Anda di halaman 1dari 18

7 Prinsip-Prinsip Demokrasi dan

Penjelasannya Lengkap
Prinsip Prinsip Demokrasi - Prinsip merupakan kaidah atau ketentuan dasar yang harus
dipegang dan ditaati. Prinsip demokrasi adalah beberapa kaidah dasar yang harus ada dan
ditaati oleh negara penganut pemerintahan demokratis. Adapun prinsip-prinsip demokrasi
tersebut sebagai berikut:

Prinsip-prinsip Demokrasi

1. Negara Berdasarkan Konstitusi

Pengertian negara demokratis adalah negara yang pemerintah dan warganya menjadikan
konstitusi sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi
dapat diartikan sebagai undang-undang dasar atau seluruh peraturan hukum yang berlaku di
sebuah negara. Sebagai prinsip demokrasi, keberadaan konstitusi sangat penting sebab dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Konstitusi berfungsi untuk membatasi wewenang
penguasa atau pemerintah serta menjamin hak rakyat. Dengan demikian, penguasa atau
pemerintah tidak akan bertindak sewenang-wenang kepada rakyatnya dan rakyat tidak akan
bertindak anarki dalam menggunakan hak dan pemenuhan kewajibannya.

2. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia mencakup hak untuk hidup,
kebebasan memeluk agama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,
serta hak-hak lain sesuai ketentuan undang-undang. Perlindungan terhadap HAM merupakan
salah satu prinsip negara demokrasi karena perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya
merupakan bagian dari pembangunan negara yang demokratis.

3. Kebebasan Berserikat dan Mengeluarkan Pendapat

Salah satu prinsip demokrasi adalah mengakui dan memberikan kebebasan setiap orang untuk
berserikat atau membentuk organisasi. Setiap orang boleh berkumpul dan membentuk
identitas dengan organisasi yang ia dirikan. Melalui organisasi tersebut setiap orang dapat
memperjuangkan hak sekaligus memenuhi kewajibannya. Sejarah demokrasi memberikan
kesempatan kepada setiap orang untuk berpikir dan menggunakan hati nurani serta
menyampaikan pendapat dengan cara yang baik. Paham demokrasi tidak membatasi
seseorang untuk berpendapat, tetapi mengatur penyampaian pendapat dengan cara bijak.

4. Pergantian Kekuasaan Secara Berkala

Gagasan tentang perlunya pembatasan kekuasaan dalam prinsip demokrasi dicetuskan oleh
Lord Acton (seorang ahli sejarah Inggris). Lord Acton menyatakan bahwa pemerintahan yang
diselenggarakan manusia penuh dengan kelemahan. Pendapatnya yang cukup terkenal adalah
"ower tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely". Manusia yang mempunyai
kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan, tetapi manusia yang memiliki
kekuasaan tidak terbatas pasti akan menyalahgunakannya.

Pergantian kekuasaan secara berkala bertujuan untuk membatasi kekuasaan atau kewenangan
penguasa. Pergantian kekuasaan secara berkala dapat meminimalisasi penyelewengan dalam
pemerintahan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pergantian seorang kepala negara atau
kepala daerah dapat dilakukan dengan mekanisme pemilihan umum yang jujur dan adil.
5. Adanya Peradilan Bebas dan Tidak Memihak

Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan bebas dari campur tangan pihak
lain termasuk tangan penguasa. Pengadilan bebas merupakan prinsip demokrasi yang mutlak
diperlukan agar aturan hukum dapat ditegakkan dengan baik. Para hakim memiliki
kesempatan dan kebebasan untuk menemukan kebenaran dan memberlakukan hukum tanpa
pandang bulu. Apabila peradilan tidak lagi bebas untuk menegakkan hukum dapat dipastikan
hukum tidak akan tegak akibat intervensi atau campur tangan pihak di luar hukum oleh
karena itu, peradilan yang bebas dari campur tangan pihak lain menjadi salah satu prinsip
demokrasi.

Peradilan tidak memihak artinya peradilan yang tidak condong kepada salah satu pihak yang
bersengketa di muka persidangan. Posisi netral sangat dibutuhkan untuk melihat masalah
secara jernih dan tepat Kejernihan pemahaman tersebut akan membantu hakim menemukan
kebenaran yang sebenar-benarnya Selanjutnya, hakim dapat mempertimbangkan keadaan
yang ada dan menerapkan hukum dengan adil bagi pihak beperkara.

6. Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan Setiap Warga Negara di


Depan Hukum

Hukum merupakan instrumen untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu,
pelaksanaan kaidah hukum tidak boleh berat sebelah atau pandang bulu. Setiap perbuatan
melawan hukum harus ditindak secara tegas. Persamaan kedudukan warga negara di depan
hukum akan memunculkan wibawa hukum. Saat hukum memiliki wibawa, hukum tersebut
akan ditaati oleh setiap warga negara.
7. Jaminan Kebebasan Pers

Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam prinsip prinsip demokrasi. Pers
yang bebas dapat menjadi media bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi serta
memberikan kritikan dan masukan kepada pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik. Di
sisi lain, pers juga menjadi sarana sosialisasi program-program yang dibuat pemerintah.
Melalui pers diharapkan dapat terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah masyarakat.

referendum/re·fe·ren·dum/ /réferéndum/ n penyerahan suatu masalah kepada orang banyak


supaya mereka yang menentukannya (jadi, tidak diputuskan oleh rapat atau oleh parlemen);
penyerahan suatu persoalan supaya diputuskan dengan pemungutan suara umum (semua
anggota suatu perkumpulan atau segenap rakyat): akan diadakan -- di daerah jajahan itu
bulan Maret yang akan datang;
-- fakultatif tidak wajib meminta pendapat rakyat secara langsung (bergantung pada
keputusan penguasa), misalnya dalam penetapan undang-undang;
-- obligator kewajiban meminta pendapat rakyat secara langsung dalam mengubah sesuatu,
misalnya terhadap perubahan konstitusi
Berikut nama-nama susunan Kabinet Kerja Periode 2014-2019:

01. Menteri Sekretaris Negara: M. Pratikno


02. Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas: Andrinof Achir Chaniago

03 Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman: Indroyono Soesilo


04. Menteri Perhubungan: Ignasius Jonan
05. Menteri Kelautan dan Perikanan: Susi Pudjiastuti
06. Menteri Pariwisata: Arief Yahya
07. Menteri ESDM: Sudirman Said
08. Menteri Koordinatot Politik, Hukum dan Keamanan: Laksamana (Purn) Tedjo Edi
Purdjiatno 
09. Menteri Dalam Negeri: Tjahjo Kumala
10. Menteri Luar Negeri: Retno Lestari Priansari Marsudi
11. Menteri Pertahanan: Ryamizard Ryacudu
12. Kementerian Hukum dan HAM: Yasonna H. Laoly
13. Menteri Komunikasi dan Informasi: Rudiantara
14. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi: Yuddy Chrisnandi

15. Menteri Koordinasi Perekonomian: Sofyan Djalil


16. Menteri Keuangan: Bambang Brodjonegoro
17. Menteri BUMN:  Rini M. Soemarno
18. Menteri Koperasi dan UMKM: AAGN Puspayoga
19. Menteri Perindustrian: Saleh Husin
20. Menteri Perdagangan: Rahmat Gobel 
21. Menteri Pertanian: Amran Sulaiman
22. Menteri Ketenagakerjaan: Hanif Dhakiri
23. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat: Basuki Hadimuljono
24. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan: Siti Nurbaya
25. Menteri Agraria dan Tata Ruang: Ferry Musyidan Baldan

26. Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan: Puan Maharani

27. Menteri Agama: Lukman Hakim Saifudin


28. Menteri Kesehatan: Nila F. Moeloek 
29. Menteri Sosial: Khofifah Indar Parawansa
30. Menteri Pemberdayaan Perempuan:  Yohana Yambise
31. Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah: Anies Baswedan
32. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi: M Nasir 
33. Menteri Pemuda dan Olahraga: Imam Nahrawi, politisi profesional
34. Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi: Marwan Jafar

a.       Tugas esensial Adalah tugaas untuk mempertahankan negar a sebagai organisasi politik yang
berdaulat. Tugas ini menjadi tugas negara (memelihara perdmaian, ketertiban, dan ketentraman
dalam negara serta melindungi hak milik dari setiap orang) dan tugaas eksternal (mempertahankan
kemerdekaan negara). Tugas essensial ini sering disebut tugas asli dari negara sebab dimiliki oleh
setiap pemerintah dari negara manapun di dunia. b.      Tugas fakultatif Diselenggarakan oleh negara
untuk  dapat memperbesar kesejahteraan fakir miskin, kesehatan dan pendidikan rakyat.
NORMA
Pengertian norma

Norma adalah sekumpulan perangkat yang mengatur manusia yang dijadikan sebagai pedoman
kehidupan bermasyarakat.

Baca juga : Fungsi Norma

Setelah mengetahui definisi norma, berikut adalah macam-macam norma yang ada dalam
masyarakat.

1. Norma agama

Yang pertama adalah norma agama, norma yang didasarkan pada aturan agama masing-masing
individu yang menganutnya. Norma agama datang dari Tuhan sehingga tidak bisa dibantah oleh
siapapun. Untuk itu semua masyarakat yang tinggal di Indonesia harus mempunyai agama sehingga
bisa menjalankan norma agama dengan baik. Berikut adalah beberapa contoh norma agama yang
berkembang di Indonesia.

 Menjalankan perintah agama dan menjauhi larangan, seperti melakukan beberapa hal
buruk, misalnya berjudi, mabuk, memfitnah orang lain dan masih banyak lainnya.

 Melaksanakan ibadah rutin sebagaimana yang dipertintahkan dalam agama masing-masing.

2. Norma kesopanan

Adapun norma kesopanan yang hidup di masyarakat, sehingga kita bersikap sopan dan santun untuk
menghargai sesama. Berikut adalah contoh norma kesopanan.

 Mengucapkan salam ketika bertemu dengan orang lain dan memberi senyum.

 Berjalan pelan dan menundukkan kepala saat lewat didepan orang tua.

 Membuang sampah pada tempatnya

3. Norma hukum

Selanjutnya ada norma hukum yang dijadikan sebagai pedoman masyarakat dalam menjalankan
hukum yang berlaku, norma hukum bersifat tegas dan memaksa, dimana semua orang harus
mematuhinya tanpa terkecuali.

 Mematuhi aturan lau lintas

 Memnuhi semua persyaratan menjadi pengendara motor atau mobil yang baik

 Mempunyai kartu identitas sebagai salah satu syarat warga negara yang baik

4. Norma kesusilaan
Sedangkan di poin ke empat kita memiliki norma kesusilaan, norma kesusialaan tinggal dimasyarakat
dan bila ada yang melanggar norma ini akan dikucilkan dari masyarakat.

Berikut adalah contoh norma kesusilaan.

 Menghargai dan menghormati hak dan kewajiban orang lain.

 Menghormati mereka yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

 Berkata dan bertindak jujur dalam masyarakat.

5. Norma adat

Dan yang terkhir adalah norma adat, norma yang masih berlaku dimasyarakat mengenai aturan adat
tertentu, berikut adalah contoh norma adat.

 Melakukan upacara adat yang biasa dilakukan.

 Menghargai kegiatan adat yang dijalankan.

Demikian adalah beberapa hal yang berkaitan dengan pengertian, jenis dan contoh norma yang
berlaku di Indonesia. Semua orang tanpa terkecuali harus patuh dan tunduk pada norma demi
keseimbangan kehidupan bermasyarakat.

1. Norma Agama

Norma Agama adalah aturan yang berisi kaidah, perintah, larangan, dan petunjuk yang berasal dari
Tuhan. Norma ini umumnya merupakan suatu kepercayaan dimana kepercayaan tersebut akan
memberikan pedoman hidup pada masing-masing individu. 

Norma ini mengharuskan tiap individu untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dengan cara
menjauhi segala larangan-Nya dan melaksanakan segala perintah-Nya. Jika norma ini dilaksanakan
dengan baik, niscaya orang tersebut akan selamat di dunia dan di akhirat kelak.

Jika norma ini dilanggar, maka sanksinya berupa dosa dan akan dipertanggungjawabkan kelak
setelah meninggal dunia ( sanksi bersifat tidak langsung ). Oleh karena itulah norma ini merupakan
norma tertinggi dari norma lainnya dimana aturan-aturannya bersifat mutlak dan tidak bisa ditawar
atau diganggu gugat. 

Norma agama juga menjadi landasan bagi norma lainnya karena jika seseorang patuh terhadap
agama maka secara langsung atau tidak langsung akan patuh juga terhadap norma lainnya. 
Sebagai contoh, jika seseorang melakukan perbuatan maksiat yang tidak dianjurkan agama ( misal
mencuri ) maka hati nuraninya ikut merasa bersalah bahkan ada perang batin di dalam dirinya. Beda
lagi dengan seseorang yang selalu melaksanakan perintah-Nya dengan baik ( misal menolong sesama
) maka hati nuraninya akan menjadi lebih tentram, damai, dan bahagia.

Contoh norma agama dalam kehidupan sehari-hari :

~ Menjauhi larangan :

1. Tidak meminum minuman keras

2. Tidak berzinah dan berselingkuh

3. Tidak suka berbohong atau berdusta

4. Tidak melakukan perjudian

5. Tidak membunuh atau menganiaya seseorang

~ Melaksanakan perintah :

1. Beramal, bersedekah dan bersodakoh

2. Selalu berbakti kepada kedua orang tua

3. Selalu berbuat baik kepada siapa saja

4. Menolong sesama manusia yang sedang membutuhkan

5. Menghormati dan menghargai orang lain

Semua norma agama mengandung perintah atau larangan dari Yang Maha Kuasa sehingga
mengandung petunjuk untuk melakukan hal-hal yang baik. Jangan heran jika perilaku yang
menunjukkan norma agama juga dapat menunjukkan perilaku terhadap norma lainnya.

2. Norma kesusilaan ( asusila)

Norma kesusilaan ( asusila) adalah aturan tingkah laku manusia yang berasal dari suara hati, dimana
hati nurani mengatur tentang baik dan buruknya suatu perbuatan. Norma ini akan menunjukkan
kualitas pribadi seseorang. 

Mengapa demikian ? 
Manusia yang punya kepribadian baik relatif lebih peka untuk menilai baik dan buruknya sesuatu.
Beda dengan manusia yang kepribadiannya kurang baik, tentu akan sulit untuk membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk.

Jika seseorang dapat menilai baik dan buruknya perbuatan, maka norma ini akan dengan mudah
memberikan petunjuk  tentang cara untuk bertingkah laku memutuskan hal yang harus dilakukan,
dijauhi, dan ditentang.

Setiap orang di dunia ini tentu memiliki hati nurani, maka norma ini ada dalam setiap orang di dunia.
Dengan adanya norma kesusilaan, masing-masing orang dapat memiliki pedoman hidup untuk
membedakan baik dan buruknya perbuatan dan menjadikan seseorang mempunyai sifat kesusilaan
yang tinggi sesuai nilai kemanusiaan agar menjadi pribadi yang sempurna.

Pelanggaran norma ini akan dikenai sanksi berupa perang batin, kegelisahan, bahkan penyesalan
atas apa yang telah diperbuat karena telah menentang hati nurani.

Contoh norma kesusilaan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Selalu bersikap jujur dalam perkataan, tindakan, dan perbuatan.

2. Tidak memfitnah atau mencemarkan nama baik seseorang.

3. Tidak menghina dan merendahkan orang lain.

4. Peduli terhadap sesama dengan memberi berbagai bantuan.

5. Bersikap adil dan bijaksana di lingkungan masyarakat.

3. Norma Kesopanan

Norma Kesopanan adalah aturan-aturan atau kaidah yang terdapat di dalam suatu masyarakat dan
timbul karena sikap saling menghormati antar sesama manusia.

Di tiap daerah di dunia ini tentu memiliki adat yang berbeda-beda. Mengapa hal itu terjadi ? Ini
disebabkan karena di setiap daerah menentukan peraturannya sendiri tentang hal-hal yang dianggap
sopan dan dirasa boleh/baik untuk dilakukan serta hal yang kurang baik untuk dihindari.

Norma kesopanan memiliki patokan atau ukuran yang berbeda-beda di setiap daerah, sehingga tiap
masyarakat memiliki patokan mengenai apa yang harus dilakukan, dihindari, dan ditentang.
Tujuan utama norma kesopanan adalah untuk menciptakan sifat saling menghargai dan
menghormati antar individu. Norma ini juga diciptakan demi lahirnya keharmonisan, ketentraman,
dan ketertiban di dalam masyarakat.

Contoh norma kesopanan dalam kehidupan sehari-hari :

1. Tidak melakukan perbuatan zinah yang dapat mencemarkan nama baik diri sendiri dan
orang banyak.

2. Ramah dan tidak sombong di lingkungan masyarakat.

3. Menerima sesuatu dan makan dengan tangan kanan.

4. Tidak menyela atau memotong pembicaraan orang lain.

5. Tidak meludah, buang samapah atau kencing sembarangan.

6. Tidak berkata kotor dan berbicara secara kasar.

7. Mengucapkan salam ketika masuk ke rumah orang lain.

8. Menghormati dan menghargai orang lain, terutama kepada orang yang lebih tua.

9. Tidak menghina atau mencela orang lain baik secara terang-terangan maupun sembunyi-
sembunyi.

10. Mempersilahkan orang yang lebih tua, ibu-ibu atau wanita untuk duduk ketika di dalam
angkutan umum ( seperti bus atau kereta )

4. Norma Hukum

Norma Hukum adalah norma yang secara jelas yang ditetapkan dan diberlakukan oleh suatu negara.
Norma ini dibuat karena norma lainnya ( norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan ) belum
mampu menciptakan atau menjaga ketertiban dan kedamaian di dalam masyarakat.

Contoh norma hukum dalam kehidupan sehari-hari :

1. Tidak melanggar tata tertib berlalu lintas.

2. Tidak membuat kericuhan, merusak fasilitas negara, dan atau mengganggu ketertiban
umum.

3. Tidak membunuh atau menghilangkan nyawa seseorang karena melanggar Pasal 338 KUHP.

4. Tidak melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme.

5. Tidak mencuri hak milik orang lain karena melanggar Pasal 362 KUHP.

6. Tidak melakukan tindak kekerasan dan penganiayaan.


PERBEDAAN IDEOLOGI
PERBEDAANIDEOLOGI

Perbedaan Pancasila dan Ideologi Lain Di dunia , terdapat 2 ideologi yang terkenal , yaitu
ideology Liberalisme dan ideology Sosialisme . adapun Negara-negara yang menganuti deology
Liberalisme dan ideology Sosialisme.

 Negara yang menganut ideology Liberalisme adalah Negara-Negara bagian Barat seperti , Amerika
serikatdan Negara-Negara Eropa seperti , Inggris , Belanda ,Spanyol , Italia dll .Sedangkan , Negara
yang menganut ideology Sosialisme adalah Uni Soviet ( sekarang Rusia ) , Cina , Korea Utara,
Vietnam .

1.      Ideologi Liberalisme

1.      Negara sebagai penjaga malam . Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat
atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tata tertib hukum .

2.      Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan Negara . Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.

3.      Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya .Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama , tetapi bebas juga
tidak beragama.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari:

1.      Seorang warga Negara bebas melakukan hubungan intim dengan syarat mereka telah berumur
18 tahun keatas(karena orang tersebut dianggap sudah dewasa setelah berumur 18 tahun).

2.      Seorang warga Negara di perbolehkan memakai/menyimpan senjata berbahaya seperti pistol
dengan tujuan untuk berjaga jaga/untuk melindungi diri mereka.terkecuali mereka berada di dalam
tempat keramayan seperti di pesawat terbang(bandara),didalam kereta api,dll.

3.      Seorang warganegara bebas untuk berkreasi sesuai dengan kemauan meraka walaupun hal itu
jika di Indonesia tergolong perbuatan yang sangat dilarang, sebagai contoh seseorang membuat
website tentang video2 porno online yang sangat banyak kita temui di situs-situs luar negri seperti
Negara amerika, namun hal tersebut di Negara mereka tidak dilarang karena menurut pandangan
Negara pekerjaan tersebut tidak melanggar undang-undang dan tidak pernah yang merasa rugi
dengan adanya situs tersebut.

2.      Ideologi Sosialisme

1.      Mementingkan kekuasaan dari kepentingan Negara

2.      Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara.

3.      Kebebasan atau kepentingan warga negara dikalahkan untuk kepentingan Negara
4.      Kehidupan agama juga terpisah dengan Negara .warga negara bebas beragama , bebas tidak
beragama dan bebas pula untuk propaganda (anti-agama) .

Contoh dalam kehidupan sehari-hari:

1.      Apabila seorang warga Negara merasa tidak yakin akan semua agama karena mereka lebih
meyakini kepercayaan mereka bebas untuk tidak beragama karena disini Negara tidak mengurus
seorang warga Negara untuk harus memiliki satu agama.

2.      Apabila dalam ada suatu warga Negara yang keadaannya terpuruk karena kemiskinan dan
mereka menderita penyakit parah Negara bisa menolong dengan program berobat gratis tapi Negara
tersebut akan mempertimbangkan apakah ada kepentingan Negara yang lebih dianggap penting
untuk mengeluarkan dana,jika ada maka Negara akan di utamakan terlebih dahulu setelah itu baru
suatu warga Negara.

3.      Ideologi Pancasila

1.      Hubungan antara warga Negara dengan Negara adalah seimbang Artimya, tidak
mengutamakan Negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara.

2.      Kepentingan Negara dan warganegara sama-sama di pentingkan.

3.      Agama erat hubungannya dengan Negara. Setiap warganegara dijamin pula kebebasannya
untuk memilih salah satu agama yang ada dan di akui oleh pemerintah .Setiap orang harus
beragama, tetapi agama yang dipilih di serahkan kepada masing-masing warganegara. Atheis atau
tidak mengaku adanya tuhan tidak diperbolehkan.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari:

1.      Seorang warga Negara di Indonesia harus memiliki agama sesuai dengan agama yang telah di
akui oleh pemerintah.

2.      Setiap warganegara diberikan jaminan keamanan dan hak untuk hidup tentram dengan syarat
setiap warganegara tersebut juga harus memenuhi apa yang telah di programkan atau peraturan-
peraturan pemerintah seperti setiap warganegara wajib untuk membayar pajak bumi dan
bangaunan.

4.      IdeologyLiberalisme

1.      Politik liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham demokrasi dan nasionalisme
atas bangsa-bangsa di dunia. Setiap individu mempunyai hak untuk menjalankan kepentingan yang
diwujudkan dalam sistem demokrasi liberal sehingga melahirkan fungsi parlemen sebagai lembaga
pemerintahan rakyat. Seterusnya, pemilihan umum dilakukan untuk memilih para anggota
parlemen, dan setiap orang berhak memberikan satu suara. Dalam pemilu sering terjadi persaingan
mencari kekuasaan politik. Masuknya seseorang menjadi anggota parlemen otomatis akan
berpengaruh terhadap penetapan undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah kabinet.

2.      Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan paham
nasionalisme yang sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang berpemerintahan sendiri.
Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan nasibnya sendiri.

3.      Dalam bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap individu bebas
memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat berbeda, misalnya situasi pada masa
sebelum terjadinya Reformasi Gereja masyarakat Eropa diwajibkan untuk memeluk agama yang
dianut rajanya. Selain itu, liberalisme di bidang agama ini menghendaki adanya kebebasan berfikir
individu. Artinya, individu mempunyai hak untuk mengungkapkan ekspresinya dan bukan berdasar
atas kehendak gereja. Gejala tersebut pada akhirnya melahirkan Reformasi Gereja yang kemudian
memunculkan agama baru, yaitu Kristen Protestan.

4.      Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa
pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan
hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan
sastrawan tersebut. Demikian artikel yang menjelaskan definisi, ciri-ciri dan perkembangan paham
liberalisme di dunia.

Contoh dalam kehidupan sehari-hari:

1.      Apabila sekumpulan warganegara atau disuatu daerah merasa pemerintahan tidak
memperhatikan mereka maka mereka berhak untuk membentuk suatu Negara baru atau untuk
memisah dengan Negara tersebut dan menyatu dengan Negara lain dengan syarat penduduk di
daerah tersebut menyetujui dan Negara yang akan di jadikan Negara baru mereka juga menerima
mereka.

2.      seorang wartawan/pers bebas memuat suatu berita baik itu berita yang berbau porno maupun
berita-berita yang bohong sebagai contoh di amerik serikat ada seorang yang memuat berita-berita
bohong seperti mengabarkan tentang hidup kembali raja pop dunia yaitu micheal Jackson dan
banyak lagi dimuat hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan dan situs web itu sangat popular
dinegaranya dan bahkan di Indonesia juga sering membuka situs itu dengan tidak disengaja maupun
disengaja dan membaca berita bohong tersebut,namun dalam Negara tersebut tidak pernah
membatasi apa yang mereka muat tersebut.
KONSTITUSI

5. Di Indonesia pernah berlaku 4 UUD

a. UUD 1945 (UUD Proklamasi)

b. UUD Konstitusi RIS

c. UUDS 1950

d. UUD 1945 hasil amandemen

6. .Masa berlakunya konstitusi konstitusi tersebut di atas sebagai berikut

a.    UUD Proklamasi yang dikenal dengan UU 1945 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949

b.    Konstitusi Republik Indonesia Serikat berlakunya 27 Desember 1949-17 Agustus 1950

c.    UUD Sementara 1950 berlakunya 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

d.   UUD 1945 berlakunya 5 Juli 1959 – 11 Maret 1966 –masa Orde Lama

e.    UUD 1945 berlakunya 11 Maret 1966 – 21 Mei 1998 –masa Orde Baru

f.     UUD 1945 hasil amandemen berlakunya 1999 – sekarang

NILAI-NILAI DEMOKRASI
.1. NILAI-NILAI DEMOKRASI Nilai-nilai demokrasi merupakan nilai-nilai yang mutlak diperlukan untuk
mengembangkan pemerintahan yang demokratis. Ketiadaan hal-hal tersebut akan mengakibatkan
dampak yang kentara berupa pemerintahan yang sulit ditegakkan. Diantara yang merupakan nilai-
nilai tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kebebasan :
1.1. Kebebasan Berpendapat
Adalah merupakan hak dan kewajiban bagi tiap warga negara dapat mengutarakan pendapatnya
secara bebas untuk dijamin dalam batang tubuh UUD 1945 pasal 28 dalam undang-undang Nomor
15 Tahun 2005. Menuju masa demokrasi seperti sekarang ini, perubahan-perubahan di segala
bidang sering memunculkan permasalahan baru bagi warga negara atau masyarakat. Apabila
problema tersebut membahayakan, maka warga berhak untuk menyatakan keluhan tersebut baik
secara langsung maupun tidak langsung kepada pemerintah. Hal ini wajib dijamin oleh pemerintah
sebagai wujud dan bentuk kewajiban negara untuk melindungi rakyatnya. Semakin cepat dan efektif
penyelesaiannya, maka kualitas demokrasi pemerintahan tersebut semakin tinggi. Pada orde lama,
kebebasan ini sangat dibatasi. Hanya pendapat yang mendukung pemerintahan yang diterima. Jika
ada pendapat yang bertolak belakang dan mengancam kekuasaan pemerintahan maka dilarang
untuk disalurkan melalui media apapun. Bahkan banyak dari mereka dipaksa mengaku “bersalah”
dan ditempatkan di hotel prodeo. Di masa orde baru, tindakan tersebut berlangsung makin intensif
dan sistematis. Bahkan pemerintahan membentuk badan intelijen khusus untuk memantau dan
mengawasi segala macam gerakan atau pendapat tokoh masyarakat dan segera menindas mereka
bila dianggap membahayakan tanpa memperdulikan hak asasi manusia (HAM). Inilah yang memicu
kematian nilai-nilai demokrasi di Indonesia. Represi terhadap perbedaan pendapat dengan para
eksekutif cukup potensial dalam menghadirkan disintegrasi bangsa. Karena demokrasi mengajarkan
kebebasan berpendapat yang dibatasi oleh kebebasan orang lain. Sehingga segala jenis penindasan
ini harus dijauhkan agar tidak menghalangi demokratisasi dalam tata kehidupan politik Indonesia.
Karenanya, setiap warga berhak memberikan tanggapan dan sikap didalam era keterbukaan ini.

1.2. Kebebasan Berkelompok


Berkelompok merupakan naluri dasar manusia yang tak mungkin diingkari. Kebebasan berkelompok
dalam berorganisasi merupakan nilai dasar demokrasi yang harus diaplikasikan oleh setiap warga
negara. Pada masa modern, kebutuhan seperti ini tumbuh dan berkembang semakin pesat. Semisal
seorang calon presiden tidak mungkin mencalonkan dirinya sendiri kecuali dicalonkan oleh
kelompoknya (partainya). Berkelompok pada masa orde baru sangat dibatasi kebebasannya.
Pembentukan partai selain yang disetujui oleh rezim sangat dilarang pada waktu itu. Kalaupun ada,
maka tidak diperbolehkan berkampanye secara luas sampai ke pelosok daerah. Hanya partai
pemerintah (Golkar) dan militer yang berhak beraktifitas hingga ke desa-desa. Hasilnya,
ketidakadilan semacam ini secara otomatis menguatkan basis Golkar yang merupakan partai
pemerintah. Seiring runtuhnya rezim orde baru, segala bentuk diskriminisasi tersebut ternyata tidak
mampu memusnahkan eksistensi mereka. Golkar menjadi kehilangan banyak pendukung dan
sebaliknya jumlah aktivis partai lain (PPP dan PDI) semakin bertambah dan terus berkembang
menyusul datangnya era reformasi. Demokrasi telah memberikan banyak alternatif pilihan sebagai
bentuk dukungan akan kebebasan berkelompok. Tidak ada suatu keharusan untuk tunduk dan
mengikuti ajakan maupun intimidasi dari pemerintah atau kelompok tertentu. Dan juga tidak ada
rasa takut dalam menyampaikan afiliasinya ke dalam sebuah partai atau kelompoknya selain dari
partai pemerintah.

1.3. Kebebasan Berpartisipasi


Secara umum, negara demokrasi yang berkembang selalu mengharapkan agar jumlah partisipan
dalam pemberian suara pada pemilihan umum dapat mencapai suara sebanyak-banyaknya. Jenis
partisipasi yang pertama ini adalah wujud kebebasan berpartisipasi dalam bidang politik. Oleh
karena pada zaman otoriter, semakin banyak pemilih berarti semakin besar kebanggaan suatu rezim
yang mendapatkan dukungan tersebut. Maka, segala bentuk intimidasi kepada warga negara sering
dijadikan sarana untuk meningkatkan dukungan masyarakat. Tetapi saat memasuki era reformasi,
tidak ditemukan partai politik yang mampu mengumpulkan lebih dari 50 % suara pemilih. Ini
membuktikan bahwa negara Indonesia sedang melangkah ke arah demokrasi yang didalamnya
terdapat jaminan kebebasan berpartisipasi. Hasil positifnya adalah semakin banyak partai yang
mampu mengirimkan wakilnya ke DPR ataupun DPRD. Bentuk partisipasi kedua adalah kontak atau
hubungan dengan pejabat pemerintah. Seorang anggota DPR terpilih belum tentu mampu bekerja
sesuai harapan masyarakat bahkan presiden yang terpilih secara aklamasi terkadang tidak mampu
memenuhi cita-cita masyarakat. Maka, upaya untuk mengontak langsung para pejabat merupakan
kebutuhan yang semakin urgen. Rakyat perlu mengontrol dan mengawasi langsung terhadap segala
kebijakan dan keputusan para legislatif maupun eksekutif. Meski begitu, masih terdapat kendala
utama yakni pendidikan politik kepada masyarakat tentang manfaat partisipasi ini yang belum
ditempuh dengan baik. Karena urgensi mengembangkan tingkat kesadaran ini akan membantu
masyarakat dalam menemukan solusi mengatasi problematika kehidupan yang semakin kompleks.
Melakukan protes terhadap lembaga masyarakat atau pemerintah adalah jenis partisipasi ketiga. Hal
ini merupakan suatu keharusan dalam sebuah negara berdemokrasi yang bertujuan menjadikan
sistem politik dapat bekerja maksimal,. Namun perlu diarahkan dengan baik untuk memperbaiki
kebijakan dari pemerintah maupun swasta. Tidak diperkenankan protes tersebut bertujuan
menciptakan gangguan dan hambatan bagi publik. Merupakan bentuk partisipasi keempat yakni
mencalonkan diri dalam pemilihan jabatan publik sesuai dengan sistem yang berlaku. Hal ini sangat
diperlukan dalam pengembangan nilai-nilai demokrasi. Diharapkan setiap dari mereka akan dapat
bertanggung jawab sepenuhnya bila kelak terpilih dan mau menanggung resiko apabila melakukan
penyimpangan etika pemerintahan.

2. Kesetaraan
Bagi masyarakat heterogen seperti Indonesia, nilai-nilai kesetaraan antar warga sangat fundamental
dan diperlukan bagi pengembangan demokrasi. Kesetaraan yang dimaksud yakni adanya
kesempatan yang sama bagi tiap warga negara untuk menunjukkan potensi mereka. Untuk ini
dibutuhkan usaha keras agar tidak terjadi diskriminisasi kelompok etnis, bahasa, daerah ataupun
agama tertentu demi menjunjung tinggi kesetaraan. Intimidasi pada masa orde baru sangat
menyulitkan untuk mewujudkan suatu kesetaraan. Ketika itu, tidak semua warga berhak dan
berkesempatan yang sama dalam memperoleh keadilan. Dalam segala bidang terjadi pelanggaran
asas kesetaraan yang seharusnya mereka dapat mereka dapatkan secara utuh. Hanya mereka yang
mendukung rezim otoriter tersebut yang akan mendapatkan fasilitas melimpah. Semua bentuk
penolakan perihal kesetaraan ini tentu berseberangan dengan prinsip dan nilai demokrasi. Namun
seiring bangsa ini memasuki era reformasi, nilai-nilai kesetaraan ini perlahan mulai ditegakkan dan
dijunjung tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan bila mampu dipelihara secara
kontinyu akan membawa kepada demokrasi yang sehat dan terbuka bagi perkembangan kesetaraan
di lingkungan masyarakatnya.

3. Kedaulatan Rakyat
Sebagai bagian dari suatu negara, maka setiap warga negara memiliki kedaulatan dalam
pembentukan pemerintahan. Pemerintah itu sendiri sesungguhnya berasal dari rakyat dan harus
bertanggung jawab kepada rakyat. Tidak diperbolehkan para politisi untuk mengabaikan bahkan
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat. Kedaulatan rakyat hanya bisa terlaksana jika para
politisi menyadari tanggung jawabnya. Mayoritas politisi zaman orde baru melupakan asal-usulnya
dan mengabaikan harapan serta tuntutan rakyat. Mereka selalu memanfaatkan rakyat dan
mengeksploitasi mereka demi kepentingan pribadi. Karena itu, dalam rezim demokrasi, para politisi
seharusnya sadar bahwa amanat yang mereka peroleh dari rakyat harus dikembalikan dengan sebaik
mungkin kepada rakyat.

4. Kerjasama
Demokrasi tidak akan berkembang jika setiap orang atau kelompok enggan untuk memunculkan
kesatuan pendapat. Perbedaan dalam berpendapat dapat mendorong tumbuhnya persaingan antar
satu dengan yang lain, namun demokrasi menginginkan tujuan yang bisa disikapi dengan kerjasama
yang baik. Kompetisi menuju sesuatu yang berkualitas mutlak dibutuhkan, di lain sisi untuk
menopang upaya tersebut maka diperlukan kerjasama yang maksimal.

5. Kepercayaan.
Dalam proses pemerintahan, kepercayaan antar kelompok masyarakat merupakan nilai yang
diperlukan untuk meningkatkan sistem demokrasi. Semakin kompleksnya permasalahan suatu
bangsa maka semakin urgen pula penanaman rasa saling percaya di kalangan politisi. Nilai ini juga
dapat memperbanyak relasi sosial dan politik dalam masyarakat serta menghilangkan ketakutan,
kecurigaan dan permusuhan di lingkungan mereka. Akibat dari kepercayaan yang menurun
diantaranya adalah semakin sulitnya pemerintah dalam melaksanakan tugasnya dengan baik
disebabkan ketiadaan dukungan dan kepercayaan dari rakyat. Maka pemerintah diharuskan dapat
memupuk nilai-nilai ini pada dirinya sendiri demi mendapatkan kepercayaan dari masyarakat luas.

II.2. FAKTOR PENDUKUNG NILAI-NILAI DEMOKRASI


1. Pertumbuhan Ekonomi
Kurang berkembangnya nilai demokrasi juga disebabkan perekonomian yang lamban
pertumbuhannya. Robert Dahl berpendapat akan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang
baik adalah faktor dalam meningkatkan nilai-nilai demokrasi. Namun perlu dihindari suatu
ketergantungan rakyat terhadap perekonomian negara agar masyarakat tidak membebani
negara yang telah mempunyai banyak tanggungan dan kewajiban. Pertumbuhan ekonomi di
negara akan menciptakan sektor-sektor perekonomian yang bermacam-macam. Hal ini akan
memunculkan masyarakat yang dapat bebas dari tekanan negara dan tidak terlalu
tergantung pada kontribusi negaranya. Inilah yang akan mendorong perubahan struktur dan
nilai masyarakat pada nilai-nilai demokrasi.

2. Pluralisme

Di dalam masyarakat plural, setiap orang berhak bergabung dengan kelompok yang ada tanpa ada
rintangan maupun hambatan. Masyarakat yang heterogen memberi kebebasan akan munculnya
bentuk-bentuk persaingan maupun konflik antar kelompok. Tetapi, kelompok tersebut harus
mematuhi aturan yang telah diakui secara kolektif dan menerima dengan tangan terbuka. Pluralisme
turut menuntun tiap kelompok masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan daya saing diantara
mereka. Oleh karena itu, pluralisme yang disadari dengan baik oleh masyarakat akan dapat
menghindarkan pecahnya konflik antar kelompok bila terjadi suatu persaingan yang sehat
didalamnya.

2. Keseimbangan Negara Dan Masyarakat


Faktor lain yang menentukan proses demokrasi adalah adanya hubungan baik antara negara
dengan masyarakatnya. Namun umumnya di negara-negara kuat, mayoritas terjadi dominasi
negara terhadap rakyat dan ketundukan serta kepatuhan penuh rakyat kepada negaranya.
Negara kuat juga sering melakukan resepsi terhadap masyarakatnya sehingga cenderung
mengakibatkan nilai demokrasi sulit berkembang. Dalam realita, negara dituntut untuk
menghormati partai politik, badan legislatif, badan eksekutif, media massa, ormas, dan
kelompok lain yang setara. Rakyat juga perlu dihindarkan dari rasa takut dan tertekan ketika
bermasyarakat agar tercipta keseimbangan dan keadilan yang merata antara rakyat dan
negara. Karena itu, demokrasi memerlukan negara yang kuat namun menghormati rakyat
dengan segala kelompoknya. Dan negara yang mampu melindungi serta menopang
rakyatnya lah yang dapat mewujudkan nilai-nilai demokrasi

Anda mungkin juga menyukai