Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN


REPRODUKSI DENGAN PENGETAHUAN
REMAJA PADA SEKSDI MTS ASH- SHOHIBIYAH
DESA BANGUN PURBA

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya


Kebidanan Program Studi D III Kebidanan
Universitas Pasir Pengaraian

Oleh:
WIDIA WATI
NIM.2300010

PRODI D-III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

TAHUN 2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan Reproduksi sangat penting sekali bagi kita

terutama bagi remaja, dikarenakan kesehatan reproduksi sangat

berperan penting terhadap perilaku seks pra nikah. tetapi anak-

anak remaja sering kali tidak mempedulikan kesehatan

reproduksi, dan akhirnya perilaku seks meningkat dengan pesat

di kalangan remaja. (Rohan 2013)

menyatakan bahwa remaja di negara berkembang, rata-rata

melakukan hubungan seksual (sexual intercourse) pertama kali

di bawah usia 13 tahun. Ini berdampak pada 60% insiden

kehamilan tidak dikehendaki (unwanted pregnancy). Disamping

itu, World Health Organization (WHO, 2014) menyampaikan

bahwa setengah dari insiden global infeksi HIV terjadi pada

kelompok usia di bawah 25 tahun. Maka dari itu pengetahuan

tentang reproduksi sangat penting sekali ditanamkan sejak dini

agar perilaku seks tidak menyimpang dan disinilah peran

pendidikan jasmani yaitu mengajarkan dan mendidik secara

fisik, mental, sosial untuk menjadi penggerak dan pelaksana

pembangunan.
Menurut WHO 2023 , remaja adalah penduduk

dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah

penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN)

rentang usia adalah 10-24 tahun dan belum menikah.

Berdasarkan data Departemen Kesehatan (DEPKES)

Republik Indonesia remaja Indonesia (usia 10-19 tahun)

pada tahun 2008, jumlah remaja di Indonesia diperkirakan

sudah mencapai 62 juta jiwa.

Hasil survei nasional kesehatan berbasis sekolah di

Indonesia yang dilakukan Kementrian Kesehatan tahun 2015

menunjukan bahwa sebesar 5,26% remaja sudah pernah

melakukan hubungan seksual. Remaja menyatakan bahwa

mereka pernah melakukan hubungan seksual dengan lebih dari

1 orang sebesar 1,22 % (Kementerian Kesehatan, 2015).

Survei demografi kesehatan Indonesia pada tahun (SDKI)

2017 melaporkan terjadi perubahan umur terbanyak

melakukan hubungan seksual pertama kali. Hasil pada SDKI

2017 menjadi umur 17-18 tahun sebagai umur terbanyak.

Presentase umur pertama kali berhubungan seksual pada

wanita dan pria meningkat, data SDKI 2017 menjadi

sebanyak 74% (SDKI, 2018).


Usia 10- 24 tahun pada tahun 2007 terdapat 64 juta

(28,64 %) dari jumlah penduduk Indonesia. Di dunia di

perkirakan kelompok remaja berjumlah 1,2 milyar (18%)

dari jumlah penduduk dunia (WHO 2014). Jumlah

kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus

penduduk tahun 2010 sebanyak 43,5 juta (18%) dari

jumlah penduduk. Pada tahun 2015 menurut Badan Pusat

Statistika berdasarkan publikasi Proyeksi Penduduk

Indonesia 2010-2035, jumlah penduduk DIY berdasarkan

kelompok umur yang berumur 10-14 tahun : 262,5 (dalam

ribuan atau dikalikan 1.000).

Dampak yang terjadi apabila melakukan seks pranikah

dan dilakukan pada usia remaja yaitu beresiko kelahiran

prematur, berat badan bayi lahir rendah (BBLR), serta

perdarahan persalinan yang dapat meningkatkan kematian ibu

dan bayi. Persalinan pada ibu dibawah usia 20 tahun memiliki

kontribusi dalam tingginya angka kematian neonatal, bayi dan

balita. Angka fertilitas kelompok usia 15-19 tahun

menunjukan penurunan yang tidak signifikan dalam 5 tahun

terakhir, masih jauh dari target Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2014 yaitu kelahiran per 1000

perempuan (Kementrian Kesehatan, 2015). Kementerian sosial


2017 menyatakan anak jalanan memiliki risiko terkena HIV-

AIDS, tahun 2010 dari 144.889 anak yang hidup di jalanan,

8.581 telah terinveksi HIV-AIDS (Kementrian Sosial, 2017).

Kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan

sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak

semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam

semua hal yang berkaitan dengan seksualitas. Sedangkan

hak reproduksi adalah hak untuk mencapai standar

kesehatan seksual dan reproduksi optimalnya. Termasuk

hak untuk membuat keputusan terkait reproduksi tanpa

adanya diskriminasi dan kekerasan. Informasi yang

lengkap dan juga penanaman nilai serta norma agama bisa

menjadi bekal penangkal kejahatan seksual terhadap anak

dan remaja. (www.kesehatanreproduksi,2016).

1. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

dapat mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini dengan

rumusan masalah sebagai beriku” Hubungan Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi Dengan Pengetahuan Remaja Pada Seksdi Mts Ash-

Shohibiyah Desa Bangun Purba”

2. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN


Penelitian ini bermaksud untuk melengkapi dan mempelajari

secara ilmiah Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Dengan

Pengetahuan Remaja Pada Seks di Mts Ash- Shohibiyah Desa

Bangun Purba”

Untuk mencapai maksud di atas maka tujuan penelitian yang akan

dicapai dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mendapatkan

gambaran mengenai Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi

Dengan Pengetahuan Remaja Pada Seks di Mts Ash- Shohibiyah

Desa Bangun Purba”

3. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah

1). Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan yang berharga untuk keperluan

pengembangan ilmu psikologi khususnya dan ilmu

pengetahuan umumnya, serta dapat memberikan masukan

bagi penulis selanjutnya yang berminat untuk meneliti

masalah yang sama.


2). Manfaat Praktis

Bagi remaja, hasil penelitian ini memberikan masukan,

informasi mengenai Hubungan Pengetahuan Kesehatan

Reproduksi Dengan Pengetahuan Remaja Pada Seks di Mts

Ash- Shohibiyah Desa Bangun Purba” sehingga dapat di jadikan

sebagai wacana pemikiran bagi remaja agar mampu

menghindari prilaku seks pranikah.


DAFTAR PUSTAKA

Rohan. (2013). Kesehatan reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai