Menurut kowalak (2011) bronkitis kronik terjadi karena
respiratori synyctial virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, asap rokok, polusi udara yang dihirup selama masa inkubasi virus kurang lebi 5 sampai 8 hari, yang menyebabkan peningkatan produksi sekret dan penyempitan atau penyumbatan jalan nafas.
Seiring berlanjutnya proses inflamasi perubahan pada sel –
sel yang membentuk dinding trakus respiratorius akan mengakibatkan resistensi jalan nafas yang kecil dan ketidak seimbangan ventilasi –pervusi yang berat sehingga menimbulkan penurunan oksigenasi daerah arteri.sumbatan jalan nafas. Efek tambahan lainya meliputi inflamasi yang menyebar luas, peneyempitan jalan nafas dan penumpukan muccus di dalam jalan nafas. Dinding bronkus mengalami inflamasi dan penebalan akibat edema Serta penumpukan sel –sel inflamasi. Selanjutnya efek bronskopasme otot polos akan mempersempit lumen bronkus. Jalan nafas jadi tersumbat dan terjadi penutupan, khususnya pada saat terjadi ekspirasi. Pada keadaan ini akan terjadi hipoventilasi yang menyebabkan ketidak cocokan dan akibatnya timbul hipoksemia. Hipoksemia dan hiperkapnasi terjadi sekunder karena hipoventilasi. Resistensi vaskuler paru meningkat ketika vasokontriksi yang terjadi karena inflamasi dan konpensasi pada daerah –daerah yang mengalami hipoventilasi membuat arteri pulmonalis menyempit inflamasi alveolus menyebabkan sesak nafas. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada bronkitis akutbiasanya
batuk, terdengar ronki, suara yang berat dan kasar, wheezing, menghilang dalam 10-14 hari, demam, produksi sputum. Kemudian untuk tanda dan gejala bronkitis kronis yaitu: batuk yang parah pada pagi hari dan pada kondisi lembab, aering mengalami infeksi saluran nafas ( seperti pilek atau flu ) yang dibarengi dengan batuk, gejala bronkitis akut lebih dari 2-3 hari minggu, demam tinggi, sesak nafas jika saluran tersumbat, produksi dahak bertambah banyak berwarna kuning atau hijau.