NIM: 18011104006
MANADO 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Presentase populasi lanjut usia meningkat sangat cepat di tahun 2020, jumlah
lansia 11% dari 6,9 milyar penduduk dunia (WHO, 2013), Angka Usia Harapan
Hidup di dunia pada tahun 2010-2015 adalah sebesar 70% dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 71% pada tahun 2015-2020. Sedangkan Angka Usia Harapan
Hidup di Indonesia pada tahun 2010-2015 adalah 70,7% dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 71,7% pada tahun 2015-2020 (Kemenkes, 2013). Jumlah
penduduk Sulawesi Utara 2.62 juta penduduk (BPS Sulut, 2020).
Komsumsi air adalah salah satu zat gizi yang sangat penting bagi kesehatan
tubuh.. Normalnya, asupan air dipengaruhi oleh rasa haus yang merupakan
pertahanan tubuh terhadap kekurangan cairan. Mempertahankan hidrasi sangat
penting bagi kesehatan apalagi pada lanjut usia karena dapat membantu
menjalankan fungsi tubuh dan mencegah timbulnya berbagai penyakit di saluran
kemih. Namun sensasi rasa haus pada lansia sudah menurun sehingga asupan
cairan pada lansia harus lebih diperhatikan karena lansia merupakan kelompok
usia beresiko kekurangan cairan tubuh. Secara umum komsumsi air putih yang
disarankan adalah 8 gelas atau jika dihitung manusia membutuhkan rata-rata 2
Liter asupan cairan dalam sehari. Menurut Kemenkes RI, direkomendasi
kebutuhan cairan lansia Indonesia yaitu pada wanita 60-64 tahun 2.3 liter, 65-80 t
h 1.6 liter, >80 tahun 1.5 liter dan pria 60-64 tahun 2.6 liter, 65-80 tahun 1.9 liter,
>80 tahun 1.6 liter. Komsumsi air putih lansia demensia rata-rata sebagian besar
berjumlah 3 gelas sehari dan 5-8 gelas sehari pada lansia yang tidak demensia
(Pratiwi, 2013) hal tersebut dapat disimpulkan bahwa menurunnya komsumsi
cairan dan berkurangnya cairan dalam tubuh dapat mengganggu keseimbangan air
pada lansia.
Menurut International Statistical Classification Disease and Related Health
Problem Tenth Revision (ICD-10) Demensia adalah suatu sindrom yang
disebabkan oleh penyakit pada otak, yang bersifat kronis dan terjadi secara
alamiah yang ditandai dengan gangguan daya ingat atau pikun, kemampuan
berpikir, orientasi, pemahaman, penjumlahan, kemampuan belajar, bahasa dan
pengambilan keputusan.
1. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai hubungan pola komsumsi cairan dengan riwayat demensia pada
lansia di Panti Werdha BPLU Senja Cerah Manado
1.4.2 Teoritis
TINJAUAN TEORI
Lansia merupakan seseorang yang sudah memasuki tahap akhir dari fase
kehidupannya. Lansia adalah seseorang yang telah berusia diatas 60 tahun dan
tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan
menerima nafkah dari orang lain (Ratnawati, 2021). Menua adalah suatu proses
yang terus menerus berlanjut secara alamiah serta merupakan bagian normal dari
masa pertumbuhan dan perkembangan dimana terjadinya penurunan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri (Ratnawati, 2021). Proses menua adalah proses
sepanjang hidup seseorang, yang dimulai sejak permulaan kehidupan, sehingga
merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupan yaitu anak,dewasa, dan tua (Nugroho, 2008).
a. Jenis Kelamin
Dari data Kemenkes (2015), lansia lebih didominasi oleh jenis kelamin
perempuan . artinya yaitu, menunjukkan bahwa harapan hidupyang paling
tinggi adalah perempuan.
b. Status Perkawinan
Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI, SUPAS 2015,penduduk lansia
dilihat dari perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60%) dan cerai
mati (37%). Lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 %
dari keseluruhan yang carai mati, dan laki-laki yang berstatus kawin ada
82,84 %. Hal ini disebabkan karena usia harapan hidup perempuan lebih
tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki. Presentase lansia
yang berstatus cerai mati lebih banyak dibandinkan dengan laki-laki.
Begitu juga sebaliknya lansia laki-laki yang bercerai umumnya akan
menikah lagi (Ratnawati, 2021).
c. Living Arrangement
Angka beban tanggungan adalah angka yang menunjukkan perbandingan
banyaknya orang tidak produktif (<15 tahun dan >65 tahun) dengan orang
berusia produktif (umur 15-65 tahun) . angka tersebut menjadi gambaran
banyaknya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk usia
produktif untuk membiayai dan merawat penduduk yang usia tidak
produktif (Ratnawati, 2021).
Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016), Angka Beban
Tanggungan Indonesia adalah 48,63 %. Artinya setiap 100 orang
penduduk yang masih produktif akan menanggung 48 orang tidak
produktif di Indonesia. Sulawesi Utara dengan presentase sebesar 12%
jumlah penduduk lanjut usia, masuk kedalam lima provinsi penduduk
yang berusia 65 tahun ke atas paling besar pada tahun 2035. Artinya
jumlah penduduk yang berusia 65 tahun ke atas di Sulawesi Utara telah
mencapai lebih dari 10%. Pada tahun 2035 Sulawesi Utara bisa
dikategorikan sebagai provinsi penduduk tua (aging population), (BPS,
Proyeksi Penduduk Indonesia Indonesia 2010-2035).
d. Kondisi Kesehatan
Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016), angka kesakitan
merupakan salah satu parameter yang digunakan untuk mengukur derajat
kesehatan penduduk.
Angka kesehatan penduduk lansia tahun 2014 sebesar 25,05% , artinya
bahwa setiap 100 orang lansia terdapat 25 orang yang mengalami sakit
(Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2016)).
Penyakit- penyakit yang utama menjangkit pada lansia, penyakit
terbanyak pada lansia yaitu penyakit tidak menular (PTM), antara lain:
hipertensi, artritstis, strok, PPOK, Diabetes Melitus (DM) dan demensia.
e. Keadaan Ekonomi
Lansia sehat berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara
fisik, sosial, dan mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup
dan tetap berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup
masyarakat. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, (2016), Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI (2016), menjelaskan bahwa sumber dana
untuk lansia sebagian besar pekerjaan/ usaha (46,7 %).
a. Perubahan Fisik
1. Perubahan pada kulit: kulit wajah, leher, lengan dan tangan menjadi
lebih kering dan keriput.kulit dibagian bawah mata membentuk seperti
kantung dan lingkaran hitam yang terlihat jelas. Selain itu warna
merah kebiruan sering muncul disekitar lutut dan ditengah tengkuk.
2. Perubahan otot: pada umumnya otot orang yang berusia >40 tahun
menjadi lemas dan mengendur disekitar dagu, lengan bagian atas dan
perut.
3. Perubahan pada persendian: masalah pada persendian terutama pada
kaki dan lengan sehingga membuat mereka menjadi agak sulit
berjalan.
4. Perubahan pada gigi: pada lansia gigi menjadi kering, dan patah
sehingga didapatkan lansia kadang memakai gigi palsu.
5. Perubahan pada mata: mata terlihat kurang bersinar, dan cenderung
mengeluarkan kotoran yang menumpuk pada sudut mata. Kebanyakan
lansia menderita presbiopi, atau kesulitan untuk melihat jarak jauh,
menurunnya akomodasikarena menurunnya elastisitas mata.
6. Perubahan pada telinga: fungsi pendengaran pada lansia sudah mulai
menurun,sehingga tidak sedikit yang menggunakan alat bantu
pendengaran, penurunan pendengaran bisa berlangsung secara
perlahan bahkan bisa menjadi secara cepat dari kebiasaan hidup pada
masa muda.
7. Perubahan pada sistem pernapasan: napas pada lansia menjadi lebih
pendek dan engap-engap, hal tersebut akibatnya terjadi penurunan
kapasitas totalparu-paru residu volume dan komsumsi oksigen nasal
yang dapat menurunkan fleksibilitas dan elastisitas dari paru.
(Ratnawati, 2021).
b. Perubahan psikososial
Perubahan psikososial yang dialami lansia erat kaitannya dengan
keterbatasan produktivitas kerjanya. Oleh karena itu, seorang lansia yang
memasuki masa-masa pensiun akan mengalami kehilangan-kehilangan
seperti:
1. Kehilangan finansial (pendapatan berkurang).
2. Kehilangan status atau jabatan pada posisi tertentu ketika masih bekerja dulu.
3. Kehilangan kegiatan/ aktivitas, Kehilangan ini erat kaitannya dengan beberapa
hal sebagai berikut:
a) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup
(memasuki rumah perawaran, pergerakan lebih sempit).
b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan. Biaya hidup
meningkat padahal penghasilan yang sulit, biaya pengobatan
bertambah.
c) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan fisik.
d) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.
e) Adanya gangguan saraf pancaindra, timbul kebutaan dan kesulitan.
f) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan. Rangkaian kehilangan, yaitu
kehilangan hubungan dengan teman dan keluarga.
g) Hilangnya kekuatan dan keregapan fisik (perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan konsep diri).
c. Perubahan Kognitif
Keinginan untuk berumur panjang dan ketika meninggal dapat masuk
surga ialah sikap umum lansia yang perlu dipahami oleh perawat. Perubahan
kognitif pada lansia dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah
curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu. Bahkan, lansia
cenderung ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap
berwibawa. Lansia mengharapkan tetap memiliki peranan dalam keluarga
ataupun masyarakat Faktor yang mempengaruhi perubahan kognitif, yaitu:
1. Perubahan fisik, khususnya organ perasa
2. Kesehatan umum
3. Tingkat pendidikan
4. Keturunan (hereditas)
5. ingkungan
Pada lansia, seringkali memori jangka pendek, pikiran, kemampuan
berbicara, dan kemampuan motorik terpengaruh. Lansia akan kehilangan
kemampuan dan pengetahuan yang telah didapatkan sebelumnya. Lansia
enderung mengalami demensia. Demensia biasanya terjadi pada usia lanjut
dan alzheimer merupakan bentuk demensia yang umum terjadi, yakni
mencapai 50 hingga 60 persen dari semua kasus demensia. Sedangkan, bentuk
lainnya misalnya karena faktor pembuluh darah. Demensia terbagi menjadi
dua, yakni demensia yang dapat disembuhkan dan demensia yang sulit
disembuhkan. Adapun penyebab demensia yang dapat disembuhkan antara
lain:
1. Tumor otak
2. Hematoma subdural
3. Penyalahgunaan obat terlarang
4. Gangguan kelenjar tiroid
5. Kurangnya vitamin, terutama Vitamin B12
6. Hipoglikemia
Demensia yang sulit disembuhkan antara lain, yaitu:
1. Demensia alzheimer
2. Demensia vaskular
3. Demensia lewy body
4. Demensia frontotemporal
b. Demensia vaskuler
Lansia dengan demensia tidak menunjukkan gejala yang nyata pada tahap
awal dan lansia umumnya mengalami proses penuaan dan degenerasi. Orang yang
terkena dampak merasa sulit untuk mengingat nama cucu mereka atau menuliskan
sesuatu.
Cairan apapun cocok untuk tubuh mengatasi dehidrasi. Cairan yang diserap
harus diperhitungkan. Alangkah baiknya jika air yang dikonsumsi bebas bakteri
dan virus, serta hindari komsumsi cairan yang memiliki dampak mempercepat
seseorang berkemih yang kurang efisien dalam menangani dehidrasi.
Menurut elvina (2016) jenis komsumsi cairan atau minuman yang dapat
menyeimbangkan cairan di dalam tubuh terbagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai
berikut:
KERANGKA KONSEP
Pada penelitian ini Variable yang di teliti adalah Variable Independent yaitu
Pola Komsumsi Cairan, dan Variable Dependent yaitu Kejadian Demensia.
Sehingga kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Pada Lansia
Ket:
: Hubungan
3.2 Hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan di Panti Werdha BPLU Senja Cerah Manado
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang
menjadi kualitas dan karakter tertentu yang telah ditentukan peneliti untuk ditarik
kesimpulan (Donsu, 2019) populasi yang diambil pada penelitian ini adalah
semua lansia berusia diatas 60 tahun yang tinggal di BPLU Senjah Cerah
Manado dengan jumlah lansia 50 orang.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian jumlah dari populasi (Donsu, 2019). Penelitian ini
peneliti menggunakan Teknik Total Sampling. Dimana teknik ini jumlah sampel
sama dengan populasi (Sugiyono, 2007). Pengambilan sampel dengan teknik total
sampling dilakukan karena menurut (Sugiyono, 2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian. Jumlah keseluruhan
lansia di BPLU Senja Cerah Manado berjumlah 50 orang yang terdiri dari 34
lansia perempuan dan 16 lansia laki-laki. Teknik pengambilan sampel penelitian
ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin (Nursalam, 2016), yaitu:
Keterangan:
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Dari populasi 50 orang di BPLU Senja Cerah Manado d=0,05. Maka besar sample
sesuai rumus diatas yaitu :
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalahh menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil dari responden
melalui tanya jawab singkat ke lansia yang ada di BPLU Senja Cerah Manado
sesuai isi kuisioner Pola Komsumsi Cairan dan Riwayat Demensia pada
Lansia dan dari kuesioner Pola Komsumsi Cairan dan Riwayat Demensia
yang akan diisi oleh responden serta sesuai dengan keaadaan pandemik
Covid-19 dimana peneliti melakukan sesuai protokol kesehatan dengan
menjaga jarak (physical distancing) dengan responden, dan juga tidak lupa
dengan selalu membawa Hand Sanitizer. Data sekunder yaitu data yang
diambil oleh peneliti dari hasil wawancara Kepala BPLU Senja Cerah
Manado berupa berapa jumlah lansia yang tinggal di BPLU Senja Cerah
Manado, jenis kelamin lansia. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam
penelitian ini, yaitu:
4.6.2 Coding
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) pada data yang
terdiri dari beberapa kategori. Memberikan kode ini sangat penting saat
memproses dan menganalisis data di komputer Anda. Biasanya, pada saat
pengkodean, daftar kode dan artinya juga dibuat dalam sebuah buku (codebook)
sehingga variabel dapat dengan mudah mengidentifikasi lokasi dan makna kode
dari suatu variabel (Hidayat, 2009).
4.6.3 Scoring
4.6.4 Tabulating
Untuk memudahkan analisa data maka data dikelompokkan kedalam tabel kerja,
kemudia dianalisis
Analisa univariat adalah proses mengumpulkan data awal yang masih acak dan
abstrak, kemudian data diolah menjadi informasi yang informatif. Analisa ini
serigkali digunakan untuk statistik deskriptif, yang dilaporkan dalam bentuk
distribusi frekuensi dan presentase (Donsu, 2019).
Analisa bivariat adalah analisa data yang menganalisis dua variabel. Analisa
jenis bivariat sering digunakan untuk mengetahui tentang hubungan dan pengaruh
x dan y antara variabel satu dengan variabel lainnya (Donsu, 2019). Dalam
peelitian ini analisis bivariatnya yaitu mencari tau hubungan pola komsusmsi
cairan dengan riwayat demensia pada lansia BPLU Senja Cerah Manado. Analisis
data tersebut menggunakan uji spearman dengan bantuan komputer. Sedangkan
untuk memutuskan apakah terdapat hubungan antara variabel independent dengan
variabel dependen, maka digunakan nilai r yang dibandingkan dengan tingkat
kesalahhan (alpha) yaitu 5% atau 0,05. Apabila nilai r < 0,005 maka h0 ditolak
dan Ha (hipotesis penelitian) diterima, yang berarti ada hubungan antara variabel
independent dan variabel dependen, sedangkan bila e> 0,005 maka H0 diterima
Ha (hipotesis penelitian) ditolak berarti tidak ada hubungan antara variabel
independent degn variabel dependen.
4.8 Etika Penelitian
4.8.1 Informed Consent (Persetujuan)
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk Pengisian:
1. Silakan membaca dengan teliti setiap kalimat pada pertanyaan dibawah ini
2. Jawablah pertanyaan pada kolom dibawah ini dengan benar,
Pertanyaan benar setiap item diberi 1
Demensia Ringan : 21-30
Demensia Sedang : 11-20
Demensia Berat : < 10
3. Semua item pertanyaaan mohon untuk diisi.
Jumlah
Normal Penilaian Komsumsi Cairan
1 gelas :250 ml