Anda di halaman 1dari 9

Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan

g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

Faktor- faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia)


Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah
Puskesmas Rajabasa Indah
Christine Yohana Sianturi 1, Diana Mayasari2, Ety Apriliana3, Sofyan Musyabiq4,
Utari Gita Mutiara5
1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Agromedicine, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
3 Bagian Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
4 Bagian Ilmu Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
5 Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Us i a lanjut usia (lansia) mengalami penurunan fungsi tubuh s ehingga memiliki banya k masalah kesehatan. Salah satu upaya
pemeliharaan kesehatan a gar l ansia dapat hidup sehat dan produktif a dalah pos pelayanan terpadu (posyandu) lansia. Data
ca kupan pelaya nan lansia di Bandarlampung merupakan ca paian terendah kedua di La mpung. Pe rs enta s e k unju nga n di
pos ya ndu l ansia di wilayah Puskesmas Rajabasa Indah pada ta hun 2015 da n 2016 ma sih rendah dan mengalami penuruna n
di bandingkan tahun 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor ya ng berhubungan dengan keaktifan lansia
mengikuti kegiatan posyandu l ansia di wilaya h kerja Puskesmas Rajabasa Indah. Meto de s tudi ya ng d i gun a ka n a da la h
penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas penelitian ini karakteristik sosiodemografi, jarak,
dukungan keluarga, dukungan kader, pengetahuan dan sikap, dan va riabel terikat adalah keaktifan lansia mengikuti kegiatan
pos ya ndu l ansia. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016. S a mp el d a l a m p en eli ti a n i n i di pi l i h
dengan teknik proportionate stratified random sampling dan berjumlah 96 orang yang dipilih secara acak dari 8 posyandu. Uji
s ta tistik ya ng digunakan chi s quare, dan fisher’s exact, dengan α= 5%. Ha sil penelitian menunjukkan te rda pa t h ub ung a n
a nta ra pekerja a n (p=0,001, RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), dukunga n kel ua rga (p=0,001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60 ),
ti ngkat pengetahuan (p=0,019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20) dan sikap (p=0,039, RR=1,80, 95%CI=1,50-2,17) dengan keaktifan
l a nsia mengikuti kegiatan posyandu. Faktor resiko ya ng berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyand u
a da lah pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuandan sikap, dan faktor ya ng paling berpengaruh adalah duk ung a n
kel uarga dan pekerjaan.

Kata kunci: Fa ktor-faktor ya ng Berhubungan, Keaktifan La nsia, Posya ndu Lansia.

Factors Associated with Elderly’s Activeness in Attending Activities in


Posyandu Lansia in Rajabasa Indah Region Public Health Center

Abstract
El derly have decreased body functions to that they have many health problems. One of the health ca re efforts to mai nta i n
the el derly’s health and productivity i s having an elderly i ntegrated s ervice center (posyandu l a ns i a ). El derl y s ervi ce i n
Ba ndarlampung is the second lowest in Lampung. In 2015 and 2016, the visitation of posyandu lansia has decreased compared
to 2014. Thi s study was aimed to determine factors a ssociated wi th the elderlys’s a ctiveness in attending posya ndu l ansia’s
a cti vi ties i n Rajabasa Indah public health center. This was a observa ti ona l res ea rch w i th cro s s s ecti ona l a p proa ch .
Independent va riables were sosiodemographic characteristic, distance, f a m i ly s u ppo rt, p os ya nd u o f fi cers ’ s u ppo rt,
knowledge, a nd a ttitude, while the dependent variable was the elderly’s activeness i n attending the activities of pos ya ndu
l a nsia. This research was conducted i n September-December 2016. The s a m pl in g te chn i ques u s ed i n thi s s tu dy w a s
proportional stratified ra ndom sampling with 96 s ubjects. Data analysis used were Chi s quare a nd fisher’s exact with α=5% .
The res ult showed there was an a ssociation between occupation (p=0,001, RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), f a m i ly s u ppo rt
(p=0.001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60), knowledge (p=0.019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), a nd attitude (p=0.039, RR=1,80,
95%CI=1,50-2,17) wi th elderly’s a ctiveness i n attending posyandu’s activities. There was an association between occupation,
fa mi ly support, knowledge, and attitudes whereas gender, age, education, distance, a nd posyandu officers’ s upport a re not
rel a ted to the elderly’s activeness. The most related factors were family’s s upport a nd occupation.

Keywords : As s ociated Factors, Elderly’s Activeness, Posyandu La nsia

Korespondensi: Chri s tine Yohana Sianturi, Jl. Soemantri Brodjonegoro no.12 Gedong Meneng Rajabasa Bandarlampung,
HP: 081272513049, e-ma il: sianturichristine@gmail.com .

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|107


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

Pendahuluan lansia hanya sebsar 8,08%, dan terdapat


Peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) penurunan kunjungan di 8 posyandu lansia. 5,6
di Indonesia menyebabkan peningkatan jumlah Penelitian terdahulu menunjukkan
penduduk lanjut usia (lansia) dari tahun- banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan
ketahun, dimana proyeksi rata-rata UHH lansia dalam mengikuti posyandu. Penelitian
Indonesia tahun 2010-2015 adalah 70,7 tahun Purwanti menunjukkan bahwa faktor yang
dan meningkat pada tahun 2015-2020 memengaruhi kunjungan lansia adalah
menjadi 71,7 tahun. Definisi lanjut usia (lansia) pekerjaan, umur, pengetahuan, sikap,
sendiri menurut UU RI Nomor 13 tahun 1998 dukungan keluarga, serta dukungan
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 masyarakat, sedangkan jenis kelamin,
tahun ke atas. Jumlah lansia pada tahun 2014 pelayanan kader dan petugas kesehatan tidak
berdasarkan data statistik mencapai 20,24 mempengaruhi. Berbeda dengan itu,
jiwa, atau setara dengan 8,03% dari total penelitian Nasution terhadap 371 orang di
penduduk Indonesia.1,2 Kabupaten Deli Serdang menunjukkan bahwa
Peningkatan UHH dapat mempengaruhi baik tingkat pengetahuan, sikap, dukungan
angka beban ekonomi yang harus ditanggung keluarga, dukungan kader maupun jarak
penduduk produktif untuk membiayai memiliki hubungan bermakna dengan
penduduk tua. Peningkatan UHH juga dapat pemanfaatan posyandu lansia.7,8
menimbulkan dampak terhadap masalah Banyak faktor yang dapat menyebabkan
kesehatan. Penduduk lansia mengalami rendahnya kunjungan posyandu lansia di
penurunan fungsi fisiologis dan daya tahan wilayah Puskesmas Rajabasa Indah. Faktor-
tubuh sehingga penyakit menular dan penyakit faktor tersebut perlu diketahui agar keakti fan
tidak menular seperti hipertensi, stroke, lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu
diabetes mellitus, maupun rematik banyak dan kualitas hidup para penduduk lansia dapat
muncul pada lansia. Hal ini dapat dilihat dari ditingkatkan.
data statistik yang menunjukkan bahwa angka
kesakitan penduduk lansia tahun 2015 adal ah Metode
sebesar 28,62%, meningkat sebanyak 1,69% Penelitian ini merupakan penelitian
dibandingkan tahun 2012. 1,3 observasional dengan rancangan cross
Upaya pemeliharaan kesehatan bagi sectional. Penelitian dilaksanakan di 8
lansia pun perlu dilakukan untuk menjaga posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas
lansia tetap hidup sehat dan produktif, baik Kecamatan Rajabasa Indah dengan populasi
secara sosial maupun ekonomi. Beberapa target lansia berumur ≥ 45 tahun. Sampel
upaya yang telah dilakukan adalah pendirian kemudian dipilih dengan teknik probability
home care bagi lansia berkebutuhan khusus, sampling (proportionate stratified random
program usaha ekonomi produktif, serta pos sampling) dan didapatkan besar sampel 96
pelayanan terpadu (posyandu) lansia. 2,4 orang dari kelompok populasi yang memenuhi
Posyandu lansia merupakan pos yang kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
melaksanakan berbagai kegiatan preventif, dalam penelitian ini adalah lansia yang berusia
promotif, kuratif dan rehabilitatif untuk 45 tahun ke atas dan dapat berkomunikasi
masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu, dengan baik secara tertulis maupun tidak
yang disepakati dan digerakkan oleh tertulis. Kriteria eksklusi dalam pene liti an i ni
masyarakat sekitar. Penelitian Latifah pada adalah lansia yang memiliki gangguan
tahun 2013 menunjukkan adanya perbedaan pendengaran atau memiliki kelainan mental.
kualitas hidup antara lansia yang mengikuti Pengambilan data dilakukan pada bulan
kegiatan posyandu dan yang tidak. Data September-Desember 2016. Data yang
menunjukkan 58,3% lansia yang mengikuti digunakan dalam penelitian ini adalah data
kergiatan posyandu memiliki kualitas hidup primer dan data sekunder. Data primer
yang baik. Data cakupan pelayanan lansia di diperoleh dari kuesioner yang dibagikan
Bandar Lampung sendiri memiliki angka kepada lansia saat penelitian berlangsung dan
pencapaian 23,72%, dari target sebesar 70%. data sekunder berupa pelaporan absensi
Data kegiatan kelompok lansia di wilayah posyandu lansia pada Oktober 2015-
Rajabasa Indah tahun 2014 menunjukkan rata- September 2016.
rata persentase kunjungan di 13 kelompok Instrumen yang digunakan dalam

