Anda di halaman 1dari 47

PRESENTED BY:

Aksa Nur Rachman,S.Ked


(11021000005)

SUPERVISOR:
dr. Baharuddin, Sp.B

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama • Putri Khaerunnisa

No. Registrasi • 234173

Jenis Kelamin • Perempuan

Umur • 10 bulan

Tanggal MRS • 28 Maret 2016

Ruangan • Ketilang

Status • BPJS
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS (29-03-2016)

KELUHAN • Luka bakar


UTAMA

Dialami sejak ± 1 jam sebelum masuk rumah sakit akibat


terkena air panas, nyeri (+). Riwayat penurunan kesadaran (-),
nyeri kepala (-) sesak (-) mual (-), muntah (-).

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
ANAMNESIS (29-3-2016)

KELUHAN • Luka bakar


UTAMA

Mekanisme trauma:
Menurut keterangan dari keluarga pasien, pasien terkena tumpahan air
panas saat sedang bermain di dapur rumah neneknya.

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

• Mata : Anemis -/-, ikterus -/-, perdarahn


subkonjungtiva (-)
Pemeriksaan • Bibir : Sianosis (-), bibir kering/terkelupas
Kepala (+)
• Lidah : Kotor (-), candidiasis (-)

• Inspeksi : Tampak luka bakar


Pemeriksaan regio parietal(S) ,regio auricula
Facialis (S), regio temporal(s)
• Palpasi : Nyeri tekan (+)

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : P: 24x/menit, simetris kiri=kanan,
thoracoabdominal type, normochest, tampak luka
Pemeriksaan bakar pada regio thorax (S), hematome(+)
• Palpasi : Nyeri tekan (+), massa tumor (-)
Dada • Perkusi : Sonor.
• Auskultasi : Vesikuler. BT: Wh-/-, Rh-/-

• Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak


• Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
• Perkusi : Pekak, batas jantung di linea
Jantung midklavicularis kanan
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II dalam batas
normal, bising (-)

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

• Inspeksi : Datar ikut gerak nafas


• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
Abdomen • Palpasi : Nyeri tekan (-), Massa tumor (-),
hepar sulit dinilai, lien tidak teraba.
• Perkusi : Timpani (+), shifting dullnes (-)

Thorax • Inspeksi : Tampak luka bakar grade


II A-IIB, hiperemis (+) Udem (+) bulla
anterior et (+)
• Palpasi
posterior : Nyeri tekan (+)

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
Pemeriksaan Fisik

Extremitas • Inspeksi: Tampak luka bakar


grade II, hiperemis (+),
superior Udem (+) bulla (+)
sinistra • Palpasi : Nyeri tekan (+)

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI


LAPORAN KASUS
STATUS LOKALIS

• Kepala dan leher :3%


• Thorax anterior :5%
• Thorax posterior :4%
• Ext. atas kanan :0%
• Ext. atas kiri :3%
• Ext. bawah kanan :0%
• Ext. bawah kiri :0%
• Genitalia :0%
• Total : 15 %
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI
LAPORAN KASUS
FOTO KLINIS
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium 30 Maret 2016

Tes Hasil Tes Hasil

WBC 19.2

RBC 4.55 GDS 132

HGB 12.5 Ureum 12

HCT 38.7 Creatinine 0,6

PLT 439 SGOT 31

Na 141 SGPT 14

K 3,8

Cl 109
LAPORAN KASUS
RESUME
Seorang anak umur 10 bulan masuk rumah sakit
dengan keluhan luka bakar di daerah kepala, dada kiri,
punggung kiri, dan lengan atas sejak 1 jam yang lalu
akibat terkena air panas.
Mekanisme Trauma : Menurut keterangan dari keluarga
pasien, pasien terkena tumpahan air panas saat sedang
bermain di dapur rumah neneknya
Lanjut….

• Dari pemeriksaan fisik didapatkan


status generalis Sakit sedang/ Gizi
cukup/ Sadar (GCS15 E4M6V5). Status
vitalis TD: 100/70 mmHg, Nadi:106
x/menit, regular, kuat angkat
Pernapasan: 24 x/menit, spontan, tipe
thoracoabdominal, Suhu: 37,7oC per
aksilla.
Lanjut…

• Status Lokalis : Regio Facialis Inspeksi :


Tampak luka bakar grade II A-II B 3% ,
hiperemis (+) udem (+) hematom(-)
Palpasi: Nyeri tekan (+). Regio Extrimitas
superior sinistra grade IIA-IIB 3%. Regio
Thorax anterior sinistra 5%, regio thorax
posterior 4% Inspeksi: Tampak luka bakar
grade II A-II B 15% , udem (+) bulla (+) ,
Palpasi : Nyeri tekan (+).
LAPORAN KASUS
DIAGNOSIS

• Luka bakar Grade II A- II B 15%


LAPORAN KASUS
RENCANA TERAPI

1. IVFD RL Untuk Resusitasi cairan 8 jam


pertama 270 cc, dan Untuk 16 jam kedua 270
cc .
2. Ceftiaxon 250 mg /12 jam
3. Santagesik 200mg/8jam
4. Burnacin Zalf
5. Rawat luka/ hari
DISCUSSION

LUKA BAKAR
PENDAHULUAN
Luka Bakar
Penyebab luka kabar yakni koboran api di tubuh
Luka bakar atau combusio (Penyebab luka bakar antara lain kobaran api
adalah suatu bentuk kerusakan (flame), jilitan api ke tubuh (flash), terkena air panas
dan kehilangan jaringan (scald), tersentuh benda panas (kontak panas),
disebabkan kontak dengan akibat serangan listrik, akibat bahan-bahan kimia,
sumber suhu yang sangat tinggi. serta sengatan matahari (sunburn) dan suhu yang
sangat rendah.

• Prinsip yang dimaksud adalah kewaspadaan yang tinggi akan


terjadinya gangguan jalan napas pada trauma inhalasi, serta
mempertahankan hemodinamik dalam batas normal melalui
resusitasi cairan

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN


EPIDEMIOLOGI
American Burn Association 2012 angka
morbiditas luka bakar 96,1%.

American Burn Association 2012 lebih


banyak terjadi pada wanita (69%).

unit luka bakar RSCM Januari 1998


- Mei 2001 ; 60% karena
kecelakaan rumah tangga, 20%
karena kecelakaan kerja, dan 20%
sisanya karena sebab-sebab lain.

Sekitar 40%, terutama diakibatkan


luka bakar berat

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN


ANATOMI DAN FISIOLOGI KULIT
ETIOLOGI

• Paparan api
– Flame
– Benda panas
(kontak)
• Scalds (air panas)
• Uap panas
• Gas panas
• Aliran listrik
• Zat kimia
• Radiasi
• Sunburn
Cedera Panas

Edema
Kehilangan Epitel Hipermetabolism

Syok
Imunosupresi Malnutrisi

Paru Ginjal Usus


Kehilangan protein

Insuf.
ARF Ileus Transl. Bakteri Infeksi Luka
Paru

Sepsis
ARDS ATN

MODS
Kematian
Pembagian zona kerusakan jaringan
• Zona koagulasi, zona nekrosis (Daerah
yang lsg mengalami kerusakan)
• Zona statis
– Daerah yang berada disekitar zona koagulasi
– Kerusakan endotel p. darah, trombosit,
leukosit  gangguan perfusi (no flow
phenomena) --> perubahan permeabilitas
kapiler dan respon inflamasi lokal
– 12-24 jam pasca cedera
• Zona hiperemi
– Daerah diluar zona statis
– Vasodilatasi, reaksi sellular (-)

Epidermis
Zona Koagulasi

Dermis
Zona Statis

Zona Hiperemi
Jaringan Sub-Kutis
Pembagian zona kerusakan jaringan
FASE LUKA BAKAR

Fase akut
• Sejak terjadinya trauma hingga 48 jam
• Pada fase ini rentan terjadi gangguan pernapasan akibat trauma
inhalasi dan syok akibat gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
Fase pasca akut
• Terjadi > 48 jam setelah terjadinya trauma
• Masalah-masalah yang timbul pada fase ini adalah terjadinya infeksi
atau sepsis.
Fase lanjut
• Berlangsung setelah penutupan luka sampai terjadinya maturasi
jaringan. Masalah yang dihadapi adalah penyulit dari luka bakar
seperti jaringan parut hipertrofik, kontraktur dan deformitas lain
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Derajat I
– Kerusakan terbatas
pada bagian
epidermis
– Kulit kering, eritema
– Nyeri
– Tidak ada bula
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Derajat II
– Meliputi epidermis
dan sebagian dermis
– Terdapat proses
eksudasi
– Ada bula
– Dasar luka berwarna
merah/pucat
– Nyeri
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

• Derajat III
– Kerusakan meliputi
seluruh dermis dan
lapisan yg lebih
dalam
– Tidak ada bula
– Kulit berwarna abu-
abu dan pucat
– Kering
– Terdapat eskar
– Tidak nyeri
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
LUAS LUKA BAKAR

Beberapa metode untuk menentukan


luas luka bakar:
• Estimasi menggunakan luas
permukaan palmar pasien. Luas
telapak tangan = 1% luas permukaan
tubuh.
LUAS LUKA BAKAR

• Rumus 9 atau rule of nine


untuk orang dewasa.
– Luas kepala dan leher, dada,
punggung, pinggang dan
bokong, ekstremitas atas
kanan, ekstremitas atas kiri,
paha kanan, paha kiri,
tungkai dan kaki kanan, serta
tungkai dan kaki kiri masing-
masing 9%.
– Daerah genitalia = 1%.
LUAS LUKA BAKAR
• Pada anak dan bayi
digunakan rumus
lain karena luas
relatif permukaan
kepala anak jauh
lebih besar dan luas
relatif permukaan
kaki lebih kecil.
– Rumus 10 untuk
bayi
– Rumus 10-15-20
untuk anak.
PEMBAGIAN LUKA BAKAR

• Luka bakar berat (major burn)


– Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di
bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
– Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia
selain disebutkan pada butir pertama
– Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki,
dan perineum
– Adanya cedera pada jalan nafas (cedera
inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka
bakar
– Luka bakar listrik tegangan tinggi
– Disertai trauma lainnya
• Luka bakar sedang (moderate burn)
– Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa,
dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia <
10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
– Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak
maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan,
kaki, dan perineum
• Luka bakar ringan
– Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
– Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia
lanjut
– Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia
(tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pemeriksaan darah rutin dan kimia


darah
• Urinalisis
• Pemeriksaan keseimbangan elektrolit
• Analisis gas darah
• Radiologi – jika ada indikasi ARDS
• Pemeriksaan lain yang dibutuhkan
untuk menegakkan diagnosis SIRS dan
MODS
TATA LAKSANA

Fase akut

• Hentikan dan hindarkan kontak langsung dengan


penyebab luka bakar
• Nilai KU penderita : (Airway, Breathing,
Circulation)
• Jika terjadi obstruksi airway  Bebaskan airway
(intubasi, trakeostomi)
• Shock  guyur cairan tanpa memperhitungkan
luas luka bakar dan kebutuhan cairan
• Tidak shock  segera infus sesuai perhitungan
kebutuhan cairan
Fase akut

• Perawatan luka
• Cuci luka : air steril + antiseptika
• - Bula kecil ( ± 2-3 cm) dibiarkan.
• - Bula besar ( > 3 cm ) bulektomi
(dipecah)/Aspirasi
• - Obat-obat lokal (topikal) untuk luka : Silver
Sulfadiazine (SSD) contoh : Silvaden, Burnazine,
Dermazine.
• Pemberian antibiotika bersifat profilaktis jenis
spektrum luas
• Analgetika
• Antasida
• Pasang catheter pantau prod urin
• NGT(Nasogastric Tube)  hindari ileus paralitik
Pedoman pemberian cairan

1. Per oral
Penderita dengan luka bakar tidak luas (<
15% grade II)
2. Intravena (IVFD) : pada luka bakar > 15%
Resusitasi cairan

• Rumus Baxter:
hari I:
4 ml x kgBB x % luas luka bakar
hari II:
Koloid: 200-2000 cc + glukosa 5%
Pemberian cairan ½ volume pada 8
jam pertama dan ½ volume diberikan
16 jam berikutnya
• Pada anak:

Hari I:
(4cc x kgBB x % luas luka bakar) +
keb. faal
• Kebutuhan Faal:
<1 thn = kgBB X 100cc
1-5 thn = kgBB X 75cc
5-15 thn = kgBB X 50cc
Hari II
sesuai kebutuhan faal
Fase pasca akut dan lanjutan

• Culture dan sensitivity test antibiotika 


Antibiotika diberikan sesuai hasilnya
• Perawatan luka tiap hari / 2 hari sekali
• Jika terjadi hipoalbumin  pemberian Human
Albumin – Globulin
• Eschar  escharectomi (Eschar : jaringan kulit
yang nekrose, kuman yang mati, serum, darah
kering)
• Gangguan AVN distal karena tegang
(compartment syndrome) escharotomi atau
fasciotomi
• Jika terjadi hipoalbumin  pemberian Human
Albumin – Globulin
Perawatan Luka

• Debridement
- Mekanis
- Operatif
• Pencucian luka
• Balut luka(wound dressing)
• Antibacterial topikal
Skin grafting

• Tujuan dari metode ini:


– Menghentikan evaporate heat loss
– Mengupayakan agar proses
penyembuhan terjadi sesuai dengan
waktu
– Melindungi jaringan yang terbuka
• Teknik mendapatkan kulit pasien
secara autograft dapat dilakukan
secara split thickness skin graft atau full
thickness skin graft
Skin Graft
PROGNOSIS

• Prognosis dan penanganan luka bakar


tergantung:
– Dalam dan luasnya permukaan luka bakar
– Penanganan sejak awal hingga
penyembuhan
– Letak daerah yang terbakar
– Usia dan keadaan kesehatan penderita
– Penyulit juga mempengaruhi progonosis
pasien. Penyulit yang timbul pada luka bakar:
gagal ginjal akut, edema paru, SIRS, infeksi
dan sepsis, serta parut hipertrofik dan
kontraktur.
BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UMI

Anda mungkin juga menyukai