Anda di halaman 1dari 24

LUKA

BAKAR
PRESENTATION BY KELOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
● AHMAD BAGUS
● AZIMAH
● DIANA SAPUTRI
● FEBY GUNAWAN
● JULIA PUTRI
● MAYA SARI
● NONA DARIANTI
● RENGGI PRANOTO
● SINTYA NOVITA
● VITOCER NOVERIO
DEFINISI LUKA BAKAR
● Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibatlangsung atau ekpose dengan sumber
panas (thermal), kimia, elektrik, danradiasi (joyke, MB, 2015). Luka bakar adalah luka yang
disebabkan olehtrauma panas yang memberikan gejala, tergantung luas dalam dan lokasilukannya
(Tim Bedah, FKUA, 1999). Luka bakar adalah lukayang disebabkanoleh kontak dengan suhu tinggi
seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, danradiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah
(masjoer,2013). Luka bakaradalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas (thermal),
bahankimia, elektrik dan radiasi (suryadi,2016 Dalam Wijaya & Putri, 2013).
● Luka bakar adalah luka yang disebabkan kontak dengan suhu tinggiseperti api, air panas, bahkan
kimia dan radiasi, juga sebab kontak dengan suhurendah yang menyebabkan kerusakan jaringan kulit.
ETIOLOGI
● Luka bakar termal
Agen pencedera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objekpanas, luka bakar api berhubungan dengan
asap/cidera inhalasi (cederaterbakar, kontak dan kobaran api).
● Luka bakar listrik
Cedera listrik yang disebabkan oleh aliran listrik dirumah merupakaninsiden tertinggi pada anak-anak yang masih kecil,
yang seringmemasukkan benda konduktif ke dalam colokan listrik yang menggigit atau menghisap kabel listrik yang
tersambung (Herndon dkk, 2016).Terjadi dari tufe/voltase yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanandan
mengirimkan jalan sedikit tahanan (contoh saraf memberikan tahanankecil dan tulang merupakan tahanan terbesar) dasar
cedera menjadi lebihberat dari cedera yang terlihat
● Luka bakar kimia
Terjadi dari tife/ kandungan agen pencedera, serta konsentrasi dan suhuagend.
● Luka bakar radiasi
Luka bakar bila terpapar pada bahan radioaktif dosis tinggi. (doenges, E.M,2017) & (long, 2016 Dalam Wijaya & Putri,
2013).
PATOFISIOLOGI
● Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energy dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan

melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau

luka bakar kimiawi. Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis, maupun jaringan

sub kutan tergantung factor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas/penyebabnya. Dalamnya luka

bakar akan mempengaruhi keusakan / gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel (Wijaya & Putri, 2013).

● Luka bakar mengakibatkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah sehingga air, natrium, klorida, dan protein

tubuh akan keluar dari dalam sel dan menyebabkan terjadinya edema yang dapat berlanjut pada keadaan

hypovolemia dan hemokonsentrasi (Wijaya & Putri, 2013).


MANISFESTASI KLINIS
Berdasarkan kedalaman luka bakar (Nurarif & Kusuma, 2015: 208):
1) Luka bakar derajat I
a) Kerusakan terjadi pada pada lapisan epidermis
b) Kulit kering, hiperemi berupa eritemac)
c) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
d) Penyambungan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
2) Luka bakar derajat II
a) Bagian Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian demis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
b) Dijumpai bullac
c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi
d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal
e) Kerusakan mengenai superfisial dari dermis
● Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebihdalam.
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjarsebasea mengalami kerusakan
c) Tidak dijumpai bulad) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah
dibanding kulit sekitar
d) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenalsebagai eksar.
e) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensai, oleh karena ujung- ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian)
f) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association Dalam Nurarif & Kusuma, 2015: 208menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori:
1. Luka bakar mayora) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa danlebih dari 20% pada anak-anak.
2. Luka bakar fullthickness lebih dari 20%
3. Terdapat luka bakar pada tangan, muku, mata, telinga, kaki danperiniumd) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri
tanpamemperhitungkan derajat dan luasnya luka.
4. Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi
5. Luka bakar moderata) Luka bakar dengan luas 15- 25% pada orang dewasa dan 10-20%pada anak-anak
6. Luka bakar fullthickness kurang dari 10%
7. Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kakidan perinium.
8. Luka bakar minorLuka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh trofino (1991) dangriglak (1992) adalah:
a) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% untuk anak-anak
b) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%
c) Tidak terdapat luka bakar didaerah wajah, tangan dan kaki
PEMERIKSAAN PENUNJANG

● Laboraturium Hb, Ht, leucosit, Thrombsit, gula darah, elektrolit, kreatinin, ureum, protein, albumin, hapusan luka,
urine lengkap, AGD (bila diperlukan).
● Rontgen : foto thorax
● EKG
● CVP untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada lukabakar lebih dari 30% dewasa dan lebih dari 20%
pada anak-anak (Nurarif& Kusuma, 2015: 208).
PENATALAKSANA

● Pengobatan luka bakar diberikan berdasarkan luas dan beratnya luka bakar serta pertimbangan penyebabnya
Resusitasi cairan penting dalam menangani kehilangan cairan intravascular Oksigen diberikan melalui masker atau
ventilasi buatan Luka bakarnya sendiri dapat di tutupi balutan steril basah atau kering Penambahan obat topkal
dapat juga diindikasikan Luka baka berat memerlukan debridement luka dantranspalasi.
ASUHAN
KEPERAWATAN
LUKA BAKAR
PENGKAJIAN
● Identitas pasien
● Riwayat kesehatan Sekaran
● Sumber kecelakaan
● Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
● Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
● Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
● Keadaan fisik disekitar luka bakar
● Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk ke RS
● Riwayat kesehatan dahulu Penting untuk menentukan apakah pasien mempunyai penyakit yang merubah
kemampuan untuk memenuhi keseimbangan cairan dan daya pertahanan terhadap infeksi (seperti DM,gagal
jantung, sirosis hepatis, gangguan pernafasan).
Pemeriksaan Fisik dan psikososial
1. Aktifitas/ istirahat:Tanda: penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit; gangguan
masa otot, perubahan tonus
2. Sirkulasi:Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% ): hipotensi (syok); penurunan nadi perifer distal pada
ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik);
takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar)
3. Integritas ego:Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Tanda: ansietas, menangis,
ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah
4. EliminasiTanda pengeluaran urine menurun; warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin,
mengidentifikasikan kerusakanotot dalam; diuresis, penurunan bising usus
5. Makanan/minum :Tanda: oedema jaringan umum, anoreksia, mual / muntah
6. Neurosensori:Gejala: area batas, kesemutan Tanda perubahan orientasi, afck, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang
7. Nyeri /keamanan:Gejala : berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secaraeksteren sensitif untuk disentuh;
ditekan; gerakan udara danperubahan suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangatnyer; respon terhadap luka
bakar ketebalan derajat keduatergantung pada keutuhan ujung saraf, luka bakar derajat tiga tidaknyeri
8. PemafasanGejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lamaTanda serak; batuk mengi; partikel karbon dalam
sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi
9. Pemeriksaan diagnostik:
a. LED mengkaji hemokonsentrasi
b. GDA dan sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnyapada cedera inhalasi asap
c. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal
d. Urinalisis menunjukkan mioglobin dan hemokromogenmenandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan
penuhluas
e. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap.
f. Koagulasi memeriksa faktor-faktor pembekuan yang dapatmenurun pada luka bakar masif.
g. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap
DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
NYERI AKUT b.d Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, Gejala dan Minor Subjektif(tidak tersedia)
bahan kimia iritan) dan Agen pencedera fisik (mis., Gejala dan Minor Objektif
terbakar) 1.Tekanan darah meningkat
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif : Mengeluh nyeri 2.pola napas berubah
Gejala dan Tand Mayor Objektif : 3.nafsu makan berubah
1.Tampak meringis 4.proses berpikir terganggu
2.Bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari 5.Menarik diri
nyeri)
3.Gelisah
4.Frekuensi nadi meningkat
5.Sulit tidur
SLKI : Setelah dilakukan Tindakan Observasi
intervensi keperawatan - Identifikasi lokasi, karakteristik, frekuensi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
selama 3X24 jam maka - Identifikasi skala nyeri
tingkat nyeri menurun - Idenfitikasi respon nyeri non verbal
dengan kriteria hasi : - Identifikasi faktor yang memperberat dan menambah nyeri
• Keluhan nyeri menurun - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup-
• Meringis menurun - monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan- monitor efek samping
• Sikap protektif menurun penggunaan analgetic
• Gelisah menurun - Terapeutik
• Kesulitan tidur menurun - Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: Teknik imajinasi
• Frekuensi nadi membaik terbimbing)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitas istirahat dan tidur
- pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
- Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkamenggunakan analgesik secara tepat
- Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, bila perlu.
Gangguan integritas kulit b.d bahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan
kimia iritatif, subu lingkungan yang integritas kulit dan jaringan meningkatDengan kriteria hasil:
ekstrim ( suhu panas) • Kerusakan jaringan menurun
Gejala dan tanda mayor Subjektif : • Kerusakan lapisan kulit menurun
Gejala dan tanda mayor Objektif : • Nyeri menurun
Kerusakan jaringan atau lapisan kulit • Perdarahan menurun
Gejala dan tanda minor Subjektif :- • Kemerahan menurun
Gejala dan tanda minor Objektif : • Hematoma menurun
1. Nyeri
2. Perdarahan
3. Kemerahan
4. Hematoma
Perawatan Integritas Kulit
● Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis: perubahan sirkulasi, perubahan status nutrisi, penurunan
kelembaban, suhu lingkungan ekstrim, penurunan mobilitas)
● Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah
● GAnjurkan meningkatkan asupan nutrisi
● Anjurkan meningkatkan asupan buah dan sayur
Hipovelimia b. d kehilangan cairan aktif Gejala dan Tanda Minor Subjektif
Gejala dan Tanda Mayor Subjektif(tidak tersedia) 1. Merasa lemah
Gejala dan Tanda Mayor Objektif : 2. Mengeluh haus
1. Frekuensi nadi meningkat Gejala dan Tanda Minor Objektif
2. Nadi teraba lemah 3. Pengisian vena menurun
3. Tekanan darah menurun 4. Status mental berubah
4. Tekanan nadi menyempit 5. Suhu tubuh meningkat
5. Turgor kulit menurun 6. Konsentrasi urin meningkat
6. Membran mukosa kering 7. Berat badan turun tiba-tiba
7. Volume urin menurun
8. Hematokrit meningkat
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selamat 3x 24 jam maka diharapkan status cairan membaik dengan kriteria
hasil:
• Kekuatan nasi meningkat
• Turgor kulit meningkat
• Output urine
• Frekuensi nadi membaik
• Tekanan darah membaik
• Tekanan nadi membaik
• Membran mukosa membaik
• Kadar hb membaik
• Intake jaringan membaik
• Suhu tubuh membaik
MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
Tindakan Observasi
- Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun,
tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit
meningkat, haus, lemah)
- Monitor intake dan output cairanTerapeutik
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi
- Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
- Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis. NaCl, RL)
Resiko infeksi d.d ketidakadekuatan Tindakan Observasi
pertahanan tubuh primer ( kerusakan -Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
integritas kulit) Terapeutik
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Batasi jumlah pengunjung
selama 1x24 jam maka diharapkan tingkat - Berikan perawatan kulit pada area luka bakar
infeksi menurun Dengan kriteria hasil : - Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
● Demam menurun lingkungan pasien
• Kemerahan menurun - Pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi
• Nyeri menurun Edukasi
• Bengkak menurun - Jelaskan tanda dan gejala infeksi
• Kadar sel darah putih membaik - Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi-
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Anjurkan meningkatkan asupan cairan
THANKYOU

Anda mungkin juga menyukai