KOTA BANDUNG
Oleh :
INDRA
NIM : 88150035
2020
BAB I
PENDAHULUAN
bahwa Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk Lansia
terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah
jumlah warga Lansia di Indonesia akan mencapai kurang lebih 60 juta jiwa.
positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam
keadaan sehat, aktif dan produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia
menjadi beban jika lansia memiliki masalah penurunan kesehatan yang berakibat
peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan social dan lingkungan yang tidak
Salah satu bentuk perhatian yang serius terhadap Lansia yaitu terlaksananya
komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh
kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya untuk pembinaan para orang tua
baik yang akan memasuki masa lansia maupun yang sudah memasuki lansia
dan kesehatan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam
olahraga, seni budaya serta pelayanan lain yang dibutuhkan para lansia dalam
kesejahteraan mereka (Komnas lansia, 2010). Oleh karena itu posbindu sudah
sesuai dengan konsep menua sehat dan menua aktif yang digagas oleh WHO
Keberhasilan suatu Posbindu juga dapat dipengaruhi oleh keaktifan lansia untuk
jumlah lansia dalam kegiatan Posbindu maka akan mengurangi angka kesakitan
yang berbeda, posbindu hanya ramai pada saat awal pendirian saja selanjutnya
dimiliki oleh lansia maka akan semakin timbul motivasi lansia untuk
berkunjung ke posbindu.
maka, lansia tersebut akan mempunyai sikap yang positif mengenai posbindu,
Endahsari, 2016). Namun menurut penelitian yang dilakukan oleh Fazril (2014)
keluarga.
informasi, saran, bantuannya akan sikap yang diberikan oleh keluarga dan orang
terdekat (Suyanto, 2014). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Muh Rosid
(2016) mengenai hubungan dukungan keluarga terhadap kunjungan posbindu di
keluarga di desa jebluk yang sebagian besar sudah baik yaitu dukungan
dukungan keluarga baik dapat mempengaruhi kondisi dan perilaku lansia dalam
kategori kurang dapat mempengaruhi kondisi dan perilaku lansia yang bersifat
negatif yaitu lansia kurang mengerti dan paham mengenai kegiatan posbindu
2016). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Fadia (2017) yang menjelaskan bahwa Lansia dengan dukungan keluarga yang
penuh dapat mempengaruhi kondisi dan perilaku lansia dalam hal ini yaitu
keluarga yang penuh dapat mendorong lansia untuk lebih giat lagi berkujung
serta mengikuti kegiatan posbindu secara rutin. Namun menurut penelitian yang
dilakukan oleh Anzir (2014) menjelaskan bahwa dukungan keluarga yang baik
tidak selalu dapat mempengaruhi kondisi dan perilaku lansia untuk berkunjung
dan mengikuti kegiatan posbindu hal tersebut dikarenakan lansia yang malas
Oktavia, 2015). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Meieke Savitri (2018)
sosialisasi dari petugas kesehatan mempunyai peluang lebih besar untuk aktif
dukungan serta sosialiasi dari petugas kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan
dukungan dan sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada lansia
sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan tidak selalu dapat mendorong
lansia untuk mengikuti kegiatan posbindu hal ini dikarenakan sosialisasi yang
dilakukan oleh petugas kesehatan tidak sepenuhnya diikuti oleh semua lansia
dalam suatu wilayah, hanya beberapa lansia saja yang mengikuti sosialisasi
tersebut sehingga hanya lansia yang mengikuti sosialisasi saja yang sadar akan
Mardiati Najib (2017) mengenai Faktor- faktor yang berhubungan dengan lansia
akan kebutuhan posbindu di wilayah kerja puskesmas Bintara kota Bekasi hasil
kebutuhan akan posbindu lansia yaitu diukur dari manfaat yang dirasakan
bahwa faktor kebutuhan lansia akan posbindu dapat menjadi acuan seorang
lansia datang dan mengikuti kegiatan posbindu secara rutin sehingga semakin
tinggi tingkat kebutuhan lansia akan kegunaan posbindu maka akan semakin
tinggi juga tingkat lansia yang berkunjung dan mengikuti kegiatan posbindu hal
ini dikarenakan manfaat yang telah dirasakan oleh lansia selama mengikuti
Tabel 1.1
Jumlah lansia di UPT Puskesmas yang terdaftar di Dinas Kesehatan
Kota Bandung tahun 2019
kota Bandung. Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah lansia yang
dinilai lebih tinggi dari beberapa puskesmas di Kota Bandung. Sedangkan UPT
penelitiaan tentang :
Bandung.
TINJAUAN PUSTAKA
Usia lanjut adalah sekelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa decade. Menurut WHO
(2006) dalam Notoatmojo (2013), dikatakan usia lanjut tergantung konteks kebutuhan
sosial, ekonomi dan dikatakan usia lanjut dimulai paling tidak saat masa puber dan
bahasa Indonesia (2010) dalam Gunawan (2013), lanjut usia (lansia) adalah tahap
masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun keatas.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Keliat, 2012). Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2), (3), dan UU No. 13
tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang
Menurut WHO pada sekelompok ini individu tersebut sudah terjadi proses
penuaan, dimana sudah terjadi perubahan aspek fungsi seperti pada jantung, paru-
paru, ginjal dan juga timbul proses degenerasi seperti osteoforosis (pengeroposan
tulang), gangguan sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi dan timbulnya proses
sebagai berikut :
a. Kelompok menjelang usia lanjut : 45-54 tahun, keadaan ini dikatakan sebagai
masa virilitas.
b. Kelompok usia lanjut : 55-64 tahun, keadaan ini dikatakan sebagai masa
persenium.
c. Kelompok usia lanjut : > 65 tahun, keadaan ini dikatakan sebagai masa senium.
a. Usia biologis: usia yang menunjuk pada jangka waktu seseorang sejak lahir
c. Usia sosial: usia yang menunjukkan kepada peran yang diharapkan atau
1. Teori Biologi
Menurut teori genetik dan mutasi penuaan terprogram secara genetik untuk
diprogram oleh melekul DNA setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari-sel-sel kelamin (terjadi penurunan
fungsi sel). Terjadi pengumpulan pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut
teori akumulasi dari produksi sisa sebagai contoh adalah adanya pigmen
lipofusin di sel otot jantung dan sel susunan saraf pusat pada lansia yang
Pada teori biologi dikenal istilah pemakaian dan perusakan yang terjadi
karena kelebihan usaha dan stres yang menyebabkan sel-sel tubuh menjadi lelah
pada teori ini juga didapatkan terjadinya peningkatan jumlah kologen dalam
tubuh lansia, tidak ada perlindungan terhadap radiasi penyakit dan kekurangan
gizi.
bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh yang dapat menyebabkan
c. Teori stres
Teori stres mengungkapkan semuanya terjadi disebabkan oleh sel yang biasa
lingkungan internal, kelebihan usaha, dan stress yang menyebabkan sel-sel tubuh
lelah terpakai.
Dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok atom)
Pada teori rantai silang di ungkapkan bahwa reaksi kimia sel-sel yang tua
atau usang menyebabkan ikatan yang kuat, khusunya jaringan kologen. Ikatan ini
2. Teori psikologi
Pada usia lanjut, proses penuaan terjadi secara alamiah seiring dengan
Kepribadian individu yang terdiri atas motivasi dan intelegensi dapat menjadi
karakteristik konsep diri seorang lansia konsep diri yang positif dapat menjadikan
seorang mampu berinteraksi dengan mudah terhadap nilai-nilai yang ada di
memori dan belajar pada usia lanjut, menyebabkan mereka sulit untuk dipahami
dengan adanya penurunan fungsi sensorik, maka akan terjadi pula penurunan
terkadang akan muncul aksi/reaksi yang berbeda dari stimulus yang ada.
3. Teori sosial
Ada beberapa teori sosial yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu teori
interaksi sosial, teori penarikan diri, teori aktivitas, teori kesinambungan, teori
adalah:
diri untuk mencapai usia lanjut yang sehat, aktif, dan produktif. Oleh karena pada
masa ini banyak perubahan yang terjadi seperti menopause, puncak karier, masa
menjelang pensiun dan rasa kehilangan (kedudukan, kekuasaan, teman, anggota
keluarga, pendapatan).
Hal-hal yang harus dipersiapkan menjelang masa lansia adalah sebagai berikut
(Rendy, 2012),:
1. Kesehatan
teratur, minum obat tidak sesuai anjuran, dan hubungan tidak harmonis).
2. Sosial
3. Ekonomi
b. Berwiraswasta.
c. Mengikuti asuransi.
yang perlu diketahui untuk mengetahui keberadaan masalah kesehatan lansia adalah:
1. Kondisi kesehatan
a. Kondisi umum: kemampuan umum untuk tidak tergantung kepada orang lain
dalam kegiatan sehari-hari seperti mandi, buang air kecil dan besar.
produktif lagi
c. bahkan mulai tergantung kepada orang lain, bahkan ada yang karena penyakit
kroniknya
2. Keadaan ekonomi
c. Kemampuan pendapatan
1. Azas
a. Menurut WHO (2005) dalam Tamher, S. (2014) adalah to Add Life The
b. Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the
years, add Health to life, and Add years ti life, yaitu meningkatkan mutu
2. Pendekatan
development)
persons)
anging)
3. Jenis
a. Promotif
hidup mereka dan bergerak kearah keadaan kesehatan yang optimal serta
obat-obatan.
untuk mengurangi karies gigi serta memelihara kebersihan gigi dan mulut.
b. Preventif
d) Exercise.
f) Manajemen stres.
tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak
a) Kontrol hipertensi
lain-lain
bertahap, tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien rawat
g) Screening kesehatan meliputi, berat badan dan tinggi badan, kolestrol dan
dan rektum, vius dan pendengaran, serta kesehatan gigi dan mulut.
komunikasi dan bicara. Status psikologi terdiri atas suasana hati, perilaku,
Faktor ekonomi mencangkup kadaan saat ini dan masa depan. Orang yang
3) Pengobatan
pinggang, nyeri tungkai, nyeri kaki, demam, hipotermi, tak ada nafsu makan,
d. Pembatasan kecacatan
2) Kecacatan progresif (tidak bisa pulih dan tidak bisa disubstitusikan atau
diganti).
e. Rehabilitatif
6) Pertahankan kulit.
Service).
Service). Jenis pelayanan inilah yang dewasa ini menjadi tantangan bagi
Adapun jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia antara
lain-lain.
dalam air seni sebagai deteksi awal ada-nya penyakit diabetes melitus, dan
pemeriksaan protein dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit
ginjal.
yang lain dari dinas sosial, agama, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
(2014) yaitu:
f. Melakukan kerja sama dengan lintas program dan lintas terkait di tingkat
a. Sasaran langsung
3) Lansia resiko tinggi, yaitu usia lebih dari 70 tahun atau lansia berumur 60
4) Masyarakat luas.
adalah:
dilakukan bekerja sama dengan petugas desa atau kelurahan setempat dan
instrumen KMS lansia sebagai alat pencatat yang merupakan teknologi tepat
guna.
pelaksanaan dan evaluasi secara berkala. Upaya ini dapat dilakukan melalui
pelaksanaan lokasi mini di puskesmas secara berkala untuk menentukan
lansia.
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia, sebagai suatu forum
komunikasi dalam bentuk peran serta masyarakat usia lanjut, keluarga, tokoh
adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu
yang sudah disepakati, yang digerakan oleh masyarakat dimana mereka bisa
bagi kaum usia lanjut, yang dilakukan dari, oleh dan untuk kaum lansia yang
1. Tujuan umum
a. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan sehingga usia lanjut di
masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna bagi
keluarga.
2. Tujuan khusus
1. Promotif
2. Preventif
3. Kuratif
emosional yang di catat dan dipantau dengan kartu menuju sehat (KMS) untuk
mengetahui lebih awal penyakit yang diderita (deteksi dini) atau ancaman
tinggi badan dan di catat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
f. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
g. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi
lanjut usia.
k. Kegiatan olahraga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk
meningkatkan kebugaran.
deteksi dini dan pemantauan faktor resiko PTM utama yang di laksanakan secara
terpadu, rutin dan periodik (Rani Nadira, 2014). Kelompok posbindu PTM utama
adalah hipertensi, hipotensi, diabetes mellitus (DM), kanker, penyakit jantung dan
pembuluh darah (PJPD), penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
diantaranya :
mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja Maupun
2 . Dukungan keluarga
bantuannya akan sikap yang diberikan oleh keluarga dan orang terdekat
(Suyanto, 2014).
kepada orang lain (Chaplin, 2011). Sosialisasi adalah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari generasi ke generasi dalam sebuah
dilakukan oleh petugas kesehatan sangat penting karena dapat menjadi faktor
2015).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
Sedangkan menurut Ali (2010) dalam Friedman (2015), keluarga adalah dua
atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan
adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan yang lainnya
1. Fungsi efektif
tetap memberi perhatian, kasih sayang dan rasa aman serta membantu
diharapkan dapat memahami dan menerima apa yang dirasakan dan dilakukan
pengalaman belajar yang ada dalam keluarga dengan tujuan untuk mengajar
serta kearifan yang dimilikinya. Berusaha selain meminta nasehat pada mereka
4. Fungsi Reproduksi
Salah satu fungsi dasar dari keluarga adalah untuk menjamin kontiniuitas
seksual sebagai suatu kesenangan. Sekitar 20% pria dan wanita mengalami
penomena seks yang padam pada usia pertengahan. Pada lansia terjadi
organ tubuh.
5. Fungsi Ekonomi
keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga dalam
setiap tahap perkembangan. Keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dilingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, dengan pindah tempat tinggal berarti
lansia akan kehilangan teman dan tetangga yang selama ini berinteraksi serta
Kondisi ini tidak dialami oleh semua lansia, karena pindah tempat tinggal
yang pernah dilakukan dengan persiapan yang memadai dan perencanaan yang
matang terhadap lingkungan baru bagi lansia, tentu akan berdampak positif bagi
kehidupan lansia.
pendapatan secara tajam dan semakin tidak memadai, karena biaya hidup terus
lansia untuk dapat hidup lebih lama dengan masalah kesehatan yang ada.
Perkawinan memiliki konstribusi yang besar bagi moral dan aktivitas yang
berlangsung dari pasangan lansia. Salah satu mitos bagi lansia adalah dorongan
seks dan aktivitas sosial yang tidak ada lagi. Mitos ini tidak benar, karena
secara perlahanlahan pada lansia, namun keinginan dalam kegiatan seksual terus
yang paling traumatis. Lansia biasanya telah menyadari bahwa kematian adalah
bagian dari kehidupan normal, tetapi kesadaran akan kematian tidak berarti bahwa
sosial, tetapi keluarga tetap menjadi fokus interaksi lansia dan sumber utama
dukungan sosial. Oleh karena lansia menarik diri dari aktivitas dunia sekitarnya,
maka hubungan dengan pasangan, anak-anak, cucu serta saudara menjadi lebih
penting.
mereka dan berharap agar dapat hidup terhormat dengan kemegahan dan penuh
Dari aspek biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau
dalam Wijaya (2010) seorang ahli psikologi merumuskan respon seseorang atau
teori Skiner ini disebut teori “S-O-R”. selanjutnya teori Skiner menjelaskan
2. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan
(Wijaya, 2010)).
2.4.2 Pengertian Perilaku Kesehatan
(organisme) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system
(2017) Batasan ini mempunyai dua unsur pokok, yakni respond dan stimulus atau
mencakup :
1. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagai mana manusia
rasa sakit yang ada pada dirinya atau diluar dirinya ataupun tindakan yang
maupun tradisional.
1. Menggunakan kekuatan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau
diharapkan.
3. Pendidikan
Wijaya (2014).
Menurut Mubarok dkk (2017) perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu:
sebagainya.
2012).
