri PEMBAHASAN
ngan
f % f % f %
Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif pada lansia
Tidak 11 32,4 2 5,9 13 38,2
berdasarkan hasil penelitian terdapat 21
ada
Ringa 3 8,8 3 8,8 6 17,7 lansia yang mengalami gangguan kognitif
n yang terdiri dari kategori gangguan fungsi
Berat 6 17,6 9 26,5 15 44,1 kognitif ringan sebanyak 6 orang (17,7%)
Total 20 58,8 14 41,2 34 100 dan fungsi kognitif dengan kategori
Sumber: Data Primer 2016 gangguan fungsi kognitif berat sebanyak 15
orang (44,1%). Dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar fungsi kognitif pada lansia
sudah mengalami penurunan yang terjadi Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
seiring dengan bertambahnya usia, yang dilakukan oleh Ramadian (2012) pada
pernyataan ini didukung dengan data hasil pemeriksaan MMSE dan TMT berdasarkan
penelitian dari 34 responden, lansia yang kelompok umur di tiga yayasan manula di
tidak memiliki gangguan fungsi kognitif kecamatan Kawangkoan menunjukkan
sebanyak 13 lansia dan 21 lansia lainnya penurunan fungsi kognitif terbanyak pada
yang mengalami gangguan fungsi kognitif umur 75-90 tahun. Hasil penelitian ini
ringan maupun berat. menunjukkan adanya hubungan positif
Karakteristik responden berdasarkan antara umur dan penurunan fungsi kognitif.
tingkat pendidikan penelitian mendapatkan Responden yang berjenis kelamin
mayoritas responden tidak sekolah perempuan ada 23 orang (67,6%)
sebanyak 17 orang (50%), 4 orang (11,8%) sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki
tingkat pendidikan SD, 6 orang (17,6%) ada 11 orang (32,4%). Lansia yang
tingkat pendidikan SMP, dan 7 orang mengalami gangguan kognitif ada 16 (47%)
(20,6%) tingkat pendidikan SMA/SMK. lansia perempuan dan 5 (14,7%) lansia laki-
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi laki. Hasil penelitian ini menunjukkan
kemampuan kognitif tiap individu. bahwa lansia perempuan banyak yang
Pendidikan yang rendah lebih banyak mengalami gangguan kognitif dibandingkan
memiliki fungsi kognitif yang rendah pula dengan lansia laki-laki. Pernyataan ini
(Zulzita, 2011). Hal ini sesuai dengan didukung oleh Myers (2008) yang
penelitian yang dilakukan oleh Ramadian menyatakan bahwa wanita lebih berisiko
(2012) pada pemeriksaan MMSE (Mini mengalami penurunan kognitif dari pada
Mental Status Examination) dan TMT laki-laki. Penurunan kognitif pada wanita
(Trail Making Test) berdasarkan tingkat disebabkan adanya peranan level hormon
pendidikan di tiga yayasan manula di seks endogen dalam perubahan fungsi
kecamatan Kawangkoan menunjukkan hasil kognitif. Pernyataan ini sesuai dengan
penurunan fungsi kognitif terbanyak pada penelitian yang dilakukan oleh Ramadian
tingkat pendidikan lulusan SD. (2012) yang menyatakan bahwa gangguan
Berdasarkan data hasil penelitian fungsi kognitif banyak dialami oleh
dari karakteristik responden usia mayoritas perempuan sebanyak 14 orang (24,6%).
responden berusia 60-74 tahun sebanyak 27
orang (79,4%) sedangkan yang berusia 75- Tingkat kemandirian Aktivitas sehari-
90 tahun sebanyak 7 orang (20,6%). Pada hari
rentang usia 60-74 tahun ada 14 lansia Berdasarkan hasil penelitian
yang mengalami gangguan kognitif dari 27 menunjukkan bahwa tingkat kemandirian
lansia dan pada rentang usia 75-90 tahun aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT
ada 7 atau seluruh lansia pada kelompok Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan
tersebut yang mengalami gangguan Yogyakarta terbanyak dalam kategori
kognitif. Hasil penelitian ini mengarah mandiri sebanyak 20 orang (58,8%).
pada hasil fungsi kognitif pada lansia sudah Sedangkan tingkat kemandirian aktivitas
mengalami penurunan yang terjadi seiring sehari-hari dengan kategori ketergantungan
dengan bertambahnya usia. Kondisi fungsi sebagian sebanyak 14 orang (17,7%), dan
kognitif pada lansia ini sesuai dengan teori tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari
dari Sugarman (2006, dalam Jett and dengan kategori ketergantungan total
Touhy, 2010) yang menyebutkan bahwa sebanyak 0 orang (0%).
fungsi kognitif menurun di usia tua karena Berdasarkan data hasil penelitian
penurunan jumlah neuron, penurunan dari karakteristik responden usia lansia
ukuran otak, dan berat otak berkurang. pada rentang usia 60-74 tahun ada 11 lansia
yang mengalami ketergantungan sebagian sehari-hari dapat dilakukan secara mandiri
dari 27 lansia dan pada rentang usia 75-90 dan 11 dengan ketergantungan sebagian.
tahun ada 3 lansia yang mengalami Pada lansia dengan tingkat pendidikan SD
ketergantungan sebagian dari 6 lansia. ada 2 lansia dengan kategori mandiri dan 2
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi lansia dengan kategori ketergantungan
aktivitas sehari-hari pada lansia adalah sebagian. Pada lansia dengan tingkat
faktor umur menurut Potter and Perry pendidikan SMP ada 5 lansia dengan
(2008) yang menyatakan bahwa kategori mandiri dan 1 lansia dengan
kemampuan aktivitas sehari-hari pada lanjut kategori ketergantungan sebagian. Pada
usia dipengaruhi dengan umur lanjut usia lansia dengan tingkat pendidikan
itu sendiri. Semakin tua ketergantungannya SMA/SMK ada 7 lansia dengan kategori
semakin besar. Hasil penelitian ini mandiri dan 0 lansia dengan kategori
didukung oleh penelitian Indahsari (2013) ketergantungan sebagian.
yang menyatakan bertambah usia dapat Menurut peneliti tingkat pendidikan
mempengaruhi kemandirian semakin tua dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari,
usia lansia seseorang maka tingkat pernyataan ini didukung oleh hasil
kemandiriannya menurun. penelitian bahwa ada 13 lansia dengan
Responden yang berjenis kelamin tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah
perempuan ada 23 orang (67,6%) dan SD) yang mengalami ketergantungan
sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki sebagian dalam melaksanakan aktivitas
ada 11 orang (32,4%). Pada lansia sehari-hari. Sedangkan pada tingkat
perempuan ada 13 lansia yang mengalami pendidikan SMP dan SMA/SMK hanya ada
ketergantungan sebagian dalam 1 lansia yang mengalami ketergantungan
melaksanakan aktivitas sehari-hari dan sebagian dalam melaksanakan aktivitas
pada lansia laki-laki ada 1 lansia yang sehari-hari.
mengalami ketergantungan sebagian dalam Pernyataan diatas didukung oleh
melaksanakan aktivitas sehari-hari. penelitian Rinajumita (2011) hasil analisis
Penelitian yang dilakukan oleh Rinajumita hubungan antara pendidikan dengan
(2011) menyatakan bahwa hasil analisis kemandirian diperoleh bahwa responden
hubungan antara jenis kelamin dengan mandiri yang berpendidikan tinggi lebih
kemandirian diperoleh bahwa responden banyak (96,2%) dibandingkan responden
mandiri yang berjenis kelamin perempuan mandiri yang berpendidikan rendah.
lebih banyak (90,2%) dibandingkan Menurut Komnaslansia, (2009 dalam
responden mandiri yang berjenis kelamin Rinajumita 2011) pendidikan merupakan
laki-laki. Menurut Darmojo, (2004 dalam salah satu unsur penting untuk
Rinajumita 2011) menyatakan bahwa meningkatkan kemampuan masyarakat
terdapat hubungan antara jenis kelamin dalam mencapai kehidupan yang lebih baik.
dengan kemandirian lansia. Lansia laki-laki Pendidikan yang semakin tinggi dapat
memiliki tingkat ketergantungan lebih besar menghasilkan keadaan sosioekonomi makin
dibandingkan wanita, dan ini akan terus baik dan kemandirian yang semakin baik.
meningkat seiring dengan bertambahnya
usia. Kehidupan dalam susunan keluarga Hubungan fungsi Kognitif dengan
(family living arrangement) dapat dilihat Tingkat Kemandirian Aktivitas Sehari-
bahwa wanita lebih banyak yang mandiri. Hari Pada Lansia
Karakteristik responden berdasarkan Hipotesis awal pada penelitian ini
tingkat pendidikan peneliti mendapatkan 6 adalah “Ada hubungan fungsi kognitif
lansia dengan tingkat pendidikan tidak dengan tingkat kemandirian aktivitas
sekolah dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT Panti
Wredha Budhi Dharma Ponggalan Antara Fungsi Kognitif Dengan
Yogyakarta”. Setelah dilakukan analisis Kemampuan Interaksi Sosial Pada Lansia
dengan uji Kendall Tau didapatkan hasil Di Kelurahan Mandan Wilayah Kerja
bahwa hubungan kedua variabel tersebut Puskesmas Sukoharjo. Hasil penelitian
signifikan p=0,02 (p < 0.05). Dengan menunjukkan bahwa fungsi kognitif
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar lansia mempunyai fungsi
ada hubungan yang signifikan antara fungsi kognitif baik yaitu sejumlah 43 responden
kognitif dengan tingkat kemandirian (53,8%), sedangkan kemampuan interaksi
aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT sosial sebagian besar lansia mempunyai
Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan kemampuan interaksi sosial baik yaitu
Yogyakarta. sejumlah 47 responden (58,8%). Pada
Hasil uji hipotesis ini signifikan penelitian ini terdapat hubungan yang
dengan teori yang dikemukakan oleh signifikan antara fungsi kognitif dengan
Hardywinoto (2007) bahwa tingkat kognitif kemampuan interaksi sosial pada lansia di
dapat mempengaruhi kemampuan Kelurahan Mandan wilayah kerja
seseorang dalam melakukan aktivitas Puskesmas Sukoharjo. Hasil penelitian ini
sehari-hari. Lansia yang mempunyai fungsi menunjukkan hubungan yang positif antara
kognitif tinggi maka dalam melaksanakan fungsi kognitif dan interaksi sosial, semakin
aktivitas sehari-hari dapat dilakukan secara baik fungsi kognitif maka semakin baik
mandiri, sehingga semakin tinggi fungsi pula kemampuan interaksi sosial pada
kognitif maka semakin tinggi pula tingkat lansia.
kemandirian lansia dalam melaksanakan Penelitian yang dilakukan oleh Sari
aktivitas sehari-hari. (2015) tentang Hubungan Tingkat
Berdasarkan hasil penelitian Kemandirian Aktivitas Sehari-hari dengan
diketahui bahwa terdapat hubungan antara Risiko Jatuh pada Lansia di PSTW Unit
fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian Budhi Luhur Kasongan Bantul Yogyakarta.
aktivitas sehari-hari pada lansia di UPT Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan tingkat kemandirian responden termasuk
Yogyakarta. Fungsi kognitif merupakan dalam kategori mandiri sebanyak 36 lansia
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi (76,6%) dan lansia yang memiliki risiko
tingkat kemandirian dalam menjalani jatuh sebanyak 36 lansia (76,6%). Hasil
aktivitas sehari-hari selain faktor kesehatan penelitian ini terdapat hubungan yang
fisiologis, umur, fungsi psikososial dan bermakna antara tingkat kemandirian
tingkat stress. Menurut Hardywinoto (2007) aktivitas sehari-hari dengan risiko jatuh
menyatakan bahwa tingkat kognitif dapat pada lansia di PSTW Unit Budhi Luhur
mempengaruhi kemampuan seseorang Kasongan Bantul Yogyakarta dengan nilai
dalam melakukan aktivitas sehari-hari. koefisien 0,465.
Fungsi kognitif menunjukan proses Pada penelitian ini hubungan antara
menerima, mengorganisasikan dan fungsi kognitif dengan tingkat kemandirian
menginterpretasikan sensor stimulus untuk aktivitas sehari-hari didapatkan hasil bahwa
berpikir dan menyelesaikan masalah. Proses hubungan kedua variabel tersebut signifikan
mental memberikan kontribusi pada fungsi p=0,02 (p < 0.05) dengan koefisien korelasi
kognitif dapat mengganggu dalam berpikir sebesar 0,386. Tingkat keeratan hubungan
logis dan menghambat kemandirian dalam pada kedua variabel tersebut ditunjukkan
melaksanakan aktivitas sehari-hari. dengan koefisien korelasi yaitu dengan nilai
Hasil penelitian ini sesuai dengan 0,386. Hubungan kedua variabel memiliki
penelitian yang telah dilakukan oleh Rosita tingkat hubungan rendah karena koefisien
(2012) yang meneliti tentang Hubungan korelasi dalam rentang 0,2-0,399, yang
artinya ada hubungan fungsi kognitif di UPT Panti Wredha Budhi Dharma
dengan tingkat kemandirian aktivitas Ponggalan Yogyakarta termasuk kategori
sehari-hari pada lansia di UPT Panti gangguan kognitif berat sebanyak 15 lansia
Wredha Budhi Dharma Ponggalan (44,1%). Tingkat kemandirian aktivitas
Yogyakarta tetapi dengan tingkat hubungan sehari-hari pada lansia di UPT Panti
rendah. Hubungan ini menunjukkan salah Wredha Budhi Dharma Ponggalan
satu faktor yang mempengaruhi tingkat Yogyakarta termasuk kategori mandiri
kemandirian aktivitas sehari-hari adalah sebanyak 20 lansia (58,8%). Ada hubungan
fungsi kognitif. Tingkat hubungan yang antara fungsi kognitif dengan tingkat
rendah ini disebabkan karena tingkat kemandirian aktivitas sehari-hari pada
pendidikan lansia di panti mayoritas rendah lansia di UPT Panti Wredha Budhi Dharma
yaitu tidak sekolah dan kondisi lansia di Ponggalan Yogyakarta dengan nilai p=0,02
panti masih kuat dan tergolong tergolong (nilai p<0,05).
sehat-sehat.
Penurunan fungsi kognitif pada SARAN
lansia berdampak pada menurunnya Sebagai sumber informasi bagi
kemampuan melakukan aktivitas sehari- lansia untuk selalu memberikan perhatian
hari, misalnya dalam hal berjalan lansia lebih terhadap lansia. Dapat dilakukan
membutuhkan tongkat maupun walker sebagai upaya pencegahan atau
untuk membantu pergerakan lansia tersebut pengurangan dampak kemunduran fisik
dan membutuhkan bantuan saat akan maupun psikis terutama pada fungsi
memakai pakaian. Hasil penelitian ini kognitif agar dapat lebih di asah.
menunjukkan ada 21 (61,8%) lansia
mengalami gangguan kognitif dan yang DAFTAR PUSTAKA
mengalami ketergantungan aktivitas sehari-
Ausrianti, R. (2010). Hubungan Antara
hari ada 12 (35,3%) lansia. Hasil penelitian
Tingkat Depresi dengan Tingkat
ini sesuai dengan pernyataan Reuser (2010,
Kemampuan Melaksanakan
dalam Nandini, 2015) menyebutkan fungsi
Aktivitas Dasar Sehari-hari Pada
kognitif yang menurun dapat menyebabkan
Lanjut Usia di PSTW Sabai Nan
terjadinya ketidakmampuan lansia dalam
Aluih Sicincin. Universitas Andalas
melakukan aktivitas normal sehari-hari.
dalam http://repository.unand.ac.id
Penurunan fungsi kognitif ini dapat
diakses tanggal 22 februari 2016
mengakibatkan para lansia sering
Depkeu. (2009). Undang-undang no 36
bergantung pada orang lain untuk merawat
Tahun 2009 dalam
diri sendiri (care dependence) pada lansia.
http://www.sjdih.depkeu.go.id
Penurunan kemampuan dalam
diakses tanggal 25 Januari 2016
melaksanakan aktivitas sehari-hari pada
Effendi, F & Makhfudli. (2009).
lansia berdampak pada sifat ketergantungan
Keperawatan Kesehatan Komunitas
pada orang lain. Ketergantungan lanjut usia
Teori dan Praktik dalam
terjadi penurunan aktivitas yang dapat
Keperawatan. Salemba Medika:
menyebabkan peningkatan mordibitas dan
Jakarta
mortalitas, dan berdampak menurunnya
Gallo, J.J, Reichel, W & Andersen, L.M.
kualitas hidup lansia (Maas, 2011).
(1998). Gerontologi. Diterjemahkan
oleh Veldman James. Jakarta: EGC
SIMPULAN
Hardywinoto, S. (2007). Panduan
Berdasarkan hasil penelitian dan
Gerontologi. Jakarta: Pustaka
pembahasan maka dapat ditarik simpulan
Utama
sebagai berikut: Fungsi kognitif pada lansia
Indahsari, P.N. (2013). Hubungan tanggal 07 April 2016 dari e-CliniC,
Perubahan Fungsi Fisik Terhadap 2013 ejournal.unsrat.ac.id
Kebutuhan Aktivitas Hidup Sehari- Rinajumita. 2011. Faktor-Faktor yang
Hari (Ahs) Pada Lansia Dengan Berhubungan dengan Kemandirian
Stroke (Studi Pada Unit Rehabilitasi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
Sosial Kota Semarang). Diakses Lampasi Kecamatan Payakumbuh
tanggal 09 April 2016 dari
Utara. Universitas Andalas dalam
jurnal.unimus.ac.idindex.phpJKKart
http://www.academia.edu diakses
icledownload922974.
Jett & Touhy. (2010). Ebersole And Hess’ tanggal 22 Februari 2016
Gerontological Nursing Health Riwidikdo, H. (2009). Statistik untuk
Aging Third Edition. Elsevier: penelitian kesehatan dengan Aplikasi
Mosby Program R dan SPSS. Yogyakarta:
Kementrian Kesehatan RI. (2013). Situasi Pustaka Rihama
dan Analisis Lanjut Usia dalam Rohmah, A.S.N. (2009). Hubungan Antara
http://www.depkes.go.id. diakses Gangguan Gerak dan Fungsi Kognitif
pada tanggal 25 Januari 2016 pada Wanita Lanjut Usia di Panti
Maas, M.L. (2011). Asuhan Keperawatan Wredha Surakarta. Universitas
Geriatrik. EGC : Jakarta Muhammadiyah Surakarta dalam
Merdeka. Uang Jumlah Penduduk Lansia di http://eprints.ums.ac.id diakses
Yogyakarta Tertinggi di Indonesia tanggal 22 Februari 2016
diakses tanggal 26 Oktober 2015 Rosita, M.D. (2012). Hubungan Antara
Myers, S. (2008). Claudication Distance Fungsi Kognitif Dengan Kemampuan
and the Walking Impairment Interaksi Sosial Pada Lansia Di
Questionnaire best Describe the Kelurahan Mandan Wilayah Kerja
Ambulatory Limitations in Patients Puskesmas Sukoharjo. Diakses
with Symptomatic Peripheral tanggal 08 April 2016 dari
Arterial Disease. Journal of eprints.ums.ac.id20430162.naskahpub
vascular surgery. likasi.pdf journal
www.ncbi.nlm.nih.gov/m/pumbed/1 Sari, Y.P. (2015). Hubungan Tingkat
8207355. Diakses tanggal 11 Kemandirian Aktivitas Sehari-hari
November 2015 dengan Risiko Jatuh pada Lansia di
Nandini, P.S. (2015). Hubungan Aktivitas PSTW Unit Budhi Luhur Kasongan
Sosial, Interaksi Sosial, dan Fungsi Bantul Yogyakarta. Yogyakarta :
Keluarga dengan Kualitas Hidup skripsi dipublikasikan STIKES
Lanjut Usia Di Wilayah Kerja ‘Aisyiyah Yogyakarta. Diakses
Puskesmas I Denpasar Utara Kota tanggal 27 Oktober 2015
Denpasar dalam Wardhana, H. Mereka Lansia Mereka
http://www.pps.unud.ac.id , diakses Berdaya Kompas diakses tanggal 26
tanggal 01 Februari 2016 Oktober 2015.
Potter, P.A & Perry A.G. (2008). Buku Ajar Zaskia, Y. (2012). Faktor – Faktor yang
Fundamental Keperawatan: Mempengaruhi Perilaku Lansia
Konsep, Proses dan Praktik, E/4, dalam Kemandirian Pemenuhan
Vol 2. Jakarta: EGC Kebutuhan ADL di Panti Sosial
Ramadian, Maja, Runtuwene. (2012). Tresna Werdha Budi Mulia 4
Gambaran Fungsi Kognitif Pada Margaguna Jakarta Selatan dalam
http://digilib.esaunggul.ac.id diakses
Lansia Di Tiga Yayasan Manula Di
tanggal 19 Oktober 2015
Kecamatan Kawangkoan. Diakses
Zulsita, A. (2007). Gambaran Kognitif pada
Lansia dalam
www.repository.usu.ac.id/handle/12
3456789/21571 diakses tanggal 8
April 2016

Anda mungkin juga menyukai