0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan14 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran dalam bidang fisioterapi, termasuk teknik pengukuran yang lazim digunakan seperti VAS, goniometer, dan MMT; serta syarat validitas, reliabilitas, sensitivitas, dan spesifisitas alat ukur; serta kategori masalah yang sering diukur seperti impairment, activity limitation, dan participation restriction."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran dalam bidang fisioterapi, termasuk teknik pengukuran yang lazim digunakan seperti VAS, goniometer, dan MMT; serta syarat validitas, reliabilitas, sensitivitas, dan spesifisitas alat ukur; serta kategori masalah yang sering diukur seperti impairment, activity limitation, dan participation restriction."
Dokumen tersebut membahas tentang pengukuran dalam bidang fisioterapi, termasuk teknik pengukuran yang lazim digunakan seperti VAS, goniometer, dan MMT; serta syarat validitas, reliabilitas, sensitivitas, dan spesifisitas alat ukur; serta kategori masalah yang sering diukur seperti impairment, activity limitation, dan participation restriction."
• Teknik ini sangat lazim dipakai dalam penelitian di bidang kefisioterapian outcome measure • Disini harus jelas obyek yang diukur, alat ukurnya, dan satuan ukurannya • Contoh: • nyeri VAS - skala 1 – 10 • LGS goniometer – derajat • Kekuatan otot MMT – skala 0 – 5 • Keseimbangan TUG – waktu • Spastisitas skala Ashworth – skala 0-5 • dll Syarat alat ukur Validitas • Suatu alat ukur harus mengukur apa yang seharusnya akan diukur • Ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. • Validitas hanya berlaku utk 1 tujuan yg spesifik • Validitas dapat diketahui dengan cara: • Validitas permukaan (face validity) Apakah alat ukur itu kelihatannya dapat mengungkapkan gejala-gejala yang diteliti • Validitas konstruksi (construct validity) Apakah alat ukur telah mencakup setiap item yang telah ditetapkan akan diteliti • Validitas isi (content validity) Apakah setiap item dalam alat ukur sesuai dengan gejala atau obyek yang ingin diukur
• Kriteria terkait (criterion related)
Apakah hasil dari alat ukur tersebut sama/sebanding dengan alat ukur lain yang mengukur item atau gejala yang sama Reliabilitas • Merupakan tingkat keajegan dari alat ukur dalam mengungkapkan gejala tertentu • Keterpercayaan, Keterandalan,Keajegan, Kestabilan,Konsistensi • Reliabilitas meliputi • Inter – rater reliability Orang berbeda menggunakan alat ukur yang sama maka hasilnya sama • Intra - rater reliability Orang yang sama pada kesempatan yang berbeda- beda menggunakan satu alat ukur, hasilnya sama • Test – retest reliability Pada tes ulangan dimana situasi dan harapan yang tidak dirubah, hasilnya sama Sensitivitas (true positive) • Suatu alat ukur harus mampu mendeteksi perubahan kecil yang diharapkan Specificitas (true negative) • Suatu alat ukur harus memiliki kekhususan dalam mendeteksi problem-problem tertentu atau kasus- kasus tertentu Simplisitas • Suatu alat ukur mestinya adalah sederhana dan mudah serta cepat dalam pemakaian dan interpretasinya Komunikatif • Suatu alat ukur mestinya adalah mudah dipahami oleh orang/pihak lain Misalnya • Suatu tes utk aphasia memiliki rentang nilai 0 – 20 • Pada populasi, 98% dari populasi mempunyai nilai 18-20 • Pada penderita “true” aphasia, 95% pasien memiliki nilai 0-17 • Gold standard adalah diagnosis dari speech therapist Speech therapist True Aphasia True Normal Total
Test score
0-17 (aphasia) 38 1 39
18-20 (normal) 2 59 61
Total 40 60 100
• Sensitivity (true positive) 38/40 (95%)
• Specificity (true negative) 59/60 (98%) • Predictive value, positive 38/39 (97%) • Predictive value, negative 59/61 (97%) • False positive 1/39 (3%) • False negative 2/61 (3%) Obyek Pengukuran (Problematika Fisioterapi) • Saat ini penanganan fisioterapi lebih menekankan kepada patients/clients centred/oriented. • Klasifikasi dari WHO: • International Classification of Impairment Disability and Handicap/IC-IDH (WHO, 1980) • IC-IDH 2 atau ICF (International Classification of Functioning and Disability) (WHO, 2001) Kategori problematik (WHO, 2001) • Impairment • Activity limitation (dulu disability) • Participation restriction (dulu handicap) APTA (2001) menyebut sebagai impairment, activity limitation dan disability Impairment • Hilangnya atau tidak normalnya aspek psikologis, fisiologis, anatomis dan atau fungsi • Kebanyakan pemeriksaan/pengukuran fisioterapi ada pada tingkat ini • Impairment saja jarang mendorong seseorang untuk mencari pertolongan medis Klasifikasi Impairment • Langsung : akibat langsung dari pathologinya • Tidak langsung : gejala sisa (sequelae) atau komplikasi sekunder dari impairment langsung • Gabungan : impairment yang memiliki berbagai sebab yang mendasari, baik langsung dan tidak langsung Activity limitation
• Ketidakmampuan melakukan suatu aktivitas
yang normal • Ketidakmampuan melakukan suatu aktivitas atau kebiasaan yang merupakan komponen penting dalam kehidupan sehari-hari (jalan, perawatan diri, menulis dll) • Ketidakmampuan melakukan fungsi atau aktivitas fungsional Participation restriction • Problem yang dihadapi seseorang dalam berinteraksi dalam masyarakat • Merupakan interaksi yang komplek dari kondisi kesehatan, impairment, activity limitation dan konteks dimana orang tersebut tinggal/beraktivitas • Bukan merupakan suatu hal yang rutin diperiksa dalam dunia kefisioterapian