1. Pengetahuan
terdapat objek melalui indra yang dimilikinya (mata, telinga, hidung dan
2. Sikap
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
perlu faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
2. Sikap
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek, baik
langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku
3. Motivasi
Motivasi adalah kondisi internal atau eksternal yang membangkitkan kita untuk
bertindak, mendorong untuk mencapai tujuan tertentu dan membuat kita tertarik
4. Lingkungan
METODOLOGI PENELITIAN
desain penelitian mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk mencapai
tujuan tersebut (Setiadi, 2011). Menurut Moleong (2014) desain adalah pedoman atau
prosedur serta teknik dalam perencanaan penelitian yang bertujuan untuk membangun
strategi yang dapat menghasilkan blueprint atau model penelitian. Desain penelitian
merupakan rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat
Menurut Sugiyono (2014) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2010). Variabel penelitian ini adalah Faktor yang dapat
(Soeweno (2018)
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku :
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Motivasi
4. Lingkungan
```````` Keterangan :
(Nursalam, 2013)
= Diteliti
= Tidak Diteliti
3.4.1 Populasi
atas subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
penelitian ini adalah semua lansia yang tinggal di RW 03, RW 04, RW 05, RW 06
RW 07 Dan RW 10 Kelurahan Babakansari wilayah kerja Puskesmas Babakansari
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2016:81). Dalam penelitian ini tidak seluruh anggota populasi diambil,
melainkan hanya sebagian dari populasi. Penelitian ini mengambil sampel semua
menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi tersebut dapat digunakan rumus
Dimana:
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
1 : Angka konstan
populasi 616 orang, dan RW 10 dengan jumlah populasi 725 orang. Maka jumlah
sampel untuk penelitian dengan margin of eror sebesar 10% sehingga akan
10141
n = 1+ 10141(0,1) ²
n = 99, 024
n = 100 dibulatkan
Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah sebanyak 100 orang responden lansia yang tinggal di RW 03,
melalui proses pembagian populasi kedalam strata, memilih sampel acak sederhana
1900
1. RW 03 = x 100 = 18,73 = 19
10141
1200
2. RW 04 = x100 = 11,83= 12
10141
1800
3. RW 05 = x100 = 17,74 = 18
10141
1700
4. RW 06 = x100 = 16,76 = 17
10141
616
5. RW 07 = x100 = 6,074 = 7
10141
725
6. RW 10 = x100 = 7,14 = 8
10141
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
operasional
1 2 3 4 5 6 7
Faktor yang Tingkat Pengetahuan Pengetahuan Kuisioner Nominal Skor untuk
mempengaruhi pengetahuan lansia mengenai lansia akan jawaban
rendahnya lansia posbindu posbindu. Ya : 1
kunjungan terhadap menjadi salah Tidak : 0
posbindu kunjungan satu faktor yang
posbindu menentukan Jika skor ≤3
seorang lansia maka tergolong
datang jauh.
keposbindu. Jika skor>3
maka tergolong
dekat.
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2020
2. Tempat penelitian
penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam
maupun fenomena sosial yang diamati, kemudian secara spesifik semua fenomena
disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pernyataan secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai
gabungan ketiganya. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
Uji validitas adalah suatu data yang dapat dipercaya kebenarannya sesuai
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
sebenarnya diukur. Data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yang valid. Validitas
menunjukan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa uji validitas
dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan mewakili keberadaan variabel yang akan
diteliti atau tidak. Langkah dalam menguji validitas dilakukan dengan menguji valid
Untuk mencari nilai validitas di sebuah item kita mnegkorelasikan skor item
dengan total item-item tersebut. Jika terdapat item yang tidak memenuhi syarat, maka
item tersebut tidak dapat diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono
N ( ∑ XY ) −( ∑ X ∑ Y )
r=
2 2
√ [ N ∑ X −(∑ X ) ][ N ∑ Y −(∑ Y ) ]
2 2
Keterangan :
N = Jumlah responden
pada instrument pengukuran. Uji reliabilitas di tunjukan untuk menguji sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau
lebih jadi reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau diandalkan jika alat ukur tersebut digunakan dua kali untuk konsisten
Untuk mengetahui tiap instrumen pernyataan reliabel atau tidak, maka nilai
koefisien reabilitas (Alpha) tersebut dibandingkan dengan 0,6. Dimana jika nilai
Alpha lebih besar dari 0,6 maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel, begitu pula
Bandung.
Babakansari.
1. Editing
Pada tahap ini peneliti telah memeriksa kelengkapan seluruh data yang
hasilnya seluruh data dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia sudah terisi
dengan lengkap.
2. Coding
diploma/PT.
3. Entry
Package For the social scient (SPSS) untuk selanjutnya dilakukan analisis.
4. Cleaning
Pembersihan data melalui pengecekan kembali data yang dientry apakah data
sudah bnar atau belum. Data yang telah dientry dicocokan dan diperiksa
5. Tabulasi
keluarga dan kualitas hidup lansia yang sudah diberi nilai dimasukan dalam
pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan kegiatan memasukan data ke dalam
tabel yang telah ditentukan nilai atau kategori faktor secara tepat dan cepat.
Penyajian data dalam penelitian ini yaitu dalam bentuk narasi dan tabel sesuai
dengan judul penelitian. Selanjutnya data yang diperoleh diolah dan dilakukan
analisis statistic.
Analisa data mrupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya trens dan
diperoleh untuk selanjutnya diklarifikasi, ditabulasi, dan dinilai, jika jawaban “ya”
diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0 (Sugiyono, 2012). Data
kemudian dikategorikan dengan ketentuan jika skor <3 maka tergolong jauh, dan
Dukungan keluarga
diperoleh untuk selanjutnya diklarifikasi, ditabulasi dan di nilai, jika jawaban “ya”
diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0 (Sugiyono, 2012). Data
kemudian dikategorikan dengan ketentuan jika skor < 3 maka tergolong tidak
diperoleh untuk selanjutnya diklarifikasi, ditabulasi dan di nilai, jika jawaban “ya”
diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0 (Sugiyono, 2012). Data
kemudian dikategorikan dengan ketentuan jika skor < 3 maka tergolong tidak tahu,
diperoleh untuk selanjutnya diklarifikasi, ditabulasi dan di nilai, jika jawaban “ya”
diberi nilai 1 dan jika jawaban “tidak” diberi nilai 0 (Sugiyono, 2012). Data
kemudian dikategorikan dengan ketentuan jika skor <3 maka tergolong terjangkau
Analisa data dalam penelitian ini digunakan analisa univariat yang bertujuan
Bentuk analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk jenis data numeric
digunakan niali mean dan rata-rata, mediam, dan standar deviasi. Pada umumnya
dalam analisis ini hanya menghasilkan ditribusi frekuensi dan persentase dari tiap
variabel. Dalam penelitian ini hanya memiliki satu variabel yaitu faktor yang
F
P= X 100
n
Keterangan :
P = Persentase
40-59 Sebagian
100 Seluruhnya
bertentangan sengan etik. Tujuan penelitian harus etis dalam artian hak responden
harus dilindungi. Pada penelitian ini, maka peneliti mendapat pengantar dari Fakultas
Babakansari Kota Bandung untuk dapat persetujuan penelitian pada lansia. Setelah
diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian serta manfaat
penelitian dengan tujuan responden dapat mengerti maksut dan tujuan peneliti. Bila
subjek menolak maka penelitian tidak memaksa tetap menghormati hak-hak subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Adik Epy, Arimby (2015). Determinan Kunjungan Lansia ke Posbindu Senja Sejahtera
Cinere, Depok Tahun 2015. Skripsihttp://www.google.co.id/search. kunjungaan
lansia ke posbindu. Diakses tanggal 25 November 2019.
Hamiluddin (2017) Faktor yang mempengaruhi keaktifan lansia dalam kegiatan posbindu di
kelurahan mandatte di wilayah kaabupaten polewali mandar. Skripsi
http://www.google.co.id/search. keaktifan lansia dalam kegiataan posbindu.
Diakses tanggal 25 November 2019.
Wiwi endah, Sari. (2016). Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lanjut usia di
wilayah kerja puskesmas kabupaten aceh timur. Skripsi.
http//www.google.co.id/search teori tentang faktor yang mempangaruhi
pelayanan posyandu lansia. Diakses tanggal 26 November 2019.
Melita, Nadji. (2017) Pemanfaatan Posbindu oleh lansia di kecamatan Ciomas Kabupaten
Bogor.Skripsi.http//www.google.co.id/search. Diakses 26 November 2019.
Komisi Nasional Lanjut Usia (2010). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lanjut Usia. Jakarta:
Komisi Nasional Lanjut Usia.
Kusmaniati (2012) Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
R, Nouci .(2012). Hubungan pengetahuan dengan sikap lansia mengenai posbindu di desa
Kertawangi kecamatan cisarua kabupaten Bandung barat.
Jurnal.http//www.google.co.id/search .diakses 4 Februari 2020.
Anzir (2014). Peran keluarga kepada lansia yang dapat mempengaruhi ke kunjungan
posbindu. Jurnal .http//www.google.co.id/search. diakses 17 April 2020
T`ifana (2015). Peran sosialisasi petugas kesehatan terhadap kunjungan posbindu di wilayah
kerja puskesmas karasak Bintara kota Bekasi. Jurnal
.http//www.google.co.id/search. diakses 17 April 2020
Fazar Arga (2018). Peran sosialisasi yang dilakukan oleh petugas kesehatan kepada lansia
terhadap kunjungan posbindu di wilayah kerja puskesmas kutawaringin Kabupaten
Bandung. . Jurnal .http//www.google.co.id/search. diakses 17 April 2020
Rozima (2013). Faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan lansia akan kegunaan
posbindu. Jurnal .http//www.google.co.id/search. diakses 17 April 2020
Friedman, M. Marilyn (2015). Keperawatan Keluarga: Teori dan Peraktik. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo,S. (2013). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugroho Wahjudi. (2018). Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta: EGC
Reny Yuli Aspiani. (2017). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jilid 1. Jakarta: CV.
Trans Info Media.
Soeweno, I. (2018). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia Usia Lanjut. Jakarta: Komnas
Lansia.
Ibrahim, Fazril (2012). Kegiatan Lansia. Jilid 1. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Rendy (2012). Menjelang masa lansia. Jakarta: Rineka Cipta.
Gunawan (2017). Karakteristik Lansia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Andriana (2015). Pelayanan kesehatan pada lansia. Teori dan Peraktik. Jakarta: EGC.
Rinasari (2013). Pelayanan kesehatan menjelang masa lansia. Jakarta: Rineka Cipta.
Utami (2015). Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia. Edisi 1. Jakarta: Depertemen
Firmansyah (2017). Fungsi duungan keluarga. Jakarta: CV. Trans Info Media
Diana (2012). Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Pujiastuti, Giana (2018). Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Setiadi. (2017). Konsep dan Penilisan Riset keperawatan (Edisi Pertama). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Soeweno, I. (2018). Pedoman Pelaksanaan Posyandu Lansia Usia Lanjut. Jakarta: Komnas
Lansia.
Peneliti : Indra
NIM : 88150035
Demikian secara sukrela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun, saya
bersedia berperan serta dalam penelitian.
Indra
88150035
Kuesioner Penelitian
Petunjuk Pengisian
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia dibawah ini dengan memberi tanda (√)
atau (x) pada jawaban yang sesuai.
A. Data Demografi
2. Nama : ....................................................................
3. Usia : ....................................................................
5. Agama : ....................................................................
6. Pendidikan terakhir : .....................................................................
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda pernah mendengar mengenai
posbindu
2 Apakah disekitar tempat tinggal anda ada
posbindu
3 Apakah posbindu dilaksanakan setiap sebulan
sekali
4 Apakah pengukuran berat badan dan
pemeriksaan tekanan darah merupakan
kegiatan rutin dilakukan di posbindu
5 Apakah posbindu dibentuk untuk
mensejahterakan Lansia
b) Dukungan keluarga
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah keluarga anda pernah memberikan
informasi tentang apa itu posbindu
2 Apakah keluarga anda pernah memberikan
informasi tentang adanya program posbindu
3 Apakah keluarga anda pernah menyarankan
untuk berkunjung ke posbindu
4 Apakah keluarga anda pernah mengantar anda
ke Posbindu
5 Apakah anggota keluarga anda memanfaatkan
posbindu
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah petugas kesehatan memberikan
sosialisasi mengenai posbindu
2 Apakah petugas kesehatan menjelaksan
mengenai manfaat posbindu
3 Apakah petugas kesehatan membantu lansia
pada saat pelaksanaan posbindu
4 Apakah petugas kesehatan memberikan
pembinaan kepada lansia pada saat pelaksanaan
posbindu
5 Apakah sosialisasi mengenai posbindu yang
dilakukan oleh petugas kesehatan mudah
dimengerti
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda pernah memanfaatkan posbindu di
wilayah kerja puskesmas Babakansari sejak 6
bulan terakhir ini
2 Jika Ya, apakah anda rutin mengunjungi
posbindu setiap bulannya
3 Apakah anda merasakan posbindu bermanfaat
4 Apakah anda merasakan perubahan dalam
kesehatan setelah mengikuti posbindu
5 Apakah kegiatan posbindu di puskesmas
Babakansari memberikan manfaat bagi anda
Nama : Indra
NPM : 88150035
Peneliti
Indra
NPM 88150035
Responden