Anda di halaman 1dari 7

Wawasan Nasional Suatu Bangsa

Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi
dan kondisi geografi negaranya untuk mencapai tujuan nasionalnya.sedangkan wawasan
nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan
berdasarkan pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang
menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan nasionalnya. Dengan demikian wawasan
nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggara kehidupan serta
sebagai rambu-rambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai
cara pandang juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam
segenapaspek kehidupan bangsa dan Negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

1. Teori-Teori Kekuasaan
Wawasan nasional bangsa dibentuk dan dijiwai oleh paham kekuasaan dan paham
geopolitik dan diuraikan sebagai berikut :
a. Paham Kekuasaan
Perumusan wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran
mengenai sejauh mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan
dipertanggungjawabkan. Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat
mendukung rumusan Wawasan Nasional, antara lain :
 Paham Machiavelli (Abad XVII)
Gerakan pembaharuan (renaissance) yang dipicu oleh masuknya ajaran islam di
EropaBarat telah membuka dan mengembangkan cara pandang bangsa-bangsa
Eropa Barat sehingga menghasilakan peradaban barat modern seperti sekarang.
Dari buku tentang politik dengan judul “The Prince”, Machiavelli memberikan
pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar sebuah negara dapat
berdiri kokoh. Didalamnya terkandung beberapa postulat dan cara pandang
bagaimana memelihara kekuasaan politik. Sebuah negara aka bertahan apabila
menerapkan dalil-dalil berikut : Pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut
dan mempertahankan kekuasaan. Kedua, unutk menjaga kekuasaan rezim, politik
adu domba. Ketiga, dalam dunia politik yang kuat pasti akan bertahan dan
menang. Semasa Machiavelli hidup buku yang berjudul “The Price” dilarang
beredar. Tetapi setelah Machiavelli meninggal, bukunya tersebut laku dan
dipelajari oleh orang-orang serta dijadikan pedoman oleh banyak kalangan politisi
dan paara elite politik.

 Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (Abad XVIII)


Napoleon berpendapat bahwa perang dimasa depan akan merupakan perang total
yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional. Dan berpendapat
bahwa kekuasaan politik harus harus didampingi oleh kekuatan logistik dan
ekonomi nasional. Kekuasaan ini juga perlu didukung oleh kondisi sosial budaya
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi demi terbentuknya kekuasaan hankam
untuk menduduki dan menjajah negara disekitar Prancis. Karena itu terjadi invasi
militer besar-besaran Napoleon terhadap negara tetangga dan pada akhirnya ia
tersandung di Rusia. Keiga postulat Machiavelli telah diimplementasikan dengan
sempurna oleh Napoleon dengan sempurna oleh Napoleon, namun menjadi
boomerang bagi dirinya sendiri sehingga pada akhir kariernya ia dibuang ke pulau
Elba.

 Paham Jenderal Clausewitz (Abad XVIII)


Pada era Nepoleon, jenderal Clausewitz sempat diusir oleh tentara Napoleon dari
negaranya sampai ke Rusia. Clausewitz akhirnya bergabung dan menjadi
penasihat militer Staf Umum Tentara Kekaisaran Rusia. Invasi tentara Napoleon
pada akhirnya berhenti di Moskow dan diusir kembali ke Prancis. Setelah Rusia
bebas kembali, Clausewitz diangkat menjadi kepala sekolah staf dan komando
Rusia. Disana ia menulis tentang buku tentang perang berjudul “ Vom Kriege”
menurut Clausewitz, perang adalah kelanjutan politik dengan cara lain. Baginya,
peperangan sah-sah saja untuk mencapi tujuan nasional suatu bangsa. Pemikiran
inilah yang membenarkan Prusia berekspansi sehingga Perang Dunia I dengan
kekalahan dipihak Prusia atau Kekaisaran Jerman.
 Paham Feuerbach dan Hegel
Paham ini menimbulkan dua aliran besar Barat yang berkembang didunia, yaitu
kapitalisme disatu pihak dan komunisme di pihak lain. Paham perdagangan bebas
yang merupakan nenek moyang liberalism sedang marak. Saat itu orang-orang
berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa
besar surplus ekonominya, terutama diukur dengan emas. Paham ini memicu
nafsu kolonialisme negara Eropa Barat dalam mecari emas ketempat lain. Inilah
yang memotivasi Columbus untuk mecari daerah baru, kemudia Magellan, dan
lain-lain. Paham ini pula yang mendorong Belanda untuk melakukan perdagangan
(VOC) dan pada akhirnya menjajah Nusantara selama 3,5 abad.

 Paham Lenin (Abad XIX)


Lenin telah memodifikasi paham Clausewitz. Menurutnya, perang adalah
kelanjutan politik dengan cara kekerasan. Bagi leninisme/komunisme, perang atau
penumpahan darah atau revolusi diseluruh dunia adalah sah dalam kerangka
mengkomuniskan seluruh bangsa didunia. Karena itu, selama perang dingin, baik
Uni soviet maupun RRC berlomba-lomba untuk mengekspor paham komunis ke
seluruh dunia. G.30.S/PKI adalah salah satu komoditi ekspor RRC pada tahun
1965. Sejarah selanjutnya menunjukan bahwa paham komunisme ternyata
berakhir secara tragis seperti runtuhnya Uni Soviet.

 Paham Lucian W. Pye dan Sidney


Dalam buku “Political Culture and Political Development”. Para ahli tersebut
menjelaskan adanya unsure-unsur subyektivitas dan psikologis dalam tatanan
dinamika kehidupan politik suatu bangsa, kemantapan suatu sistem politik dapat
dicapai apabila sistem tersebut berakar pada kebudayaan politik bangsa yang
bersangkutan. Dengan demikian proyeksi eksistensi kebudayaan politik tidak
semata-mata ditentukan oleh kondisi-kondisi obyektif tetapi juga subyektif dan
psikologis.
b. Teori Geopolitik
Geopolitik diartikan sebagai system politik atau peraturan-peraturan dalam wujud
kebijaksanaan dan strategi nasional yang didorong oleh aspirasi nasional geografik
suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan berdampak langsung atau
tidak langsung kepada system politik suatu Negara. Sebaliknya politik Negara itu
secara langsung akan berdampak kepada geografi Negara yang bersangkutan.
Geopolitik bertumpu kepada geografi social, mengeni situasi, kondisi, atau konstelasi
geografi dan segala sesuatu yang dianggap relevan dengan karakterristik geografi
suatu Negara. Aspirasi bangsa ini menjadi dasar wawasan nasional bangsa Indonesia
dalam kaitannya dengan wilayah nusantara. Sedangkan bidang social politis bersifat
imanen dan realistis yang bersipat lebih nyata dan dapat dirasakan. Diindonesia yang
termasuk dalam bidang social politik adalah produk politik yang berupa UUD 1945
dan aturan perundangan lainnya yang mengatur proses pembangunan nasional.
Istilah geopolitik semula diartkan oleh frederich ratzel (1844-1904) sebagai ilmu
bumi politik. Kemudian diperluas oleh Rudolf kjellen (1864-1922) dari swedia dan
karl Haushofer (1869-1964) dari jerman menjadi geographical politic (geopolitik).
Geopolitik memaparkan dasar pertimbangan dalam menentukan alternative kebijakan
nasional untuk mewujutkan tujuan tertentu. Pengertian geopolitik telah diprektekkan
sejak abad XIX, namun pengertian baru tumbuh pada awal abad XX, sebagai ilmu
penyelenggara Negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah geografi
wilyah menjadi tempat tinggal satu bangsa.
 Pandangan Ratzel Dan Kjellen
Frederich ratzel pada akhir abad ke 19 mengembangkan kajian geografi politik
dengan dasar pandangan bahwa Negara adalah mirip organisme (makhluk hidup).
Dia memandang Negara dari sudut konsep ruang. Negara adalah ruang yang
ditempati oleh kelompok masyarakatpolitik (bangsa). Bangsa dan Negara terkait
oleh hukum alam. Disamping itu Rudolf kjellen berpendapat bahwa Negara
adalah organisme yang harus memiliki intelektual. Negara merupakan system
politik yang mencakup geopolitik, ekonomi politik, kratpolitik, dan sosiopolitik.
Dengan melalui pembangunan kekuatan daratan (continental) dan diikuti
pembangunan kekuasaan bahari (maritime) kjellen memperkuat negaranya.
Pandangan ratzel dan kjellen hampir sama, mereka memandang pertumbuhan
Negara mirip dengan pertumbuhan organisme. Oleh karena itu Negara
memerlukan ruang hidup , serta mengenal proses lahir, tumbuh, mempertahankan
hidup, menyusut dan mati. Kemudian mengajukan paham ekspansionisme yang
melahirkan ajaran adu kekuatan ( Power Politics Or Theory Of Power ).

 Pandangan Haushofer
Pandangan Karl Haushofer pada masa itu memarnai geopolitik Nazi Jerman
dibawah pimpinan hittler. Pemikiran Haushofer disamping berisi paham
ekspansionisme juga mengandung ajaran rasialisme, yang mengatakan ras jerman
adalah ras paling unggul yang harus dapat menguasai dunia. Pandangan semacam
ini berkembang dijerman berupa ajaran Hako Ichi yang dilandasi oleh
semangatmiliterisme dan fasisme.
Pokok-pokok pemikiran Haushofer sebagai berikut :
1. Hanya bangsa yang unggul saja yang dapat bertahan hidup dan terus
berkembang sehingga hal ini menuju kearah rasialisme.
2. Kekuasaan imperium daratan yang kompak akan dapat mengejar kekuasaan
imperium maritin untuk menguasai pengawasan dilautan.
3. Beberapa Negara besar didunia akan timbul dan akan menguasai eropa,
semtara jepang akan menguasai asia timur raya.
4. Geopolitik adalah landasan ilmiah bagi tindakan politik untuk
memperjuangakan kelangsungan hidup dan mendapat ruang hidupnya .

 Paham James Burnham


James Burnham adalah seorang pionir dalam pengembangan geopolitik
antikomunisme sebuah aksioma geopolitik bahwa jika ada satu daya berhasil
mengatur [Eurasia] Heartland dan hambatan luar, kekuatan itu pasti akan
menguasai dunia.”
 Sir Halford Mackinder (konsep wawasan benua)
Teori ahli Geopolitik ini menganut “konsep kekuatan”.Ia mencetuskan wawasan
benua yaitu konsep kekuatan di darat. Ajarannya menyatakan ; barang siapa dapat
mengusai “daerah jantung”, yaitu Eropa dan Asia, akan dapat menguasai “pulau
dunia” yaitu Eropa, Asia, Afrika dan akhirnya dapat mengusai dunia.

 Sir Walter Raleigh dan Alferd Thyer Mahan (konsep wawasan bahari)
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai “perdagangan”. Menguasai
perdagangan berarti menguasai “kekayaan dunia” sehinga pada akhirnya
menguasai dunia.

 W.Mitchel, A.Seversky, Giulio Douhet, J.F.C.Fuller (konsep wawasan


dirgantara)
Kekuatan di udara justru yang paling menentukan.Kekuatan di udara mempunyai
daya tangkis terhadap ancaman dan dapat melumpuhkan kekuatan lawan dengan
penghancuran dikandang lawan itu sendiri agar tidak mampu lagi bergerak
menyerang.

 Nicholas J. Spykman
Teori daerah batas (rimland) yaitu teori wawasan kombinasi, yang
menggabungkan kekuatan darat, laut, udara dan dalam pelaksanaannya
disesuaikan dengan keperluan dan kondisi suatu negara.
Geopolitik Bangsa Indonesia
Pandangan geopolitik bangsa Indonesia yang didasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan
kemanusian yang luhr dengan jelas dan tegas tertuang didalam pembukaan UUD 1945. Bangsa
Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, tetapi lebih cinta kemerdekaan. Bangsa Indonesia
menolak segala bentuk penjajahan, karena penjajahan tidak sesuai dengan peri kemanusian dan
peri keadilan. Oleh karena itu bangsa Indonesia menolak paham ekspansionisme dan adu
kekuatan yang berkembang dibarat. Dalam hubungan internasional, bangsa Indonesia berpijak
pada paham nasionalisme yang membentuk suatu wawasan kebangsaan dengan menolak
pandangan chauvisme. Bangsa Indonesia selalu terbuka untuk menjalin kerjasama antar bangsa
yang saling menolong dan saling menguntungkan

Anda mungkin juga menyukai