Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes 7 (1) (2018)

Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

Kaitan Sosial Budaya dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Terpadu


Lansia ( Posyandu Lansia) di Puskesmas Hamparan Perak

Pomarida Simbolon 1 • , Nagoklan Simbolon 2

12 STIKES Santa Elisabeth Medan.

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia ( Posyandu Lansia) merupakan pos pelayanan
Dikirim pada Oktober 2017 terpadu bagi lanjut usia di wilayah tertentu yang telah disepakati bersama yang
Diterima Januari 2018 berbasis masyarakat. Jumlah penduduk lanjut usia yang signifikan akan disertai
Diterbitkan Januari 2018
dengan berbagai masalah dan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
Kata kunci: khususnya kesehatan. Berdasarkan data awal jumlah penduduk lansia sebanyak
Kesehatan Terpadu Lansia 930 jiwa, namun hanya sekitar 230 jiwa atau sekitar 24,7% yang datang ke
Layanan; sosial budaya; tua; Pelayanan Kesehatan Terpadu Lanjut Usia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan sosial budaya dengan pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Terpadu Lansia. Jenis penelitian ini adalah survey eksplanatori dengan populasi
penelitian 160 orang dan sampel penelitian 60 responden. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan antara tradisi (p
= 0,000), kepercayaan (0.

Abstrak
Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk orang tua di daerah tertentu yang telah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat. Populasi lansia yang signifikan akan dilengkapi
dengan berbagai masalah dan akan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan khususnya
kesehatan. Berdasarkan data awal jumlah populasi lansia sebanyak 930 orang tetapi yang
datang ke posyandu lansia hanya berkisar 230 orang atau sekitar 24,7%. Tujuan dari penelitian
ini adalah menganalisis hubungan sosial budaya dengan peman- faatan posyandu. Jenis
penelitian ini adalah survey eksplanatori dengan populasi penelitian 160 orang dan sampel
penelitian 60 responden. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
menunjukkan ada hubungan antara tradisi (p = 0,000), ke- percayaan (0,001) dengan
pemanfaatan Posyandu.

© 2018 Universitas Negeri Semarang


Alamat Koresponden:
pISSN 2252-6781
Jalan Bunga Terompet No. 118, Sempakata, Medan Selayang, Medan
E-mail: pomasps@yahoo.com eISSN 2584-7604
Pomarida Simbolon & Nagoklan Simbolon / Unnes Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (1) (2018)

