Anda di halaman 1dari 26

Asuhan

Keperawatan
Luka Bakar
JOKO TRI WAHYUDI, S.KEP.,NS.,M.KEP
KULIT

Kulit merupakan organ terluas di tubuh manusia. Jika


dibentangkan, kulit tubuh orang dewasa memiliki luas sekitar
dua meter persegi — bisa menutupi sebuah pintu. Luasnya
kulit kita berfungsi untuk melindungi setiap otot,
jaringan, serta organ-organ penting dalam tubuh. Kulit juga
berfungsi untuk membantu mengatur suhu tubuh sekaligus
sebagai indra peraba. Selain itu, kulit manusia juga berperan
sebagai produsen vitamin D yang penting untuk kesehatan
tulang.
Anatomi KULIT
fuNGSI kULIT
Kulit memiliki beberapa fungsi, antara lain :
◦ Sebagai alat pengeluaran berupa kelenjar keringat.
◦ Sebagai indra peraba.
◦ Sebagai pelindung organ dibawahnya.
◦ Tempat dibuatnya vitamin D dengan bantuan sinar
matahari.
◦ Pengatur dan penyeimbang suhu tubuh.
◦ Tempat menimbun lemak.
Definisi Luka Bakar
(Cobustio)
Luka bakar adalah Kerusakan atau kematian dari kulit,
mukosa, dan jaringan yang lebih dalam dapat di
sebabkan oleh panas. Suhu dingin yang tinggi, api,
matahari, arus listrik maupun bahan kimia (Djohansyah,
2000)
Penyebab Luka Bakar
Listrik, Petir &
Air Panas Bahan Kimia
Radiasi

Api atau Suhu Dingin


Ledakan Bom yg Tinggi

Sengatan
Matahari (Noer, et, al, 2006)
Derajat Kedalam Luka
Bakar

Luka bakar derajat 1


kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) kulit
hiperemik berupa eriterma, tidak di jumpai bullae, nyeri karena
ujung-ujung saraf sensorik teriritas, penyembuhan terjadi
secara spontan tanpa pengobatan khusus (Noer, 2006).
Luka bakar derajat 2
Kerusakan meliputi epidermis dan berbagai dermis, berupa reaksi
inflamasi disertai proses eksudasi, terdapat bullae, nyeri karena
ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dibedakan menjadi II bagian
yaitu: (Noer, 2006).

1. Derajat II dangkal / superficial (IIA): kerusakan mengenai


bagian epidermis dan Lapisan atas dari corium / dermis.
2. Derajat II dalam / deep (IIB ): kerusakan mengenai hampir
seluruh bagian dermis dan sisa –sisa jaringan epitel tinggal
sedikit. (Noer, 2006).
Luka bakar derajat III : Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan
lapisan yang lebih dalam sampai mencapai jaringan subcutan ,otot
dan tulang, organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa
elemen epitel, tidak dijumpai bulla, kulit terbakar berwarna abu-abu
dan lebih pucat sampai berwarna hitam kering.
Fase luka bakar
1. Fase Akut /fase syok / fase awal : Fase ini dimulai saat kejadian sampai
penderita mendapat perawatan di Unit Gawat darurat, pada fase ini
penderita mengalami ancaman ganguan airway (jalan nafas), breathing
(mekanisme bernafas) dan gangguan circulation.
2. Fase sub Akut: Fase ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau paska
syok. Masalah yang umum dijumpai pada fase ini adalah entitas klinis yang
disebut Sistim inflamamatory Response Syndrome (SIRS), yang diikuti Multi
Organ Dysfunction Syndrome (MODS).
3. Fase Lanjut : Penderita sudah di nyatakan sembuh, tetapi masih tetap di
pantau melalui rawat jalan.
Luas luka bakar
Anggota Tubuh Prosentasi
 
Kepala dan leher 9%
Lengan 18%
Badan Depan 18%
Badan Belakang 18%
Tungkai 36%
Genetalia/ Perineum 1%
TOTAL : 100%

(Noer,et al, 2006).


Peatalaksanaan Luka Bakar

Penanganan Triage
Penangganan di Ruang
Emergency
Penanganan di Unit Luka
Bakar
Pemberian Antibiotika
Penyembuhan Luka Bakar
Menurut Syamsul hidayat dan Jong (2005), proses
penyembuhan luka bakar terbagi dalam tiga fase yaitu fase
inflamasi, fase proliferasi, fase proliferasi, dan fase maturasi.
(Syamsul hidayat dan Jong, 2005),
ASUHAN KEPERAWATAN LUKA
BAKAR
Pengkajian

Identifikasi Pasien: Yang perlu dikaji adalah nama, umur, jenis kelamin,suku
bangsa, agama, pekerjaan, alamat, tanggal MRS, diagnose medis. (Eviana S
Tambunan, 2012)
Keluhan Utama: Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka
bakar (Combustio) adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena
iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan
paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam /
hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan karena pelebaran
pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila
edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru. (Eviana S
Tambunan, 2012)
Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit Sekarang: Perlu diketahui mengenai tanggal, jam dan
penyebab luka bakar, pada pasien luka bakar derajat-derajat kerusakan
jaringan kulit sampai dermis dengan keluhan nyeri yang hebat yang terus,
menerus pada luka, perasaan panas dan haus dapat menggunakan aktivitas
sehari-hari. (Eviana S Tambunan, 2012)
Riwayat Penyakit Dahulu: Perlu dikaji tentang riwayat penyakit yang dahulu
dan pasien yaitu seperti penyakit jantung karena pada pasien luka bakar
dengan kelainan jantung memerlukan tindakan khusus seperti resusitasi
selain itu penyakit jantung perlu dikaji riwayat penyakit diabetes militus,
karena pasien diabetes militus dengan luka bakar akan mengakibatkan luka
memerlukan perawatan yang lebih lama, penyakit-penyakit syaraf seperti
epilepsi, juga memrlukan perawatan atau penatalaksanaan khusus pada
pasien luka bakar. (Eviana S Tambunan, 2012)
Riwayat Penyakit Keluarga : Merupakan gambaran keadaan kesehatan
keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi :
jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan,
tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan
penyakit turunan. (Eviana S Tambunan, 2012)
Pola Fungsi Kesehatan

Pola Presepsi dan Tata Laksanaan Kesehatan


Pola Nutrisi dan Metabolisme
Pola Eliminasi
Pola Aktivitas LatihanPola Istirahat Tidur
Pola Presepsi Sensorik dan Penegtahuan
Pola Presepsi dan Konsep Diri
Pola Hubungan dan PeranPola Seksual dan Reproduksi
Pola Penangulanggan
Pola Keyakinan dan Tata Nilai
Pemeriksaan Fisik Integument

Pada luka bakar derajat 1 kerusakan terbatas pada lapisan epidermis


dan superficial. Kulit kering, hiperemik berupa eritem. Nyeri karena
ujung – ujung saraf sensorik teriritasi. (Eviana S Tambunan, 2012)
Pada luka bakar derajat II: Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudat, dijumpai bulae,
nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. Dasar luka berwarna
merah atau pucat, sering terletak lebihh tinggi diatas kulit normal.
(Eviana S Tambunan, 2012)
LANJUTAN
Pada luka bakar derajat III: Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis
dan lapisan yang lebih dalam. Organ-organ kulit sepeti folikel
rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengelami kerusakan.
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, karena kering
letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. Terjadi koagulasi
protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-
ujung saraf sensorik mengalami kerusakan kematian. Penyembuhan
terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar
luka. (Eviana S Tambunan, 2012)
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas b/d nyeri dan edema
2. Penurunan curah jantung b/d perubahan frekuensi jantung
3. Kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif akibat
evaporasi dari daerah luka bakar
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d
ketidakmampuan untuk mencerna makanan
5. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d (Gejala Terkait Penyakit) cedera
jaringan dan saraf
6. Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia
7. Intoleran aktivitas b/d tirah baring karena edema luka bakar, rasa
nyeri dan kontraktur persendian
8. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal b/d penurunan frekuensi urin
9. Risiko infeksi b/d luas luka bakar (Nanda 2012-2014, Brunner &
Suddarth dkk, 2002)
Intervensi Keperawatan

Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan integritas kulit b/d luka bakar karena zat kimia. (NANDA 2012-2014)
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien
dengan kerusakan integritas kulit dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Kriteria Hasil:
Integritas kulit yang baik dapat dipertahankan (Sensasi, Elastisitas, temperature, hidrasi,
pigmentasi)
Menunjukan perfusi jaringan: perifer, ditandai dengan indikator berikut 1-5 (Ekstrem, berat,
sedang, ringan atau tidak ada)
Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencega terjadinya cedera berulang.
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan alami. (Judith
M. Wilkinson, 2007)
Intervensi Keperawatan
Observasi luka: lokasi, dimensi, kedalaman luka, karakteristik, warna,
cairan, granulasi, jaringan nekrotik, tanda-tanda infeksi lokal, formasi
traktus
Rasional: Dengan selalu mengobservasi luka dapat diketahui tingkat
keparahan luka dan bagaimana proses penigkatan kesembuhan pada
luka
Lakukan teknik perawatan luka dengan steril
Rasional: Dengan teknik perawatan luka yang steril tidak akan
menambah besar luka dan timbulnya bakteri yang ditimbulkan Karena
perawatan
LANJUTAN
Ajarkan pada keluarga tentang luka dan perawatan luka
Rasional: Agar pasien dan keluarga dapat mengetahui bagaimana
perawatan yang baik dan benar yang seharusnya diterapkan
Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik seperti
antibiotik sistemik, antibiotik profilaksis, antibiotic terapeutik
Rasional: Dengan pemberian antibiotic sesuai dengan dosis yang
dianjurkan dokter maka luka akan perlahan-lahan akan membaik.
(Judith M. Wilkinson, 2007)
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai