Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: syarifahnurhayati38@gmail.com
84
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
PENDAHULUAN
Indonesia telah memasuki era memberikan beban biaya yang cukup besar
penduduk berstruktur lanjut (aging structured (Sugiharti dan Lestari, 2011). Beban biaya
population) dengan penduduk yang berusia tersebut terkait dengan besarnya biaya
60 tahun ke atas mencapai angka lebih dari pemeliharaan kesehatan, tingginya masalah
7%. Penuaan populasi ini diakibatkan oleh sosial, dan kesejahteraan yang harus
peningkatan populasi usia tua dengan ditanggung, serta perlunya penyediaan
menurunnya angka kematian serta lingkungan, dan dukungan bagi lansia
penurunan jumlah kelahiran (Yenni dan untuk beraktifitas normal (Trihandini,
Herwana, 2006;165). Hal tersebut berkaitan 2007).
dengan peningkatan Usia Harapan Hidup Data Riset Kesehatan Dasar (2013)
(UHH) yang pada satu sisi menunjukkan menunjukkan Indonesia mempunyai
adanya keberhasilan pembangunan yang prevalensi disabilitas yang meningkat yaitu
merupakan cita-cita suatu bangsa namun di dari 12,7% (2004) menjadi 21,3% pada
sisi lain mengakibatkan transisi tahun 2007 dengan persentase 13,6% pada
epidemiologi di bidang kesehatan seperti penduduk lansia dan pada tahun 2013,
meningkatnya angka kesakitan karena mengalami penurunan prevalensi disabilitas
penyakit degeneratif. Penyakit-penyakit yang sangat signifikan yaitu sebesar 11%.
tersebut menimbulkan beban biaya yang Penurunan prevalensi ini dapat disebabkan
besar dan apabila tidak tersembuhkan akan dari keganasan suatu penyakit (banyak
menimbulkan ketidakmampuan atau orang yang mati karena menderita sebuah
disabilitas (Astuti dan Budijanto, 2009). penyakit) atau meningkatnya tingkat
Pada konsep International Classification kesembuhan. Jawa Timur mempunyai
of Functioning, Disability, and Health atau ICF angka prevalensi disabilitas diatas angka
(2001), disabilitas dianggap sebagai hasil nasional. Pada tahun 2007, prevalensi
interaksi dari keterbatasan yang dialami disabilitas Provinsi Jawa Timur adalah
individu dengan lingkungannya. Bukan 23,5% dan pada tahun 2013, prevalensinya
hanya keadaan fisik atau jiwa, namun adalah 11,6%. Persentase lebih tinggi pada
merupakan fenomena multi dimensi yang kelompok perempuan, persentase semakin
terdiri dari fungsi tubuh, keterbatasan meningkat pada kelompok usia lanjut,
aktivitas, hambatan partisipasi, dan faktor kelompok tidak bersekolah, dan kelompok
lingkungan. Disabilitas menyebabkan lansia tidak bekerja.
tidak dapat mencapai tujuan menjadi tua Kabupaten Pacitan merupakan salah
tetap sehat (healthy aging) dan menjadi tua satu kabupaten di Jawa Timur dengan
yang aktif (active aging). Salah satu prevalensi disabilitas status disabilitas
permasalahan yang ditimbulkan disabilitas sangat bermasalah 3,9% dan status
adalah peningkatan rasio ketergantungan disabilitas bermasalah 46,5%. Kecamatan
lanjut usia (old age dependency ratio) Punung adalah kecamatan di Kabupaten
(Rinajumita, 2011). Selain itu disabilitas Pacitan yang mempunyai angka prevalensi
tidak hanya memberikan dampak bagi penduduk usia 50 tahun keatas sebesar 28%
lansia sendiri, tetapi juga berdampak pada dan angka usia 60 tahun ke atas berjumlah
keluarga, masyarakat, dan pemerintah, 6020 jiwa yang meliputi 13 desa (BPS
karena jika dilihat dari segi ekonomi akan Kabupaten Pacitan, 2012).
85
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
Penanganan penurunan fungsi tubuh lansia berusia ≥60 tahun. Sampel kasus
yang dapat berakibat pada disabilitas fisik, dalam penelitian ini adalah lansia dengan
juga merupakan hal penting untuk menjaga kriteria inklusi adalah terdeteksi menderita
dan meningkatkan kemampuan fungsional disabilitas fisik dengan menggunakan skala
tubuh serta membantu lansia untuk mandiri keterbatasan GARS, bersedia menjadi
tanpa tergantung dengan orang lain sampel penelitian dan kriteria ekslusinya
(Isfandari, 2009). Medical check up juga adalah menderita disabilitas bawaan dari
merupakan pemeriksaan yang lebih lahir atau cacat. Sedangkan kriteria inklusi
difokuskan pada upaya pencegahan primer untuk sampel kontrol adalah tidak
dan sekunder, yaitu mendeteksi berbagai terdeteksi menderita disabilitas dengan
faktor kesehatan secara menyeluruh yang menggunakan pengukuran skala
dapat menimbulkan penyakit tertentu di keterbatasan GARS dan bersedia menjadi
kemudian hari. Harapan dari melakukan sampel penelitian. Teknik pengambilan
medical check up adalah mengetahui berbagai sampel yang digunakan adalah accidental
faktor risiko dengan melakukan perubahan- sampling, dengan besar sampel 67 kasus dan
perubahan, misalnya mengubah kebiasaan 67 kontrol. Instrumen penelitian ini adalah
merugikan tubuh dan mungkin juga kuesioner faktor risiko disabilitas fisik dan
bantuan obat-obatan (Cahyono, 2008:184). kuesioner skala keterbatasan GARS. Data
Penelitian ini bertujuan untuk dianalisis dengan uji chi-square atau uji fisher
mengetahui hubungan antara status medical sebagai alternatifnya dan dihitung
check up dengan kejadian disabilitas fisik menggunakan analisis risiko Odds Ratio
pada lansia di Kecamatan Punung (OR) (α=0,05).
Kabupaten Pacitan.
86
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
medical check up dengan kejadian disabilitas Kabupaten Pacitan pada tabel berikut:
fisik pada lansia di Kecamatan Punung
Tabel 2. Hubungan Antara Status Medical Check Up dengan Kejadian Disabilitas Fisik
pada Lansia
Kejadian Disabilitas
Disabilitas Tidak Jumlah
p value
Variabel Disabilitas
N % n % N %
Status Tidak melakukan medical 65 97,0 57 85,1 122 91,0 0,034
Medical check up
Check Up Melakukan medical check 2 3,0 10 14,9 12 9,0
up
Jumlah 67 100,0 67 100,0 134 100,0
87
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
88
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)
Ogawa M dan Imai A, 2012, Trends In Age World Health Organization, 2001, International
Distribution of Participants in A Self-Covered Classification of Functioning, Disability and
and A Public Expense-Covered Health Check Health (ICF), World Health Organization
Up Programs in Japan, Vol 4, No 9 2001, Geneva.
Qomariyah, 2012, Pentingnya Medical Check Up Yenni dan Herwana E, 2006, Prevalensi Penyakit
Secara Rutin, Ed. 9, Thn. VII, September Kronis dan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia
2012, PT. Temprint, Jakarta. di Jakarta Selatan, Jurnal Universa Medicina
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Rinajumita, 2011, Faktor-faktor yang Berhubungan Universitas Trisakti, Volume 25, No 4.
dengan Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja
89