PENGANTAR cara berpikir (cara melihat sesuatu), cara berperilaku, yang


berorientasi pada pengetahuan dalam menghadapi kesehatan
Peningkatan angka harapan hidup berdampak pada masalah menjadi sehat dan sesuai dalam memanfaatkan
peningkatan jumlah penduduk usia diatas 60 tahun atau lanjut pelayanan kesehatan (Rizkitama, 2015; Handayani, 2017).
usia. Seiring dengan pertambahan penduduk lansia, Kekuatan pengaruh tradisi keluarga
pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Pola perilaku yang
kesehatan lansia untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas dilembagakan dalam masyarakat akan mendorong bentuk
hidup lansia untuk mencapai kehidupan keluarga dan karakteristik perilaku yang serupa, bentuk serupa ini
masyarakat yang bahagia dan efisien sesuai dengan mengarah pada tipe kepribadian dasar keluarga lanjut
keberadaannya. Lansia merupakan proses alamiah yang tidak usia dalam memilih pelayanan kesehatan yang sesuai.
bisa dihindari (Nurhayati, 2016). dengan nilai-nilai yang diadopsi karena membutuhkan multi-
Penduduk lansia di dunia pada tahun 2006 sekitar 650 Pendekatan disipliner karena berbagai permasalahan yang
juta, akan mencapai 2 milyar pada tahun 2050. Untuk pertama berkaitan dengan lansia perlu mempersiapkan pelayanan
kalinya dalam sejarah manusia, pada saat itu jumlah orang tua kesehatan sesuai dengan kebutuhan lansia.
akan lebih banyak daripada anak-anak (0-14 tahun) dalam Penelitian sebelumnya terkait dengan Terintegrasi
populasi tersebut. . Negara berkembang akan mengalami Pelayanan Kesehatan Lansia merupakan penelitian Ika
tingkat penuaan yang jauh lebih cepat daripada negara (2010) yang menunjukkan bahwa pemanfaatan Pelayanan
berkembang. Pada tahun 2005 sekitar 60% lansia tinggal di Kesehatan Terpadu pada lansia masih sangat rendah.
negara berkembang. Dalam lima dekade mendatang, kondisi Kunjungan lansia yang sakit 17,9% dan lansia yang tidak
ini akan meningkat hingga lebih dari 80%. Penuaan populasi sakit 2,1%.
dunia di negara berkembang dan maju sebenarnya Penelitian Nurhayati (2007) di Helvetia Integrated
merupakan indikator peningkatan kesehatan global (Raharjo, Puskesmas Medan menunjukkan bahwa pemanfaatan
2016) Health Services untuk lansia dalam setahun terakhir
Kantor Kementerian Koordinator Bidang sebanyak 7 kali sebanyak 62 orang dan minimal pemanfaatan
Kesejahteraan Rakyat ( KESRA) melaporkan bahwa pada tahun <5 kali sebanyak 15 orang (12,5%) yang artinya masyarakat
1980 angka harapan hidup adalah 52,2 tahun dan jumlah dengan keluarga lanjut usia menunjukkan bahwa
lansia 7.998.543 orang (5,45%), pada tahun 2006 menjadi 19 kecenderungan pemanfaatan pelayanan kesehatan pada
juta (8,90%) dan angka harapan hidup juga meningkat (66,2 Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia sangat rendah, dan
tahun). Pada tahun 2020 diperkirakan penduduk lanjut usia di aktivitas lansia dalam mengikuti Pelayanan Kesehatan Terpadu
Indonesia akan mencapai 28,8 juta atau 11,34% dengan angka untuk aktivitas juga sangat rendah.
harapan hidup 71,1 tahun. Fenomena di lapangan menunjukkan perbedaan
Meski belum ada data khusus, namun berdasarkan fakta. Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk lansia
data kemiskinan di Indonesia diperkirakan banyak lansia hanya ramai pada awal pendirian, kemudian lansia
yang hidup di bawah garis kemiskinan. Sebagai gambaran, yang memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu
dari data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk lansia semakin berkurang.
miskin hingga Maret 2007 mencapai 37,17 juta jiwa. Ini, Berdasarkan data di atas, jumlah lansia
hanya penduduk sebanyak 930 orang tetapi yang datang ke
63,52 persen merupakan masyarakat miskin yang tinggal di Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk lansia hanya sekitar sekitar
perdesaan. 230 orang atau sekitar 24,7%. Ini membuktikan bahwa pengguna
Pembinaan lansia di Indonesia dilaksanakan lisasi Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia belum memenuhi target
berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai yang diharapkan. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
dasar penetapan pedoman pembinaan sesuai dengan Nomor 1457 / MENKES / SK / X / 2003, cakupan pelayanan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan kesehatan terpadu lansia adalah 70%. Tradisi dan kepercayaan
dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan
Kesejahteraan Lansia yang menyatakan bahwa pelayanan sesuatu. Penelitian ini menganalisis hubungan sosial budaya
kesehatan dimaksudkan adalah menjaga dan dengan pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia.
meningkatkan kesehatan dan kemampuan lansia agar
kondisi fisik, mental, dan sosial dapat berjalan dengan
baik. Pelayanan kesehatan lansia dilakukan melalui METODE
pembenahan: penyuluhan dan sosialisasi kesehatan lansia,
upaya kuratif yang diperluas di bidang pelayanan geriatrik Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori.
/ gerontologi, pengembangan panti perawatan lansia yang Untuk menjelaskan hubungan variabel sosial ekonomi
menderita penyakit kronis dan / atau terminal. penyakit. dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan terpadu
lansia di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak ( Puskesmas).
Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga
istiadat, dan budaya yang unik dan akan mempengaruhi lansia dengan usia ≥ 60 tahun

51
Pomarida Simbolon & Nagoklan Simbolon / Unnes Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (1) (2018)

tahun sebanyak 160 orang. Alasan penentuan kriteria mendengar semakin tinggi ilmunya. Unsur budaya adalah
pulasi dimana pada usia 45-59 tahun masih produktif pengetahuan atau kognitif yang merupakan domain yang
sehingga tidak sempat datang ke Pelayanan Kesehatan sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
Terpadu di wilayah kerja Puskesmas Hamparan Perak. tentang pandangan sakit dan sakit serta bagaimana
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang. Teknik menjaga kesehatannya. Pengetahuan diperoleh dari
pengambilan sampel yang digunakan adalah simple pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain (Rosyid,
random sampling. Pengumpulan data menggunakan 2009).
kuesioner. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan Survei lapangan menunjukkan bahwa keluarga yang

uji Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95%. mengetahui tentang Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk kebutuhan

lanjut usia dan lanjut usia mengharapkan petugas kesehatan

HASIL DAN DISKUSI memberikan waktu untuk mengajar keluarga lanjut usia bagaimana cara

merawat dan merawat lansia. Jadi, orang tua yang membutuhkan bantuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dalam kebutuhan sehari-hari dapat diberikan anggota keluarga
lansia yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 38 sesuai dengan kebutuhan lansia. Pihak keluarga juga mengatakan
orang (63,3%). Berdasarkan variabel tradisi, sebagian besar tidak ada waktu untuk membawa lansia ke Pelayanan Kesehatan
tradisi tidak mendukung sebanyak 43 orang (71,7%), variabel Terpadu. Jika dilihat dari sisi manfaat pelayanan keluarga lansia
keyakinan menunjukkan sebagian besar responden tidak siapa
mendukung sebanyak 36 orang (60,0%). kata jamu dan terapi Nuga, Ceragem
Berdasarkan hasil uji statistik diketahui bahwa tidak ada lebih cocok untuk penyembuhan lansia disamping
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan lansia untuk mengikuti kegiatan terapi sesuai
pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia. Artinya, tidak kondisi kesehatan.
selamanya keluarga yang mengetahui tentang Pelayanan Berdasarkan hasil penelitian ada
Kesehatan Terpadu Lansia mau menggunakan Pelayanan hubungan tradisi dengan pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Kesehatan Terpadu Lansia. Ada faktor lain yang membuat keluarga Terpadu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Hamparan Perak. Ini
tidak memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia, membuktikan bahwa adat atau tradisi keluarga merupakan elemen
misalnya faktor budaya masyarakat yang menganggap bahwa terpenting dalam membantu individu memecahkan masalah.
pelayanan Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia tidak bermanfaat Kuatnya tradisi kekeluargaan mempengaruhi pemanfaatan
bagi kesehatannya atau tidak di sesuai dengan kebutuhan lansia. pelayanan kesehatan (Handayani, 2012). Pola tingkah laku yang
Perilaku keluarga lansia dan keluarga yang tidak memberikan melembaga di masyarakat akan mendorong bentuk-bentuk
pemahaman akan aktivitas atau pengalaman untuk dilihat, karakteristik perilaku yang serupa, bentuk yang serupa ini
didengar tentang aktivitas Pelayanan Kesehatan Terpadu yang mengarah pada tipe kepribadian dasar keluarga lanjut usia dalam
kurang memuaskan. memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut karena diperlukan pendekatan multidisiplin karena berbagai
persoalan yang ada. terkait dengan kebutuhan lansia untuk
Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui yang tepat mempersiapkan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan
setelah seseorang melakukan panca indera (Supratman, 2008). Semakin lansia (Per-
banyak seseorang melihat dan

Tabel 1. Distribusi Pengetahuan, Tradisi, Keyakinan, dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Terpadu untuk
Lansia
Tidak Variabel Kategori Total Persentase
(%)
1 Pengetahuan Tidak baik 22 36.7
Baik 38 63.3
2 Tradisi Tidak mendukung 43 71.7
Dukung 17 28.3
3 Kepercayaan Tidak mendukung 36 60.0
Dukung 14 40.0
4 Pemanfaatan Terintegrasi Tidak dimanfaatkan 41 68.3
Pelayanan Kesehatan Lansia
Dimanfaatkan 19 31.7
Total 60 100.0

52
Pomarida Simbolon & Nagoklan Simbolon / Unnes Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (1) (2018)

Tabel 2. Analisis Korelasi Pengetahuan, Tradisi, Keyakinan, dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Terpadu Lansia
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Tidak Variabel Terpadu Tidak Memanfaatkan Total nilai-p

n % n % n %
Pengetahuan

1 Tidak baik 13 34.2 25 65.8 38 100.0


0.303
2 Baik 4 18.2 18 81.8 22 100.0
Tradisi
1 Dukung 13 61.9 8 38.1 21 100.0
0,000
2 Tidak mendukung 4 10.3 35 89.7 39 100.0
Kepercayaan

1 Dukung 13 54.2 11 45.8 24 100.0


0,001
2 Tidak mendukung 4 11.1 32 88.9 36 100.0

tiwi, 2010). (Mamik, 2013).


Budaya mempengaruhi seseorang untuk mengikuti Korelasi antara keyakinan seseorang
pola perilaku tertentu yang dilakukan orang lain (Lesta- ri, dan perilaku yang ditampilkan memberikan cara bagaimana
2011). Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, adat keluarga akan berperilaku terkait dengan kesehatan mereka dan
istiadat, dan budaya yang unik dan akan mempengaruhi cara bagaimana mereka mematuhi layanan kesehatan yang diberikan
berpikir (cara melihat sesuatu), cara berperilaku, yang (Fadhi- lah, 2012).
berorientasi pada pengetahuan dalam menghadapi masalah Survei lapangan menunjukkan bahwa keluarga
kesehatan agar sehat dan tepat dalam memanfaatkan bahwa orang tua dalam keluarga wajib untuk pro-
kesehatan. layanan (Powel, 2001). dipercayai, baik secara fisik maupun mental, keluarga juga
Survei lapangan menunjukkan bahwa meyakini adanya Pelayanan Kesehatan Terpadu dan
keluarga lanjut usia berpendapat bahwa seorang kepada tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
anak wajib bersimpati kepada orang tua yang tidak sedangkan kebutuhan lansia bervariasi sesuai dengan
bisa mengurus diri sendiri menurut tradisi timur keadaannya.
bahwa menghormati orang tua merupakan kunci
kesehatan lansia baik fisik maupun mental dengan KESIMPULAN
tindakan nyata anggota keluarga, belum tentu
dibawa ke Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia. Secara statistik, ada korelasi antara
Selain itu, penyakit lanjut usia merupakan penyakit tradisi dan kepercayaan dengan pemanfaatan
akibat faktor usia sehingga dalam pemilihan Pelayanan Kesehatan Terpadu Lansia di Wilayah Kerja
pengobatannya harus lebih cermat. Menurut Puskesmas Ham- paran Perak Kabupaten Deli Serdang.
mereka, terapi paling sesuai dengan lansia karena
memenuhi kebutuhan jiwa kemudian mereka lebih REFERENSI
aktif mengikuti kegiatan bersama (arisan rutin,
pengajian / pengajian, piknik). Fadhilah, N. 2012. Faktor-faktor yang Berhubungan den-
gan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Desa
Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan
Blitarejo Kecamatan Gading Kabupaten Pringsewu.
antara keyakinan dengan pemanfaatan Pelayanan
Jurnal Ilmiah Kesehatan, 1 (2)
Kesehatan Terpadu Lansia. Keyakinan budaya Handayani, D, & Wahyuni. 2012. Hubungan Dukungan
menentukan pengalaman sehat dan sakit individu Keluarga dengan Kepatuhan Lansia di dalam
untuk beradaptasi secara budaya dengan penyebab Posyandu Lansia di Posyandu Lansia Jetis Desa
penyakit rasional, aturan mengungkapkan gejala, Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Suko-
norma, interaksi, strategi untuk menemukan bantuan harjo. Gaster, 9 (1)
dan menentukan hasil yang diinginkan. Handayani, OWK, Raharjo, BB, Nugroho, E., & Her-
Keyakinan adalah lensa atau mata dari cara kita memandang
mawati, B. 2017. Sumber Daya Lokal sebagai
Program Dasar Perencanaan Gizi Daerah Urban.
atau memandang kehidupan. Keyakinan adalah pijakan yang kuat dalam
MKMI, 13 (1)
perilaku kita dan merupakan inti dari kepedulian kita. Keyakinan
Ika, S. 2010. Hubungan antara Pekerjaan, Pendapatan,
membimbing dan mengarahkan keluarga dan individu dalam tindakan
Pengetahuan, Sikap Lansia dengan Kunjungan ke

53
Pomarida Simbolon & Nagoklan Simbolon / Unnes Jurnal Kesehatan Masyarakat 7 (1) (2018)

Posyandu Lansia. Jurnal Kesehatan, 1 (2) andu Lansia Desa Mudal, Boyolali. Jurnal Ilmiah
Lestari, P., Hadisaputro, S., & Pranarka, K. 2011. Beberapa Kebidanan, 4 (1)
Faktor yang Berperan Terhadap Keaktifan Kun- Raharjo, BB, Handayani, OWK, Nugroho, E., & Her-
jungan Lansia ke Posyandu Studi Kasus di Desa mawati, B. 2016. Potensi Lokal Sebagai Modal
Tamantintro Kecamatan Kasihan Kabupaten Ban- tul Perencanaan Program Gizi Daerah Pinggiran
DIY. Media Medika Indonesia, 45 (2): 79-80 Mamik, R. Perkotaan di Negara Berkembang. Jurnal Nutrisi
2013. Hubungan antara Pengetahuan dan Ke- Pakistan, 15: 1026-1033
akifan Lansia Datang ke Posyandu Lansia di Du- Rizkitama, A., & Indrawanti, F. 2015. Hubungan Pengeta-
sun Kudu Desa Kudu Banjar Kecamatan Kudu huan, Persepsi, Sosial Budaya dengan Peran Aktif Pria
Kabupaten Jombang Tahun 2013. Jurnal Keper- dalam Vasektomi di Kecamatan Paguyangan
awatan, 2 (3) Kabupaten Brebes Tahun 2011-2012. Jurnal Kesehatan
Nurhayati, S., & Cahyati, WH 2016. Hubungan Antara Masyarakat Unnes, 4 (1)
Status Medical Check Up terhadap Kejadian Dis- Rosyid, F., Uliyah, M., & Hasanah, U. 2009. Faktor-faktor
abilitas Fisik pada Lansia di Kecamatan Punung Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia ke
Kabupaten Pacitan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Posyandu Lansia di RW.VII Kelurahan
Unnes, 5 (1) Wonokusumo Kecamatan Semampir Surabaya. Jurnal
Nurhayati. 2007. Pengaruh ciri Individu Terha- UM Surabaya, 5 (1)
dap Pemanfaatan Posyandu Usila dan Hubungan- Supratman & Hufron, A. 2008. Analisis Hubungan Per-
nya dengan Kemandirian Usia Lanjut di Puskes- sepsi Pasien tentang Mutu Pelayanan Kesehatan
mas Helvetia Medan. Tesis. Medan: Universitas dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas
Sumatera Utara Penumping Surakarta. Berita Ilmu Keperawatan,
Pertiwi, H. 2010. Faktor-faktor Yang Berhubungan Den- 1 (3)
gan Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia Di Posy-

54

Anda mungkin juga menyukai