Anda di halaman 1dari 21

INTISARI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI


KEGIATAN POSYANDU LANSIA DI LINGKUNGAN BATU RINGGIT WILAYAH KERJA PUSKESMAS
TANJUNG KARANG

OLEH: JUMRATUL ADAWIAH NPM: 012.01.2637

Dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh
dari keluarga yang dapat dipercaya, sehingga menghargai, dan mencintainya. Dukungan
keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia mengikuti kegiatan
Posyandu Lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi Lansi apabila selalu. menyediakan
diri untuk mendampingi atau mengantarkan lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansi di Lingkungan Batu Ringgit wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian. studi Korelasional dengan pendekatan
cross sectional. Jumlah populasi dalam penelitian ini berjumlah 101 responden menggunakan
tehnik sampling Random Sampling, dengan jumlah sampel 40 responden, pengumpulan data
primer diperoleh dari pedoman wawancara. Pengolahan data menggunakan. uji statistic
Sperman rank.
Hasil uji statistic didapatkan hasil bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan
keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di di Lingkungan Batu Ringgit.
wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dengan tingkat signifikasi 0,004<0,05 dimana Ho
ditolak dan H₂ diterima yang keaktifan berarti ada ada hubungan dukungan keluarga dengan
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia. di di Lingkungan Batu Ringgit wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang.
Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bagi pelayanan kesehatan untuk lebih
ditingkatkan pengelolahan dalam pelayanan. keperawatan Khususnya posyandu lansia
(Komunikasi, Informasi dan Edukasi) mengenai posyandu agar lebih aktif khususnya dalam
pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dengan harapan kehadiran lansia lebih aktif.

Kata Kunci: Lansia, dukungan keluarga, keaktifan lansia, posyandu Lansia.


ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN FAMILIES SUPPORTS WITH ELDERY PEOPLE ACTIVE IN


FOLLOWING POSIANDU PROGRAMS AT BATU RINGGIT
PUSKESMAS TANJUNG KARANG

BY: JUMRATUL ADAWIYAH NPM: 012.01.2637

Family Support is one of the useful conditions for individual that gotten from family, so
that way, they know there is someone taking care of their life. family support is very
impotant for elderly people in following POSIYANDU (public health service program)
programs. Family can be programs regularly. The research aimed at finding out the
correlation between families' support with elderly people active in following POSIANDU
programs at Batu Ringgit PUSKESMAS Tanjung Karang.
The research used correlation study with cross sectional design. The population of the
research was 101 people and the sample of research was 40 respondents. The sample was
taken by using simple random sampling technique. The data gathering used guiding
interview. The data analysis used Spearman Rank formulation.
The result of statistical analysis was gotten that there was significant the correlation
between family' supports with elderly people active in following POSIYANDU programs at
Batu Ringgit PUSKESMAS Tanjung Karang in significant level 0,004 <0,05. It's inferred that
alternative hypothesis (HA) accepted and null hypothesis. (HO) rejected.
Based on the result of the research, it is expected to nurse service to increase
management service especially to elderly people with (communicative, informative, and
educative). So that way, elderly people get information about POSIYANDU service program
with clearly.

Key Words: Elderly, Families Support, elderly Activeness, POSIYANDU


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan
taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun peningkatan
UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang meningkatnya
jumlah angka degeneratif. diakibatkan (lansia) Perubahan oleh dengan kesakitan. struktur
peningkatan menurunnya penurunan jumlah kelahiran 2003). Penuaan populasi angka
(Kementrian penduduk dapat kesehatan akibat karena penyakit demografi lanjut kematian ini
usia serta Kesehatar RI, memberikan berbagai pengaruh dari berbagai aspek, baik dari aspek
sosial, ekonomi, hukum politik dan terutama kesehatan. Menurut World Health Organization
(WHO), seseorang dikatakan lansia apabila sudah berumur 60 tahun atau lebih dan hal yang
sama juga disebutkan dalam UU No. 13 Tahun 1998.

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Menjadi tua
ditandai dengan. adanya kemunduran kognitif terhadap kemunduran yang seperti waktu,
biologis terjadi suka ruang, yang adalah lupa, tempat, terlihat sebagai kemampuan-kemampuan
kemunduran serta orientasi tidak mudah menerima adalah hal/ide baru. kemunduran fisik
mengendur, timbul keriput, ompong, Kemunduran lain antara lain yang kulit dialami mulai
rambut beruban, gigi mulai pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan
menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut dan
pinggul. (Putra, 2011).

Populasi mengalami lansia peningatan. dalam Menurut perkembangannya WHO (2014),


terus proporsi penduduk lansia (>60 tahun) dunia akan berlipat ganda. deri sekitar 118 pada
tahun 2000 menjadi 22% pada tahun 2050 dengan jumlah mutlak lansia diperkirakan meningkat
605 juta menjadi 2 milyar.

Menurut WHO, di kawasan Asia Tenggara populasi lansia sebesa: 8 atau sekitar 142 juta
jiwa. Pada tahun 2050 iperkirakan populas lansia meningkat 3 kali lipat. dari tahun 2013. Pada
tahun 2000 jumlah Lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun
2010 jumiah Lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi, dan tahun 2020 diperkirakan jumlah
Lansial mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi. Data Badan Pusat Statistik
menunjukkan bahwa penduduk lanjut. usia di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 18,7 juta
jiwa selanjutnya pada tahun 2010 meningkat menjadi 23,9 juta jiwa (9,77 persen). Pada tahun
2020 diprediksikan jumlah lanjut usia mencapai 28,8 juta jiwa (11,34 persen) (Kemenkes RI,
2013).

Di Indonesia pada tahun 2010 jumlah lansia tercatat 18,1 juta jiwa, tahun 2013 tercatat
26,4 juta jiwa, dan diperkirakan akan mencapai 36 juta pada tahun 2020 (Depkes RI, 2014;
Kemenkes RI, 2003).

Kondisi yang sama juga terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang wilayahnya
terdiri atas Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Berdasarkan data BPS (2013), populasi lansia di
Provinsi NTB tahun 2011 adalah 155.500 jiwa, tahun 2012 sebanyak 159.400 jiwa, tahun 2013
sebanyak 164.000 jiwa, dan jumlahnya diperkirakan akan meningkat hampir dua kali lipat pada
tahun 2030, yaitu 288.900 jiwa..

Semakin meningkatnya pupuiasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai


kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut kesehatan. ditujukan untul: meningkatkan derajat
Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah
telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di
tingkat Masyarakat adalah Posyandu lansia (Notoadmodjo, 2007).

Tujuan Posyandu lanjut usia adalah meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku positif,
serta meningkatkan mutu dan derajat kesehatan lansia. Sehingga diperlukan kemauan yang
kuat bagi lansia dalam mengikuti kegiatan Posyandu yang diadakan rutin oleh kader Posyandu.
Lansia yang tidak aktif memanfaatkan pelayanan. kesehatan yang ada di Posyandu maka
kondisi kesehatannya tidak terpantau dengan baik. Sehingga apabila mengalami suatu resiko
penyakit akibat kondisi tubuh dan proses penuaan dikhawatirkan akan berakibat fatal dan
mengancam jiwa lansia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan Peneliti pada tanggal 14 Maret 2016,
di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang terdapat 25 Kelurahan dengan jumlah lansia secara
keseluruhan yaitu 1767 orang, salah satu diantaranya Lingkungan Batu Ringgit yang jumlah
anggota dimana posyandu lansianya. terdiri Laki-laki berjumlah 29 dari orang dan 101 lansia
Perempuan berjumlah 72 orang. Di Kelurahan Tanjung Karang Wilayah. Kerja Puskesmas
Tanjung Karang terdapat 10 posyandu yaitu Lingkungan Ppal Mataram, Karang Buyuk, Karang
Panas, Gatep, Batu Ringgit, Sintung, Banjar, Selaparang, Kekalik Kijang, Perumnas.
Berdasarkan data dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kunjungan
Posyandu lansia Lingkungan batu ringgit Pada tahun 2015 dari Bulan Januari yang berkunjung
keposyandu lansia sebanyak 73 lansia, Bulan Februari 69 lansia, bulan Maret 66 lansia, Bulan
April 70 lansia, Bulan Mei 60 lansia, Bulan Juni 67 lansia, Bulan Juli 69 lansi, Bulan Agustus 56
lansia, Bulan September 0 lansia, lansia, Bulan Bulan Oktober Desember 62 66 lansia, lansia
Bulan November 58 (Puskesmas Tanjung Karang 2015), kunjungan posyandu lansia di
Lingkungan Batu Ringgit sering mengalami fluktuasi dari bulan ke bulan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kader Posyandu menyatakan dalam pelaksanaan


