Anda di halaman 1dari 49

Dpjp : dr joan

ABSES PAYUDARA Sp.B


Dipresentasikan oleh :
dr Whidi chandra

Pembimbing : dr Jahja Budi Sutedja


Identitas Pasien

Nama : ny F
Usia : 30 Tahun
Jenis Kelamin: perempuan
Tangal masuk RS : 8 Desember
2020 (pukul : 13.00)
RM : 510427
BB : 65 kg TB 160 cm
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit sekarang


Pasien mengeluh Payudara kiri membengkak & terasa nyeri sejak 3 mg yang
lalu SMRS. Awalnya puting payudara lecet dan bayi tidak mau menyusui,
pasien hanya kompres hangatdan tidak berobat. Keluhan disertai payudara
memerah dan lama kelamaan menjadi bengkak lalu muncul mata bisul di
sebelah kiri samping bawah payudara. Bisul tersebut menjadi semakin besar
lalu pecah keluar nanah warna putih kekuningan. Pasien sedang menyusui.
Pasien baru melahirkan anak pertama lahir spontan ± 3 bulan yang lalu.
Pasien mengaku bahwa ia bisa menyusui anaknya dengan cara yang benar
namun saat sakit tidak memompa ASI nya. Demam (+) semenjak ± 3 minggu
ini, Batuk (-), pilek (-). BAK (+) normal, BAB (+) normal, penurunan BB (-).
.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

Riw trauma (-)


DM(-)
Riw abses mamae (-)
HT (-)
DM (-)
Ri penyakit jantung (-) HT(-)
Riw alergi (-) Penyakit jantung (-)
Persalinan normal anak 1 di Riwayat Asma (-)
RS Riw alergi (-)
Riw mondok di RS (-) Kesimpulan : tidak ada riw penyakit
Kesimpulan :tidak ada riw keluarga yang diturunkan
penyakit dahulu
Riwayat Berobat dan penggunaan obat :
Terlambat ke dokter, saat keluar nanah dari massa baru
periksa
Pasien tidak minum obat , hanya kompres di payudara
RIWAYAT KEBIASAAN
 Merokok (-), minum alkhol (-)
 Pasien tidak pernah membersihkan puting susu payudara saat akan menyusui maupun setelah menyusui
 Tidak memompa ASI
 Hygine mulut bayi (hanya di bersihkan saat mandi saja )
 Teknik menyusui sudah benar dan memberikan ASI ekslusif sering

Riwayat Sosial
Ekonomi
• Baik

Riwayat Gizi
• Pasien makan teratur 3 x sehari
• Penurunan BB (-)
Riwayat kehamilan dan persalinan

ANC : kehamilan pertama dengan ibu P1A0. kontrol kehamilan


rutin tiap bulan di PKM dan RS. Ibu rutin minum vitamin, tablet
tambah darah, asam folat selama hamil. Imunisasi TT 2x.
Peningkatan BB selama hamil , riw demam(-), riw HT dan DM (-),
kejang(-), konsumsi jamu(-), riw trauma (-), infeksi selama hamil
seperti CMV, rubela , toxo (-)
Natal care : lahir spontan di Sp.OG RS usia kehamilan 40 mg,
bayi langsung menangis sesaat setelah lahir, kulit biru (-), kulit
kuning (-), BBL 3500
Post natal care : pasien periksa rutin di bidan, inj vit k 1 mg (+),
dilakukan IMD (+), kejang (-), infeksi (-)
Kesimpulan : riw kehamilan dan persalinan baik
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
PULMO
JANTUNG
ABDOMEN
STATUS LOKALIS

 Regio mammae sinistra :


 Inspeksi : tampak ulkus dengan pus putih kekuningan pada kuadran
lateral bawah kiri dengan ukuran 3x3 cm , kulit hiperemis, bengkak,
puting susu teregang,kulit terkelupas(+), retraksi papil(-), discharge
nipple (-), fissure nipple (-)
 Palpasi : kulit mammae teraba hangat, bengkak terfiksir pada kuadran
lateral bawah, konsistensi lunak-padat, nyeri tekan (+), fluktuatif(+) 
 Regio aksila sinistra :
 Inspeksi : kulit normal tidak hiperemis
 Palpasi :Pembesaran KGB axilla
STATUS LOKALIS

 Regio mammae dextra :


 Inspeksi : tidak ada benjolan dan luka , kulit tidak hiperemis, tidak
bengkak, puting susu teregang, kulit terkelupas(-), retraksi papil(-)
 Palpasi : kulit mammae teraba hangat, nyeri tekan (-)
 
 Regio aksila dextra:
 Inspeksi : kulit normal tidak hiperemis
 Palpasi : tidak teraba nodul, tidak teraba pembesaran KGB
Abses Mammae sinistra
TERAPI

Tindakan Bedah : eksisi debridement


Post operasi:
Inf RL 20 tpm
Inj ceftriaxon 1 gr/12 jam
Inj paracetamol 1 gr /8jam
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan

Hemoglobin 12.7 g/dL 10.8-14.2

Leukosit H 31.6 103/uL 3.70-10.1

Neutrofil 81.5 % 39.3-73.7

Lymfosit 7.54 % 18.0-48.3

Hematokrit 37.8 % 37.7-53.7

Trombosit 489 103/uL 155-366


Follow up
Hari
Hari 1 S: bengkak dan nyeri payudara kiri disertai keluar nanah, demam(+),
batuk (-) , pilek (-), BAB dbn, BAK dbn
Tgl O:
8/12/2020 TD: 100/80 N: 88 x/mnt, RR 18x/mnt, T 37.8, spo2 : 98%
K: Conjungtiva Anemis -/-,Sklera ikterik -/-
T : I:simetris
P: Nyeri Tekan (-)
P: sonor
A: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-, SI-II reg, mur (-)
abd : I:supel
A: peristaltik normal (+)
P: Nyeri Tekan (-)
P: timpani
Extremitas : CRT <2”, edem -/-, akral hangat +/+
A: abses mamae sinistra
P : pro eksisi debridement
Inf RL 20 tpm
Inj ceftriaxon 1 gr/12 jam
Inj paracetamol 1 gr /8jam
Besok GV ganti kassa +oles burnazin
Pumping mamae sn sesuai keperluan
Follow up
Hari
Hari 1 S:nyeri post debridement, demam(-), batuk (-) , pilek (-), BAB
Tgl dbn, BAK dbn
O:
8/12/2020
TD: 107/65 N: 78x/mnt, RR 18x/mnt, T 36.6 spo2 : 98%
K: Conjungtiva Anemis -/-,Sklera ikterik -/-
T : I:simetris
P: Nyeri Tekan (-)
P: sonor
A: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-, SI-II reg, mur (-)
abd : I:supel
A: peristaltik normal (+)
P: Nyeri T ekan (-)
P: timpani
Extremitas : CRT <2”, edem -/-, akral hangat +/+
Status lokalis : nyeri (+), hiperemis (-), edem (-)
A: post debridement abses mamae sinistra
P:
Tx lain lanjut
Follow up
Hari
Hari 2 S:nyeri post debridement berkurang , demam(-), batuk (-) ,
Tgl pilek (-), BAB dbn, BAK dbn
O:
9/12/2020
TD: 100/70 N: 89x/mnt, RR 18x/mnt, T 36.8, spo2 : 98%
K: Conjungtiva Anemis -/-, sklera ikterik -/-
T : I:simetris
P: Nyeri Tekan (-)
P: sonor
A: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-, SI-II reg, mur (-)
abd : I:supel
A: peristaltik normal (+)
P: Nyeri Tekan (-)
P: timpani
Extremitas : CRT <2”, edem -/-, akral hangat +/+
Status lokalis : nyeri (+), hiperemis (-), edem (-)
A: post debridement abses mamae sinistra
P:
Tx lain lanjut
Follow up
Hari
Hari 3 S:nyeri post debridement (-), demam(-), batuk (-) , pilek (-),
Tgl BAB dbn, BAK dbn
O:
10/12/202
TD: 112/79 N: 78x/mnt, RR 20x/mnt, T 36.6 spo2 : 99%
0
K: Conjungtiva Anemis -/-,Sklera ikterik /-
T : I:simetris
P: Nyeri Tekan (-)
P: sonor
A: Vesikuler +/+, Rhonki -/-, wheezing -/-, SI-II reg, mur (-)
abd : I:supel
A: peristaltik normal (+)
P: Nyeri Tekan (-)
P: timpani
Extremitas : CRT <2”, edem -/-, akral hangat +/+
Status lokalis : nyeri (-) hiperemis (-), edem (-)
A: post debridement abses mamae sinistra
P:
BLPL
Cefixime 200 mg 2x1
Paracetamol 500 mg 3x1
DEFINISI

Abses Payudara adalah kumpulan nanah yang terbentuk di


dalam jaringan payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri.
Dapat terjadi pada periode menyusui, akibat trauma &
mastitis terinfeksi
EPIDEMIOLOGI

 Staphylococcus aureus ditemukan peradangan payudara sering terjadi


pada wanita yang menyusui, dan sering terjadi dalam waktu 1-3 bulan
setelah melahirkan.
 Mastitis terjadi pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan.
 Sedangkan absesnya biasa terbentuk setelah berminggu-minggu atau
berbulan-bulan.
 Sering pada ibu muda
 Hygiene bayi
 Jarang pada wanita non-laktasi
ORGANISME PENYEBAB

 S.aureus paling sering *


 E.coli
 Enterococcus sp.
 Jamur
 M.tuberculose
FAKTOR PENYEBAB

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh


bakteri yang umum ditemukan pada kulit normal
(staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada
saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui
kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak
pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan
terisi dengan nanah.
PATOFISILOGI
Luka 
peradangan  pengeluaran susu
terhambat

Penyumbatan duktus
Laktiferus

Pembentukan Abses
PATOFISIOLOGI

 Etiologi (hygiene mulut bayi


Duktus aerola mammae terhambat
 Bakteri masuk melalui arela melalui hematogen/limfatik
mammae

Abses mammae
 Infeksi bakteri Stap. Aureus

Pecah / tidak pecah


 Statis laktasi (produksi normal)

Benjolan padat
DIAGNOSIS

 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 USG payudara
 Aspirasi
MANIFESTASI KLINIS
 Gejala dan tanda yang sering ditimbulkan oleh abses payudara:
 teraba benjolan yang membengkak dan sangat nyeri
 Kemerahan, panas, edema pada kulit diatasnya.
 Benjolan terasa lunak karena berisi nanah.
 Kadang-kadang keluar cairan nanah melalui puting susu
 Dapat juga terjadi pembesaran KGB dibawah ketiak.
 Demam dapat ada atau tidak ada.
 Teraba fluktuasi
 Jika dibiarkan terus menerus, benjolan menjadi berfluktuasi dengan perubahan
warna kulit dan nekrosis
PEMERIKSAAN FISIK
A

INSPEKSI Inspeksi kedua payudara: warna kulit, lekukan, retraksi papila, adanya
kulit berbintik seperti kulit jeruk, ulkus, dan benjolan. Cekungan kulit
(dimpling) akan terlihat lebih jelas bila pasien diminta untuk
mengangkat lengannya lurus ke atas.

PALPASI Palpasi dilakukan dengan ruas pertama jari telunjuk, tengah, dan manis
yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan pada setiap kuadran
payudara dengan alur melingkar atau zig-zag. Jika terdapat tumor, nilai
tumornya. Perabaan aksila untuk meraba apakah terdapat pembesaran
kelenjar getah bening. Palpasi dilakukan guna menentukan apakah
benjolan melekat ke kulit atau dinding dada.
Dengan memijat halus puting susu, nilai apakah terdapat pengeluaran
sekret.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Darah
 USG Payudara : untuk mengidentifikasi adanya cairan yang terkumpul
 Mamografi
 Screening mamogram
 Diagnostic mamogram.
 Biopsi Aspirasi Jarum Halus
 Isolasi Bakteri
TATALAKSANA

Insisi Drainase abses


Antibiotika adekuat
 Infeksi pada neonatus, puerperalis dan infeksi pd kulit:
DICLOXACILLIN, ERYTHROMYCIN
 Dikloksasilin atau flukloksasilin 500 mg setiap 6 jam
secara oral
Paling sedikit selama 10 – 14 hari
Antipiretik dan analgetik
we recommend the continued
use of flucloxacillin (or
erythromycin in the event of
penicillin allergy) with or without
metronidazole as initial empirical
therapy until bacterial culture
results are known.
500 mg of cloxacillin administered orally four times daily for 7–
10 days.

Alternatives are 300 mg of clindamycin administered four times


daily, 500 mg of erythromycin administered three times daily, or
500 mg of cefazolin administered four times daily.

Some authors suggest adding 500 mg of metronidazole


administered three times daily from the onset in the treatment
of nonpuerperal abscesses.
TEKNIK OPERASI

 Dilakukan insisi (sesuai garis langer) kemudian diperdalam sampai


mencapai abses.
 Dilakukan evakuasi abses, pemeriksaan kultur dan tes resistensi
TATALAKSANA NON MEDIKAMENTOSA

 Teknik menyusui yang benar


 Pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4x perhari
sebelum menyusui untuk mengurangi bengkak dan nyeri
 Meskipun dalam keadaan mastitits harus sering menyusui bayi dan
mulailah pada payudara yang sehat
 Hentikan menyusui pada payudara yang abses. Tetapi ASI harus tetap
dikeluarkan
 Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada
payudara yang terkena
 Anjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
Abses mammae Mastitis
Payudara + +
membengkak
Nyeri tekan + +

Demam + +

Teraba fluktuasi + -

Pus + -
DIAGNOSIS BANDING

 Mastitis

Medika mentosa : dicloxacillin


Staphylococus aureus atau cephalosporin 500 mg
Payudara yang eritematosa dan nyeri peroral setiap 6 jam selama
serta biasanya disertai demam 5-7 hari dan
Unilateral
non medika mentosa :
pengosongan payudara
dengan mengeluarkan
seluruh ASI ataupun yang
tersisa dengan tangan atau
dengan alat hisap khusus
DIAGNOSA BANDING

Galaktokel
Kista retensi air susu. Galaktokel berbatas jelas dan mobile, biasa timbul
6 – 10 bulan berhenti menyusui. Biasanya terletak di tengah dalam
payudara/ dibawah puting.
FAM
Neoplasma jinak terutama pada wanita muda. FAM teraba sebagai
benjolan bulat dengan simpai licin, mobile, konsistensi kenyal padat.
Terkadang nyeri, bisa tumbuh multiple.
CA Mammae
Gejala dan tanda yang muncul: adanya benjolan, perubahan warna kulit
kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, peau d’orange, ulserasi,
nipple tertarik, erosi, krusta, discharge. KGB aksila, infraklavikular,
supraklavikular membesar. Metastase ditentukan dengan pemeriksaan
radiologi.
SAAT MENYUSUI?

Post operasi lanjutkan menyusui


selama tidak mengganggu “latch
on”
Jika tidak memungkinkan 
pompa
 Mengeluarkan susu
 Meneruskan produksi
Ekskoriasi  Nyeri 
pertimbangkan stop ASI
SUPPORT FOR CONTINUED
BREASTFEEDING
aim of therapy is to continue breastfeeding
and to empty the breast as fully as possible
with each feed  relieves symptoms and
reduces likelihood of breast abscess.
There is no evidence of risk of harm to a
healthy infant feeding from an infected
breast. If attachment painful  breast
pump (Figure 4). women should be
supported in their decision and encouraged
to wean gradually, preferably after the
infection has resolved.

Cusack L. Lactational mastitis and breast abscess – Diagnosis and


management in general practice. Australian Family Physician Vol.
40, No. 12, December 2011
PENCEGAHAN

 Pemberian ASI eksklusif segera setelah melahirkan


 Hindari pakaian yang dapat menyebabkan iritasi pada payudara
 Menjaga higiene tangan agar tetap bersih
 Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui
 Perawatan payudara berupa massage, kompres hangat dan dingin
 Segera mengobati puting yang lecet dengan mengoleskan sedikit ASI
 Teknik menyusui yang benar, yaitu kosongkan salah satu payudara sebelum
pindah ke payudara sebelah, Untuk mencegah pembengkakan dan
peyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya
 Setelah menyusui puting susu dapatdiberikan salep lanolin
 Menjada hygiene mulut bayi menyusui
PROGNOSIS DAN KOMPLIKASI

 Prognosis :
untuk kasus ini baik bila segera dilakukan insisi abses dan pemberian
antibiotik yg adekuat
 Komplikasi :
 Mastitis dan abses payudara berulang
EDUKASI

 Ibu dianjurkan agar lebih sering menyusui dimulai dari payudara yang
bermasalah
 Pemberian ASI pada payudara secara bergantian
 Berhenti menyusui beresiko terjadi abses lebih besar
 Pijatan halus pada daerah yang bermasalah dapat memperlancar
keluarnya ASI
 Ibu mengkonsumsi cairan adekuat dan nutrisi seimbang
 Kompres dingin pada daerah nyeri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai