Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

“FIMOSIS“
NAMA : SITI HARDIYANTI BAHARUDDIN
STB : 111 2015 2196
IDENTITAS
Nama : An. AP
Umur : 4 tahun
J.Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cendrawasih
Tgl masuk pkm : 17 Mei 2017
ANAMNESIS
 Keluhan Utama : Nyeri saat berkemih
 Anamnesis Terpimpin :

 Pasien diantar oleh ibunya ke poliklinik umum


Puskesmas Mamajang dengan keluhan Nyeri saat
berkemih dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan
disertai dengan durasi buang air kecil yang lama, kadang
menetes, kulit penis tidak dapat ditarik ke belakang, dan
ujung penis biasanya menggembung setiap buang air
kecil. Warna urin jernih(+), darah (-), demam (-), BAB
(+) dalam batas normal.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.

 Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluhan yang sama di keluarga tidak diketahui

 Riwayat alergi
Alergi terhadap obat atau makanan dan minuman tertentu
disangkal
 
 Riwayat Operasi
Pasien tidak mempunyai riwayat operasi sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital
 Keadaan Umum : Sakit sedang

 Kesadaran : Compos mentis


 Gizi : Baik
 VAS : 2/10
 Pernafasan : 24 x/menit

 Nadi : 104 x/menit


 Tekanan Darah :-
 Suhu : 36,7ºC
 BB : 20 kg
STATUS GENERALIS
THT
KEPALA
 Rhinorhea(-/-)
 Jejas (-)

 Hematoma (-)  Otorheae (-/-)


 Nyeri Tekan (-)  Nyeri tekan (-)

 Krepitasi (-)
MATA
 Konjungtiva anemis (-/-)

 Sklera ikterik (-/-) LEHER


 Sianosis (-/-)  Peningkatan JVP (-)
 Pupil isokor
 Pembesaran kelenjar limfe (-)

 Pembesaran kelenjar thryoid (-)


MULUT dan LIDAH
 Stomatitis

 Lidah kotor
DADA
 Jantung : DBN
 Paru : DBN

ABDOMEN
 Inspeksi : datar (+), luka bekas operasi (-),
massa (-), spider nervi (-)
 Auskultasi : bising usus (+), bruit (-)

 Palpasi : nyeri tekan (-)

 Perkusi : timpani

EKSTREMITAS
 Akral hangat,CRT< 2”
STATUS LOKALIS
 
 Inspeksi : tampak kulit penis menutupi kepala penis,
tidak tampak edema,tidak tampak kemerahan
 Palpasi : teraba glans penis, nyeri tekan (-), kulit penis
tidak dapat di retraksi ke pangkal penis, terdapat
perlengketan preputium dengan glans penis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Darah lengkap : tidak dilakukan
 Pemeriksaan Kimia darah : tidak dilakukan
RESUME
Anak laki-laki usia 4 tahun diantar oleh ibunya ke poliklinik
umum Puskesmas Mamajang dengan keluhan Nyeri saat berkemih
dirasakan sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan durasi
buang air kecil yang lama, kadang menetes, kulit penis tidak dapat
ditarik ke belakang, dan ujung penis biasanya menggembung
setiap buang air kecil. Warna urin jernih(+), darah (-), demam (-),
BAB (+) dalam batas normal.

Pada pemeriksaan fisis tampak kulit penis menutupi kepala penis,


tidak tampak edem,tidak tampak kemerahan, teraba glans penis,
nyeri tekan (-), kulit penis tidak dapat di retraksi ke pangkal penis,
terdapat perlengketan prepotium dengan glans penis.
DIAGNOSIS
FIMOSIS
PENATALAKSANAAN
 Diberikan obat analgetik
 Disarankan untuk Sirkumsisi
PEMBAHASAN
 ANATOMI
DEFENISI
 FIMOSIS
Fimosis adalah suatu kelainan
dimana preputium penis yang
tidak dapat di retraksi (ditarik) ke
proksimal sampai ke korona
glandis. Pada fimosis, preputium
melekat pada bagian glans dan
mengakibatkan tersumbatnya
lubang saluran kencing, sehingga
bayi dan anak menjadi kesulitan
dan rasa kesakitan pada saat
buang air kecil.
ETIOLOGI
 –Tumpukan Smegma
 –Kelainan Anatomis

 –Balanitis xerotica obliterans (BXO)

 –Inflamasi:

•Balanitis •Posthitis •Balanoposthitis


KLASIFIKASI FIMOSIS
 FIMOSIS KONGENITAL (FISIOLOGI)
 FIMOSIS YANG DIDAPAT (PATOLOGI)
FIMOSIS PATOLOGI

 A= Full Phimosis (gland tidak bisa ditarik ke belakang)


 B= Relative Phimosis (hanya OUE yang nampak)

 C= Relative Phimosis (gland nampak setengah)

 D= Relative Phimosis (gland nampak seperempat)


MANIFESTASI KLINIK
a. Preputium tidak bisa ditarik ke arah pangkal
ketika akan dibersihkan.
b. Anak mengejan saat buang air kecil karena
muara saluran kencing diujung tertutup. Biasanya
ia menangis dan pada ujung penisnya tampak
menggembung.
c. Air seni yang tidak lancar, kadang-kadang
menetes dan memancar dengan arah yang tidak
dapat di duga.
d. Kalau sampai timbul infeksi, maka si anak akan
mengangis setiap buang air kecil dan dapat pula disertai
demam.
PATOFISIOLOGI
 Penis yang belum di sikumsisi terdiri dari
corpus, gland penis ,sulcus coronal gland penis,
dan preputium
 Fisiologi fimosis -> hasil dari adhesi lapisan-

lapisan epitel antara preputium bagian dalam penis


dengan gland penis
 Adhesi ini secara spontan akan hilang pada saat

ereksi ada retraksi preputium secara


intermiten,jadi seiring dengan bertambah nya usia
phimosis fisiologis akan hilang diikuti dengan penambahan usia.
 Higienitas yang buruk pada daerah sekitar penis

dan episode blanitis atau balonhostitis


berulang  Terbentuk nya scar pada orificium
 Balloning prepusium mengembang saat berkemih karena
desakan pancaran urine yang tidak diimbangi besarnya
lubang di ujung prepusium.
 Bila fimosis menghambat kelancaran berkemih

maka sisa-sisa urin mudah terjebak di dalam


prepusium.
 Adanya kandungan glukosa pada urine menjadi pusat bagi
pertumbuhan bakteri.
 Karena itu, komplikasi yang paling sering dialami akibat
fimosis adalah infeksi saluran kemih (ISK).
DIAGNOSA
Jika preputium tidak dapat atau hanya sebagian
yang dapat di retraksi,atau menjadi cincin
konstriksi saat di tarik ke belakang melewati
gland penis,harus di duga adanya disproporsi
antara lebar kulit preputium dan dan diameter
gland penis.
KOMPLIKASI
1.Akumulasi sekret dan smegma di bawah preputium yang
kemudian terkena infeksi sekunder dan akhirnya terbentuk
jaringan parut.
2.Pada kasus yang berat dapat menimbulkan retensi urin.
3.Penarikan preputium secara paksa dapat berakibat kontriksi
dengan rasa nyeri dan pembengkakan glans penis yang disebut
parafimosis
4.Pembengkakan/radang pada ujung kemaluan yang disebut
ballonitis.
5.Timbul infeksi pada saluran air seni (ureter) kiri
dan kanan, kemudian menimbulkan kerusakan
pada ginjal.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
 fimosis et causa Balanitis/Posthitis

–Indikasi utama untuk langsung dilakukan


sirkumsisi
–Sebelum di sirkumsisi berikan antibiotik
sebagaiprofilaksis mengurangi peradangan
 fimosis et causa balanitis xerotica obliterans

–dapat diberikan salep dexamethasone 0,1%


yangdioleskan 3 atau 4 kali sehari
–diharapkan setelah 6 minggu preputium
Dapat diretraksi spontan.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai