Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS


TIDUR PADA LANSIA

LITERATURE REVIEW

VIVI ANDRIANI
1710105057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH PADANG
TAHUN 2021

1
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkembang yang memasuki era penduduk

menua, karena angka lansia lebih dari 7,0% (BKKN, 2019). Hal ini serupa

dengan proyeksi kementrian kesehatan, kelompok usia 0-14 tahun dan 15-49

tahun mengalami penurunan pada tahun 2010-2035, sedangkan kelompok usia

50-64 tahun dan 65 tahun ke atas terus mengalami peningkatan. Indonesia akan

menduduki peringkat negara dengan struktur dan jumlah penduduk lanjut usia

tertinggi pada tahun 2020-2025 setelah RRC, India dan AS dengan umur

harapan hidup di atas 70 tahun (Dariah & Okatiranti, 2015).

Lansia perlu diperhatikan status kesehatannya agar dapat menjalani

kesehariannya dengan bahagia dan keluarga dapat mengantarkan lansia yang

sejahtera sampai akhir hayatnya. Lansia adalah seseorang yang sudah mencapai

usia ≥60 tahun. Indonesia memasuki era penduduk menua (aging population)

yang mana terdapat peningkatan jumlah lansia pada tahun 2019. Jumlah lansia

pada tahun 2019 tercatat sebanyak 25,9 juta jiwa (9,7%) dan diperkirakan akan

terus meningkat hingga 48,2 juta lansia (15,77%) di tahun 2035 (Kemenkes,

2019).

Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi penurunan fungsi

tubuh, baik fisik, fisiologis maupun psikologis. Masalah kesehatan jiwa yang

sering terjadi pada lansia adalah kecemasan, depresi, insomnia, paranoid, dan

1
1
2

demensia, masalah kesehatan jiwa tersebut dapat mengganggu kegiatan sehari-

hari lansia. Selain itu lansia juga sering kali mengeluh sulit tidur dan sering

terbangun di malam hari (Dariah & Okatiranti, 2015)

Semakin bertambahnya usia, maka akan berpengaruh terhadap penurunan

periode tidur. Lansia membutuhkan kualitas tidur yang baik untuk

meningkatkan derajat kesehatannya. Kualitas tidur yang buruk dapat

menyebabkan gangguan-gangguan seperti: kecenderungan lebih rentan

terhadap penyakit, pelupa, konfusi, disorientasi serta menurunnya kemampuan

berkonsentrasi dan membuat keputusan. Lansia sangat berisiko tinggi

mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor proses patologis terkait usia

dapat menyebabkan perubahan pola tidur (Witriya et al., 2016).

Tidur merupakan proses yang dibutuhkan seseorang agar otak berfungsi

dengan baik. Lansia 60 tahun keatas membutuhkan waktu tidur 6 jam perhari

(Aspiani, 2014). Gangguan pola tidur menyebabkan perubahan pada kualitas

dan kuantitas tidur sehingga mengganggu kenyamanan lansia. Pola tidur yang

terganggu juga berisiko rentan terhadap penyakit, konfusi, demensia,

disorientasi, gangguan atensi, penurunan kemampuan berkonsentrasi serta

penurunan kemampuan beraktivitas (Witriya et al., 2016).

Berdasarkan studi yang dilakukan di China di kalangan lansia maupun usia

pertengahan mengalami masalah tidur 40-70% dan meningkat setiap tahunnya

sebanyak 5%. Kualitas tidur yang buruk merupakan suatu hal yang umum

terjadi pada penuaan (Yi, 2019, dalam Jepisa et al., 2020)

2
3

Data dari Nasional Sleep Foundation (2017), bagi pria dan wanita yang

berusia 65 tahun keatas mengalami kesulitan untuk tertidur sepanjang malam.

Data dari Nasional Sleep Foundation menemukan bahwa orang yang lebih tua

lebih sering mengatakan terbangun sepanjang malam sebanyak 64%. Keluhan

terhadap kualitas tidur sering berkaitan dengan bertambahnya usia. Pada

kelompok lanjut usia (40 tahun) hanya dijumpai 7% kasus yang mengeluh

tentang masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal

yang sama dijumpai pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun (Kasma et

al., 2019).

Setiap tahun di dunia, orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur

diperkirakan sekitar 20%-50% dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur

yang serius. Diindonesia belum diketahui angka pastinya, namun angka

prevalensi pada orang dewasa mencapai 20%. Sedangkan angka prevelensi

gangguan tidur meningkat selama usia tua sebanyak 67%, dari orang-orang di

atas usia 65 tahun dan 43% dari mereka yang tinggal di panti jompo pelembang

mengalami gangguan tidur (Rarasta et al., 2018). Berdasarkan penelitian

(Jepisa et al., 2020) melaporkan dimana terdapat 75% lansia di PSTW

Provisinsi Sumatra Barat yang mengalami kualitas tidur yang buruk.

Lansia berisiko tinggi mengalami gangguan tidur akibat berbagai faktor

proses patologis terkait usia dapat menyebabkan perubahan pola tidur.

Gangguan tidur tersebut disebabkan oleh beban pikiran yaitu adanya

kekhawatiran yang dirasakan oleh lansia terhadap keluarganya, Lansia yang

mengalami keluhan beban pikiran disebabkan memikirkan keluarga yang

3
4

ditinggalkan karena keadaan ekonomi keluarga yang masih kurang mencukupi.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur pada lansia adalah

penyakit, lingkungan, latihan dan kelelahan, kecemasan, alkhohol, obat-obatan

dan nutrisi (Laili & Hatmanti, 2018).

Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar yang

berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini

tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan dialami secara subjektif dan

dikomunikasikan secara interpersonal. Gejala kecemasan yang dialami oleh

lansia adalah ; perasaan khawatir/takut yang tidak rasional akan kejadian yang

akan terjadi, sulit tidur, rasa tegang dan cepat marah, sering mengeluh akan

gejala yang ringan atau takut dan khawatir terhadap penyakit yang berat dan

sering membayangkan hal-hal yang menakutkan/rasa panik terhadap masalah

yang besar (Dariah & Okatiranti, 2015)

Tingkat kecemasan yang tinggi pada lansia akan berdampak pada kualitas

dan pola tidur lansia yang tidak buruk sehingga mengakibatkan berbagai

macam kemungkinan lansia mengalami penurunan kesehatan. Jumlah angka

prevalensi gangguan kecemasan pada lansia diperkirakan antara 10% dan 20%

yang berusia lebih dari 65 tahun mengalami gejala kecemasan yang signifikan

secara klinis (Kasma et al., 2019).

Gangguan kecemasan menurut National Institute Of Mental Health

(2017), merupakan salah satu penyakit kejiwaan yang paling umum dengan

28,81% orang dewasa mengalami kecemasan. Dampak dari kecemasan yang

berlebihan bagi lansia yaitu susah tidur. Prevalensi lansia yang mengalami

4
5

kecemasan sebanyak 56,5% di PSTW Gau Mabaji Kabupaten Gowa (Kasma et

al., 2019).

Latif et al., (2020) melakukan penelitian di Raal Griya Asih Lawang Kota

Malang menemukan adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan

kualitas tidur pada lansia yang mengalami insomnia. Penelitian yang dilakukan

Ramadan, Hasim et al., (2019) di Wilayah Kerja Puskesmas Karangmulya

Kab. Garut di dapatkan hasil adanya hubungan yang signifikan antara tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur lansia penderita hipertensi (Ramadan et al.,

2019). Sedangkan hasil penelitian Dariah et al., (2015) di Posbindu Anyelir

Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat menunjukkan hasil bahwa

adanya hubungan antara tingkat kecemasan dan kualitas tidur lansia (Dariah &

Okatiranti, 2015).

Berdasarkan penelusuran artikel ilmiah diatas penulis tertarik mengangkat

judul hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia dengan

merujuk pada beberapa penelitian terdahulu dan meliterasi jurnal yang

digunakan dalam penelitian ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “ apakah ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas

tidur pada lansia “ berdasarkan penelusuran artikel ilmiah ?

5
6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan

tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia” berdasarkan

penelusuran artikel ilmiah.

2. Tujuan khusus

a. Untuk mengetahui kualitas tidur pada lansia berdasarkan

penelusuran ilmiah literature review.

b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pada lansia berdasarkan

penelusuran ilmiah literature review.

c. Untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas

tidur pada lansia berdasarkan penelusuran ilmiah literature review.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan ilmu tentang hubungan tingkat kecemasan

dengan kualitas tidur pada lansia dan untuk bahan pustaka bagi

penelitian terkait hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

pada lansia.

b. Bagi peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya agar menggunakan penelitian ini

sebagai referensi pembanding untuk melanjutkan meneliti dengan

6
7

metode yang berbeda dari variabel yang terkait hubungan tingkat

kecemasan dengan kualitas tidur pada lansia.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

kepustakaan mengenai hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas

tidur pada lansia.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode literature review. Literature review

yang diperoleh dari penelusuran artikel penelitian-penelitian ilmiah dari

rentang tahun 2015-2020 dengan menggunakan basic data google scholar dan

portal garuda. Pencarian jurnal dilakukan padang bulan februari s/d maret

2021. Metode yang digunakan dalam literature review ini diawali dengan

pemilihan topik, kemudian menuliskan kata kunci sesuai yaitu “Elderly,

Anxiety, Sleep Quality” untuk pencarian jurnal berbahasa inggris sedangkan

untuk pencarian jurnal berbahasa indonesia menggunakan kata kunci “Lansia,

Kecemasan, Kualitas Tidur “. Dari jurnal yang sesuai dengan kriteria inklusi

diambil untuk selanjutnya di analisa. Data-data yang diperoleh dituangkan ke

dalam sub bab-sub bab sehingga menjawab rumusan masalah penelitian.

7
8

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R.Y, 2014. Buku ajar asuhan keperawatan gerontik, Jakarta : Cv. Trans
Info Media

Sutejo, 2016. Keperawatan Jiwa Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan


Kesehatan Jiwa : Gangguan Jiwa Dan Psikososial, Yogyakarta : Pustaka
Baru Press

Nugroho, H.W, 2012. Keperawatan gerontik & geriatrik, Jakarta : EGC

Padila, 2013. Buku ajar keperawatan gerontik, Yogyakarta : Nuha Medika

Dariah, E. D. and Okatiranti (2015) ‘hubungan kecemasan dengan kualitas tidur


lansia di posbindu anyelir kecamatan cisarua kabupaten bandung barat’,
Jurnal Ilmu Keperawatan, III(2), pp. 87–104. Available at:
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk/article/viewFile/156/149.

Jepisa, T., Riasmini, N. M. and Guslinda (2020) ‘Karakteristik, tingkat depresi


dan faktor ligkungan fisik dengan kualitas tidur lansia yang tinggal di
pstw prov sumbar’, Jurnal ilmu kesehatan, 4(2), pp. 152–159.

Kasma, andi yulia et al. (2019) ‘Hubungan kecemasan dengan kejadian insomnia
pada lansia di di pantti sosial tresna werdha gau mabaji kabupaten gowa’,
mitrasehat, IX(2), pp. 674–682.

Suliswati et al.,2012. Konsep dasar dan praktik kesehatan jiwa., Jakarta : EGC

Laili, F. N. and Hatmanti, N. M. (2018) ‘Aktivitas fisik dengan kualitas tidur


lansia di posyandu lansia wulan erma menanggal surabaya’, Jurnal Ilmiah
Keperawatan, 4(1), pp. 7–14. doi: 10.33023/jikep.v4i1.129.

Ramadan, H. et al. (2019) ‘hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur


pada lansia penderita hipertensi’, keperawatan, 6(2), pp. 53–58.

Rarasta, M., Ar, D. and Nita, S. (2018) ‘Prevalensi Insomnia pada Usia Lanjut
Warga Panti Werdha Dharma Bakti dan Tresna Werdha Teratai
Palembang. 4(2), pp. 60–66.

8
9

Witriya, C., Utami, N. W. and Andinawati, M. (2016) ‘Hubungan tingkat


kecemasan dengan pola tidur lansia di kelurahan tlogomas kota
malang’, Nursing News : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Keperawatan,
1(2), pp. 190–203. Available at:
https://publikasi.unitri.ac.id/index.php/fikes/article/view/437.

Latif, N., Susilaningsih and Maulida, R. ( 2020) 'Hubungan Tingkat Kecemasan


dengan Kualitas tidur pada Lansia yang mengalami Insomnia di
Raal Griya Asih Lawang Kota Malang', Professional health
journal, 2(1), pp. 94-101.

Nasional Sleep Foundation 2017. Insomnia & Adults. http://Sleepfoundation


.org/insomnia/content/insomnis-olderly-adultsl. 5 Februari
2017(11:30).

Nasional Institute Of Mental Health. 2017. Any Anxiety Disorder Among Adults.
http://www.nimh.nih.gov/health.statistics/orevalence/an-
anxiety/disorder-among-adult.shtml. 15 Februari 2017 (07:30)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2019a. Indonesia Memasuki Periode


Aging Population.

BKKBN. (2019). Info Demografi. Diakses dari: http://www.bkkbn.go.id/po-


content/uploads/info_demo_vol_1_2019_jadi.pdf

9
iii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT


PERNYATAAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis................................................................................. 9
1. Kesehatan Jiwa ...................................................................... 9
a. Pengertian Kesehatan Jiwa................................................... 9
b. Masalah Kesehatan Jiwa ..................................................... 10
c. Kriteria sehat jiwa ............................................................... 11
d. Ciri-ciri sehat jiwa ............................................................... 12
e. Cara meningkatkan kesehatan jiwa ..................................... 12
f. Sasaran dalam meningkatkan kesehatan jiwa...................... 13
g. Prinsip kesehatan jiwa masyarakat....................................... 14
h. Peran dan fungsi perawat kesehatan jiwa masyarakat ...... .. 15
i. Pelayanan kesehatan jiwa .................................................. . 16
j. Hal-hal yang akan menyebabkan akan sakit jiwa atau
gangguan jiwa mental...........................................................
16

iii
iv

k. Ruang lingkup kesehatan jiwa ............................................. 17

2. Pemdidikam kesehatan .......................................................... 18


a. Pengertian............................................................................. 18
b. Tujuan pendidikan kesehatan .............................................. 19
c. Prinsip pendidikan kesehatan............................................... 20
d. Faktor-faktor yang pempengaruhi pendidikan kesehatan. ... 21
e. Ruang lingkup Pendidikan Kesehatan.................................. 21
f. Proses perubahan perilaku dalam pendidikan kesehatan .. . 22
g. Sasaran Pendidikan kesehatan.............................................. 23
3. Pengetahuan ........................................................................... 23
a. Pengertian pengetahuan........................................................ 23
b. Tingkat pengetahuan ........................................................... 24
c. Faktor-faktor pengetahuan .................................................. 26
d. Pengetahuan laki-laki dan perempuan ................................. 27
e. Cara memperoleh pengetahuan ........................................ . . 29
f. Proses prilaku “tahu” ....................................................... .. 30
g. Kriteria tingkat pengetahuan ............................................. . 31
4. Sikap ........................................................................................ 31
a. Pengertian sikap ................................................................ . 31
b. Tingkatan sikap .................................................................. . 31
c. Faktor-faktor sikap ............................................................ . 32
d. Ciri-ciri sikap ..................................................................... . 33
e. Komponen sikap ................................................................ . 33
f. Sifat sikap .......................................................................... . 34
g. Perubahan sikap ................................................................. . 34
B. Kerangka Teori.................................................................................... 35
C. Kerangka Konsep................................................................................ 36
D. Definisi Operasional............................................................................ 37
E. Hipotesis.............................................................................................. 38

iv
v

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Strategi Pencarian Literature Review.............................. 39
B. Kriteria Literature Review.................................................................. 40
C. Tahapan Literature Review............................................................. . .. 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
vi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Defenisi Operasional ..................................................................... 37

vi
vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 35


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 36

vii

Anda mungkin juga menyukai