SUB TEMA
Berakhirnya perang dunia II
Sistem pemerintahan Indonesia awal kemerdekaan
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan
Lahirnya republik Indonesia Serikat
BERAKHIRNYA
PERANG DUNIA II
PERALIHAN KEKUASAAN
DARI JEPANG KE SEKUTU
Pengeboman terhadap kota Hiroshima (6 Agustus 1945) dan Nagasaki (9 Agustus
1945)
Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat pada Sekutu lewat saluran
radio nasional Jepang
Sebagai pemenang Perang Dunia II, Sekutu memiliki hak atas kekuasaan Jepang di
berbagai wilayah yang pernah dikuasai Jepang dan menganggap Indonesia sedang
dalam masa kekosongan kekuasaan(Vacuum of Power)
Datangnya tentara sekutu di bonceng tentara NICA (Netherlands Indies Civil
Administration) di tiga daerah pemerintahan Jepang yaitu Jakarta, Semarang dan
Surabaya
Alasan Sekutu dan Belanda datang ke Indonesia karena:
1. Belanda, yang masuk kelompok Sekutu, ingin kembali menjajah Indonesia
2. Sebagai pemenang Perang Dunia II Sekutu bertanggung jawab atas wilayah-wilayah
jajahan Jepang termasuk Indonesia
Bagi Sekutu, setelah selesai Perang Dunia II, maka wilayah-wilayah bekas jajahan
Jepang adalah tanggung jawab Sekutu. Sekutu memiliki tanggung jawab, yaitu:
1. Pelucutan senjata tentara Jepang
2. Memulangkan tentara Jepang
3. Melakukan normalisasi kondisi bekas jajahan Jepang
UNSUR TERBENTUKNYA
SEBUAH NEGARA
Unsur terbentuknya negara secara Konstitutif
•Wilayah
•Rakyat atau Penduduk
•Pemerintahan yang berdaulat
Unsur terbentuknya negara secara Deklaratif
De Facto
Suatu bentuk pengakuan suatu Negara terhadap Negara lain yang menyatakan bahwa Negara tersebut sudah memenuhi
syarat syarat terbentuknya Negara seperti adanya wilayah, adanya rakyat dan adanya pemerintahan yang berdaulat
Contoh : Proklamasi 17 Agustus 1945
De Jure
Bentuk pengakuan yang dinyatakan secara resmi oleh Negara lain dengan berdasarkan pada kaidah kaidah yang diatur
dalam hukum internasional terkait keberadaan suatu Negara baru.
Contoh : Penyerahan kekuasan Belanda terhadap Indonesia 27 Desember 1949
SISTEM
PEMERINTAHAN
INDONESIA AWAL
KEMERDEKAAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH
AWAL KEMERDEKAAN
Maklumat Pemerintah 5 Oktober 1945
Perubahan Badan Keamanan Rakyat (BKR) menjadi Tentara Keamanan Rakyat
(TKR)
Dalam perkembangan kemiliteran, setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) dirubah
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian dirubah menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat (TKR), TKR berubah menjadi Tentara Republik Indonesia
(TRI), kemudian berubah lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI)
Maklumat wakil presiden tanggal 16 Oktober 1945
1) KNIP sebelum terbentuk MPR/DPR diserahi kekuasaan legeslatif
2) KNIP ikut menetapkan GBHN
3) Segera dibentuk Badan Pekerja (BP-KNIP) untuk melaksanakan tugas sehari-hari
Maklumat tanggal 3 november 1945
(1) pemerintah menyukai timbulnya partai-partai politik, karena adanya parta-partai
itulah dapat fipimpin ke jalan yang teratur segala aliran paham yang ada dalam
masyrakat
(2) pemerintah berharap supaya partai-partai itu telah tersusun
Pasca dikeluarkannya maklumat tersebut, muncul berbagai partai politik di Indonesia.
Antara lain :
1. Majelis Syura Indonesia (Masyumi) yang dipimpin oleh Sukiman Wirsosanjoyo
2. Partai Komunis Indonesia (PKI) yang didirikan oleh Moh Jusuf
3. Partai Buruh Indonesia (PBI) yang dipimpin oleh Njono
4. Partai Rakyat Jelata dipimpin oleh Sutan Dewanis
5. Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang dipimpin oleh Probowinoto
6. Partai Sosialis Indonesia (PSI) yang dipimpin oleh Amir Syarifudin
7. Partai Rakyat Sosialis (PRS) yang dipimpin oleh Sutan Syahrir
8. Partai Katholik Republik Indonesia (PKRI) yang dipimpin oleh I.J Kasimo
9. Partai Rakyat Marhein Indonesia (Permai) yang dipimpin oleh J.B Assa
10. Partai Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Sidik Djojosukarto
Maklmuat 14 November 1945
Maklumat ini berisi mengenai perubahan tata pemerintahan Indonesia, dari yang
menganut sistem pamerintahan presidensil berganti menjadi sistem pemerintahan
parlementer. Pemerintahan Presidensil dianggap sebagai pemerintahan yang otoriter
dikarenakan kekuasaan presiden yang tidak terbatas, pemerintahan parlementer
dianggap sebagai pemerintahan yang lebih demokratis
Pemerintahan parlementer disini adalah adanya pembagian kekausaan antara kepala
negara dan kepala pemerintahan. Kepala negara Indonesia saat itu adalah presiden
Soekarno. Sedangkan untuk kepala pemerintahan dikepalai oleh seorang perdana
menteri. Tanggung jawab jalannya pemerintahan ditangan oleh perdana menteri.
Presiden sebagai simbol pemersatu bangsa. Kalau ada perdana menteri yang gagal
menjalankan tugasnya, kemudian presiden menunjuk tim formatur untuk membentuk
pemerintahan yang baru.
Perdana menteri yang pernah menjabat selama perang kemerdekaan (1945-1949)
antara lain: Sutan Syahrir, Amir Syarifudin, dan Moh Hatta
DEMOKRASI AWAL
KEMERDEKAAN
Sutan Sjahrir 14 November 1945 – 3 Juli 1947
Kebijakan utama masa kabinet SJahrir, yaitu:
1. Menyempurkan susunan pemerintahan daerah berdasarkan kedaulatan rakyat.
2. Mencapai koordinasi segala tenaga rakyat di dalam usaha menegakkan negara RI
serta pembangunan masyarakat yang berdasarkan keadilan dan kemanusiaan.
3. Berusaha untuk memperbaiki kemakmuran rakyat diantaranya dengan jalan
pembagian makanan.
4. Berusaha mempercepat penuntasan perihal Oeang Republik Indonesia (ORI)
Amir Sjarifuddin 3 Juli 1947-29 Januari 1948
Perundingan resmi digelar di atas kapal angkut Amerika Serikat bernama Renville
yang berlabuh di lepas pantai Jakarta pada 8 Desember. Seperti yang dilakukan
Sjahrir semasa menjabat pimpinan pemerintahan, Amir mengetuai delegasi
perundingan dari pihak Indonesia. Adapun pihak Belanda dipimpin oleh Kolonel
KNIL bernama Abdulkadir Wijoyoatmojo.
Mohammad Hatta 29 Januari 1948 sampai 4 Agustus 1949
Kebijakan pokok masa Kabinet Hatta yaitu:
1. Menyelesaikan konflik Indonesia -Belanda lewat kesepakatan Renville
2. Usaha mempertahankan RI diubah menjadi bentuk NIS (Negara Indonesia
Serikat)
3. Rasionalisasi kedalam karena perlunya penyaluran tenaga kerja produktif ke
bidang masing-masing
4. Rasionalisasi angkatan perang yang terbilang melebihi standar dari jumlah yang
diperlukan
PERJUANGAN
MEMPERTAHANKAN
KEMERDEKAAN
INDONESIA
PEMBAGIAN JENIS
PERJUANGAN
Perjuangan fisik Perjuangan diplomatik