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|107


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

penelitian ini adalah lembar kuesioner yang pertanyaan terkait jarak, dan masing-masing
berasal dari penelitian Nasution dan Marlina 10 pertanyaan terkait tingkat pengetahuan
berisi pertanyaan mengenai tingkat dan sikap. Kuesioner tersebut diklasifikasikan
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dinilai dengan menggunakan skala
dukungan kader, dan jarak. Kuesioner Guttman dan skala Likert.
tersebut telah diujicoba di lapangan dengan
melakukan uji validitas Korelasi Produk Hasil
Momen Pearson dan uji reliabilitas dengan Data primer didapatkan dari kuesioner
Alpha Cronbach. Dari uji coba tersebut, yang diisi oleh 96 responden yang dipilih secara
didapatkan pertanyaan- pertanyaan untuk acak dari 8 posyandu. Karakteristik
kuesioner berupa 10 pertanyaan dukungan Sosiodemografi responden dapat dilihat pada
keluarga, 12 pertanyaan dukungan kader, 5 tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Sosiodemografi Responden


Karakteristik Frekuensi (n) %
Jenis Kelamin
Laki-laki 22 22,9
Perempuan 74 77,1
Usia
Pralansia 37 38,5
Lansia 43 35,4
Lansia resiko tinggi 25 26,0

Pendidikan Terakhir
Pendidikan dasar 63 65,6
Pendidikan menengah 24 25,0
Pendidikan tinggi 9 9,4

Pekerjaan
Tidak bekerja 79 82,3
Bekerja 17 17,7

Analisis yang dilakukan dalam penelitian pada tingkat kepercayaan 95%, dimana taraf
ini adalah analisis univariat, bivariat, dan signifikan sebesar 0,05 sehingga bila
multivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan ditemukan hasil analisis statistik p<0,05 maka
uji statistik chi square. Data yang tidak variabel di atas dinyatakan berhubungan
memenuhi syarat uji chi square kemudian secara signifikan. Hasil analisis data disajikan
dilakukan uji statistik fisher’s exact. Analisis pada tabel 2 dan tabel 3. maupun aktif
multivariat kemudian dilakukan dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia paling
menggunakan uji regresilogistik untuk banyak merupakan lansia dengan pendidi kan
mengetahui pengaruh variabel bebas de ngan dasar yaitu 41 orang (73,21%) dan 22 orang
keaktifan lansia. usia, tingkat pendidikan, (55%). Jika dilihat dari pekerjaan, baik lansia
pekerjaan, jarak, dan dukungan kader. Data yang kurang aktif maupun yang aktif
yang tidak memenuhi syarat uji chi square mengikuti kegiatan posyandu lansia paling
kemudian dilakukan uji statistik fisher’s exact banyak berasal dari kelompok lansia yang
yaitu tingkat pengetahuan dan sikap. Uji bekerja yaitu masing-masing berjumlah 40
statistik dilakukan dengan software statistik orang (71,43%) dan 39 orang (97,50%).

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|108


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

Tabel 2. Tabulasi Silang Karakteristik Sosiodemografi dengan Keaktifan Lansia


Keaktifan lansia P Odds
mengikuti posyandu Value Ratio (95% CI)
lansia
Kurang Aktif
aktif
Jenis
Kelamin
Laki-laki 12 10 (25%) 0,681 0,818
(21,34%) (0,314-
2,135)
Perempuan 44 30 (75%)
(78,57%)

Usia
Pra lansia 23 14 (35%) 0,719
(41,07%)
Lansia 18 16 (40%)
(32,14%)
Lansia 15 10 (25%)
resiko (26,79%)
tinggi

Pendidikan
terakhir
Pendidikan 41 22 (55%) 0,139
Dasar (73,21%)
Pendidikan 10 14 (35%)
Menengah (17,86%)
Pendidikan 5 (8,93 4 (10%)
Tinggi %)

Pekerjaan
Bekerja 16 1 0,001 1,859
(28,57) (2,50%) (1,973-
123,364)
Tidak 40 39
Bekerja (71,43%) (97,50%)

Data pada tabel 2 di atas menunjukkan mempengaruhi keaktifan lansia adalah


bahwa pada kelompok responden lansia yang pekerjaan (Sig. 0,012, Exp (B) 16,352) dan
kurang aktif maupun aktif paling banyak adalah dukungan keluarga (Sig. 0,000, Exp (B) 10,611).
dari jenis kelamin perempuan yaitu 44 orang Data di atas juga menunjukan bahwa
(78,57%), dan 30 orang (75%). Dilihat dari data kemungkinan lansia yang bekerja 16 kali untuk
usia, lansia yang kurang aktif mengikuti kurang aktif mengikuti kegiatan posyandu
kegiatan posyandu lansia lebih banyak dari lansia dibandingkan kemungkinan lansia yang
kelompok pra lansia yaitu 23 orang (41,07%), sudah tidak bekerja untuk kurang aktif, dan
dan yang aktif mengikuti kegiatan posyandu kemungkinan lansia dengan dukungan
lansia paling banyak dari kelompok lansia keluarga buruk 11 kali untuk kurang aktif
yaitu sebanyak 16 orang (40%). Dilihat dari mengikuti kegiatan posyandu lansia
pendidikan terakhir, lansia yang kurang aktif dibandingkan kemungkinan lansia dengan
Dari hasil multivariat dengan uji regresi dukungan keluarga baik untuk kurang aktif.
logistik dapat diketahui bahwa faktor yang

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|109


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

Tabel 3. Tabulasi silang Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia


Keaktifan lansia P Odds
mengikuti posyandu lansia Value Ratio (95% CI)
Kurang Aktif
aktif
Dukungan
Keluarga
-Buruk 37 7 0,001 2,301
(66,07%) (17,50%) (3,427-
24,596)
-Baik 19 33
(33,9%) (82,50%)

Jarak
-Kurang 8 3 0,303 1,288
Terjangkau (14,30%) (7,50%) (0,857-
1,935)
-Terjangkau 48 37
(85,71%) (92,50%)

Dukungan
Kader
-Kurang 14 (25%) 8 (20%) 0,566 1,121
(0,772-
1,629)
-Baik 42 (75%) 32 (80%)
Tingkat
Pengetahuan
-Kurang 8 0 (0%) 0,019 1,833
(14,29%) (1,515-
1,219)
-Baik 48 40
(85,71%) (100%)

Sikap
-Tidak 6 0 (0%) 0,039 1,800
mendukung (10,71%) (1,469-
2,165)
-Mendukung 50 40
(89,29%) (100%)

Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dukungan kader yang baik. Dapat dilihat juga
dilihat bahwa kelompok lansia yang aktif dari table 3 di atas bahwa lansia yang aktif
mengikuti kegiatan posyandu lansia lebih mengikuti posyandu merupakan lansia dengan
banyak (82,50%) pada lansia dengan tingkat pengetahuan yang baik (100%) dan
dukungan keluarga baik. Dilihat dari faktor sikap yang mendukung (100%). Setelah
jarak, baik kelompok responden lansia yang dilakukan analisis bivariat, didapatkan bahwa
kurang aktif maupun aktif mengikuti kegiatan variabel pendidikan terakhir, pekerjaan,
posyandu lebih banyak (85,71% dan 92,50%) dukungan keluarga, tingkat pengetahuan, dan
merupakan lansia dengan jarak tempat tinggal sikap memiliki nilai p<0,25 sehingga variabel
ke posyandu lansia terjangkau. Dilihat dari tersebut selanjutnya perlu dilakukan analisis
faktor kader, baik lansia yang aktif maupun multivariat dengan analisis regresi logistik
kurang aktif mengikuti kegiatan posyandu untuk mengetahui variabel yang paling
lebih banyak (80% dan 75%) memiliki berpengaruh, dengan hasil uji pada tabel 4.

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|110


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

Tabel 4. Analisis Multivariat Faktor yang Berhubungan dengan Keaktifan Lansia


B Sig. Exp (B)
Pendidikan 0,242 0,695 -
Terakhir
Pekerjaan 2,823 0,012 16,352
Dukungan 2,341 0,000 10,611
Keluarga
Tingkat 20,565 0,999 970428038,6
Pengetahuan
Sikap 20,130 0,999 583812276,0

Pembahasan lansia yang bekerja dan kebanyakan


Hasil penelitian menunjukkan sebagian merupakan wiraswasta sesuai dengan data
besar sampel dalam penelitian ini adalah statitik yang menunjukkan bahwa masih ada
lansia dengan jenis kelamin perempuan, yaitu (9,66%) lansia tinggal sendirian dan harus
sebanyak 74 orang (77,09%), dengan rata-rata memenuhi kebutuhan makanan, kesehatan,
usia responden adalah 62,85 atau 63 tahun. dan sosialnya secara mandiri.9,12
Hal tersebut dapat disebabkan karena Hasil analisis data menunjukkan bahwa
memang jumlah lansia perempuan di lansia paling banyak memiliki dukungan
Indonesia lebih besar (10,77 juta) daripada keluarga yang baik yaitu 51 orang (53,13%),
laki-laki (9,47 juta). Namun tidak terdapat dan lansia dengan dukungan keluarga buruk
hubungan antara jenis kelamin dan usia sendiri 37 orang (66,07%) merupakan lansia
dengan keaktifan lansia mengikuti posyandu. yang kurang aktif mengikuti kegiatan
Hal serupa ditemui dalam penelitian Marlina posyandu lansia. Hal ini sejalan dengan
pada tahun 2012 dan Handayani pada tahun penelitian Nasution dan Purnawati yang
2012. Hal ini menunjukkan bahwa lansia menunjukkan bahwa dukungan keluarga
perempuan dan laki-laki memiliki kesamaan berpengaruh secara signifikan terhadap
dalam bereaksi terhadap gejala, penyakit, pemanfaatan posyandu, karena dapat
maupun kondisi lain yang mengganggu dan berperan dalam mendorong minat dan
menyebabkan mereka harus mengunjungi kesediaan lansia (motivator kuat) mengikuti
pelayanan kesehatan. Jika dilihat dari segi posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
usia, terdapat kecenderungan peningkatan jadwal posyandu, mendampingi atau
kunjungan lansia ke pelayanan kesehatan mengantar lansia ke posyandu, dan berusaha
seiting dengan peningkatan usia. 5,9,10 membantu mengatasi masalah lansia.
Berdasarkan data statistik Indonesia Dukungan keluarga tersebut dapat dilakukan
pada umumnya lansia 2014 memiliki dengan melekukan berbagai upaya
pendidikan rendah, hal yang serupa juga meningkatkan dukungan emosional,
ditemukan dalam penelitian ini dimana penghargaan, insrumental, dan informatif.
mayoritas responden yaitu 63 (65,63%) Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah
adalah lansia dengan pendidikan terakhir nasehat, usulan, saran, petunjuk, dan
merupakan pendidikan dasar. Hasil penelitian pemberian informasi yang sangat diharapkan
juga menunjukkan tingkat pendidikan tidak karena lansia yang belum teratur aktif
mempengaruhi keaktifan lansia mengikuti memanfaatkan posyandu lansia disebabkan
posyandu, berbeda dengan penelitian sering lupa jadwal kegiatan posyandu.7,8,13
Wairiuko dan Mwanyangala yang Hasil analisis data di atas menunjukkan
menunjukkan semakin tinggi pendidikan bahwa mayoritas lansia yaitu 85 orang
seseorang maka kebutuhan dan tuntutan (88,54%) memiliki jarak tempat tinggal
terhadap pelayanan kesehatan akan semaki n terhadap posyandu yang terjangkau. Lansia
meningkat seiring dengan peningkatan akse s yang kurang aktif sendiri paling banyak juga
informasi mengenai kesehatan, dan kebiasaan berasal dari kelompok jarak tempat tinggal ke
perawatan diri serta makan yang lebih posyandu yang terjangkau, yaitu sebanyak 48
baik.11,12 orang (85,71%), walaupu tidak terdapat
Dilihat dari pekerjaan, mayoritas lansi a hubungan antara jarak dan keaktifan lansia.
yaitu 79 orang (82,30%) merupakan lansia Hasil berbeda ditemukan pada penelitian
yang sudah tidak bekerja, namun masih ada Wairiuko karena adanya perbedaan cut of

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|111


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

point yang membangi jarak menjadi tidak dan aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia
terjangkau, kurang terjangkau, dan ada 40 orang (44,44%). Analisis data juga
terjangkau.11 menununjukkan hasil yang sejalan dengan
Berdasarkan data penelitian diketahui penelitian Nasution (2013) dimana
bahwa lansia dengan dukungan kader kurang didapatkan adanya hubungan yang bermakna
namun aktif mengikuti kegiatan posyandu antara sikap dan keaktifan lansia mengikuti
lansia hanya 8 orang (20%), sedangkan lansia posyandu. Menurut Notoadmodjo, sikap
dengan dukungan kader baik dan aktif ada 32 terdiri dari 3 komponen penting yang
orang (80%). Hasil analisis bivariat data menentukan sikap yang utuh, yaitu
menunjukkan tidak ada hubungan antara kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu
dukungan kader dengan keaktifan lansia objek. Lansia dengan sikap yang baik atau
mengikuti kegiatan posyandu (p value= mendukung terlaksananya posyandu
0,566). Hal ini berbeda dengan penelitian cenderung selalu hadir dalam kegiatan yang
Nasution yang mengatakan bahwa kader dilakukan di posyandu lansia. Sikap itu sendiri
berpengaruh secara signifikan terhadap tumbuh karena kecenderungan individu
pemanfaatan posyandu lansia. Pelayanan unruk merespon suka atau tidak suka
petugas kesehatan yang baik dan profesi onal terhadap suatu obyek, lembaga, atau
dapat membuat pasien merasa senang dan peristiwa tertentu. Sikap yang mendukung
nyaman untuk memeriksa kesehatannya adanya kegiatan pelayanan kesehatan akan
namun tidak menimbulkan kesadaran untuk mengakibatkan pelaksanaan kegiatan yang
berperilaku baik terhadap kunjungan ke dapat berjalan sesuai harapan, sehingga
tempat pelayanan kesehatan, termasuk lansia menjadi produktif dalam menjaga
posyandu, karena itu dukungan kader kesehatannya dan dapat menambah
sebenarnya merupakan hal yang tetap perlu pengetahuan dan keterampilannya.8,10,15
diperhatikan.8,14 Analisis data secara multivariat
Analisis data tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa faktor yang paling
lansia menunjukkan bahwa tidak ada lansia dominan mempengaruhi keaktifan lansia
dengan tingkat pengetahuan kurang yang mengikuti kegiatan posyandu lansia adalah
aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, dan dukungan keluarga (Sig. 0,000, Exp (B)
analisis bivariat menunjukkan terdapat 10,611), dan diikuti oleh pekerjaan (Sig.
hubungan bermakna antara tingkat 0,012, Exp (B) 16,352). Kondisi fisik dan psikis
pengetahuan dan keaktifan lansia. Sebagian lansia yang menurun menyebabkan lansia
besar lansia yang kurang aktif memiliki tingkat kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang
pengetahuan kurang, terutama mengenai produktif sehingga untuk mencukupi
manfaat dan tujuan adanya posyandu lansia. kebutuhan hidup terkadang lansia
Sehingga mereka merasa bahwa posyandu memerlukan bantuan dari keluarga, baik itu
kurang memberikan manfaat bagi kehidupan uang maupun kebutuhan lain. Namun, kerena
mereka. Penelitian Alnoumas juga mayoritas lansia masih memiliki status
membuktikan bahwa pengetahuan ekonomi yang memang masih rendah dan
merupakan domain yang sangat penting tinggal bersama pasangan, anak, maupun
untuk terbentuknya tindakan seseorang. cucu justru menambah tanggung jawb lansia,
Perubahan pengetahuan merupakan tahap maka masih banyak lansia yang harus bekerja
awal jika ingin melakukan perubahan sikap untuk memenuhi tuntutan hidup maupun
menjadi seperti yang diharapkan. Orang yang mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi
memiliki pengetahuan yang baik mengenai tanggungannya sehingga tidak memiliki waktu
kondisi kesehatannya dan penyakit-penyaki t untuk mengunjungi posyandu.4,11,15
yang beresiko dideritanya akan lebih sering Studi di Afrika dan Pakistan
mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada. menunjukkan bahwa faktor utama yang dapat
8,10,14
menyebabkan penurunan minat lansia dal am
Berdasarkan hasil analisis data sikap mengunjungi pelayanan kesehatan adalah
lansia, didapatkan bahwa tidak ada lansia rendahnya pendapatan, sulitnya akses ke
dengan sikap tidak mendukung yang aktif tempat-tempat penyedia pelayanan
mengikuti kegiatan posyandu lansia, kesehatan, dan tidak adanya dukungan
sedangkan lansia dengan sikap mendukung keluarga. Penelitian Wandera menunjukkan

