Anda di halaman 1dari 7

Fungsi penempatan perwakilan diplomatik di negara lain untuk Indonesia, Yaitu:

a. Mewakili negara Replubik Indonesia secara keseluruhan di negara penerima atau pada
suatu organisasi internasional.

b. Melindungi kepentingan nasional dan warga negara Indonesia di negara penerima.

c. Melaksanakan pengamatan, penilaian, dan pelaporan.

d. Mempertahankan kebebasan Indonesia terhadap imperialisme dalam segala bentuk dan


manifestasinya dengan melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.

e. Mengabdi kepada kepentingan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur.

f. Menciptakan persahabatan yang baik antara negara Republik Indonesia dan semua negara
guna menjamin pelaksanaan tugas negara perwakilan diplomatik.

g. Menyelenggarakan urusan pengamanan, penerangan, konsuler protokol, komunikasi,dan


persandian.

h. Menyelenggarakn bimbingan dan pengawasan terhadap warga negara Indonesia yang


berada di wilayah kerjanya.

i. Melaksanakan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, dan urusan


rumah tangga perwakilan diplomatik.

Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa untuk memberi
bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada yang memerlukannya, baik
berupa nasehat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar
pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan
hukum lain untuk kepentigan hukum para pengguna jasanya. Melalui jasa hukum yang
diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan
hukum untuk kepentingan masyarakat pencari keadilan, termasuk usaha
memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental mereka di depan
hukum.
Terjadinya pelanggaran HAM dapat disebabkan oleh kurangnya rasa bertanggung jawab
dan rasa hormat terhadap hak orang lain, juga kurangnya sosialisasi pemerintah kepada
masyarakat tentang HAM dan penegakannya

Menurut UU no. 23, Bank Indonesia merupakan lembaga Negara yang independen dan
bebas dari campur tangan pemerintah Negara, kecuali undang-undang. Bank Indonesia
sebagai lembaga independen ini memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan
moneter dan mengawasi bank-bank lainnya di Indonesia.

Sebagai pemegang kekuasaan moneter, Bank Indonesia memiliki berbagai kewenangan


seperti:

Memperhatikan laju inflasi untuk menetapkan sasaran moneter. Artinya, bahwa


Bank Indonesia mampu meningkatkan atau mengurangi peredaran uang di
Indonesia.
Mengendalikan moneter dengan operasi pasar terbuka
Melakukan diskonto
Menetapkan giro wajib bagi setiap warga Negara
Menerapkan prinsip kehati-hatian dengan cara mengawasi dan mengenakan
sanksi bagi siapapun sesuai dengan ketentuan undang-undang.

(1). Segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Hak : Untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan
Kewajiban : Menjunjung hukum dan pemerintahan.
(2). Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Hak : Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
Kewajiban : Tiap-tiap warga negara wajib mendapatkan pekerjaan yang ada dan mendapatkan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan.
(3). Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Hak : Setiap warga negara berhak ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Kewajiban : Setiap warga negara wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

1. Jelaskan konsep hak asasi, hak warga negara, kewajiban asasi dan kewajiban warga
negara. Uraikan perbedaan dan persamaan konsep-konsep tersebut.

Jawaban :
- Hak adalah hak yang melekat pada diri setiap oarang. Hak asasi sifatnya universal,
tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Hak warga negara dibatasi oleh
status kewarganegarannya. Konsep misalnya hak setiap warga negara untuk menduduki
jabatan dalam Pemerintahan Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara
Indonesia.

- Kewajiban adalah kewajiban dasar setiap orang. Kewajiban asasi terlepas dari
status kewarganegaraan yang memiliki oleh orang tersebut. Kewajiban warga negara
dibatasi oleh status kewarganegaraan seseorang. Konsep misalnya, di Indonesia
menghormati hak hidup merupakan kewajiaban setiap orang terlepas apakah ia warga
negara indonesia atau bukan.

Prinsip demokratis

1. Negara Berdasarkan Konstitusi

Pengertian negara demokratis adalah negara yang pemerintah dan warganya menjadikan
konstitusi sebagai dasar penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Konstitusi dapat
diartikan sebagai undang-undang dasar atau seluruh peraturan hukum yang berlaku di sebuah
negara. Sebagai prinsip demokrasi, keberadaan konstitusi sangat penting sebab dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara. Konstitusi berfungsi untuk membatasi wewenang
penguasa atau pemerintah serta menjamin hak rakyat. Dengan demikian, penguasa atau
pemerintah tidak akan bertindak sewenang-wenang kepada rakyatnya dan rakyat tidak akan
bertindak anarki dalam menggunakan hak dan pemenuhan kewajibannya.

2. Jaminan Perlindungan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia (HAM) adalah hak dasar atau hak pokok yang dimiliki manusia sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia mencakup hak untuk hidup,
kebebasan memeluk agama, kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat, serta
hak-hak lain sesuai ketentuan undang-undang. Perlindungan terhadap HAM merupakan salah
satu prinsip negara demokrasi karena perlindungan terhadap HAM pada hakikatnya merupakan
bagian dari pembangunan negara yang demokratis.
3. Kebebasan Berserikat dan Mengeluarkan Pendapat

Salah satu prinsip demokrasi adalah mengakui dan memberikan kebebasan setiap orang untuk
berserikat atau membentuk organisasi. Setiap orang boleh berkumpul dan membentuk identitas
dengan organisasi yang ia dirikan. Melalui organisasi tersebut setiap orang dapat
memperjuangkan hak sekaligus memenuhi kewajibannya. Sejarah demokrasi memberikan
kesempatan kepada setiap orang untuk berpikir dan menggunakan hati nurani serta
menyampaikan pendapat dengan cara yang baik. Paham demokrasi tidak membatasi seseorang
untuk berpendapat, tetapi mengatur penyampaian pendapat dengan cara bijak.

4. Pergantian Kekuasaan Secara Berkala

Gagasan tentang perlunya pembatasan kekuasaan dalam prinsip demokrasi dicetuskan oleh Lord
Acton (seorang ahli sejarah Inggris). Lord Acton menyatakan bahwa pemerintahan yang
diselenggarakan manusia penuh dengan kelemahan. Pendapatnya yang cukup terkenal adalah
"ower tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely". Manusia yang mempunyai
kekuasaan cenderung untuk menyalahgunakan kekuasaan, tetapi manusia yang memiliki
kekuasaan tidak terbatas pasti akan menyalahgunakannya.

Pergantian kekuasaan secara berkala bertujuan untuk membatasi kekuasaan atau kewenangan
penguasa. Pergantian kekuasaan secara berkala dapat meminimalisasi penyelewengan dalam
pemerintahan seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Pergantian seorang kepala negara atau
kepala daerah dapat dilakukan dengan mekanisme pemilihan umum yang jujur dan adil.

5. Adanya Peradilan Bebas dan Tidak Memihak

Peradilan bebas adalah peradilan yang berdiri sendiri dan bebas dari campur tangan pihak lain
termasuk tangan penguasa. Pengadilan bebas merupakan prinsip demokrasi yang mutlak
diperlukan agar aturan hukum dapat ditegakkan dengan baik. Para hakim memiliki kesempatan
dan kebebasan untuk menemukan kebenaran dan memberlakukan hukum tanpa pandang bulu.
Apabila peradilan tidak lagi bebas untuk menegakkan hukum dapat dipastikan hukum tidak akan
tegak akibat intervensi atau campur tangan pihak di luar hukum oleh karena itu, peradilan yang
bebas dari campur tangan pihak lain menjadi salah satu prinsip demokrasi.

Peradilan tidak memihak artinya peradilan yang tidak condong kepada salah satu pihak yang
bersengketa di muka persidangan. Posisi netral sangat dibutuhkan untuk melihat masalah secara
jernih dan tepat Kejernihan pemahaman tersebut akan membantu hakim menemukan kebenaran
yang sebenar-benarnya Selanjutnya, hakim dapat mempertimbangkan keadaan yang ada dan
menerapkan hukum dengan adil bagi pihak beperkara.

6. Penegakan Hukum dan Persamaan Kedudukan Setiap Warga Negara di


Depan Hukum
Hukum merupakan instrumen untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu,
pelaksanaan kaidah hukum tidak boleh berat sebelah atau pandang bulu. Setiap perbuatan
melawan hukum harus ditindak secara tegas. Persamaan kedudukan warga negara di depan
hukum akan memunculkan wibawa hukum. Saat hukum memiliki wibawa, hukum tersebut akan
ditaati oleh setiap warga negara.

7. Jaminan Kebebasan Pers

Kebebasan pers merupakan salah satu pilar penting dalam prinsip prinsip demokrasi. Pers yang
bebas dapat menjadi media bagi masyarakat untuk menyalurkan aspirasi serta memberikan
kritikan dan masukan kepada pemerintah dalam pembuatan kebijakan publik. Di sisi lain, pers
juga menjadi sarana sosialisasi program-program yang dibuat pemerintah. Melalui pers
diharapkan dapat terjalin komunikasi yang baik antara pemerintah masyarakat.

A. Tahap-tahap pembuatan perjanjian internasional melalui tiga tahapan yaitu:

1) Tahap Perundingan (negotiation)


Pada tahap ini pihak-pihak akan mempertimbangkan terlebih dahulu materi yang hendak
dicantumkan dalam naskah perjanjian. Materi tersebut ditinjau dari sudut pandang politik,
ekonomi maupun keamanan dan juga mempertimbangkan akibat-akibat yang akan muncul
setelah perjanjian disahka. Penunjukkan wakil suatu negara dalam perundingan diserahkan
sepenuhnya kepada negara bersangkutan.

2) Tahap Penandatangan (signature)


Tahap penandatanganan diakhiri dengan penerimaan naskah (adoption of the text) dan
pengesahan (authentication of the text). Apabila koferensi tidak menentukan cara pengesahan
maka pengesahan dapat dilakukan dengan penendatanganan, penandatanganan sementara atau
pembubuhan paraf. Dengan menandatangani suatu naskah perjanjian, berarti suatu negara telah
menyetujui untuk mengikatkan diri pada suatu perjanjian.

3) Tahap Ratifikasi (ratification)


Meskipun delegasi suatu negara telah menandatangani suatu perjanjian internasional, tidak
berarti bahwa negara tersebut secara otomatis terikat pada perjanjian itu. Negara tersebut baru
terikat pada materi/ isi perjanjian setelah naskah tersebut diratifikasi.
1. Apakah Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial

Ciri-Ciri Sistem Pemerintahan Presidensial - Dalam menentukan sistem pemerintahan suatu


negara adalah dengan mengetahui macam-macam karekteristik/ciri-ciri dari seluruh sistem
pemerintahan didunia. seperti halnya ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial yang dapat anda
lihat dibawah ini..

Presiden memangku jabatan sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara


Presiden diangkat melalui pemilu yang dipilih langsung oleh rakyat
Anggota legislatif dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum (pemilu)
Presiden mempunyai hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menterinya baik yang memimpin departemen dan non
departemen
Menteri (kabinet) sebagai pembantu presiden bertanggung jawab terhadap presiden dan
tidak boleh kepada legislatif karena menteri merupakan pembantu presiden
Kekuasaan eksekutif tidakbertanggung jawab oleh kekuasaan legislatif
Kekuasaan eksekutif tidak dapat dijatuhkan oleh legislatif dan sebaliknya

Berikut ini perbedaan-perbedaan antara negara kesatuan dan negara serikat


versi Farof ditinjau dari aspek sosial, politik, ekonomi, budaya, pertahanan,
dan keamanan.

1. Peraturan daerah di negara kesatuan terikat dengan undang-undang dasar.


Sedangkan peraturan negara bagian di negara serikat tidak terikat dengan
undang-undang dasar asalkan tidak bertentangan UUD tersebut.
2. Kedudukan peraturan daerah di bawah undang-undang dasar negara,
sementara peraturan negara bagian merupakan hukum yang berdiri sendiri.
3. Di negara kesatuan, hanya presiden yang memiliki wewenang mengatur
hujan. Lain halnya di negara serikat, presiden bertugas mengatur hukum
negara dan kepala pemerintahan negara bagian berkuasa mengatur hukum di
wilayah bagiannya.
4. Kepala daerah tidak mempunyai hak veto terhadap undang-undang negara.
Sebaliknya kepala negara bagian memiliki hak veto atas undang-undang
negara.
5. Peraturan daerah bisa dihapus oleh pemerintah pusat. Sedangkan peraturan
negara bagian dapat dicabut oleh pemerintah pusat dan perwakilan negara di
pemerintahan pusat.
6. APBN dan APBD pada negara kesatuan tergabung menjadi satu. Sementara
di negara serikat, antara APBD dan APBN terpisah.
7. Penyusunan APBN dan APBD di negara kesatuan dihitung dengan
perbandingan. Di sisi lain, negara serikat menghitung APBN dan APBD
dengan pembagian.
8. Negara kesatuan terbentuk dari gabungan daerah-daerah yang tidak diakui
kedaulatannya. Berbeda dengan negara serikat yang terbentuk dari gabungan
negara-negara bagian yang diakui kedaulatannya.
9. Masing-masing daerah di negara kesatuan dikelola oleh pemerintah pusat.
Tetapi, negara-negara bagian harus mandiri.
10.Keputusan dan peraturan daerah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Sedangkan keputusan pada negara bagian tidak ada hubungannya dengan
pemerintah pusat.
11.Masalah daerah merupakan tanggung jawab bersama. Sebaliknya masalah
negara bagian merupakan tanggung jawab negara bagian tersebut
12.Negara kesatuan hanya mengakui bendera nasional. Sementara di negara
serikat, bendera nasional dan bendera negara bagian memiliki kedudukan
yang sejajar.

Anda mungkin juga menyukai