kegiatan Posyandu masih ada lansia yang tidak aktif mengikuti kegiatan Posyandu, Posyandu
ramai dikunjungi warga lansia hanya pada awal pendiriannya saja. orang lansia Menurut
sebagian hasil besar wawancara dengan 10. lansia tidak hadir ke posyandu di sebabkan karena
lansia kadang tidak mengingat jadwal posyandu dan keluarga tidak mengingatkan jadwal
posyandu, kadang ada kalanya lansia tidak bisa pergi ke posyandu di sebabkan jarak posyandu
dengan tempat tinggal lansia jauh dan keluarga sibuk bekerja sehingga tidak ada yang
mengantar lansia ke tempat poyandu, di dapatkan masih ada lansia yang merasa tidak di
pedulikan dan di perhatikan oleh kurang mempunyai keluarganya, waktu untuk merasa
bersama keluarga (anak) lansia, banyak lansia yang mengaku tidak pernah di bimbing keluarga,
serta lansia berfikir posyandu lansia hanya untuk lansia lansia yang sakit. Hasil wawancara dari
10 lansia di atas dapat disimpulkan bahwa kepada lansia. kurangnya dukungan keluarga

Mengatasi hal tersebut diatas maka sangat diperlukan solusi-solusi yang dapat
meningkatkan dukungan keluarga kepada lanjut usia. Adapun upaya yang sudah dilakukan
untuk meningkatkan dukungan keluarga kepada lanjut usia adalah mengingatkan lanjut usia
ketika jadwal waktu. posyandu, dan meluangkan waktu bersama lanjut usia ketika ada waktu
luang.

Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik ingin melakukan penelitian tentang
"Hubungan dukungan keluarga dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti kegiatan Posyandu
Lansia di Lingkungan Batu ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram".

B. Rumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas masalah seperti beriku: "Apakah ada Hubungan
dukungan keluarga dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti kegiatan. Posyandu Lansia di
Lingkungan Batu ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram". dirumuskan
C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan dukungan keluarga dengan
Keaktifan Lansia dalam Mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di Lingkungan Batu ringgit Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi dukungan keluarga terhadap lansia di Lingkungan Batu ringgit Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram.
b. Mengidentifikasi Keaktifan Lansia dalam Mengikuti kegiatan Posyandu Lansia di
Lingkungan Batu ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram".
c. Menganalisis Hubungan dukungan keluarga dengan Keaktifan Lansia dalam Mengikuti
kegiatan Posyandu Lansia di Lingkungan Batu ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Karang Kota Mataram".

D.Manfaat Penelitian

1. Peneliti
a. Bagi peneliti
Memberikan manfaat pada peneliti dalam menambah pengalaman dan pengetahuan
untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan .
b. Bagi Peneliti SelanjutnyA
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi atau gambaran untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
2. Institusi.
a. Institusi Pendidikan (STIKES Mataram)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan bacaan
di perpustakaan.
b. Institusi Pelayanan kesehatan (Puskesmas Tanjung Karang)
Hasil penelitian ini dapat memberikan suatu kontribusi bagi Institusi pelayanan
kesehatan (Puskesmas Tanjung Karang) yang bisa dipakai sebagai salah satu bahan
pertimbangan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan bagi lansia.
3.Bagi Responden
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan motifasi bagi responden
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia.
BAB II
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu dengan menggunakan metode ilmiah (Sugiyono, 2011).
Ada beberapa hal penting yang harus dicantumkan, yaitu subjek penelitian, teknik sampling,
objek penelitian, populasi, sampel, desainpenelitian, identifikasi variabel dan definisi
operasional serta analisa data.

A. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh penelitian atau sasaran
peneliti (Sugiono, 2012).Subjek pada penelitian ini adalah lansia yang berada di Lingkungan
Batu Ringgit Kelurahan Tanjung Karang Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota
Mataram.

B. Populasi, Sampel dan Tekhnik Sampling Penelitian


1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau yang diteliti (Notoadmojo, 2010). Pada
penelitian ini yang menjadi populasi adalah semua lansia yang menjadi anggota posyandu yang
berada di Lingkungan Batu Ringgit Kelurahan Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota
Mataram berjumlah 101 orang.

2. Sampel penelitian dan tehknik sampling

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang mewakili suatu populasi yang akan ditelit
iatau sebagian dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Saryono, 2011). Sampel dalam
penelitian ini adalah lansia yang menjadi anggota posyandu yang berada di Lingkungan Batu
yang Ringgit Kelurahan Tanjung Karang Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota
Mataram.
3. Tehnik sampling
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili
populasi (Nursalam, 2013).
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan
Purposive Sampling yaitu pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan terntentu
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya (Notoatmodjo, 2012)
Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel menggunakan kriteria yaitu:
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum obyek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).
a) Lansia yang bersedia menjadi responden
b) Lansia yang komunikatif
c) Lansia yang menjadi anggota posyandu
d) Lansia yang berusia lebih dari 60 tahun
(menurut WHO)
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangnya atau mengeluarnya subyek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, dari studi 2003). Kriteria eklusi
dalam penelitian ini :
a) Lansia yang bedrest total
b) Lansia yang tidak hadir pada saat penelitian atau pada saat posyandu.

C. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatus trategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah
ditetapkan, berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada sebuah proses penelitian
(Nursalam, 2011).
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian. menggunakan desain studi
korelasional dengan ini pendekatan cross sectional.
Studi korelasional adalah penelitian atau penelaahan hubungan antara dua variable pada
situasi sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan
gejala lain, atau variable satu dengan variabel yang lain (Notoadmojo, 2010), Metode
pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan cross sectional. Cross
sectional yaitu cara pengambilan sampel sesaat dalam waktu yang bersamaan dan
pengumpulan data dilakukan secara bersama sama sekaligus (Notoatmodjo, 2010).
D. Pengumpulan Data dan Pengelolahan Data
Teknik pengelolahan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data, perlu
dilihat alat ukur pengumpulan data agar memperkuat hasil penelitian. (Alimul, 2009).
Adapun teknik pengumpulan data dan pengelolahan data dalam penelitian ini meliputi:
1. Instrumen peneltian
Instrumen dalam penelitian ini adalah alat-alat yang dapat digunakan untuk pengumpulan
data. Pembuatannya mengacu pada variabel penelitian. definisi operasional dan skala
pengukuran data yang dipilih. Instrumen dapat berupa chek list, kuesioner, formulir, berkaitan
observasi, formulir-formulir lain dengan pencatatan dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah yang berupa pedoman wawancara dan
lembar dokumentasi.
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data, dimana
peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seorang sasaran penelitian
(respoden), atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2012).
b. Lembar dokumentasi
Lembar domentasi disini bertujuan untuk melihat atau mendapatkan data dari daftar
kunjungan lansia ke posyandu lansia. Berdasarkan kebijakan dari puskesmas Tanjung Karang
dimana untuk kategori kunjungan lansia dilihat dari kunjungan dalam maksimal kurun waktu
satu tahun yaitu 12 kali kunjungan dan untuk kunjungan minimal yaitu 6 kali kunjungan.
Kunjungan 26 kali dikatakan aktif
Kunjungan <6 kali dikatakan tidak aktif.

2. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan kepada subjek atau responden
dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2008).
a. Tahap persiapan
1) Peneliti mendapatkan surat penelitian dari Stikes Mataram mengenai penelitian yang
dilakukan
2) Peneliti mendapat lembar persetujuan dari ketua Puskesmas Tanjung Karang mengenai
penelitian yang dilakukan
3) Peneliti melakukan pengumpulan data primer yang berhubungan dengan penelitian
yaitu klien lansia
4) Peneliti menentukan sampel yang dijadikan subjek dalam penelitian yang dilakukan.
5) Peneliti melakukan pendekatan kepada responden untuk mendapatkan persetujuan
sabagai responden dan memberitahukan bahwa penelitian ini tidak memberikan
dampak buruk pada responden.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti mengidentifikasi Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia dalam
mengikuti kegiatan posyandu lansia dengan menggunakan instrumen berupa pedoman
wawancara.
2) Peneliti mengumpulkan hasil identifikasi Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan
lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia pasien untuk diolah sesuai dengan
tujuan penelitian.
3. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu langkah yang penting. Hal ini disebabkan karena
data yang diperoleh langsung dari penelitian masih mentah, belum memberikan informasi apa-
apa dan belum siap untuk disajikan (Notoatmodjo, 2010).
Adapun tahap-tahap pengolahan data adalah sebagai berikut:
a.Editing
Hasil wawancara, angket, lapangan terlebih harus atau dilakukan dahulu. Secara merupakan
kegiatan untuk pengecekan dan pengamatan penyuntingan umum editing dari (editing) adalah
perbaikan isi formulir atau kuesioner tersebut.
b. Coding
Setelah semua kuesioner diedit disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau atau coding
yakni mengubah data berbentuk kalimat atau hurup menjadi data angka ata bilangan.
c. Data Entry
Data yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk kode (angka
atau huruf) dimasukkan kedalam program atau software computer.Software masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Salah satu paket program yang sering digunakan
untuk entri data penelitian adalah program SPSS for window.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukkan, perlu di cek
kembali untuk melihat kesalahan-kesalahan kode, sebagainya kemudian kemungkinan adanya
ketidak lengkapan, dan dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010).

E. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional


1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable dependen (terikat) (Hidayat Aziz, 2012).
Variable Independen dalam penelitian ini adalah Dukungan keluarga.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akiba tkarena
variable bebas. Variabel ini tergantung dari variable bebas terhadap perubahan (Hidayat Aziz,
2012). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keaktifan Lansia..
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau
pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat Aziz, 2012).
Batasan operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Keaktifan Lansia
Frekuensi kehadiran lansia mengikuti kegiatan posyandu lansia
b. Dukungan keluarga terhadap Lansia
suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari sehingga seseorang keluarga
yang dapat dipercaya, akan tahu bahwa ada keluarga yang memperhatikan, menghargai, dan
mencintainya.
F. Analisa data
Analisa data dalam penelitian hubungan Dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia menggunakan UjiKorelasi Spearman Rank(Rho).
Dimana uji ini digunakan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua
variabel yang berskala ordinal dengan tingkat signifikan p<0, 05 artinya berarti Ha diterima dan
jika p>0,05 H0 diterima. Uji analisa data menggunakan program SPSS For Windows 22.0
(Dharma, 2011).
Rumus :
6[d²
Ts=1 n(n²-1)
Keterangan :
rs = Nilai korelasi Spearman Rank
d² = Selisih tiap pasangan Rank
n = Jumlah pasangan Rank untuk Spearman (5 < n < 30)

G. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian
harus diperhatikan (Hidayat, 2009).
Peneliti mendapat rekomendasi dari Ketua STIKES Mataram yang tembusannya disampaikan
kepada Puskesmas Tanjung Karang, kemudian peneliti melakukan dengan menekankan masalah
etika yang meliti:
1. Informed Concent (Lembar Persetujuan)
Merupakan lembar persetujuan memuat penjelasan penjelasan tentang maksud dan tujuan
penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian. Apabila responden telah mengerti
dan bersedia maka diminta menandatangani surat persetujuan menjadi responden.Namun
apabila responden menolak, peneliti tidak akan memaksa.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama subyek
penelitian, hanya untuk memudahkan dalam mengenali identitas, peneliti memakai simbol atau
inisial berupa sebutan responden dengan"Ny/Tn".

3. Confidential (Kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul akan disimpan,
dijamin kerahasiaannya dan hanya diberikan diberikan Peneliti menjadi koleksi peneliti.
Informasi yang diberikan oleh responden tidak akan disebarkan atau diberikan kepada orang
lain tanpa seijin responden. penelitian menjamin semua kerahasiaan informasi yang diberikan
oleh responden dan akan dijaga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pembahasan
Pada BAB ini diuraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan Ringgit terhadap
responden di Lingkungan Batu wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang pada tanggal 22
Agustus 2016. Penyajian data terdiri gambaran tentang umum lokasi penelitian, jenis klamin,
data umur, pendidikan serta atas umum responden pekerjaan dan tingkat data khusus yang
mengacu pada tujuan penelitian dan landasan teori.
1. Gambaran umum lokasi penelitian
Kelurahan tanjung karang merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram. Kelurahan tanjung Karang terbagi dalam 6
Lingkungan yaitu Lingkungan Sembalun, Lingkungan Bangsal, Lingkungan Mendege, Lingkungan
Batu Dawe dan Lingkungan Batu ringgit yang menjadi Lokasi dari Responden peniliti (Batu
Ringgit Utara dan Batu Ringgit Selatan). Dimanaletak geografis Lingkungan Batu Ringgit yaitu:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Jln.Sultan Kaharudin.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan BTN Taman Harapan Indah.
c. Sebelah timur berbatasan dengan Jln.Tequh M.Rafli Hambali.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Puskesmas Tanjung karang Kota Mataram.
2. Data Umum
Dalam penelitian ini sebagai respondennya adalah lansial yang menghadiri posyandu,
pengambilan sampel dengan Simple Random Sampling yang sebagai sampel penelitian
sebanyak 40 responden. karakteristik responden diuraikan dalam Pemaparan data umum yaitu
berdasarkan umur, jenis kelamin, pekerjaan dan tingkat Pendidikan.
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Karakteristik Responden Berdasarkan umur
c. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan
d. Karakteristik Responden Berdasarkan pekerjaan
3. Data Khusus
Data khusus menyajikan hasil yang tentang identifikasi tingkat kemandirian.
menggambarkan dan upaya pencegahan pada responden.
a. Identivikasi Tingkat Dukungan Keluarga
b. Identivikasi Keaktifan Lansia
c. Analisa Hubungan Dukungan Keluarga dengan Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan
Posyandu Lansia

B. Pembahasan
Sesuai dengan tujuan penelitian akan dibahas dukungan keluarga dan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang.
1. Identifikasi Dukungan Keluarga di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Karang
Berdasarkan hasil jawaban kuesioner penelitian yang dilakukan Ringgit Wilayah Kerja
sebagian keluarga besar cukup lansia di dari Lingkungan Batu Puskesmas Tajung Karang
mendapatkan dengan persentase dukungan 52,5% berdasarkan data tersebut lansia yang
masuk dalam kategori mendapat dukungan keluarga yang cukup berjumlah 21 lansia (52,5%)
dari 40 responden. Hal ini sesuai diantaranya menjawab. dengan jawaban responden dukungan
keluarga dalam kategori cukup sebanyak (52,5%) ini terbukti dari 12 item pertanyaan dimana
responden mengatakan kalau keluarga responden telah memberikan dukungan bagi Lansia,
lansia untuk aktif keluarga juga di kegiatan Posyandu selalu memperhatikan kebutuhan lansia,
mengantar lansia ke posyandu dan menyediakan fasilitas yang di butuhkan untuk pergi ke
posyandu, mau mendengar keluhan lansia, memberikan bantuan untuk aktifitas lansia sehari
dan hari.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Erfandi, Dukungan minat keluarga atau sangat berperan
dalam kesediaan lansia untuk 2008) mendorong mengikuti kegiatan Posyandu. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila menyediakan diri untuk mendampingi atau
mengantar selalu lansia ke Posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal Posyandu, dan
berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
Hal ini sesuai dengan pendapat Friedman (2010) menyatakan bahwa dukungan keluarga
adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga di
pandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan
bantuan jika di perlukan.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Friedman, 2010) Peran keluarga keluarga adalah dalam
dukungan bentuk yang pemenuhan diberikan kebutuhan perawatan diri lansia, kebutuhan
nutrisi lansia, pemenuhan pemeliharaan diri pencegahan potensi kecelakaan pada lansia dan
pencegahan menarik diri dari lingkungan. diharapkan dapat memahami oleh lansia, sayang dan
tetap rasa aman apa yang disarankan memberi perhatian, kasih serta membantu mengatasi
permasalahan yang dialami lansia.
Sesuai dengan teori diatas bahwa dukungan keluarga adalah suatu keadaan yang
bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari keluarga yang dapat dipercaya. Sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung
Karang dukungan keluarga dengan kategori cukup (52,5%). Hal ini terjadi karena keluarga sudah
mendukung dengan cukup baik
2. Identifikasi Keaktifan Lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Lingkungan Batu
Ringgit Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang bahwa ada 34 responden (85,0%) yang menghadiri posyandu lansia
secara aktif, dimana ke 34 responden ini menghadiri posyandu Lansia minimal kali kunjungan
dalam setahun dan untuk responden yang melakukan kunjungan posyandu yang tidak aktif
yang dimana ada 6 responden (15,0%). Tingkat kunjungan responden menghadiri posyandu
lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan
(Ismawati, 2010).
Sebagian besar responden yang mengikuti kegiatan posyandu berada pada usia 60-74
tahun yakni sebanyak 36 orang (90,08).hal ini disebabkan tersebut lansia jarang mempunyai
aktifitas yang tetap sehingga memiliki kesadaran akan kesehatannya, yang disebabkan oleh
perubahan berbagai kehidupannya. Menurut Irmayanti (2007), aspek yaitu dalam umur juga
mempengaruhi pengalaman seseorang. Semakin cukup umur, tingkat pematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir, belajar, dan bekerja sehingga
pengetahuannya juga akan bertambah. Dari segi kepercayaan masyarakat, akan lebih
dipercaya. seseorang yang lebih dewasa Responden berjenis kelamin perempuan yakni
sebanyak 32 Henniwati ang ka orang (80%). Peneliti (2008), yang mengatakan bahwa secara
morbiditas perempuan perempuan pada perempuan umum lebih tinggi dan lebih cenderung
merasakan sakit sehingga harus lebih banyak berkonsultasi dengan pihak kesehatan untuk
pemeriksaan fisiknya.
Dilihat dari tingkat pendidikan SD yakni sebanyak 15 orang (37,5%). Menurut Mubarak
(2007), pendidikan sebagai suatu proses dalam rangkaian mempengaruhi dan demikian akan
menimbulkan perubahan perilaku pada dirinya, karena tidak dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi Kesehatan. Sebaliknya
jika seseorang yang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan
seseorang terhadap penerimaan informasi kesehatan dan nilai-nilai baru yang diperkenalkan.
Depdiknas, (2008). Keaktifan mepunyai arti sama dengan aktivitas yaitu banyak
sedikitnya orang yang menyatakan diri, menjelmakan perasaan-perasaan dan pikiran-pikirannya
Selain itu, dalam keaktifan tindakan yang sepontan. juga dapat berarti suatu kegiatan atau
kesibukan.
3. Analisa Hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan dalam mengikuti kegiatan posyandu
lansia di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Karang
Berdasarkan penelitian ini menunjukkan sebagaian besar Dukungan keluarga pada lansia
kategori cukup yaitu sebagian besar lansia membutuhkan dukungan keluarga baik dukungan
emosional, dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan
penilain/penghargaan.
Pada hasil penelitian untuk keaktifan sebagian besar lansia aktif mengikuti kegiatan
posyandu. Hal ini berarti keaktifan lansia bergantung pada dukungan keluarga. Berdasarkan
hasil penelitian didapatkan yaitu ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia dengan menggunakan uji korelas sperman rank
menunjukkan nilai 0,004.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja
Puskesmas Tanjung Karang Kota Mataram Tahun 2016, tentang Hubungan dukungan keluarga
dengan keaktifan lansia, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden berdasarkan dukungan keluarga di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah
Kerja Puskesmas Tanju ng Karang 8 responden (20%) pada kategori kurang, 21 responden
(52,5%) pada kategori cukup, 11 responden (27,5%) pada kategori baik.
2. Karakteristik responden berdasarkan keaktifan lansia di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah
Kerja Puskesmas Tanjung Karang mayoritas responden aktif 34 responden (85,0%) pada
kategori aktif, 6 responden (15,0) pada kategori tidak aktif.
3. Berdasarkan hasil uji statistic didapatkan hasil bahwa ada hubungan dukungan keluarga
dengan keaktifan lansia. dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Lingkungan Batu Ringgit
Wilyah Kerja Puskesmas Tanjung Karang dengan tingkat signifikasi 0,004<0,05 dimana Ho
ditolak dan H₂ diterima yang berarti Ada hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan lansia
dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia di Lingkungan Batu Ringgit Wilayah Kerja Puskesmas
Tanjung Karang.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Lilik Ma'rifatuL, (2011). Keperawatan Lanjut Usia, Yogyakarta: Graha Ilmu
Buku Panduan Skripsi, 2014/2015. Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) Mataram Program Studi
Ilmu Keperawatan
Cahyo Ismawati. (2010). Posyandu dan Desa Siaga, Yogyakarta, NUHA MEDIKA.
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: JNPK-KR.
Depkes RI. 2008. Pedoman Pembinaan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan,
Available http//www.depkes.go.id/downl oad/keswa_lansia diakses 23 Nopember 2012.
Dinkes RI. 2006. Pedoman Pelatihan Kader Kelompok Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan.
Effendy. 2008. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan masyarakat. Editor: Yasmin Asih ed2.
Jakarta : EGC.
Erfandi. (2008). Pengelolaan Posyandu Lansia. Diakses pada tanggal 17 Desember 2011. http//
puskesmas-oke. Blogspot.com/2011 pengelolaan-Posyandu Lansia-html.
Fallen, dkk. 2010. Keperawatan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika Henniwati, 2008.
Mengenal Lanjut Usia dan Perawatan Terhadap Konsep Jakarta dan Aplikasi. Salemba Medika:
Jakarta:Direktorat kesehatan keluarga.
Junaedi, Iskandar. 2012. Rematik dan Asam Urat. PT Bhuana Ilmu Populer Jakarta.
Kementrian kesehatan RI.2012. Menuju Tua : Mandiri dan Sehat Produktif. Kesehatan Yang Baik
Memperpanjang Usia Kehidupan. Jakarta:
Mubarak & Chayatin. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi dalam
Praktek. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. S (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta
:Rineka Cipta

Notoatmodjo. s. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatri Edisi 3.


Jakarta: EGC. Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Posyandu Istiqomah Batu Ringgit, 2015. Data Lanjut
Usia. Kota Mataram.
Puskesmas Tanjung Karang, 2015. Data Lanjut Usia. Kota Mataram. Setiadi. (2008). Konsep dan
Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta
: Graha Ilmu STIKES Mataram. 2015. Buku Panduan skripsi 2014/2015. Mataram.

Anda mungkin juga menyukai