Anda di halaman 1dari 7

KRONOLOGIS PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA

Untuk menyusun secara kronologis proklamasi lebih luas dari pada sejarah
social, misal sejarah daerah anda atau sejarah Indonesia, diperlukan sumber-sumber
yang lebih lengkap, antara lain buku-buku pelajaran sejarah, buku-buku sejarah yang
relevan, esiklopedi, situs di internet, artikel disurat kabar atau majalah, dan bendabenda peninggalan sejarah.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan umat manusia pada setiap
kurun waktu sangat kompleks oleh karena itu, setap peristiwa perlu diklarifikasi
berdasarkan bentuk dan jeni-jenis-jenis peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang
telah diklarifikasi itiu disusun secara kronologis berdasarkan urutan waktu kejadian.
Kronologis Proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai dari Peristiwa Rengas
dengklok sebagai akibat perspektif antara golongan tua dan muda. Kekalahan Jepang
terhadap sekutu belum diumumkan. Namun, telah diketahui pemimpin dalam radio
BBC. Mereka sangat antusias memperjuangkan Indonesia. Walaupun golongan muda
berketetapan hati untuk melaksanakan proklamasi, namun mereka sadar bahwa
kemerdekaan tanpa Soekarno dan Hatta adalah pekerjaan yang sia-sia.
Dalam sebuah rapat di Jl. Pegangsaan Timur No. 13, para pemuda mendesak
agar Soekarno-Hatta bekerja sama dengan Jepang. Golongan tua juga diharapkan
bergabung dengan para pemuda untuk memproklamasikan kemerdekaan. Keputusan
tersebut disampaikan oleh Soekarno Hatta, Darwis dan Wikana.
Setelah Wikana dan Darwis gagal membujuk Soekarno Hatta, para pemuda
segera mengadakan rapat lagi di Jl. Cikini 71 (Asrama Baperpi). Rapat menghasilkan
keputusan, yaitu mengamankan Soekarno Hatta keluar kota agar tidak terpengaruh
Jepang. Sampai terjadi peristiwa Rengasdengklok. Peristiwa Rengasdengklok adalah
pengamanan Soekarno Hatta dari pengaruh Jepang dengan cara menyembunyikan ke
daerah Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat.

Pengamanan dilakukan pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00 WIB selama
satu hari penuh. Rengas dengklok adalah sebuah kota kecil berjarak 15 km dari kota
Cirebon. Namun, Soekarno Hatta tetap tidak melaksanakan Proklamasi Indonesia
sebelum ada pernyataan resmi dari Jepang.
1. Perumusan Teks Proklamasi
Konsep proklamasi kemerdekaan itu pada prinsipnya mengandung 2 pokok
pikiran. Pokok pikiran pertama tentang kemauan Indonesia untuk menentukan
nasibnya sendiri. Pokok pikiran kedua pernyataan pengalihan kekuasaan. Setelah
perumusan selesai atau usul Sukarni teks proklamasi ditandatangani Soekarno Hatta.
Naskah proklamasi diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan. Perubahan
kata tempoh menjadi tempo, kalimat wakil-wakil Indonesia diubah menjadi atas nama
bangsa Indonesia, Djakarta 17-8-1945 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8
tahoen 1945.
Dalam peristiwa perumusan teks proklamasi Drs. Moh. Hatta dan Achmad
Soebardyo memberikan ide-idenya secara lisan. Achmad Soebandrio menyampaikan
kalimat pertama yang berbunyi, Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan Indonesia. Moh. Hatta kemudian menyumbangkan idenya pada kalimat
kedua yang berbunyi Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain
diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Teks proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik segera ditandatangani oleh
Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia, teks akan dibacakan Soekarno Hatta
esok harinya tanggal 17 Agustus 1945.
2. Pembacaan Teks Proklamasi
Hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari bersejarah bangsa
Indonesia karena hari itu dilaksanakan proklamasi Indonesia. Proklamasi akan
dilaksanakan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Walikota Jakarta, Suwiryo
memerintahkan Wilopo untuk mempersiapkan peralatan yang diperlukan. Adapun

Sudiro memerintahkan Suhud menyiapkan tiang bendera. Keamanan dipercayakan


kepada Syodanco Latief Hendraningrat dan Abdurrahman.
Menjelang pukul 10.00 WIB rumah Ir. Soekarno telah dipadati masyarakat
Indonesia.

Pada

pukul

10.00

WIB

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia

dikumandangkan. Setelah pembacaan teks proklamasi dilanjutkan dengan pengibaran


bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Disusul diplomatis
mengumandangkan lagu Indonesia Raya oleh hadirin.
3. Penyebarluasan berita kemerdekaan Indonesia
Teks Proklamasi yang telah diumumkan tanggal 17 Agustus 1945 oleh Sukarno,
beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke Kantor Pusat Pemberitaan
Pemerintah Jepang. yang bernama Domei (Kantor Berita Antara, sekarang) oleh Adam
Malik, Rinto Alwi, Asa Bafaqih, dan P. Lubis. Pada tanggal 17 Agustus 1945 sekitar
pukul 18.30 WIB, wartawan Kantor Berita Domei Syahruddin berhasil masuk ke
gedung siaran Radio Hoso Kanzi (RRI, sekarang) untuk menyerahkan kepada
markonis (petugas telekomunikasi) F. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi secara
berulang-ulang.
Penyebaran berita proklamasi juga dilakukan melalui media surat kabar, seperti
Harian Suara Asia di Surabaya (koran pertama yang menyiarkan proklamasi), dan
Harian Cahaya Bandung. Para pemuda yang berjuang lewat surat kabar antara lain, di
antara mereka yang hadir BM Diah, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa dengan khidmat
mengikuti jalannya upacara Kusumasumatri, Ki Hajar Dewantara, Otto Proklamasi
Kemerdekaan, tampak di barisan Iskandar Dinata, G.S.S.J Ratulangi, Adamdepan dari
kanan ke kiri: Mr. Latuharhary, Malik, Sayuti Melik, Sutan Syahrir,Soewirjo, Ibu
Fatmawati, Dr. Samsi, dan Ny. Madikin Wonohito, Sumanang S.H., ManaiS.K
Trimurti. Di barisan belakang, antara lain tampak Mr. A.G. Pringgodigdo dan Mr.
Sophian, Ali Hasyim, dan sebagainya. Soedjono Penyebaran berita proklamasi juga

Rapat PPKI
1). Penyusunan Pemerintah
Sehari setelah proklamasi, tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan
sidang pleno di Pejambon, Jakarta. Sidang dilaksanakan pada tanggal 18, 19, 22
Agustus 1945 untuk melengkapi susunan lembaga pemerintahan dan negara.
Sidang pertama berlangsung pada tanggal 18 Agustus 1945 dipimpin oleh
Ir. Soekarno selaku ketua PPKI dan Drs. Moh. Hatta selaku wakil ketua PPKI.
Sidang dihadiri oleh 27 orang anggota PPKI. Sidang yang dimulai pukul 11.30
WIB membahas tentang :
a. Penetapan dan pengesahan pembukaan UUD.
b. Penetapan dan pengesahan konstitusi negara.
c. Pemilihan presiden dan wakil presiden.
d. Pembentukan badan pembantu pekerja presiden.
2). Pembagian Wilayah
Sidang dilanjutkan pada tanggal 19 Agustus 1945, yang menghasilkan
keputusan :
a. Menetapkan

12

kementrian

yang

membantu

tugas

Presiden

dalam

pemerintahan.
b. Membagi wilayah RI menjadi 8 provinsi.
c. Agar segera dibentuk tentara kebangsaan.
3). Pembentukan Komite Nasional
Sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 memutuskan untuk membentuk
Komite Nasional. Tetapi dapat dibentuk tanggal 29 Agustus 1945.
4). Pembentukan Alat Kemanan Negara
a. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
Mantan anggota PETA, Heiho, Keisatsuai, Sinendan dan Keibodan.

b. Tentara Keamanan Rakyat (TKR)


Kolonel Sudirman, Panglima Divisi Banyumas sebagai pemimpin tertinggi
TKR.
c. Tentara Republik Indonesia (TRI)
Pada tanggal 1 Januari 1946 TKR menjadi Tentara Keselamatan Rakyat.
d. Tentara Nasional Indonesia
Perundingan
1). Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 10-15 November 1945 di kota
Linggarjati, yang berada di sebelah Selatan Cirebon. Delegasi Indonesia dipimpin
oleh Sutan Syahrir. Delegasi Belanda dipimpin oleh Schermerhorm dan H.J. Van
Mook serta penengahnya dari Inggris, Lord Killearn. Hasil Perundingan
Linggarjati :
a. Pemerintah Belanda mengakui secara de Facto wilayah Republik Indonesia
agar Jawa, Madura dan Sumatera.
b. Belanda dan RI bekerja sama membentuk negara Indonesia Serikat dengan RI
sebagai salah satu negara bagiannya.
c. Negara Indonesia Serikat dan Belanda akan bersatu menjadi Uni Indonesia
Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
2). Perundingan Roem Royen
Dalam perundingan kali ini, delegasi Indonesia diketuai oleh Moh. Roem,
sedangkan Belanda diwakili oleh Van Royen. Pada tanggal 7 Mei 1949 dicapailah
kesepakatan perundingan yang terkenal dengan Roem Royen Statement. Hasil
perundingan akan dilaksanakan di Konferensi Meja Bundar, Den Haag, Belanda.
Tindakan-tindakan Roem Royen adalah :
a. Seluruh tentara Belanda harus segera ditarik dari Yogyakarta.
b. Setelah kota dikosongkan dari tentara Belanda maka pada tanggal 29 Juni 1949
mulai menggantikan memasuki kota.

c. Kota Yogyakarta sepenuhnya dikuasai TNI sehingga presiden dan wakilnya


kembali ke Yogyakarta.
d. Syafrudin Prawiranegara yang memimpin PDRI di Sumatera segera
menyerahkan kekuasaannya kepada presiden.
Pemilu
1). Berbagai peristiwa yang berhubungan dengan Pemilu 1955 di tingkat pusat dan
daerah.
Pada tanggal 29 September 1955 diselenggarakan Pemilihan Umum untuk
memilih anggota DPR, pada tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota
Dewan Konstituante. Pemilu yang pertama terlaksana pada masa Kabinet
Burhanudin Harahap. Jumlah pemilih dalam pemilu pertama sekitar 39 juta orang.
Pemilu yang berhasil dilaksanakan oleh bangsa Indonesia itu akhirnya
memunculkan 4 partai politik sebagai pemenang, yaitu PNI, Masyumi, NU dan
PKI.
Pemilihan umum memilih Dewan Konstituante pada tanggal 15 Desember
1955 dan hasilnya sejajar dengan yang dicapai untuk pemilihan DPR. Pelantikan
anggota DPR hasil pemilu dilakukan pada tanggal 20 Maret 1959, sedangkan
anggota Dewan Konstituante pada tanggal 10 November 1956.
Dekrit Presiden
Dewan konstituante sebagai hasil pemilu segera melaksanakan untuk
membuat UUD baru. Sidang pertama dilakukan pada tanggal 10 November 1956.
Anggota dewan konstituante berasal dari berbagai partai dan berbagai ideologi
yang sulit dipertemukan. Hal ini menyebabkan sidang-sidang Dewan Konstituante
selalu diwarnai perdebatan. Sampai dengan tahun 1958 sidang Dewan Konstituante
tidak menghasilkan keputusan.
Melihat situasi tersebut, Presiden Soekarno mengusulkan agar Dewan
Konstituante menetapkan UUD 1945 menjadi UUD RI yang tetap. Namun, tidak
ada hasilnya. Pada tangal 3 Juni Kepala Staf Letnan Jenderal A.H. Nasution

sebagai penguasa perang pusat melarang kegiatan politik dewan tujuan untuk
menyelamatkan negara dari bahaya. Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit, pada
hari Minggu 5 Juli 1959 dalam sebuah upacara resmi di Istana Merdeka.
Adapun intinya :
a. Pembubaran Dewan Konstituante.
b. Berlakukannya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD 1950.
c. Pembentukan MPRS dan DPAS.

Sumber
Supriana, Nana. 2006. SEJARAH untuk kelas X SMA. Grafindo:Bandung
https://www.academia.edu/13929985/KRONOLOGI_PROKLAMASI_KEMERDEKAAN_IN
DONESIA
http://www.edukasippkn.com/2016/09/kronologis-proklamasikemerdekaan.html

Anda mungkin juga menyukai