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|112


Christine Yohana Sianturi, Diana Mayasari, Ety Apriliana, Sofyan Musyabiq, dan Utari Gita Mutiara|Fakto r - fa kto r yan g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah

bahwa tinggal sendirian di rumah memiliki kegiatan posyandu di desa plumbon


hubungan (p=0,003) dengan kemampuan kecamatan mojolaban sukoharjo
lansia untuk mengakses pelayanan kesehatan. [skripsi]. Surakarta: Universitas
Data survei yang dilakukan di Afrika juga Muhammadiyah Surakarta; 2014.
menunjukkan bahwa proporsi lansia yang 8. Nasution Z. Pengaruh pengetahuan,
tinggal bersama minimal 1 orang dewasa sikap, dukungan keluarga dan kader
relatif lebih tinggi untuk mengunjungi pusat terhadap pemanfaatan posyandu lanjut
pelayanan kesehatan dibandingkan lansia usia di wilayah kerja puskesmas Bandar
yang tinggal seorang diri. Dukungan keluarga dolok kecamatan pagar merbau
yang baik dapat membantu lansia kabupaten deli serdang [tesis]. Medan:
membentuk konsep diri yang baik dan dapat Universitas Sumatera Utara; 2013.
meningkatkan semangat lansia.4,11,13 9. Subdirektorat Statistik Pendidikan dan
Kesejahteraan Sosial. Statistik penduduk
Simpulan lanjut usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik;
Kesimpulan yang diperoleh dari 2015.
penelitian ini adalah terdapat hubungan 10. Marlina N. Faktor-faktor yang
antara pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat berhubungan dengan keaktifan lansia di
pengetahuan, dan sikap dengan keaktifan kelompok lansia "melati b" kelurahan
lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia di abadijaya di wilayah kerja puskesmas
wilayah Puskesmas Rajabasa Indah, dimana abadi jaya kota depok provinsi jawa
faktor yang paling berpengaruh adalah barat tahun 2012 [skripsi]. Depok:
dukungan keluarga dan pekerjaan. Universitas Indonesia; 2012.
11. Wairiuko JW. Determinanants of access
DaftarPustaka to healthcare among the elderly: the
1. Kementerian Kesehatan Republik case of kibera informal sttlement,
Indonesia. Gambaran kesehatan lanjut nairobi, kenya [thesis]. Kenya: Kenyatta
usia di Indonesia. Jakarta: Buletin Jendela University; 2014.
Data dan Informasi Kesehatan; 2013. 12. Mwanyangala M, Charles, Honorathy,
2. Kementerian Kesehatan Republik Jensen, Chrizostom, Salim, dkk. Health
Indonesia. Situasi dan analisis lanjut usia. status and quality of life among older
Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi adults in rural Tanzania. Global Health
Kemenkes RI; 2014. Action. 2010;3(10):36-44.
3. Kementerian Kesehatan Republik 13. Wandera S, Betty, James. Determinants
Indonesia. Analisis lansia di Indonesia. of access to healthcare by older persons
Jakarta Selatan: Pusat Data dan Informasi in uganda: a cross-sectional study. Int J
Kemenkes RI; 2017. for Equity in Health. 2015;14(26):1-10.
4. Sanjel S, Mudbhari, Risal, Khanal. The 14. Salah R, Fayda A, Meshal, Galam M,
utilization of health care services and Medhat K. Knowledge, attitude, and
their determinants among the elderly behavior of primary health care
population of dhulikhel municipality. associated infections in Kuwait. Greener J
Kathmandu Univ Med J. 2012;37(1):34-9. of Med Science. 2012;2(4):92-8.
5. Handayani D, Wahyuni. Hubungan 15. Notoatmodjo S. Ilmu perilaku kesehatan.
dukungan keluarga dengan kepatuhan Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
lansia dalam mengikuti posyandu lansia
di posyandu lansia jetis desa krajan
kecamatan weru kabupaten sukoharjo.
Gaster J IlmuKes. 2012;9(1):49-58.
6. Handayani P. Determinan Pemanfaatan
pelayanan kesehatan oleh peserta
jamkesnas di puskesmas medan Helveti a
tahun 2013 [skripsi]. Medan: Universitas
Sumatera Utara; 2013.
7. Purwanti N. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kunjungan lansia dalam

Medula|Volume 8|Nomor 2|Februari 2019|113

Anda mungkin juga menyukai