Anda di halaman 1dari 6

UJPH 5 (1) (2016)

Unnes Journal of Public Health


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

HUBUNGAN ANTARA STATUS MEDICAL CHECK UP TERHADAP


KEJADIAN DISABILITAS FISIK PADA LANSIA DI KECAMATAN
PUNUNG KABUPATEN PACITAN

Syarifah Nurhayati , Widya Hary Cahyati

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Disabilitas adalah penurunan fungsi individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dimana
Diterima Januari 2015 aktivitas tersebut sebelumnya dapat dilakukan sendiri atau tanpa bantuan orang lain. Disabilitas
Disetujui Januari 2015 menyebabkan lansia tidak dapat mencapai tujuan menjadi tua tetap sehat (healthy aging) dan
Dipublikasikan Januari menjadi tua yang aktif (active aging). Penelitian ini membahas tentang status medical check up dan
2016 keterkaitannya dengan disabilitas pada lansia di Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan. Jenis
________________ penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan case control. Jumlah sampelnya
Keywords: adalah 134 terdiri dari 67 kasus dan 67 kontrol yang diambil dengan teknik accidental sampling.
Phsycal Disability; Elderly; Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dan skala keterbatasan GARS
Medical Check Up (Groningen Activity Restriction Scale). Analisis data dilakukan dengan uji chi-square (α=0,05). Hasil
____________________ penelitian menunjukkan bahwa variabel status medical check up mempunyai hubungan dengan
kejadian disabilitas fisik yaitu dengan nilai p value 0,034 dan OR=5,702, yang berarti lansia yang
tidak pernah melakukan medical check up ≥40 tahun berisiko 5,702 untuk mengalami kejadian
disabilitas fisik.
Abstract
___________________________________________________________________
Disability is a decreasing function of individuals in performing daily activities, where these activities can be
done alone or in advance without the help of others. Disability caused elderly can not achieve the goal of
becoming elderly stay healthy (healthy aging) and become active elderly (active aging). This research was to
identify about the status of the medical check-up and its association with disability in the elderly in District
Punung, Pacitan. This research was analytic observational with case control approach. Total sample was
composed 134 consist of 67 cases and 67 controls were taken by accidental sampling technique. The instrument
used in this study was a questionnaire and scale limitations of GARS (Groningen Activity Restriction Scale ).
Data analysis was performed with chi-square test (α=0.05). The results showed that the medical check-up
status variables influences the occurence of phsycal disability (p value=0.034 and OR = 5.702). The suggests
that elderly who have never done medical check up in ≥40th, would have a chance five times to occurence of
phsycal disability compared with receive medical check-up.
© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6528
Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: syarifahnurhayati38@gmail.com

84
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

PENDAHULUAN

Indonesia telah memasuki era memberikan beban biaya yang cukup besar
penduduk berstruktur lanjut (aging structured (Sugiharti dan Lestari, 2011). Beban biaya
population) dengan penduduk yang berusia tersebut terkait dengan besarnya biaya
60 tahun ke atas mencapai angka lebih dari pemeliharaan kesehatan, tingginya masalah
7%. Penuaan populasi ini diakibatkan oleh sosial, dan kesejahteraan yang harus
peningkatan populasi usia tua dengan ditanggung, serta perlunya penyediaan
menurunnya angka kematian serta lingkungan, dan dukungan bagi lansia
penurunan jumlah kelahiran (Yenni dan untuk beraktifitas normal (Trihandini,
Herwana, 2006;165). Hal tersebut berkaitan 2007).
dengan peningkatan Usia Harapan Hidup Data Riset Kesehatan Dasar (2013)
(UHH) yang pada satu sisi menunjukkan menunjukkan Indonesia mempunyai
adanya keberhasilan pembangunan yang prevalensi disabilitas yang meningkat yaitu
merupakan cita-cita suatu bangsa namun di dari 12,7% (2004) menjadi 21,3% pada
sisi lain mengakibatkan transisi tahun 2007 dengan persentase 13,6% pada
epidemiologi di bidang kesehatan seperti penduduk lansia dan pada tahun 2013,
meningkatnya angka kesakitan karena mengalami penurunan prevalensi disabilitas
penyakit degeneratif. Penyakit-penyakit yang sangat signifikan yaitu sebesar 11%.
tersebut menimbulkan beban biaya yang Penurunan prevalensi ini dapat disebabkan
besar dan apabila tidak tersembuhkan akan dari keganasan suatu penyakit (banyak
menimbulkan ketidakmampuan atau orang yang mati karena menderita sebuah
disabilitas (Astuti dan Budijanto, 2009). penyakit) atau meningkatnya tingkat
Pada konsep International Classification kesembuhan. Jawa Timur mempunyai
of Functioning, Disability, and Health atau ICF angka prevalensi disabilitas diatas angka
(2001), disabilitas dianggap sebagai hasil nasional. Pada tahun 2007, prevalensi
interaksi dari keterbatasan yang dialami disabilitas Provinsi Jawa Timur adalah
individu dengan lingkungannya. Bukan 23,5% dan pada tahun 2013, prevalensinya
hanya keadaan fisik atau jiwa, namun adalah 11,6%. Persentase lebih tinggi pada
merupakan fenomena multi dimensi yang kelompok perempuan, persentase semakin
terdiri dari fungsi tubuh, keterbatasan meningkat pada kelompok usia lanjut,
aktivitas, hambatan partisipasi, dan faktor kelompok tidak bersekolah, dan kelompok
lingkungan. Disabilitas menyebabkan lansia tidak bekerja.
tidak dapat mencapai tujuan menjadi tua Kabupaten Pacitan merupakan salah
tetap sehat (healthy aging) dan menjadi tua satu kabupaten di Jawa Timur dengan
yang aktif (active aging). Salah satu prevalensi disabilitas status disabilitas
permasalahan yang ditimbulkan disabilitas sangat bermasalah 3,9% dan status
adalah peningkatan rasio ketergantungan disabilitas bermasalah 46,5%. Kecamatan
lanjut usia (old age dependency ratio) Punung adalah kecamatan di Kabupaten
(Rinajumita, 2011). Selain itu disabilitas Pacitan yang mempunyai angka prevalensi
tidak hanya memberikan dampak bagi penduduk usia 50 tahun keatas sebesar 28%
lansia sendiri, tetapi juga berdampak pada dan angka usia 60 tahun ke atas berjumlah
keluarga, masyarakat, dan pemerintah, 6020 jiwa yang meliputi 13 desa (BPS
karena jika dilihat dari segi ekonomi akan Kabupaten Pacitan, 2012).

85
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

Penanganan penurunan fungsi tubuh lansia berusia ≥60 tahun. Sampel kasus
yang dapat berakibat pada disabilitas fisik, dalam penelitian ini adalah lansia dengan
juga merupakan hal penting untuk menjaga kriteria inklusi adalah terdeteksi menderita
dan meningkatkan kemampuan fungsional disabilitas fisik dengan menggunakan skala
tubuh serta membantu lansia untuk mandiri keterbatasan GARS, bersedia menjadi
tanpa tergantung dengan orang lain sampel penelitian dan kriteria ekslusinya
(Isfandari, 2009). Medical check up juga adalah menderita disabilitas bawaan dari
merupakan pemeriksaan yang lebih lahir atau cacat. Sedangkan kriteria inklusi
difokuskan pada upaya pencegahan primer untuk sampel kontrol adalah tidak
dan sekunder, yaitu mendeteksi berbagai terdeteksi menderita disabilitas dengan
faktor kesehatan secara menyeluruh yang menggunakan pengukuran skala
dapat menimbulkan penyakit tertentu di keterbatasan GARS dan bersedia menjadi
kemudian hari. Harapan dari melakukan sampel penelitian. Teknik pengambilan
medical check up adalah mengetahui berbagai sampel yang digunakan adalah accidental
faktor risiko dengan melakukan perubahan- sampling, dengan besar sampel 67 kasus dan
perubahan, misalnya mengubah kebiasaan 67 kontrol. Instrumen penelitian ini adalah
merugikan tubuh dan mungkin juga kuesioner faktor risiko disabilitas fisik dan
bantuan obat-obatan (Cahyono, 2008:184). kuesioner skala keterbatasan GARS. Data
Penelitian ini bertujuan untuk dianalisis dengan uji chi-square atau uji fisher
mengetahui hubungan antara status medical sebagai alternatifnya dan dihitung
check up dengan kejadian disabilitas fisik menggunakan analisis risiko Odds Ratio
pada lansia di Kecamatan Punung (OR) (α=0,05).
Kabupaten Pacitan.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis penelitian ini adalah survey Berdasarkan hasil penelitian diperoleh


analitik dengan pendekatan case control. data distribusi responden berdasarkan status
Populasi dalam penelitian ini adalah medical check up yang dapat dilihat pada
masyarakat yang tercatat sebagai penduduk tabel berikut:

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Status Medical Check Up


Variabel Frekuensi Persentase (%)

Status Medical Check Up Tidak Melakukan medical check up 122 91,0


Melakukan medical check up 12 9,0
Jumlah 134 100

Berdasarkan tabel 1. diketahui bahwa lansia yang melakukan medical check-up,


frekuensi sampel yang tidak melakukan maka dapat diartikan tingkat kesadaran
medical check up (MCU) adalah 122 dalam tindakan preventif lansia masih
responden (91,0%) dan frekuensi sampel rendah.
yang melakukan medical check up adalah 12 Berdasarkan analisis bivariat
responden (9,0%). Jika ditinjau dari sudut diperoleh tabulasi silang antara status

86
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

medical check up dengan kejadian disabilitas Kabupaten Pacitan pada tabel berikut:
fisik pada lansia di Kecamatan Punung

Tabel 2. Hubungan Antara Status Medical Check Up dengan Kejadian Disabilitas Fisik
pada Lansia
Kejadian Disabilitas
Disabilitas Tidak Jumlah
p value
Variabel Disabilitas
N % n % N %
Status Tidak melakukan medical 65 97,0 57 85,1 122 91,0 0,034
Medical check up
Check Up Melakukan medical check 2 3,0 10 14,9 12 9,0
up
Jumlah 67 100,0 67 100,0 134 100,0

Berdasarkan tabel 2. hasil analisis Hal yang sama diungkapkan Harms


hubungan antara status medical check up (2008) bahwa pemeriksaan kesehatan
dengan kejadian disabilitas fisik diperoleh adalah waktu dimana seseorang dapat
bahwa dari 67 responden penderita secara proaktif menanyakan kondisi
disabilitas fisik 65 responden (97,0%) tidak kesehatannya, masalah kesehatan, dapat
melakukan medical check up dan 2 responden belajar bagaimana tentang perawatan
(3,0%) pernah melakukan medical check up. tubuh, meminta saran dan evaluasi,
Diantara 67 responden bukan penderita meminta pengobatan sesuai kondisi, juga
disabilitas fisik, 57 responden (85,1%) tidak belajar tentang pencegahan suatu penyakit
pernah melakukan medical check up dan 10 (tindakan preventif) sehingga dapat
responden (14,9%) pernah melakukan meningkatkan kualitas hidup seseorang.
medical check up. Berdasarkan hasil analisis Pada penelitian Culica di Iowa Amerika
menggunakan uji chi-square diperoleh p value Serikat diketahui bahwa keikutsertaan
0,034 (0,015<0,05), berarti ada hubungan dalam pelaksanaan medical check up
antara status medical check up dengan dipengaruhi oleh usia dan status ekonomi.
kejadian disabilitas fisik. Dari hasil analisis Semakin meningkat usia semakin tinggi
diperoleh nilai OR=5,702, artinya penderita pula angka pemeriksaan kesehatan yang
yang tidak melakukan medical check up dilakukan, dan status ekonomi yang tinggi
memiliki risiko 5,702 kali mengalami juga memberikan angka yang tinggi dalam
disabilitas fisik dibandingkan dengan lansia melakukan pemeriksaan kesehatan.
yang melakukan medical check up. Qomariyah (2012) menyatakan
Hasil penelitian ini sesuai dengan medical check up (MCU) berguna untuk
penelitian terdahulu oleh Trihandini (2007) mendeteksi penyakit sedini mungkin dan
dengan menggunakan desain kohort pada jika ternyata ditemukan kelainan, maka
13 provinsi di Indonesia dari tahun 1993- dapat segera dilakukan penanganan yang
2002 yang menyatakan bahwa medical check tepat agar tidak terjadi penyakit atau
up yang teratur dapat mempertahankan komplikasi. Sehingga disarankan bagi
lansia untuk dapat aktif (OR=1,85, CI 95%; mereka yang menginjak usia 40 tahun
1,64-2,13). sebaiknya melakukan pemeriksaan

87
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

kesehatan yang meliputi pemeriksaan termasuk kepada seseorang yang tidak


kesehatan umum. Melalui pemeriksaan memiliki tanda ataupun gejala sakit, hal ini
kesehatan yang tepat dan teliti, gangguan adalah proses pemeriksaan kesehatan secara
kesehatan dapat dideteksi lebih dini dan rutin (Culica, 2012). Pelaksanaan medical
mempermudah kontrol dan tindakan check up yang efisien dan efektif diharapkan
pengobatan sehingga mencegah penyakit dapat mendapatkan hasil laporan yang
berkembang lebih serius dan yang tidak akurat, sehingga dapat dilakukan tindakan
kalah penting adalah tidak mengurangi perawatan atau pencegahan yang tepat.
kualitas hidup individu tersebut.
Menanggulangi dan mengobati SIMPULAN
penyakit kronis tidaklah mudah dan
memerlukan biaya yang cukup besar, begitu Berdasarkan uraian hasil penelitian
juga untuk merehabilitasi keadaan yang dan pembahasan maka dapat ditarik
telah terlimitasi aktifitas fisik dasarnya. kesimpulan bahwa ada hubungan antara
Pencegahan merupakan upaya yang lebih status medical check up dengan kejadian
baik, lebih mudah, dan relatif murah disabilitas fisik di Kecamatan Punung
biayanya dibandingkan dengan biaya Kabupaten Pacitan tahun 2014.
pengobatan dan rehabilitasi (Ogawa dan
Imai, 2012). Pemahaman tersebut belum UCAPAN TERIMA KASIH
begitu melekat di masyarakat, terlihat dari
hasil penelitian yang dilakukan pada Ucapan terima kasih kami tujukan
kelompok bukan penderita disabilitas fisik kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
hanya 9,0% dari total responden yang Pacitan, Puskesmas Punung, dan
pernah melakukan medical check up pada masyarakat lansia di Kecamatan Punung.
usia ≥40 tahun (sebelum masuk usia lanjut
usia (<60 tahun)). DAFTAR PUSTAKA
Pada penelitian Culica (2008) di Iowa
Amerika Serikat diketahui bahwa Astuti, WD, dan Budijanto D, 2009, Tingkat
Disabilitas Fisik Berdasarkan Penyakit
keikutsertaan dalam pelaksanaan medical
Degenaratif yang Diderita Menurut Faktor
check up dipengaruhi oleh usia yang Sosial dan Demografi (Kajian Isu Publik
semakin meningkat, status ekonomi, warna dalam Formulasi Kebijakan Kesehatan),
kulit, dan jenis kelamin. Permasalahan Volume 12, No 4, Oktober 2009.
dalam meningkatkan utilisasi medical check-
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
up di Indonesia adalah layanan kesehatan 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013,
tersebut tidak murah, sehingga lansia Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
memerlukan penjamin pembiayaan Jakarta.
kesehatan. Namun pada kenyataannya
Badan Pusat Statistik Pacitan, 2013, Profil
medical check up tidak temasuk dalam
Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan, BPS
layanan yang dijamin dalam asuransi Pacitan.
(Trihandini, 2007).
Medical check up merupakan tindakan Cahyono, SB, 2008, Gaya Hidup dan Penyakit
Modern, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
yang seharusnya bersifat rutin untuk
dilakukan dengan mencakup pemeriksaan Culica D, Rohrer J, Ward M, Hilsenrath P, Pomrehn
untuk layanan pencegahan klinis dan P, 2012, Medical Checkups: Who Does Not

88
Syarifah Nurhayati dan Widya Hary Cahyati / Unnes Journal of Public Health 5 (1) (2016)

Get Them?, Americal Journal of Public Puskesmas Lampasi Kecamatan Payakumbuh


Health, Januari 2012,: 88-91. Utara Tahun 2011, Jurnal FK Universitas
Andalas Padang.
Harms L, 2008, The Health Checkup: Taking
Responsibility for Your Health Care, Sugiharti dan Lestari, 2011, Disabilitas pada Lanjut
Desember 2008, Michigan Bar Journal. Usia di Indonesia Tahun 2007, Volume 2, No
1, Desember 2011, hlm 39-48.
Isfandari S, 2009, Besar Masalah dan Hubungan
Disabilitas dengan Penyakit Kronis dan Trihandini, Indang, Peran Medical Check-Up
Gangguan Mental Emosional berdasarkan terhadap Aktifitas Fisik Dasar Lansia: Studi
Survei Kesehatan Nasional Riskesdas 2007- Panel Kelompok Lanjut Usia 1993-2000,
2008, Media Penelitian dan Pengembang Jurnal Makara Kesehatan, Volume II, No 2,
Kesehatan, Vol XIX, Suplemen II. Desember 2007: 90-96.

Ogawa M dan Imai A, 2012, Trends In Age World Health Organization, 2001, International
Distribution of Participants in A Self-Covered Classification of Functioning, Disability and
and A Public Expense-Covered Health Check Health (ICF), World Health Organization
Up Programs in Japan, Vol 4, No 9 2001, Geneva.

Qomariyah, 2012, Pentingnya Medical Check Up Yenni dan Herwana E, 2006, Prevalensi Penyakit
Secara Rutin, Ed. 9, Thn. VII, September Kronis dan Kualitas Hidup pada Lanjut Usia
2012, PT. Temprint, Jakarta. di Jakarta Selatan, Jurnal Universa Medicina
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran
Rinajumita, 2011, Faktor-faktor yang Berhubungan Universitas Trisakti, Volume 25, No 4.
dengan Kemandirian Lansia di Wilayah Kerja

89

Anda mungkin juga menyukai