g Ber hu b un gan
dengan Keaktifan Lanjut Usia (Lansia) Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia di Wilayah Puskesmas Rajabasa Indah
Abstrak
Us i a lanjut usia (lansia) mengalami penurunan fungsi tubuh s ehingga memiliki banya k masalah kesehatan. Salah satu upaya
pemeliharaan kesehatan a gar l ansia dapat hidup sehat dan produktif a dalah pos pelayanan terpadu (posyandu) lansia. Data
ca kupan pelaya nan lansia di Bandarlampung merupakan ca paian terendah kedua di La mpung. Pe rs enta s e k unju nga n di
pos ya ndu l ansia di wilayah Puskesmas Rajabasa Indah pada ta hun 2015 da n 2016 ma sih rendah dan mengalami penuruna n
di bandingkan tahun 2014. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor ya ng berhubungan dengan keaktifan lansia
mengikuti kegiatan posyandu l ansia di wilaya h kerja Puskesmas Rajabasa Indah. Meto de s tudi ya ng d i gun a ka n a da la h
penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas penelitian ini karakteristik sosiodemografi, jarak,
dukungan keluarga, dukungan kader, pengetahuan dan sikap, dan va riabel terikat adalah keaktifan lansia mengikuti kegiatan
pos ya ndu l ansia. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2016. S a mp el d a l a m p en eli ti a n i n i di pi l i h
dengan teknik proportionate stratified random sampling dan berjumlah 96 orang yang dipilih secara acak dari 8 posyandu. Uji
s ta tistik ya ng digunakan chi s quare, dan fisher’s exact, dengan α= 5%. Ha sil penelitian menunjukkan te rda pa t h ub ung a n
a nta ra pekerja a n (p=0,001, RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), dukunga n kel ua rga (p=0,001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60 ),
ti ngkat pengetahuan (p=0,019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20) dan sikap (p=0,039, RR=1,80, 95%CI=1,50-2,17) dengan keaktifan
l a nsia mengikuti kegiatan posyandu. Faktor resiko ya ng berhubungan dengan keaktifan lansia mengikuti kegiatan posyand u
a da lah pekerjaan, dukungan keluarga, tingkat pengetahuandan sikap, dan faktor ya ng paling berpengaruh adalah duk ung a n
kel uarga dan pekerjaan.
Abstract
El derly have decreased body functions to that they have many health problems. One of the health ca re efforts to mai nta i n
the el derly’s health and productivity i s having an elderly i ntegrated s ervice center (posyandu l a ns i a ). El derl y s ervi ce i n
Ba ndarlampung is the second lowest in Lampung. In 2015 and 2016, the visitation of posyandu lansia has decreased compared
to 2014. Thi s study was aimed to determine factors a ssociated wi th the elderlys’s a ctiveness in attending posya ndu l ansia’s
a cti vi ties i n Rajabasa Indah public health center. This was a observa ti ona l res ea rch w i th cro s s s ecti ona l a p proa ch .
Independent va riables were sosiodemographic characteristic, distance, f a m i ly s u ppo rt, p os ya nd u o f fi cers ’ s u ppo rt,
knowledge, a nd a ttitude, while the dependent variable was the elderly’s activeness i n attending the activities of pos ya ndu
l a nsia. This research was conducted i n September-December 2016. The s a m pl in g te chn i ques u s ed i n thi s s tu dy w a s
proportional stratified ra ndom sampling with 96 s ubjects. Data analysis used were Chi s quare a nd fisher’s exact with α=5% .
The res ult showed there was an a ssociation between occupation (p=0,001, RR=1,86, 95%CI=1,97-123,36), f a m i ly s u ppo rt
(p=0.001, RR=2,30, 95%CI=3,43-24,60), knowledge (p=0.019, RR=1,83, 95%CI=1,52-2,20), a nd attitude (p=0.039, RR=1,80,
95%CI=1,50-2,17) wi th elderly’s a ctiveness i n attending posyandu’s activities. There was an association between occupation,
fa mi ly support, knowledge, and attitudes whereas gender, age, education, distance, a nd posyandu officers’ s upport a re not
rel a ted to the elderly’s activeness. The most related factors were family’s s upport a nd occupation.
Korespondensi: Chri s tine Yohana Sianturi, Jl. Soemantri Brodjonegoro no.12 Gedong Meneng Rajabasa Bandarlampung,
HP: 081272513049, e-ma il: sianturichristine@gmail.com .
penelitian ini adalah lembar kuesioner yang pertanyaan terkait jarak, dan masing-masing
berasal dari penelitian Nasution dan Marlina 10 pertanyaan terkait tingkat pengetahuan
berisi pertanyaan mengenai tingkat dan sikap. Kuesioner tersebut diklasifikasikan
pengetahuan, sikap, dukungan keluarga, dan dinilai dengan menggunakan skala
dukungan kader, dan jarak. Kuesioner Guttman dan skala Likert.
tersebut telah diujicoba di lapangan dengan
melakukan uji validitas Korelasi Produk Hasil
Momen Pearson dan uji reliabilitas dengan Data primer didapatkan dari kuesioner
Alpha Cronbach. Dari uji coba tersebut, yang diisi oleh 96 responden yang dipilih secara
didapatkan pertanyaan- pertanyaan untuk acak dari 8 posyandu. Karakteristik
kuesioner berupa 10 pertanyaan dukungan Sosiodemografi responden dapat dilihat pada
keluarga, 12 pertanyaan dukungan kader, 5 tabel 1.
Pendidikan Terakhir
Pendidikan dasar 63 65,6
Pendidikan menengah 24 25,0
Pendidikan tinggi 9 9,4
Pekerjaan
Tidak bekerja 79 82,3
Bekerja 17 17,7
Analisis yang dilakukan dalam penelitian pada tingkat kepercayaan 95%, dimana taraf
ini adalah analisis univariat, bivariat, dan signifikan sebesar 0,05 sehingga bila
multivariat. Analisis bivariat dilakukan dengan ditemukan hasil analisis statistik p<0,05 maka
uji statistik chi square. Data yang tidak variabel di atas dinyatakan berhubungan
memenuhi syarat uji chi square kemudian secara signifikan. Hasil analisis data disajikan
dilakukan uji statistik fisher’s exact. Analisis pada tabel 2 dan tabel 3. maupun aktif
multivariat kemudian dilakukan dengan mengikuti kegiatan posyandu lansia paling
menggunakan uji regresilogistik untuk banyak merupakan lansia dengan pendidi kan
mengetahui pengaruh variabel bebas de ngan dasar yaitu 41 orang (73,21%) dan 22 orang
keaktifan lansia. usia, tingkat pendidikan, (55%). Jika dilihat dari pekerjaan, baik lansia
pekerjaan, jarak, dan dukungan kader. Data yang kurang aktif maupun yang aktif
yang tidak memenuhi syarat uji chi square mengikuti kegiatan posyandu lansia paling
kemudian dilakukan uji statistik fisher’s exact banyak berasal dari kelompok lansia yang
yaitu tingkat pengetahuan dan sikap. Uji bekerja yaitu masing-masing berjumlah 40
statistik dilakukan dengan software statistik orang (71,43%) dan 39 orang (97,50%).
Usia
Pra lansia 23 14 (35%) 0,719
(41,07%)
Lansia 18 16 (40%)
(32,14%)
Lansia 15 10 (25%)
resiko (26,79%)
tinggi
Pendidikan
terakhir
Pendidikan 41 22 (55%) 0,139
Dasar (73,21%)
Pendidikan 10 14 (35%)
Menengah (17,86%)
Pendidikan 5 (8,93 4 (10%)
Tinggi %)
Pekerjaan
Bekerja 16 1 0,001 1,859
(28,57) (2,50%) (1,973-
123,364)
Tidak 40 39
Bekerja (71,43%) (97,50%)
Jarak
-Kurang 8 3 0,303 1,288
Terjangkau (14,30%) (7,50%) (0,857-
1,935)
-Terjangkau 48 37
(85,71%) (92,50%)
Dukungan
Kader
-Kurang 14 (25%) 8 (20%) 0,566 1,121
(0,772-
1,629)
-Baik 42 (75%) 32 (80%)
Tingkat
Pengetahuan
-Kurang 8 0 (0%) 0,019 1,833
(14,29%) (1,515-
1,219)
-Baik 48 40
(85,71%) (100%)
Sikap
-Tidak 6 0 (0%) 0,039 1,800
mendukung (10,71%) (1,469-
2,165)
-Mendukung 50 40
(89,29%) (100%)
Berdasarkan data pada tabel 3 dapat dukungan kader yang baik. Dapat dilihat juga
dilihat bahwa kelompok lansia yang aktif dari table 3 di atas bahwa lansia yang aktif
mengikuti kegiatan posyandu lansia lebih mengikuti posyandu merupakan lansia dengan
banyak (82,50%) pada lansia dengan tingkat pengetahuan yang baik (100%) dan
dukungan keluarga baik. Dilihat dari faktor sikap yang mendukung (100%). Setelah
jarak, baik kelompok responden lansia yang dilakukan analisis bivariat, didapatkan bahwa
kurang aktif maupun aktif mengikuti kegiatan variabel pendidikan terakhir, pekerjaan,
posyandu lebih banyak (85,71% dan 92,50%) dukungan keluarga, tingkat pengetahuan, dan
merupakan lansia dengan jarak tempat tinggal sikap memiliki nilai p<0,25 sehingga variabel
ke posyandu lansia terjangkau. Dilihat dari tersebut selanjutnya perlu dilakukan analisis
faktor kader, baik lansia yang aktif maupun multivariat dengan analisis regresi logistik
kurang aktif mengikuti kegiatan posyandu untuk mengetahui variabel yang paling
lebih banyak (80% dan 75%) memiliki berpengaruh, dengan hasil uji pada tabel 4.
point yang membangi jarak menjadi tidak dan aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia
terjangkau, kurang terjangkau, dan ada 40 orang (44,44%). Analisis data juga
terjangkau.11 menununjukkan hasil yang sejalan dengan
Berdasarkan data penelitian diketahui penelitian Nasution (2013) dimana
bahwa lansia dengan dukungan kader kurang didapatkan adanya hubungan yang bermakna
namun aktif mengikuti kegiatan posyandu antara sikap dan keaktifan lansia mengikuti
lansia hanya 8 orang (20%), sedangkan lansia posyandu. Menurut Notoadmodjo, sikap
dengan dukungan kader baik dan aktif ada 32 terdiri dari 3 komponen penting yang
orang (80%). Hasil analisis bivariat data menentukan sikap yang utuh, yaitu
menunjukkan tidak ada hubungan antara kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu
dukungan kader dengan keaktifan lansia objek. Lansia dengan sikap yang baik atau
mengikuti kegiatan posyandu (p value= mendukung terlaksananya posyandu
0,566). Hal ini berbeda dengan penelitian cenderung selalu hadir dalam kegiatan yang
Nasution yang mengatakan bahwa kader dilakukan di posyandu lansia. Sikap itu sendiri
berpengaruh secara signifikan terhadap tumbuh karena kecenderungan individu
pemanfaatan posyandu lansia. Pelayanan unruk merespon suka atau tidak suka
petugas kesehatan yang baik dan profesi onal terhadap suatu obyek, lembaga, atau
dapat membuat pasien merasa senang dan peristiwa tertentu. Sikap yang mendukung
nyaman untuk memeriksa kesehatannya adanya kegiatan pelayanan kesehatan akan
namun tidak menimbulkan kesadaran untuk mengakibatkan pelaksanaan kegiatan yang
berperilaku baik terhadap kunjungan ke dapat berjalan sesuai harapan, sehingga
tempat pelayanan kesehatan, termasuk lansia menjadi produktif dalam menjaga
posyandu, karena itu dukungan kader kesehatannya dan dapat menambah
sebenarnya merupakan hal yang tetap perlu pengetahuan dan keterampilannya.8,10,15
diperhatikan.8,14 Analisis data secara multivariat
Analisis data tingkat pengetahuan menunjukkan bahwa faktor yang paling
lansia menunjukkan bahwa tidak ada lansia dominan mempengaruhi keaktifan lansia
dengan tingkat pengetahuan kurang yang mengikuti kegiatan posyandu lansia adalah
aktif mengikuti kegiatan posyandu lansia, dan dukungan keluarga (Sig. 0,000, Exp (B)
analisis bivariat menunjukkan terdapat 10,611), dan diikuti oleh pekerjaan (Sig.
hubungan bermakna antara tingkat 0,012, Exp (B) 16,352). Kondisi fisik dan psikis
pengetahuan dan keaktifan lansia. Sebagian lansia yang menurun menyebabkan lansia
besar lansia yang kurang aktif memiliki tingkat kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang
pengetahuan kurang, terutama mengenai produktif sehingga untuk mencukupi
manfaat dan tujuan adanya posyandu lansia. kebutuhan hidup terkadang lansia
Sehingga mereka merasa bahwa posyandu memerlukan bantuan dari keluarga, baik itu
kurang memberikan manfaat bagi kehidupan uang maupun kebutuhan lain. Namun, kerena
mereka. Penelitian Alnoumas juga mayoritas lansia masih memiliki status
membuktikan bahwa pengetahuan ekonomi yang memang masih rendah dan
merupakan domain yang sangat penting tinggal bersama pasangan, anak, maupun
untuk terbentuknya tindakan seseorang. cucu justru menambah tanggung jawb lansia,
Perubahan pengetahuan merupakan tahap maka masih banyak lansia yang harus bekerja
awal jika ingin melakukan perubahan sikap untuk memenuhi tuntutan hidup maupun
menjadi seperti yang diharapkan. Orang yang mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi
memiliki pengetahuan yang baik mengenai tanggungannya sehingga tidak memiliki waktu
kondisi kesehatannya dan penyakit-penyaki t untuk mengunjungi posyandu.4,11,15
yang beresiko dideritanya akan lebih sering Studi di Afrika dan Pakistan
mengunjungi fasilitas kesehatan yang ada. menunjukkan bahwa faktor utama yang dapat
8,10,14
menyebabkan penurunan minat lansia dal am
Berdasarkan hasil analisis data sikap mengunjungi pelayanan kesehatan adalah
lansia, didapatkan bahwa tidak ada lansia rendahnya pendapatan, sulitnya akses ke
dengan sikap tidak mendukung yang aktif tempat-tempat penyedia pelayanan
mengikuti kegiatan posyandu lansia, kesehatan, dan tidak adanya dukungan
sedangkan lansia dengan sikap mendukung keluarga. Penelitian Wandera menunjukkan